Claim Missing Document
Check
Articles

Perkecambahan Biji, Kandungan Pigmen Fotosintesis dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) pada Kondisi Naungan Nadya Aulia Azhari; Munifatul Izzati; Endang Saptiningsih
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.166-173

Abstract

Kacang tunggak merupakan salah satu jenis kacang yang memiliki kandungan protein tertinggi kedua setelah kedelai. Pemanfaatan yang belum optimal menyebabkan kurangnya pengembangan intensif dalam produksi kacang tunggak, termasuk dalam budidayanya. Budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lainnya menyebabkan kacang tunggak ternaungi. Naungan pada tanaman dapat menyebabkan perubahan lingkungan mikro yang berdampak pada pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap perkecambahan benih, kandungan pigmen fotosintesis dan pertumbuhan kacang tunggak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa naungan. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa naungan) dan perlakuan naungan (40%). Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati berupa daya perkecambahan biji, tinggi batang, jumlah daun, waktu munculnya bunga pertama, jumlah polong, berat basah, berat kering, klorofil a, klorofil b, total klorofil dan karotenoid. Data dianalisis dengan uji T pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan tidak berpengaruh terhadap kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid, namun menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, durasi kemunculan bunga pertama, jumlah polong, berat basah serta berat kering tanaman. Kata kunci : kacang tunggak, naungan pigmen fotosintesis, menghindar, polong
Bentuk, Tipe dan Ukuran Amilum Umbi Gadung, Gembili, Uwi Ungu, Porang dan Rimpang Ganyong Hida Kumalawati; Munifatul Izzati; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.56-61

Abstract

Umbi dan rimpang memiliki bentuk, tipe dan ukuran amilum yang bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, tipe dan ukuran amilum umbi gadung, gembili, uwi ungu, porang, dan rimpang ganyong. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan lokasi pengambilan dan usia sampel yang telah ditentukan. Umbi porang (12 bulan) diambil dari daerah Semarang, sedangkan umbi gadung (9 bulan), gembili (9 bulan), uwi ungu (9 bulan ) dan rimpang ganyong (7 bulan) diambil dari daerah Pati. Parameter yang diamati yaitu bentuk, tipe dan ukuran amilum masing-masing dengan 5 ulangan. Data penelitian dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum umbi gadung, gembili dan porang memiliki bentuk bulat tidak beraturan serta tipe konsentris, sedangkan amilum umbi uwi ungu dan rimpang ganyong memiliki bentuk bulat lonjong serta tipe eksentris. Rimpang ganyong memiliki diameter amilum terpanjang (kisaran 15,928 µm - 81,722 µm), sedangkan umbi gadung memiliki diameter amilum terpendek (kisaran  2,399 µm - 4,072 µm). Kata kunci: Umbi; rimpang; amilum 
Respon Eksplan Batang Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Perlakuan Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) pada Media MS secara In Vitro Jefri Saputro; Nintya Setiari; Yulita Nurchayati; Munifatul Izzati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.147-156

Abstract

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang berpotensi dalam diversifikasi pangan, namun perbanyakan bibit dengan umbi tidak efektif untuk persediaan bibit nasional. Solusi dari permasalahan tersebut adalah perbanyakan dengan kultur jaringan melalui teknik organogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis eksplan dan konsentrasi TDZ yang tepat untuk meningkatkan respon viabilitas dan organogenesis eksplan. Metode yang digunakan adalah induksi organogenesis. Eksplan batang dipotong melintang dan diinisiasi dalam media MS dengan konsentrasi TDZ berbeda. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x4. Faktor pertama adalah jenis eksplan (batang tanpa tunas atau B0 dan batang bertunas atau B1), dan faktor kedua adalah konsentrasi TDZ (0ppm atau T0, 4,5ppm atau T4,5, 6ppm atau T6 dan 7,5ppm atau T7,5). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan steril, persentase eksplan hidup, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis eksplan batang bertunas cenderung meningkatkan viabilitas dan persentase eksplan hidup daripada jenis eksplan batang tanpa tunas, sedangkan peningkatan konsentrasi TDZ cenderung menurunkan viabilitas dan persentase eksplan hidup. Jenis eksplan dan konsentrasi TDZ mempengaruhi secara nyata jumlah tunas, daun dan akar. Peningkatan konsentrasi TDZ sampai 4,5ppm merupakan konsentrasi optimal dalam  meningkatkan jumlah tunas dan daun. Kata kunci : Solanum tuberosum, TDZ, jenis eksplan, , viabilitas,  organogenesis
Interaksi antara Tingkat Ketersediaan Air dan Varietas terhadap Kandungan Prolin serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Eko Wahono; Munifatul Izzati; Sarjana Parman
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.11-19

Abstract

Produksi kedelai di Indonesia mengalami penurunan karena kondisi cuaca yang tidak menentu, maka perlu dilakukan penanaman kedelai yang toleran terhadap cekaman kekeringan untuk mengatasi permasalahan ini. Kedelai melakukan adaptasi cekaman kekeringan dengan cara mengakumulasi prolin untuk melindungi sel dari kerusakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat ketersediaan air terhadap pertumbuhan dan kandungan prolin pada tanaman kedelai varietas Wilis dan Grobogan. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Gombel Lama dan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Undip. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, 2 faktor yaitu tingkat ketersediaan air dan varietas dengan 6 perlakuan dan 3 pengulangan. Analisis data menggunakan Analisis of Variance (Anova) dilanjutkan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi 95%. Parameter yang diamati adalah kandungan Prolin dan pertumbuhan (tinggi tanaman, berat basah dan kering tajuk, berat basah dan kering akar). Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketersediaan air berpengaruh terhadap kandungan prolin dan pertumbuhan. Ketersediaan air terendah menghasilkan kandungan prolin tertinggi, yaitu pada varietas Grobogan sebesar 2,15 µmol/gr dan Wilis 2,30 µmol/gr. Varietas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan prolin dan pertumbuhan tanaman kedelai, tetapi berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat. Varietas Grobogan lebih unggul terhadap cekaman kekeringan dibandingkan Wilis dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat.Kata kunci :  prolin; ketersediaan air; kedelai; Glycine max
Pertambahan Biomassa dan Produksi Minyak Atsiri Tanaman Selasih (Ocimum basilicum L.) pada Usia Panen yang Berbeda Rasyid Abdulaziz; Sri Widodo Agung Suedy; Munifatul Izzati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.124-130

Abstract

Selasih (Ocimum basilicum L.) memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat digunakan dalam industri kosmetik, parfum, dan medis. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan usia panen dengan biomassa dan produksi minyak atsiri pada organ daun serta batang selasih. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dengan faktor pertama usia panen (1; 1,5; dan 2 bulan), dan faktor kedua organ tanaman (daun dan batang). Media tanam menggunakan tanah dan kompos (1:1) yang dimasukkan dalam polibag ukuran 30cm x 30cm, dan diberi naungan paranet 25%. Parameter yang diamati: data pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan cabang primer), biomassa, dan produksi minyak atsiri. Analisis data menggunakan Anaylysis of Variance (ANOVA) dan Duncan's Multiple Range Test(DMRT) pada taraf kepercayaan 95 %. Penelitian menunjukkan hasil bahwa tanaman yang dipanen pada umur lebih tua menunjukkan pertumbuhan, biomassa dan produksi minyak atsiri yang lebih tinggi. Pada usia 1,5 bulan, biomassa meningkat 114,485% dibanding usia 1 bulan, sedangkan pada usia 2 bulan, peningkatan biomasa 91,410%  dibanding usia1,5 bulan. Produksi minyak atsiri tertinggi dihasilkan oleh organ daun pada usia panen 2 bulan sebesar 0,273g, dan 0,023g pada organ batang. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa usia panen berbeda berpengaruh nyata terhadap biomassa dan produksi minyak atsiri tanaman selasih. Basil (Ocimum basilicum L.) contains essential oils that can be used in the cosmetic, perfume, medical industries. This study aims to determine the relationship between harvest age and biomass and essential oil production in basil leaves and stems. The study used a completely randomized design (CRD) with a factorial pattern, with the first factor being harvest age (1; 1.5; and 2 months), and the second factor being plant organs (leaves and stems). The planting medium used soil and compost (1:1) which was put in 30cm x 30cm polybags and was given a 25% para net shade. Parameters observed: growth data (plant height, number of leaves, and primary branches), biomass, and essential oil production. Data analysis used Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a 95% confidence level. Research shows that plants harvested at an older age show higher growth, biomass, and essential oil production. At the age of 1.5 months, biomass increased by 114.485% compared to the age of 1 month, while at the age of 2 months, the increase in biomass was 91.410% compared to the age of 1.5 months. The highest essential oil production was produced by leaf organs at 2 months of harvesting at 0.273g, and 0.023g in stem organs. The conclusion of this study showed that different harvest ages had a significant effect on the biomass and essential oil production of basil plants.
Pengaruh Pematahan Dominansi Apikal terhadap Produktivitas Tanaman Kacang-Kacangan Endah Dwi Hastuti; Endang Saptiningsih; Munifatul Izzati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.489 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.97-106

Abstract

Peningkatan konsumsi berbagai jenis kacang-kacangan di Indonesia saat ini mendorong adanya upaya peningkatan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pematahan dominansi apikal terhadap produktivitas tanaman kacang-kacangan, meliputi waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji dan berat basah dan berat kering polong, mengkaji sifat polong yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro antara April hingga Desember 2018. Materi percobaan meliputi jenis kacang, yaitu kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang tolok, sedangkan perlakuan berupa pematahan dominansi apikal dengan pemotongan pucuk tanaman. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji, berat basah dan berat kering polong yang dihasilkan. Perbedaan yang signifikan hanya teramati pada jumlah biji yang dihasilkan berdasarkan jenis kacang. Secara umum, produktivitas kacang merah merupakan yang paling tinggi dengan 7,8 polong/tanaman, namun berdasarkan jumlah biji yang dihasilkan kacang hijau memiliki produktivitas yang paling tinggi dengan 29 biji/tanaman. Sifat polong yang dihasilkan dari masing-masing jenis kacang menunjukkan adanya variasi terhadap rasio berat kering:berat basah yang dihasilkan. Rasio berat kacang yang dihasilkan berturut-turut 87,2%; 72,3%; 33,0%; dan 23,3% masing-masing untuk kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah. Kata kunci: berat, kacang-kacangan, polong, produktivitas, rasio
Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Total Fenol Daun Mangrove Api-Api [Avicennia marina (Forsk.) Vierh] pada Tambak dan Pantai Mangunharjo Semarang Tia Bela Aprilliana; Munifatul Izzati; Sri Darmanti; Endah Dwi Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.175-182

Abstract

Avicennia marina merupakan mangrove mayor yang mampu bertahan hidup di kondisi ekstrim seperti intensitas cahaya, suhu dan kadar garam tinggi. Kondisi ekstrim berpengaruh terhadap sintesis dan reduksi pigmen fotosintetik. Cekaman intensitas cahaya dan salinitas memicu A. marina membentuk fenol sebagai senyawa pertahanan pada kondisi kurang menguntungkan. A. marina pada kawasan Mangunharjo tumbuh baik pada lingkungan pantai dan tambak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan pantai dan tambak terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol daun A. marina. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan melibatkan lokasi pantai dan tambak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor organ daun A. marina yang hidup di lingkungan pantai dan tambak. Daerah pengamatan dibagi menjadi 6 titik pengambilan sampel. Parameter penelitian yang diamati adalah intensitas cahaya, suhu, salinitas, pigmen fotosintetik (klorofil a, klorofil b, karotenoid) dan total fenol daun A. marina. Analisis data menggunakan Uji T dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun A. marina di pantai memiliki kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol lebih rendah dibanding tambak.  Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan pantai dan tambak berpengaruh nyata terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan fenol. Intensitas cahaya dan salinitas tinggi di pantai mengganggu pembentukan klorofil dan Phenylalanine Ammonia Lyase(PAL). Avicennia marina is a major mangrove that is able to survive in extreme conditions such as light intensity, temperature and high salt content. Extreme conditions affect the synthesis and reduction of photosynthetic pigments. The stress of light intensity and salinity triggered A. marina to form phenol as a defense compound under unfavorable conditions. A. marina in the Mangunharjo area grows well in coastal and pond environments. The purpose of this study was to determine the effect of the coastal and pond environment on the content of photosynthetic pigments and total phenol in the leaves of A. marina. The study was conducted using the observation method involving the location of the beach and ponds. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with one factor of A. marina leaf organ that lives in the coastal and pond environment. The observation area are divided into 6 sampling points. Parameters observed were light intensity, temperature, salinity, photosynthetic pigments (chlorophyll a, chlorophyll b, carotenoids) and total phenol of A. marina leaves. Data analysis used T test with 95% confidence level. The results showed that the leaves of A. marina on the beach had lower photosynthetic pigments and total phenol content than those in ponds. This shows that the coastal environment and ponds have a significant effect on the content of photosynthetic pigments and phenols. Light intensity and high salinity on the beach interfere with the formation of chlorophyll and Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL).
Pengujian Potensi Cairan Omasum Sapi untuk Ketercernaan Tiga Jenis Bahan Organik sebagai Sumber Bioetanol Generasi Ke-2 Hastuti, Endah Dwi; Amalia, Riska; Izzati, Munifatul
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 1, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.1.2024.75-84

Abstract

Cairan omasum sapi mengandung berbagai microbiome yang dapat mendelignifikasi dan menghidrolisis selulosa sehingga berpotensi digunakan dalam pembuatan bioetanol G2 dari daun mangga, daun pisang, dan kapas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pH, kadar gula, keanekaragaman microbiome, perubahan struktur anatomi daun mangga, daun pisang, dan kapas yang direndam dalam cairan omasum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan, yaitu daun mangga omasum, kontrol daun mangga, daun pisang omasum, kontrol daun pisang, kapas omasum, dan kontrol kapas, masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah pH, kadar gula, dan microbiome yang dianalisis One-Way ANOVA dilanjutkan uji Duncan, serta struktur anatomi ketercernaan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan cairan omasum sapi meningkatkan pH daun mangga, daun pisang, dan kapas dengan kadar gula daun mangga 1,33%, daun pisang 0% dan kapas 0,08%. Microbiome daun mangga omasum sebanyak 2,66 spesies, daun pisang omasum 3,58 spesies, dan kapas omasum 4,08 spesies. Ketercernaan anatomi daun mangga akibat cairan omasum ditandai adanya ruang antar sel pada parenkim, pada  daun pisang tidak dijumpai stomata dan sel epidermis membesar, pada kapas lebih tipis dan tanpa torsi. Cow omasum fluid contains various microbiomes that can delignify and hydrolyze cellulose so it has potential to be used in making G2 bioethanol from mango leaves, banana leaves, and cotton. This research aims to analyze differences pH, sugar content, microbiome diversity, anatomical structure changes of mango leaves, banana leaves and cotton soaked in omasum fluid. The research used a Completely Randomized Design with 6 treatments are mango omasum leaves, control mango leaves, banana leaves omasum, control banana leaves, cotton omasum, and control cotton, each treatment with 3 replications. The parameters observed were pH, sugar content and microbiome which were analyzed by One-Way ANOVA followed by Duncan's test, and the anatomical structure of digestibility was analyzed qualitatively. The research results showed that cow omasum fluid increased the pH of mango leaves, banana leaves and cotton with the sugar content of mango leaves 1.33%, banana leaves 0% and cotton 0.08%. The microbiome of mango omasum leaves was 2.66 species, banana leaf omasum 3.58 species, and cotton omasum 4.08 species. The anatomical digestibility were caused by omasum liquid of mango leaves is characterized by intercellular spaces in the parenchyma, banana leaves have no stomata and enlarged epidermal cells, and cotton is thinner and without torsion.
Bioconcentration Factor of Avicennia marina (Forsk.) and Rhizophora mucronata (Lamk.) Inhabiting Coastal Area of Semarang City on Cadmium Hastuti, Endah Dwi; Izzati, Munifatul; Prihastanti, Erma
Biota Vol 11 No 1 (2025): Jurna Biota 2025
Publisher : Faculty of Science and Technology Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/

Abstract

Mangrove plants are expected to act as bioaccumulator for heavy metals in the coastal area. One of heavy metals with great potential risk to the environment is Cadmium (Cd). This research aimed to study the concentration of Cd in the sediment, water, and mangrove organs, as well as to analyse the bioconcentration factor of mangrove plants in the coastal area of Semarang City. This research was carried out through experimental survey. The survey was carried out to a specified environment criteria which could be considered as experiment setting, including the growing location and mangrove species. The growing location including the shore and pond area while mangrove species using Avicennia marina and Rhizophora mucronata. The parameters are Cd level in root, leaf, water and sediment. Samples of Cd was taken from leaf and root as well as water and sediment under mangrove stands growing in the shore and pond areas, then the sample was analyzed using Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS) method. The data was analyzed using ANOVA and further testing using DMRT. The result suggested that Cd accumulation was much higher in the pond area, both in the water and sediment. In addition, Cd concentration in mangrove organs showed similar behaviour. Bioconcentration factor analysis suggests that A. marina and R. mucronata are potential as bioaccumulator of Cd based on BCF value more than 1, comprising the index up to 20.333 for A. marina and 24.866 for R. mucronata.  
Tree carbon stock analysis in education forest KHDTK Wanadipa UNDIP, Semarang Saputro, Rizky Wahyu; Izzati, Munifatul; Yusuf, Muh
Journal of Bioresources and Environmental Sciences Vol 3, No 1 (2024): April 2024
Publisher : BIORE Scientia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61435/jbes.2024.19912

Abstract

Global warming occurs due to increased gases from human activity. Efforts that can be made to minimize global warming are through the forestry sector. Trees play an ecological role, namely as carbon sinks and biomass storage throughout the plant body. The purpose of this study was to analyze the estimated value of carbon stocks in tree biomass in the Special Purposes Forest Area (SPFA) Wanadipa UNDIP Semarang Regency. The sampling method used for measuring tree biomass is the non-destructive method. The non-destructive method is a method that is carried out without destroying or taking all parts of the plant. Data analysis used was the calculation of tree biomass and carbon stocks, and statistical tests of the effect of tree diameter and tree height on carbon stocks in tree biomass. The research station that has the highest carbon stock value is the conservation block of 213,621.25 kg/ha or 213.62 tons/ha. The species that have the highest carbon stock value are Tectona grandis (Jati) and Swietenia mahagoni (Mahoni) in the research block. The amount of carbon that is increasing in the atmosphere at this time must be balanced with the amount of absorption, one of which is by conserving forests, namely through regular tree planting and paying attention to their regeneration, so that trees in carrying out their ecological role can be maintained.  
Co-Authors Ahmad Fuad Masduqi Andi Kusumo Andriana Hesti Kusuma Atia Nadira Lumban Tobing Atika Oktavianti Atikah Rahmah Ayu Wulandari Azis Nur Bambang Dewi Kartika Rahmawati Diwyacitta Prasasti Eko Wahono Endah Dwi Hastuti Endang Kusdiyantini Endang Saptiningsih Erma Prihastanti Erwin Nofiyanto Florensia Setyaningsih Purnamawat, Florensia Setyaningsih Fuad Muhammad Gian Aprilia Ramadhani Hamdani Abdulgani Hena Rya Sunoko Hena Rya Sunoko, Hena Rya Hida Kumalawati Ign Budi Hendrarto, Ign Budi Iis - Su'aidah Iis Marlina, Iis Insani, Dian Ita Novita Sari Jefri Saputro Johan Setiabudi, Johan Jumari - Jumriah Nur, Jumriah Kartono., Kartono Kismartini Kismartini Luaeliyah, Masrukhatul Madha Kurniawan Mawar Puspitaningrum Moch. Abdul Mukid Monica Dewi Sisca Muh Yusuf Muhammad Faisol Hakim Muhammad Ghozy Nailan Naja Muhammad Khusni Hidayat Munirotun Roiyana Nadya Aulia Azhari NIDA, KHOIRIN Nikola Fibrian F Nikola Fibrian F, Nikola Fibrian Nintya Setiari Nurdiana Riska Partiyani Hidayah Purna Sulastya Putra Purna Sulastya Putra Rasyid Abdulaziz Retno Indahwati, Retno Rida Yuliana, Rida Rini Verary Shanthi Riska Amalia Robi’atul Asifah Saputro, Rizky Wahyu Sarjana Parman Septriono Hari Nugroho Septriono Hari Nugroho Sesilia Rani Samudra Setia Budi Sasongko Sri Darmanti Sri Haryanti Sri Haryanti Sri Puatin Sri Widodo Agung Suedy Sudarno S, Sudarno Sudarno Sudarno Sugiyatno Sugiyatno Suksesi Wicahyani, Suksesi Sutimin., Sutimin Syafrida, Mulia Tia Bela Aprilliana Titik Dwi Lidiyanti Tri Astuti Tri Retnaningsih Soeprobowati Tri Retnaningsih Soeprobowati Umarudin U, Umarudin Veronika Veronika Wildan Suyuti Mustofa Wildan Suyuti Mustofa Marthana Woro Sri Aryanti Yanty Yosephin Yulita Nurchayati