Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Ajaran mistik kejawen dalam teks menak Amir Hamza pupuh IX-XI Ari Suryanto; Hesti Mulyani
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v27i1.49740

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa ajaran mistik kejawen yang terkandung dalam teks Menak Amir Hamza pupuh IX-XI. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan penelitian filologi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu naskah yang memuat teks Menak Amir Hamza pupuh IX-XI. Data primer penelitian ini yaitu naskah Menak Amir Hamza yang disimpan di Museum British dengan kode Add. 12309. Data sekunder penelitian ini yaitu buku dengan judul Alih Aksara Teks Ménak Amir Hamza Jilid 1. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan langkah-langkah penelitian filologi. Instrumen penelitian berwujud kartu data yang disajikan dalam tabel. Teknik keabsahan data menggunakan validitas semantis dan reliabilitas intrarater serta reliabilitas interrarer. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ajaran yang terkandung didalamnya masih bisa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena piwulang mistik kejawen memuat lampah-lampah spiritual dalam keterkaitanya untuk mencapai kesempurnaan batin dan ajaran untuk menjaga keselarasan antara hubungan horizontal dengan sesama dan hubungan vertikal dengan Tuhannya. Lampah-lampah spiritual yang dimaksud yakni: lampah syariat, lampah tarekat, lampah hakikat dan makrifat.The mystical teachings of kejawen contained in the text of Menak Amir Hamza Pupuh IX-XIThis study was conducted to analyze the mystical teachings of kejawen contained in the text of Menak Amir Hamza Pupuh IX-XI. This research is descriptive research and philological research. The source of the data in this study is a manuscript containing the text of Menak Amir Hamza Pupuh IX-XI. The primary data of this research is the Menak Amir Hamza manuscript which is stored in the British Museum with the code Add. 12309. The secondary data of this research is a book with the title of Text Literacy Translation of Menak Amir Hamza Volume 1. The data collection technique in this research is philological research steps. The research instrument is in the form of data cards which are presented in the table. The data validity technique used semantic validity, intrarater reliability and interrarer reliability. Furthermore, the data were analyzed using a descriptive method. Based on the results, the teachings contained could be applied in everyday life because piwulang mystical kejawen contains spiritual lampahs in relation to achieving inner perfection and teachings to maintain harmony between horizontal relationships with others and vertical relationships with God. The spiritual lampahs are: lampah syariat, lampah tarekat, lampah essence and makrifat.
UNSUR KEBUDAYAAN JAWA DALAM TEKS PAMORIPUN SARÉNGAT, TARÉKAT, KAKÉKAT, LAN MAKRIFAT Hesti Mulyani
JURNAL IKADBUDI Vol 3, No 10 (2014): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v3i10.12036

Abstract

Teks Pamoripun Saréngat, Tarékat, Kakékat, lan Makrifat adalah salah satu teks yang dimuat di dalam naskah Sêrat Suluk Rasa Sêjati. Teks tersebut termasuk di dalam pengelompokan teks sastra jenis suluk atau piwulang. Teks jenis suluk atau piwulang berisi uraian tentang ajaran manunggal-nya hamba dengan Tuhannya (manunggaling kawula Gusti), yakni perjalanan batin manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup.  Untuk menggali, mengungkapkan, dan memaknai ajaran manunggaling kawula Gusti yang terdapat di dalam teks PSTKM, yakni syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat dilakukan dengan mendeskripsikan bentuk gubahan, membuat alih tulis, dan menganalisis isinya secara deskriptif. Analisis isi teks dilakukan berdasarkan tujuh unsur kebudayaan dengan penekanan pada unsur kebahasaan, kesusastraan, dan kebudayaan.Hasil dan pembahasan bentuk dan isi yang terkandung dalam teks PSTKM meliputi: (1) unsur kebahasaan: aksara yang digunakan untuk menuliskan teks, memahami rangkaian kata-kata puitis, membuat parafrase, dan terjemahan teks; (2) unsur kesusastraan: bentuk gubahan yang dipergunakan adalah puisi tradisional Jawa (têmbang macapat) dengan matra tunggal Dhandhanggula yang berwatak fleksibel dan menyenangkan, konvensi têmbang Dhandhanggula; dan (3) unsur kebudayaan: konsep manunggaling kawula Gusti, yakni syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat sebagai sarana menuju insan kamil atau manusia berada sedekat-dekatnya dengan Tuhan. Kata kunci: unsur kebudayaan Jawa, naskah - teksAbstrakText Pamoripun Saréngat, Tarékat, Kakékat, lan Makrifat are some of texts in Sêrat Suluk Rasa Sêjati literature, as suluk or piwulang literature. The Suluk literature contains the doctrine of the unity of man into their God. It is like the journey to reach the perfection of life.The data were analyzed descriptively based on the description of literary work, translation. This study also analyzed the content based on seven culture elements. The results of content analysis are found in the 1) linguistic aspect: the alphabets which were used to write the text, knowing the poem, paraphrasing, and translating; 2) literary aspects: the literature genre used were Javanese traditional poems with one matra Dhandhanggula, and 3) cultural aspects: manunggaling kawula Gusti concepts: syariat, tarekat, hakikat, and makrifat which were used as a guidance to know their God.Keywords: Javanese culture, text
MERUNUT LEADERSHIP CHARACTERS RAJA-RAJA JAWA BERDASARKAN MANUSKRIP KLASIK Endang Nurhayati; Hesti Mulyani; Venny Indria Ekowati
JURNAL IKADBUDI Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v6i1.18189

Abstract

ABSTRAKPenelitian yang berjudul Merunut Leadership Characters Raja-Raja Jawa Berdasarkan Manuskrip Klasik dan Implementasinya pada Kepemimpinan Masa Kini ini bertujuan untuk: mendeskripsikan nilai-nilai kepemimpinan para raja Jawa yang terkandung dalam manuskrip Jawa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan sumber data berupa manuskrip klasik Jawa yang berjudul Serat Wedhatama dan Serat Wulangreh. Berdasarkan hasil pembahasan, Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Berdasarkan hasil pembahasan, didapatkan simpulan bahwa leadership characters yang paling ditekankan dalam dua karya sastra karangan raja-raja Jawa ini berturut-turut adalah: rendah hati, waspada, sabar, taat beragama, prihatin, suka bekerja keras, mampu mengintrospeksi diri, berpendirian teguh, menjunjung tinggi nilai kesusilaan, tekun, santun, dan lain-lain.Kata kunci: karakter kepemimpinan, raja, Jawa, manuskrip ABSTRACTThe research entitled Leadership Characters of Java Kings Based on Classical Manuscripts and Its Implementation on Today's Leadership aims to: describe the values of the leadership of the Javanese kings contained in the Javanese manuscripts. This research uses literature research method with data source in the form of Javanese classical manuscript entitled Serat Wedhatama and Serat Wulangreh. Based on the results of the discussion, the analysis is done by using qualitative analysis techniques. Based on the results of the discussion, it is found that the most emphasized leadership characters in these two works of literary essay of Javanese kings are: humble, alert, patient, devout, concerned, hardworking, able to introspect, uphold the value of decency, diligence, courteous, and others.Keywords: leadership characters, kings in java, manuscript
KONSEPSI TENTANG TUHAN DALAM TEKS AKSARA SWARA Hesti Mulyani
JURNAL IKADBUDI Vol 5, No 12 (2016): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v5i12.12308

Abstract

Aksara swara termasuk di dalam klasifikasi bunyi bahasa, yakni bunyi vokal. Aksara swara adalah suatu sistem lambang grafis atau lambang bunyi (aksara) yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa. Jumlah aksara Jawa ada 6, yaitu a – i – u – e [e, æ] – o – e [ǝ]. Penulisan dengan Aksara swara telah berhasil mendokumentasikan dan mengabadikan ajaran konsepsi tentang Tuhan bernuansa rasa kejawen melalui naskah Serat Kridhasastra karya Mas Ngabei Mangunwijaya yang berisi salah satunya adalah teks Aksara Swara.Tulisan ini berusaha menyajikan suatu gagasan yang berhubungan dengan ajaran konsepsi tentang Tuhan. Gagasan mengangkat kembali ajaran konsepsi tentang Tuhan itu disajikan melalui kajian deskriptif terhadap teks berjudul Aksara Swara.Pengkajian teks berjudul Aksara Swara karya Mas Ngabei Mangunwijaya diharapkan dapat memahami makna teks bagi masyarakat pada zamannya, yakni pada masa lampau sebagai sejarah, dan pada masa kini sebagai pemertahanan eksistensi ajaran atau piwulang, dalam hal ini konsepsi tentang Tuhan serta pada masa yang akan datang sebagai dokumentasi dan pelestarian mengenai ajaran konsepsi tentang Tuhan terdiri atas (1) Tuhan sebagai  Af’al atau Pencipta alam semesta, (2) Keberadaan Tuhan, (3) Tuhan sebagai Sumber Kehidupan makhluk, (4) Kekuasaan Tuhan, dan (5) Sirrullah yang tersimpan dalam teks tersebut. Selanjutnya, pada masa kini dan masa nanti makna teks tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengungkap dan melestarikan nilai-nilai budaya Jawa sebagai pembentukan akhlak dan kepribadian manusia secara religius.Kata kunci: konsepsi tentang Tuhan, Aksara Swara AbstractAksara Swara included in the classification of the sounds of language, which sounds vokal. Vowel script is a graphic emblem or symbol system sound (characters) used to write Java script language. There are 6 vowel script, namely a - i - u - e [e, æ ] - o - e [ǝ] . The process of writting of vowel script successfully documented and perpetuate the theory construct about God in Javanese point of view through manuscript Serat Kridhasastra by Mas Ngabei Mangunwijaya containing one of which is a text Aksara Swara.This paper tries to present an idea that relates with the theory construct about God. The idea reappoint the theory construct about God was presented through a descriptive study of the text entitled Aksara Swara.Assessment of the text titled Aksara Swara by Mas Ngabei Mangunwijaya expected to understand the meaning of the text for the people of his time, which in the past as history, and today as the retention of the existence of the doctrine or piwulang, in this case the conception of Tuhan and in the future as the documentation and preservation of the theory construct about God of the above (1) God as the creator of the universe Af'al or, (2) existence of God, (3) God as being the source of life, (4) Power of God, and (5) Sirrullah stored in the text. Furthermore, in the present and future meaning of the text later can be used to uncover and preserve the cultural values of Java as the formation of human character and personality religiously.Keywords: the theory construct about God, Aksara Swara
KEARIFAN LOKAL PADA MANUSKRIP-MANUSKRIP JAWA (Kajian Pengobatan Penyakit Kulit) Sri Harti Widyastuti; Hesti Mulyani; Venny Indria Ekowati
JURNAL IKADBUDI Vol 3, No 10 (2014): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v3i10.12038

Abstract

Kajian terhadap manuskrip semakin diminati.Dalam manuskrip terdapat kearifan lokal diantaranya tentang pengobatan tradisional. Jumlah manuskrip yang berisi tentang pengobatan tradisional tidak cukup banyak. Tulisan ini mendasarkan pada 7 buah manuskrip dengan judul yang berbeda-beda tentang pengobatan tradisional. Manuskrip-manuskrip tersebut adalah Boekoe Primbon Djampi Djawidengan kodeSK. 143b, SeratPrimbon Djawidengan kodePB C. 141, Serat Primbon Jawi/ Pratelaning Jampi Warni-Warni dengan kodeSK 118, Serat Primbon saha Wirid dengan kodePB A. 53, Serat Primbon dengan kodePBE 35, dan Buku Jampi dengan kodeLI. 5.    Kajian untuk menggarap manuskrip-manuskrip tersebut digunakan metode dan teori filologi modern dengan langkah-langkah berupa inventarisasi naskah, dekripsi naskah, taransliterasi teks, suntingan teks dan terjemahan teks.Kearifan lokal pada manuskrip Jawa menunjukkan adanya pengobatan penyakit kulit yang cukup bervariasi dengan bahan-bahan obat tradisional yang sangat variatif dan sederhana.Terdapat bahan-bahan yang sukar didapat dan tidak pernah digunakan dalam pengobatan dalam dunia modern.Adapun nama penyakit kulit yang dibahas dalam manuskrip tersebut adalah penyakit cacar, canthangen (kulit gatal), kulit yang disebabkan oleh kruma (hewan kecil yang ada di kudis), kadas, kurap, kutil, kudis, pathek, dompo, agar tidak tertular penyakit patek, gatal karena terkena daun rawe, terkena air panas, agar supaya bintik-bintik yang keluar pada penyakit campak tidak terlampau banyak, dan bubul (sejenis pathek). Kata kunci: kearifan local, manuskrip Jawa, penyakitAbstractThis research aims to describe the traditional theraphy based on Javanese manuscript. The data were collected from seven manuscripts: Boekoe Primbon Djampi Djawidengan kodeSK. 143b, SeratPrimbon Djawidengan kodePB C. 141, Serat Primbon Jawi/ Pratelaning Jampi Warni-Warni dengan kodeSK 118, Serat Primbon saha Wirid dengan kodePB A. 53, Serat Primbon dengan kodePBE 35, dan Buku Jampi dengan kodeLI. 5. The data were analyzed using descriptive and philology theory by inventarysing literature, describing literature, text transliterating, text editing, and translating.The data result shows that there are various kinds of skin disease. There are cacar, canthangen, skin infection by kruma, kadas, kurap, kutil, kudis, pathek, dompo. There are also many ways to treat these diseases.Keywords: Javanese skin disease, manuscript
RECOLLECTION AJARAN MISTIK ISLAM-KEJAWEN DALAM TEKSSERAT SULUK MAKNARASA Hesti Mulyani
JURNAL IKADBUDI Vol 4, No 10 (2015): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v4i10.12021

Abstract

Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menggali, mengungkapkan, dan memaknai atau mengingat kembali secara sadar akan sesuatu, yakni isi teks Serat Suluk Maknarasa, sebagai hasil mental, yaitu pemikiran mendalam manusia pada masa lampau di dalam suatu karya tulis (naskah). Naskah yang dimaksud adalah naskah berjenis suluk (Serat Suluk Maknarasa) untuk digali, diungkapkan, dan dimaknai hal-hal yang berhubungan dengan ajaran mistik Islam-Kejawen. Hal itu disajikan sebagai alternatif materi yang berhubungan dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan.Hal-hal yang berhubungan dengan ajaran mistik Islam-Kejawen disajikan secara deskriptif. Semua hal yang berhubungan dengan ajaran mistik Islam-Kejawen diuraikan secara rinci.Hasil dari recollectionajaran mistik Islam-Kejawen dalam teks Serat Suluk Maknarasa terdapat tiga macam ajaran. Ketiga macam ajaran itu adalah memahami akan (1) penciptaan alam, (2)hubungan manusia dengan Tuhan, serta (3) kematian dan kehidupan setelah kematian.Kata Kunci: recollection,ajaran mistik Islam-kejawen,teks Suluk Maknarasa
Kajian filologi dan analisis ajaran moral terhadap diri sendiri dalam teks serat Ngesthi Darma Desi Indriyanti; Hesti Mulyani
Jurnal IKADBUDI Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v11i2.72991

Abstract

Ada enam tujuan dalam penelitian ini. Enam tujuan tersebut ialah, (1) memaparkan deskripsi naskah Serat Ngesthi Darma, (2) membuat transkrpsi teks Serat Ngesthi Darma, (3) membuat transliterasi teks Serat Ngesthi Darma, (4) membuat suntingan teks Serat Ngesthi Darma, (5) membuat terjemahan teks Serat Ngesthi Darma, dan (6) memaparkan ajaran moral terhadap diri sendiri dalam teks Serat Ngesthi Darma. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif dan metode filologi modern. Validitas yang digunakan ialah validitas semantik. Reliabilitas yang digunakan ialah reliabilitas intrarater dan interrater. Hasil penelitian ini menjelaskan enam hal. Yang pertama, mengenai keadaan naskah Serat Ngesthi Darma koleksi Perpustakaan Dewantara Kirti Griya, dengan kode. BB.1.103 yang masih baik, teksnya terbaca, dan jumlah halamannya masih lengkap. Kedua, transkripsi teks Serat Ngesthi Darma yang dikerjakan dengan cara menulis ulang teks Serat Ngesthi Darma dengan aksara yang sama, yaitu Aksara Jawa, dengan tidak melakukan perubahan apapun pada teksnya. Ketiga, transliterasi teks Serat Ngesthi Darma yang dikerjakan dengan mengalih tuliskan teks dari aksara Jawa menjadi aksara Latin, disesuaikan dengan ejaaan yang disempurnakan. Keempat, suntingan teks dengan aparat kritik yang dikerjakan dengan membetulkan penulisan yang korup atau tidak sesuai dengan konteks. Terdapat tujuh pembetulan pada suntingan teks Serat Ngesthi Darma, yang dicatat pada aparat kritik. Kelima, terjemahan teks Serat Ngesthi Darma yang dikerjakan dengan empat cara, yaitu secara harafiah, lalu terjemahan dengan mencari padanan maknanya, secara bebas dengan mengutamakan masksud, dan terakhir secara komunikatif atau kontekstual. Terdapat 12 kata yang tercatat dalam catatan terjemahan karena sulit diterjemahkan dan menjaga keaslian makna. Keenam, teks Serat Ngesthi Darma memuat 13 ajaran moral terhadap diri sendiri.
Exploration of The Meaning of Animal Figures in The Illumination of The Jayalengkara Wulang Jav 24 Manuscript Dwiadmojo, Ghis Nggar; Mulyani, Hesti; Ekowati, Venny Indria; Hartanto, Doni Dwi
JOURNAL OF HUMANITIES, SOCIAL SCIENCES AND BUSINESS Vol. 4 No. 1 (2024): NOVEMBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/jhssb.v4i1.1399

Abstract

This research aims to investigate the significance of the interpretation of the animal element in the manuscript Jav 24, which contains the text Jayalengkara Wulang, and its relevance to the main doctrine of Javanese leadership, namely Asta Brata. This investigation involves qualitative research using the hermeneutic phenomenological approach of Paul Ricouer. This study limits the interpretation to the illumination elements depicting three animals, namely elephants, lions and crocodiles. As an illuminating element in the text, the elephant represents strength, the lion represents protection from disturbances from the land, and the crocodile represents protection from disturbances from the water. In other words, the animal images as enlightenment elements in this text represent strength and protection. Strength and protection are two of the eight most important Javanese leadership teachings summarized in Asta Brata. Illumination is another manifestation of text so that there is a message contained in this illumination. In order for the message manifested in this illumination to reach the reader, it is necessary to present these illuminations in a more popular form.
PENGEMBANGAN BAHASA JAWA SEBAGAI BAHASA PENYULUHAN PEMBANGUNAN PADA ,TURI D PENERANG SE-DIY Wibawa, Sutrisna; Mulyani, Hesti; Suwardi, Suwardi; Suharti, Suharti; Widyastuti, Sri Harti
INOTEKS: Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Seni Vol 1, No 2 (2000)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ino.v1i2.5111

Abstract

Tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengembangkan dan menerapkan bahasa Jawa bahasa Jawa, idiom-idiom bahasa Jawa, dan seni budaya Jawa guna memenuhi kebutuhan penyuluhan pembangun para juru penerang di DIYOleh karena bentuk kegiatannya berupa pelatihan dan lokakarya keterampilan berbahasa, maka metode yang dig adalah ceramah, diskusi, laboratori, dan praktik lapangan.Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah khalayak sasaran telah meningkat kemampuan berbaha untuk komunikasi Iisan. Peserta telah dapat menyusun naskah penyuluhan pembangunan dalam bahasa Jawa. Peser dapat mengembangkandan menerapkanragam bahasa Jawa, yaitu ragam bahasa krama alus. Peserta telah dapat mengemb dan menerapkan idiom-idiom bahasa Jawa yang berfungsi sebagai penjelas, alat pendidikan, dan pengawas norma masyarakat agar selalu dipatuhi. Peserta telah dapat mengembangkan unsur seni dan budaya Jawa untuk men penyuluhan pembangunan, dengan menggunakan karya sastra dan budaya Jawa sebagai sumber nilai dan hiburan.
Philological Studies and Discussion of Human Obligations in the Manuscript of Raos Jawi Panêmbah Gangsal Prakawis Widya Ayu , Setiani; Ekowati, Venny Indria; Mulyani, Hesti; Prastowo, Galang
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa Vol. 13 No. 1 (2025): Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa
Publisher : Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/h9a5dn09

Abstract

The Raos Jawi Panêmbah Gangsal Prakawis manuscript is an ancient manuscript that contains human obligations worldwide. This text is interesting to research because it presents the concept of obligation from the perspective of Islamic teachings, which is integrated with the cultural values ​​of Javanese society. This research, which examines ancient Javanese manuscripts, aims to present the Raos Jawi Panêmbah Gangsal Prakawis manuscript through philological studies and explain the contents of the text regarding human obligations. This research uses modern philological and descriptive research methods. Research data was collected through philological research steps: manuscript inventory, manuscript description, text transliteration, text editing, text paraphrasing, and text translation. Data were analyzed using descriptive analysis techniques. The research results showed that (1) one copy of the manuscript was found; (2) the condition of the manuscript is good and the text can be read clearly; (3) transliteration results in the transfer of Javanese script to Latin; (4) there are four errors in writing the text; (5) paraphrasing produces text in the form of gancaran; (6) there are three categories of human obligations, namely absolute obligations towards God and the Messenger, general obligations towards kings, and positive obligations towards teachers and parents.