Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Perlawanan Masyarakat Minoritas Dalam Perencanaan Pembangunan Perkotaan Rahman Malik
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v2i1.5523

Abstract

The purpose of this research is to see how the resistance of minority comunities toward the silencing of their right by the government of Malang City to contribute the development planning in Malang city. According to this case it is related to public policy which is formed on the basis of collective thinking between the government and the people of Malang City as a whole. This research method is qualitative with a study approach case. The informants in this study were taken from several ranks of the community management of the Persatuan Tuna Netra Indonesia(PERTUNI) of Malang City. The data collection techniques of this study used interviews and observation. The data analysis technique used in this study is the pattern matching K.Yin. The findings of this study are related to the resistance of minority communities to the government of Malang city due to the limited rights of minorities in the planning of builders in Malang including: (1) holding a peaceful speech on the anniversary of disability. (2) carrying out advocacy efforts at the Malang City Regional Representative Council (DPRD) office. (3) Actively involved in providing education for persons with disabilities in Malang City who have difficulty accessing public facilities. (4) conducting social criticism and evaluation studies through social media related to difficult access in using public facilities for persons with disabilities.
Alienasi Remaja dari Lingkungan Sosial (Telaah Kritis pada Generasi Muda Pecinta Game Online ) Rahman Malik; Achmad Hidir; Himmiyatul Amanah
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 9, No 2 (2020): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v9i2.38994

Abstract

Perkembangan internet yang semakin maju merupakan awal dari tumbuhnya game online dikalangan remaja. Bahkan bisa menjadi media yang sangat menghibur dan bisa menjadi bagian dari representasi identitas seseorang. Terlebih lagi di era sekarang ini, fenomena remaja yang menjadi penerus bangsa sudah mulai kehilangan kendali diri akibat game online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat secara kritis dampak merugikan dari game online yang mampu mengasingkan remaja dari lingkungan sosial dan keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan pemikiran yang antisipatif terhadap bahaya game online bagi remaja saat ini. Kesimpulannya adalah sebagai bahan refleksi bagi orang tua, Lembaga Pendidikan, dan pemangku kepentingan dalam hubungan untuk terus menjaga generasi muda dari pengaruh buruk game online.
KAJIAN AKSIOLOGI MAX SCHELER TERHADAP PERSEPSI JEMAAH MASJID TERKAIT KEBERADAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU Rahman Malik; Achmad Hidir; Kurnia Rukmini; Ghufronudin Ghufronudin
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v8i1.9116

Abstract

Keberadaan masjid dengan ruang terbuka hijau telah menjadi hal yang lazim terdapat di berbagai kota di Indonesia. Dikarenakan dua objek vital tersebut memiliki keuntungan tersendiri yang didapatkan. Dengan adanya masjid, para pengunjung taman kota (RTH) mudah untuk melakukan ibadah, disisi lain dengan adanya taman kota, memberikan dampak terhadap penambahan jemaah masjid dan kegiatan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami kajian aksiologi Max Scheler dalam pemaknaan nilai jemaah Masjid Al Fallah Darul Muttaqin terhadap keberadaan RTH Putri Kaca Mayang di Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat tiga klasifikasi nilai dalam kajian aksiologi Max Scheler dapat dilihat dari tiga nilai tergambarkan dan satu nilai tidak tergambarkan. Tiga nilai tersebut adalah nilai kesenangan, nilai vital, dan nilai rohani.
IKATAN KEKERABATAN ETNIS MINANGKABAU DALAM MELESTARIKAN NILAI BUDAYA MINANGKABAU DI PERANTAUAN SEBAGAI WUJUD WARGA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Rahman Malik
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.725 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18102

Abstract

This purpose of study is to discuss the bonds of ethnic Minangkabau kinship in preserving and realizing their cultural values in the overseas as a from of NKRI. This study used a qualitative approach with variants study case. This results of this study imdicate that the ethnic of Minangkabau cultural values that are planted from their ancestors (Ethnic Minangkabau Surakarta) since the first or since they have not wandered into the city of Surakarta is still embedded well and firmly held up the values of its sanctity. It can be seen from the findings of research conducted that showed a sense of ethnic Minangkabau kinship in the overseas as in the city of Surakarta not a little faded. It can be demonstrated through the agendas that undertake by them, such as monthly gatherings, monthly meetings on the prospect of a restaurant business for the future, as well as other regional agendas that are still regional and upholding the ethnic Minangkabau cultural values they hold. In addition, Minang language is still used as communication among their ethnic. Minangkabau in overseas shows how closely the relationship of ethnic Minangkabau kinship in Surakarta. Surely this could indicate that the cultural capital they practice in the overseas like in Surakarta is strongly influenced by the Minangkabau cultural values they hold.Keywords: Kinship Association, Minangkabau, Cultural Value, Overseas.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membahas ikatan kekerabatan etnis Minngkabau di dalam melestarikan dan mewujudkan nilai-nilai budaya mereka di perantauan sebagai wujud warga NKRI. Penelitian menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan varian studi kasus. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa nilai-nilai budaya etnis Minangkabau yang ditanamkan dari leluhur mereka (etnis Minangkabau Surakarta) sejak dahulu atau sejak mereka belum merantau ke kota Surakarta masih tertanam baik dan dipegang dengan teguh nilai-nilai kesakralannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan penelitian yang dilakukan yang menujukkan rasa ikatan kekerabatan etnis Minangkabau di perantauan seperti di Kota Surakarta tak sedikitpun luntur. Hal ini dapat ditunjukkan melalui agenda-agenda yang mereka lakukan seperti arisan bulan, rapat bulanan membahas prospek usaha rumah makan untuk kedepannya, serta agenda-agenda perkumpulan lainnya yang masih bersifat kedaerahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya etnis Minangkabau yang mereka pegang. Selain itu, penggunaan bahasa Minang yang masih mereka lakukan sebagai alat komunikasi mereka antar sesama etnis Minangkabau di perantauan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan ikatan kekerabatan etnis Minangkabau di Surakarta. Tentunya hal ini dapat menunjukkan bahwa modal budaya yang mereka praktikkan di perantauan seperti di Kota Surakarta ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Minangkabau yang mereka junjung. Kata Kunci: Ikatan Kekerabat, Minangkabau, Nilai Budaya, Perantauan.
SOSIALISASI, PENYADARAN DAN INTERNALISASI KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER PADA KELUARGA DIFABEL TUNANETRA DI LINGKUNGAN PERTUNI SUMATERA UTARA Harmona Daulay; T. Ilham Saladin; Muba Simanihuruk; Rahman Malik
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 1 (2023): JANUARI-MARET
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i1.43852

Abstract

Isu gender dan ketidakadilan gender masih mewarnai relasi sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Berbagai ketidakadilan gender bisa dialami oleh perempuan maupun laki-laki. Diskriminasi gender juga membuat relasi yang tidak seimbang. Isu diskriminasi juga secara umum terkadang dialami oleh difabel. Tidak terkecuali difabel tunanetra baik laki-laki maupun perempuan. Secara fakta perempuan difabel tunanetra mengalami bias gender yang lebih besar. Ketika penyandang difabel tunanetra mengalami diskriminasi secara sosial dan gender tentu itu kondisi diskriminasi berganda. Pengabdian masyarakat ini tertarik melihat isu gender yang terjadi pada kaum difabel tunanetra.  Dari diskusi awal dengan para difabel tunanetra tentang isu gender memperlihatkan mereka belum di berikan wawasan dan pendampingan yang relatif baik. Padahal dalam konteks kehidupan sosial sering terjadi ketidakadilan gender, bias gender dan konflik gender.  Diperlukan sosialisasi tentang pengertian konsep, teori dan ilustrasi praktek keadilan gender untuk pengetahuan dan internalisasi kepada kaum difabel tunanetra baik laki-laki maupun perempuan. Untuk itu pengabdian masyarakat ini dilakukan, dengan metode yang dilakukan adalah proses pendampingan masyarakat difabel melalui sosialisasi, penyadaran dan internalisasi kesetaraan dan keadilan Gender pada Keluarga Difabel Tunanetra di Lingkungan Pertuni Sumatera Utara. Sedangkan untuk rencana tidak lanjut dari pengabdian masyarakat ini meliputi : Melakukan sosialisasi dan pendampingan pada keluarga difabel untuk melihat internalisasi sensitivitas gender dalam praktek relasi gender, memasang plang pengabdian di lokasi pengabdian, melakukan evaluasi semua pelaksanaan pengabdian, melakukan evaluasi peta konstruksi gender yang ada di Pertuni Medan. Diharapkan dengan evaluasi peta konstruksi gender akan memberikan masukan kepada pihak terkait dalam kerangka pengarusutamaan (PUG) gender di dalam masyarakat khususnya difabel tuna netra.   
PENYADARAN KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM PENDAMPINGAN ANTISIPASI DAN PENANGANAN KEKERASAN BERBASIS GENDER PADA GURU, SISWA DAN SISWI SEKOLAH SMP DAN SMA HARAPAN 3 KABUPATEN DELI SERDANG Harmona Daulay; Detania Sukarja; Rahman Malik
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 3 (2023): JULI-SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i3.49640

Abstract

Isu gender dan kekerasan terhadap perempuan menjadi satu isu yang saling terangkai. Bias gender dan ketidakadilan gender kerap kali mewarnai berbagai bentuk relasi dan masalah sosial berbasis isu gender. Indonesia sampai dengan saat ini belum mempunyai suatu Undang-undang yang secara khusus mengatur tentang penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Adapun metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam mendukung realisasi kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah melakukan bedah kasus aktual, melaksanakan sosialisasi dan forum pembelajaran gender, melakukan kompetisi essay, membuat unit penanganan kekerasan berbasis gender dan melakukan Monitoring dan Evaluasi. Kegiatan ini diharapkan bisa membuka wawasan sensitivitas dan praktek sosial dalam relasi gender yang berkeadilan sehingga berbagai bentuk ketidakadilan gender seperti streotip gender, subordinasi, peran rangkap tiga perempuan, marginalisasi dan kekerasan bisa diminimalisir untuk tidak akan terjadi lagi. Penyadaran ini diarahkan pada pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender dari perspektif sosiologi dan hukum. Sekolah diharapkan bisa menjadi agen yang tanggap dan bisa menangani persoalan ketidakadilan dan kekerasan gender di sekolah. Demikian siswa SMP dan SMA Harapan 3 Deli Serdang diharapkan dapat membuat perubahan sosial sebagai agen perubahan sosial dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dan melaksanakan zero tolerance terhadap tindakan- tindakan bullying dan kekerasan berbasis gender di sekolah maupun masyarakat sekitarnya   
KONSTRUKSI SOSIAL PADA MASYARAKAT PRO DAN KONTRA FENOMENA CHILDFREE DI KOTA MEDAN. Rahman Malik; Panondang Evelyn Magdalena; Achmad Hidir; Rahma Hayati Harahap
Hudan Lin Naas: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Hudan Linnaas Vol 4 No. 2, 2023
Publisher : Al-Amien Prenduan University, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v4i2.1307

Abstract

ABSTRAKFenomena chlidfree akhir-akhir ini menjadi perbincangan masyarakat luas terkait dengan kontroversi kehadirannya. Beragam tanggapan baik pro maupun kontra mewarnai fenomena childfree. Fenomena chlidfree cepat merambah kedalam masyarakat akibat pemberitaan media yang masif. Melihat fenomena tersebut menjadi menarik melihat respon masyarakat perkotaan terutama di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara sebagai barometer pusat keramaian di Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman yang lebih tentang fenomena childfree, membahas terkait pengalaman pasangan yang memilih untuk hidup tanpa anak, dan bagaimana konsep childfree  jika ditinjau dalam pandangan sosiologis. Penelitian ini penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yaitu dilakuan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terjadi pro dan kontra dari konstruksi sosial yang terbentuk di masyarakat Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan mengenai hadirnya fenomena chlidfree di masyarakat perkotaan. Masyarakat yang mendukung (pro) chlidfree  karena adanya dorongan dari segi sosial, pribadi dan ekonomi seperti 1) dukungan sosial yang positif dari keluarga, 2) dukungan pribadi yakni ingin lebih bebas dan santai dalam menjalani hidup, 3) dorongan ekonomi karena merasa belum siap untuk memiliki anak dan berfokus pada karir dan ekonomi yang dibutuhkan untuk kehidupan jangka panjang. Sedangkan masyarakat yang menolak (kontra) chlidfree beranggap bahwa 1) chlidfree cenderung akan menjadikan seseorang bersifat egois dan individualistik, 2) Memilih childfree berarti ada ketidaksesuaian dengan pasangan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan konsturksi sosial dan habitualisasi yang sudah terbentuk di masyarakat Indonesia saat ini.Kata Kunci: Childfree, Konstruksi sosial, Masyarakat PerkotaanABSTRACTThe childfree phenomenon has recently become a public conservation related to the controversy of its presence. Various responses both pro and con colour the childfree phenomenon. The childfree phenomenon quickly penetrated into society due to massive media coverage. Seeing this phenomenon, it is interisting to see the response of urban communities, especially in Medan Petisah District, Medan City, North Sumatra Province as a barometer ot the crowd center in Medan City. This research aims to find out more about the childfree phenomenon, discuss the experiences of couples who choose to live without children, and how the concept of childfree when viewed in a sociological view. This research is qualitative research with a phenomenological approach. Data collection techniques are carried out by means of observation, interviews and documentation. The results of this study state that there are pros and cons of social construction formed in the community of Medan Petisah District, Medan City regarding the presence of the childfree phenomenon in urban communities. People who support (pro) childfree because of the encouragement from social, personal and economic aspects such us 1) positive social support from family, 2) personal support, namely wanting to be more free and relaxed in living life, 3) economic encouragement because they feel they are not ready to have children and focus on careers and the economy needed for long-term life. Meanwhile, people who reject (contra) childfree think that 1) childfree tends to make a person selfish and individualistic, 2) choosing childfree means that there is a discrepancy with the couple because it is considered not in accordance with the social construction and habitualization that has been formed in Indonesian society today.Keywords: Childfree, Social construction, Urban communities
The Exploitation of Women's Body and Sensuality: The Attraction of Newspaper Movie Advertisements in The Local Daily Newspapers (Waspada, Sinar Indonesia Baru, and Analisa) in Medan in the 1970s Lila Pelita Hati; Lestari Dara Cinta Utami Ginting; Rahman Malik
Tradition and Modernity of Humanity Vol. 2 No. 3 (2022): September
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/tmh.v2i3.10369

Abstract

Newspaper advertising experienced a significant increase in the 1970s. During that period, three local daily newspapers were established in Medan: Waspada, Sinar Indonesia Baru, and Analisa. These newspapers displayed various advertisements in their publications, one of which was the advertisement to promote the film that would be shown in theaters at that time. In promoting films through these advertisements, many producers use women as a means of promotion. Women have their magnet to attract the audience's interest. This journal explains how women’s representation in the local daily newspaper advertisements in Medan in the 1970s and how the exploitation of women’s bodies and sexual attractiveness in the advertisements for the film's promotion was related to global discourse, especially in terms of women's appearance. The four stages of historical methods are applied to conduct the research: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The research results show that advertising producers often showcased pictures of beautiful and sexy women and even displayed vulgar words to attract the audience's interest which didn't represent the storyline of the film itself.
IMPLIKASI KEBIJAKAN HARGA BBM TERHADAP POLA KONSUMSI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS LINGKUNGAN 3, KELURAHAN AUR, MEDAN MAIMUN (2004-2014) Lestari Dara Cinta Utami Ginting; Rahman Malik; Lila Pelita Hati
Juremi: Jurnal Riset Ekonomi Vol. 3 No. 5: Maret 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The fuel price policy during the 2004-2014 administration of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) has become a major concern in the social and economic context of society. The policy has undergone several price adjustments during his 10-year administration, which significantly affected the price of basic necessities and the consumptive lifestyle of the community. This study aims to analyze the implications of the fuel price policy on consumption patterns and socio-economic welfare of slum communities in Lingkungan 3, Kelurahan Aur, Medan Maimun, in the 2004-2014 period. The research method used is qualitative with a case study approach. Data were collected through observation, interviews, and analysis of related documents. The results showed that the fuel price increase policy during SBY's administration had a significant impact, especially on low-income communities. Despite the increase in fuel prices, the level of community consumption focused on basic needs, but also included electronic goods such as televisions, refrigerators, and cellphones. In addition, the consumption pattern of electronic goods in slum communities in Neighborhood 3, Kelurahan Aur, Medan Maimun, for the period 2004-2014 shows the existence of luxuries in household appliances despite low income. This indicates that the consumptive culture of the community in Neighborhood 3 tends to be high, but the spirit for a better life is not evident from efforts to save or divert expenditure to long-term investment. In conclusion, the SBY administration's fuel price policy has complex implications for the level of community consumption, especially in relation to electronic goods. This shows the need for special attention in managing fuel price policy so that it does not only have an impact on the state's fiscal aspects, but also pays attention to social impacts, especially for low-income people
SOCIAL MOVEMENT RESISTANCE AGAINST THE STATE SOCIAL CASE STUDY: PTPN DAMAK MALIHO, BANGUN PURBA DISTRICT, 2008-2009. Ansyari Harahap, Andry; malik, Rahman
Journal of Peasants’ Rights Vol. 1 No. 1 (2022): Peasant Movement and Food Sovereignty
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.03 KB) | DOI: 10.32734/jpr.v1i1.8265

Abstract

The study is about the Resistance movement against the state social case study PTPN Damak Maliho in ancient 2008-2009. The main discussion is between peasants’ groups with PTPN IV at deli Serdang district, Damak Maliho, and the role of peasants’ groups in reversion land rights. The conclusion is that the root of the problem is a scramble for the land of 198 ha state of the community with PTPN IV in Damak Maliho, Bangun Purba's District, Deli Serdang is a state of each other claims of land between the village community with PTPN IV of 198 acres of land. Second, the strategy is taken by leaders the base states peasants’ village Damak Maliho to demand land rights by occupying the land. Third, analysis Karl Marx saw the result of this research concluded that countries' indecisiveness in seeing the conflicts causes losses to peasants.