Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENDAMPINGAN KEGIATAN EVALUASI SISTEM INFORMASI POSYANDU LANSIA BOUGENVILE PADUKUHAN TEGALWARAS, SARIHARJO, KAPANEWON NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA Hendra Rohman; Nur Ismiyati; Iramie Duma Kencana Irianto; Alwhan Nurrochman; Rangga Pramudya Saputra
Prosiding COSECANT : Community Service and Engagement Seminar Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.981 KB) | DOI: 10.25124/cosecant.v2i2.18566

Abstract

Kader posyandu lansia Bougenvile melakukan proses pencatatan data rekam medis pada kertas dan buku. Data tersebut sulit terbaca dan tidak berkesinambungan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih semua kader posyandu dalam mengelola data lansia melalui web browser dan melakukan evaluasi sistem informasi menggunakan metode Human Organization Technology (HOT) Fit Model. Metode pelaksanaan dilakukan melalui analisis kebutuhan sistem informasi, penyuluhan terkait sistem informasi kesehatan elektronik, pelatihan teknis peralatan yang digunakan, pendampingan penggunaan sistem informasi, memantau dan mengevaluasi hasil seluruh kegiatan dengan menganalisis kemampuan penggunaan sistem informasi. Hasilnya, sistem memiliki menu utama yaitu pendaftaran, pemeriksaan, cetak laporan, grafik, restore data, data user, profil saya, materi, kegiatan. Tingkat kepuasan pengguna aplikasi Sipolan secara keseluruhan, 85% responden mengatakan sangat puas, dan 15% responden mengatakan puas dikarenakan kebutuhannya terpenuhi. Evaluasi secara keseluruhan menimbulkan dampak positif karena kualitas sistem yang digunakan dapat menghasilkan ouput informasi yang baik, lengkap dan sesuai kebutuhan. Hal tersebut akan sangat mendukung dalam kualitas pelayanan yang lebih baik kedepannya. Dampak positif lainnya yang sangat berpengaruh bagi pengguna aplikasi Sipolan yaitu meningkatnya kinerja, efisiensi kerja, dan berkurangnya beban kerja pengguna aplikasi SipolanKata Kunci: Evaluasi sistem, HOT Fit, rekam medis elektronik, sistem informasi posyandu
Antibacterial activity of cream, ointment, and emulgel of Ocimum basilicum L. essential oil against Propionibacterium acnes Iramie Duma Kencana Irianto; Ismiyati Ismiyati; Enggar Witaningrum; Elly Nur Ayuningtyas; Meilana Maria Ulfah; Purwanto Purwanto
Majalah Obat Tradisional Vol 28, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.80909

Abstract

Propionibacterium acnes is bacteria that is commonly found on healthy human skin. However, unbalanced hormonal conditions can lead to excessive growth of P. acnes, a bacteria causing acne. Previous research reported that Ocimum basilicum L. essential oil (BEO) has activity against P. acnes. Therefore, this study aims to make BEO into cream, ointment, and emulgel forms to determine its properties and antibacterial activity on those topical drug delivery systems. The preparations consisted of variations in BEO concentrations of 5%; 10%; and 15%. The three preparations were evaluated based on organoleptic, homogeneity, pH value, adhesion, and spreadability. The antibacterial activity test of the three preparations against P. acnes was carried out by the good diffusion method with the observation of the diameter of the inhibition zone (in mm). The produced cream, ointment, and cream had a typical BEO aroma, yellowish white color, and homogeneous. Based on organoleptic consistency, the texture of the thicker and longer adhesion was ointment > emulgel > cream, respectively. The pH value of the topical preparation was 5-6 and easily leveled. Antibacterial activity against P. acnes from the strongest was ointment > cream > emulgel, with a value of 14,30 + 0,30 mm; 10,54 + 0,01 mm; 3,90 + 0,04 mm, respectively.
PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN PENETAPAN CEMARAN BAKTERI PADA IKAN ASIN TERI NASI DI KOTA YOGYAKARTA Amelia Handayani Burhan; Iramie Duma Kencana Irianto; Putri Wijaya; Wiby Maliya Pradah; Afifah Astuti
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i1.1871

Abstract

Kota Yogyakarta adalah kota kuliner yang banyak menggunakan ikan asin teri nasi sebagai bahan pembuatan nasi kucing. Sayangnya, di Indonesia masih banyak ditemukan ikan asin yang mengandung formalin dan tercemar bakteri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi kandungan formalin dan angka lempeng bakteri pada 25 sampel ikan asin teri nasi yang beredar di lima pasar tradisional Kota Yogyakarta. Pengambilan disampel dilakukan di lima pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Sampel tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan tes kit formalin. Sampel positif ditetapkan kadar formalinnya dengan metode asidimetri sedangkan angka cemaran didentififkasi menggunakan metode angka lempeng bakteri. Hasil uji menunjukan bahwa 100 % sampel positif mengandung formalin dan tercemar bakteri. Kadar formalin tertinggi adalah 11,75%, hal ini bertentangan dengan peraturan BPOM bahwa produk makanan tidak boleh mengandung formalin. Hal serupa ditunjukan oleh angka lempeng bakteri yaitu  6,25 × 107 koloni/g. Angka ini berada diatas ambang batas yang diperbolehkan yaitu < 105 koloni/g. Kata kunci : Ikan asin teri nasi, formalin, angka lempeng bakteri
Optimizing apothecary through medicinal plant cultivation and education of elderly posyandu cadres in Tegalwaras Nur Ismiyati; Hendra Rohman; Purwanto Purwanto; Ronggo Nurcahyo; Iramie Duma Kencana Irianto
Community Empowerment Vol 8 No 8 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.9025

Abstract

As people age, the prevalence of degenerative diseases increases. These diseases can reduce the quality of life and often cause fatal effects, and this happens a lot in Tegalwaras hamlet. Treatment with modern medicine sometimes causes problems such as relatively expensive prices and dangerous side effects so alternatives such as herbal medicines are needed. This community service aims to increase the knowledge of Posyandu Lansia cadres in Tegalwaras about herbs as a therapy for degenerative diseases through counseling and planting medicinal plants. The method of implementation is the preparation stage, counseling, planting medicinal plants, monitoring and evaluation. The results of the program showed an increase in knowledge of 50% after the counseling was carried out.
Formulation and Evaluation of Formalin Washer Fluid Preparation from Garlic Peel Waste (Allium sativum L.) Burhan, Amelia Handayani; Irianto, Iramie Duma Kencana; Azizah, Shyella; Puji, Rian
Journal of Fundamental and Applied Pharmaceutical Science Vol 4, No 2 (2024): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jfaps.v4i2.20201

Abstract

Until 2022, there will still be many salted anchovies that contain formalin. This potential danger can be reduced by reducing the levels of formalin that may be contained in salted anchovies before consumption, one of which is by utilizing the saponin content in garlic peel waste. Garlic peel waste powder is proven to be able to reduce formalin levels in salted anchovies by up to 89.12%. However, the use of powder is less practical, and in a certain period, the powder can rot and emit an unpleasant odor. Therefore, an innovation is needed to transform the powder form into a formalin washer fluid. This study aims to determine the effect of garlic peel extract variation on several parameters evaluating the physical properties of formalin washing liquid. The extraction of garlic peel was done using the maceration method and a 70% ethanol solvent. Washing liquids were prepared using glycerin, PEG400, EDTA, and distilled water with varying extract concentrations. Evaluation of physical properties included organoleptic, pH value, specific gravity, viscosity, clarity, and physical stability of formalin washer fluid. The stability test of the physical properties of the sample liquid was carried out using the cycling test method. The samples were kept in storage conditions with extreme temperatures for 3 cycles. In each cycle, the test preparation was stored for 24 hours at 4±2oC and 24 hours at 40±2oC. The formalin washer fluid produced was in the form of a liquid with a weak to pungent garlic aroma, yellow to dark brown in color, homogeneous, clear, and had a pH value of 4. The more extract is used in the formalin washer fluid, the darker the color and the more pungent the garlic aroma will be. Increasing the concentration of garlic peel extract does not affect the pH and clarity of the preparation. The higher the concentration of extract is, the higher the specific gravity and viscosity will be. The selected formula is the formula with a 1% concentration of garlic peel extract.
Aktivitas antibakteri eco-enzyme limbah Citrus sinensis, Musa paradisiaca L. var bluggoe, dan kombinasinya terhadap Staphylococcus aureus Irianto, Iramie Duma Kencana; Purnomo, Krestanto; Amanati, Arfiana; Savila, Dhea; Mardiyaningsih, Ana
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i4.79019

Abstract

Pengendalian penularan COVID-19 pada fase transmisi lokal dapat dilakukan dengan penyemprotan cairan disinfektan. Eco-enzyme memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai disinfektan sehingga dapat menangani masalah pengolahan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari eco-enzyme limbah Citrus sinensis, Musa paradisiaca L. var bluggoe, dan kombinasinya terhadap Staphylococcus aureus. Preparasi eco-enzyme dilakukan dengan mencampur limbah, molase dan air pada perbandingan 3:1:10. Fermentasi dilakukan selama 90 hari. Evaluasi berupa organoleptik, nilai pH, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri. Eco-enzyme yang dihasilkan berwarna coklat tua beraroma khas menyengat dan lebih asam dibanding bahan segarnya. Eco-enzyme C.sinensis mengandung alkaloid, polifenol, flavonoid dan saponin. Eco-enzyme M.paradisiaca var. bluggoe mengandung tanin, polifenol, flavonoid dan saponin. Ketiga eco-enzyme yang dihasilkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Urutan aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dari yang lebih kuat adalah (1) eco-enzyme M.paradisiaca; (2) eco-enzyme C.sinensis; (3) eco-enzyme kombinasi C.sinensis dan M.paradisiaca var. bluggoe.
Aktivitas Antibakteri Daun Polyscias scutellaria, Carica papaya, dan Kombinasinya terhadap Propionibacterium acnes Mardiyaningsih, Ana; Ismiyati, Nur; Hariyanti, Laras; Irianto, Iramie Duma Kencana; Zaenirohmah, Rizqi Rochim
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.79184

Abstract

Propionibacterium acnes merupakan salah satu jenis bakteri penyebab jerawat. Bakteri initumbuh pada kondisi anaerob dan lipofilik di daerah pori-pori kulit yang tertutup oleh sel kulit mati dan asam lemak. Kondisi tersebut dipicu oleh ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan peningkatan produksi sebum yang disertai hiperkeratinisasi. Klindamisin merupakan antibiotik yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri P.acnes, namun penggunaannya dalam jangka waktu lama dapat memicu resistensi dan membunuh mikroba baik pada kulit. Alternatif pengobatan jerawat yang aman dan efektif dapat dilakukan melalui pengembangan ekstrak dari P. scutellaria maupun C.papaya, yang berdasar penelitian sebelumnya menunjukkan potensi antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak heksan daun P.scutellaria, C.papaya serta kombinasinya terhadap P.acnes. Bahan yang diteliti adalah daun P.scutellaria dan C.papaya. Preparasi ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksan. Evaluasi ekstrak meliputi organoleptik, rendemen, susut pengeringan dan analisis kualitatif dengan KLT. Uji aktivitas antibakteri terhadap P.acnes ATCC6919 menggunakan metode difusi cakram dengan kontrol negatif DMSO, dan kontrol positif klindamisin. Ekstrak yang diperoleh memiliki karakteristik spesifik sesuai dengan bahan baku. Rendemen kedua ekstrak yang diperoleh ¼ dari bobot serbuk awal. Susut pengeringan kedua ekstrak sangat kecil (<1%). Baik P.scutellaria maupun C.papaya mengandung banyak senyawa golongan terpenoid. Aktivitas antibakteri ekstrak heksan daun C.papaya lebih kuat dibandingkan P.scutellaria. Kombinasi kedua ekstrak dengan perbandingan 1:1 menunjukkan aktivitas antibakteri yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kombinasi kedua ekstrak tergolong dalam antibakteri kuat
Analisis Penangkapan Radikal Bebas Jamu Rosella dan Fenolik Totalnya Nurhaeni, Farisya; Purwanto, Purwanto; Irianto, Iramie Duma Kencana; Fiqoh, Latifah Nisa; Ardiyanti, Febriana
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i2.92578

Abstract

Dengan semakin berkembangnya tingkat aktivitas manusia, semakin tinggi pula prevalensi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh radikal bebas, yang salah satunya disebabkan oleh pola hidup dan polusi yang ada. Untuk menanggulangi radikal bebas tersebut diperlukan antioksidan, yang mana salah satu sumber utamanya adalah dari tanaman herbal. Guna meningkatkan pemanfaatan herbal tersebut, pembuatan sediaan seperti jamu adalah diperlukan karena sediaan ini yang banyak diminati masyarakat. Dalam penelitian ini, herbal seperti bunga rosella, rimpang kunyit, rimpang jahe, sereh, dan jeruk nipis dipilih sebagai bahan jamu godhog yang kaya akan antioksidan. Dalam hal sebagai sediaan jamu, produk ini terbukti cukup aktif dapat menangkap radikal bebas dengan reagen DPPH. Kandungan fenolik dan flavonoid dalam sediaan jamu tersebut adalah komponen utama yang bertanggung jawab terhadap aktivitas penangkapan radikal bebasnya.
EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN POLI PENYAKIT DALAM DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD PRAMBANAN Khasanah, Uswatun; Mayasari, Gita; Irianto, Iramie Duma Kencana
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol. 7 No. 1 (2022): Volume 7 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v7i1.283

Abstract

Pelayanan obat untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan mengacu pada daftar obat Formularium Nasional. Formularium Nasional adalah daftar obat terpilih yang disusun oleh Komite Nasional yang penyusunannya didasarkan bukti ilmiah terkini, berkhasiat, aman, dan bermutu, yang digunakan sebagai acuan penulisan resep, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kesesuaian peresepan obat pada pasien rawat jalan peserta JKN poli penyakit dalam dengan Formularium Nasional di RSUD Prambanan Desember 2019. Penelitian ini berjenis deskriptif dengan metode pengumpulan data secara retrospektif berdasarkan dokumen resep pada bulan Desember 2019. Pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Jumlah resep pasien peserta JKN di poli penyakit dalam sebanyak 1403 lembar resep dengan kriteria inklusi sebanyak 1279 lembar resep. Sampel yang digunakan sebanyak 214 lembar resep dengan 1038 obat yang ditulis oleh dokter spesialis penyakit dalam yang kemudian data tersebut diolah dan dihitung persentase kesesuaian jenis obatnya dengan Formularium Nasional. Persentase kesesuaian peresepan obat pada pasien rawat jalan peserta JKN poli penyakit dalam dengan Formularium Nasional di RSUD Prambanan sebesar 98,84%. Persentase obat generik yang sesuai Formularium Nasional sebesar 99,58%. Persentase obat bermerk (brand) yang sesuai Formularium Nasional sebesar 97,21%. Obat yang paling banyak diresepkan dan sesuai dengan Formularium Nasional antara lain amlodipine 5 mg, asam asetilsalisilat 80 mg, kandesartan 8 mg, natrium bikarbonat serta metformin 500 mg. Obat yang paling banyak diresepkan dan tidak terdapat dalam Formularium Nasional adalah Intifen® 1 mg.
Formulation of Fermented Earthworm (Lumbricus rubellus) Lotion as a Therapy for Atopic Dermatitis Irianto, Iramie Duma Kencana; Kurniadi, Muslih; Ismiyati, Ismiyati; Trilestari, Trilestari
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v10i2.358

Abstract

The prevalence of atopic dermatitis in industrialised countries has increased two- to threefold over the past 30 years. Fermented earthworm (Lumbricus rubellus) extract has been shown to effectively reduce atopic dermatitis by increasing interleukin-10 (IL-10) and FOXP3, and decreasing interleukin-5 (IL-5), interleukin-31 (IL-31), immunoglobulin E (IgE), and eosinophils. The extract has also been reported to inhibit the growth of skin surface bacteria, particularly Streptococcus aureus, at a minimum inhibitory concentration (MIC) of 0.625%. L. rubellus contains lumbricin-I, proline-rich antimicrobial peptides (AMPs), lumbrokinase, lysenin, and coelomic cytolytic factor-1 (CCF-1), which play important roles in anti-inflammatory and antibacterial responses. Cetyl alcohol influences the viscosity of semi-solid preparations, thereby affecting the lotion's quality and stability. This study aimed to determine the optimum concentration of cetyl alcohol in the formulation of fermented L. rubellus lotion with good physical characteristics. The lotion was formulated by varying the concentration of cetyl alcohol and comparing it with commercial lotion based on organoleptic properties, pH, adhesion, spreadability, and physical stability using a cycling test. Lotion formulas F2 (0.5% cetyl alcohol) and F3 (1% cetyl alcohol) exhibited physical properties similar to the positive control, remained semi-solid, and were comfortable to use. A 1% concentration of cetyl alcohol was found to be optimal for maintaining pH stability and spreadability of the fermented L. rubellus lotion.