Ni Nyoman Sulastri
Jurusan Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universtas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Karakter Fisik dan Kimia Buah Cabai Merah Besar (Capsicum annum L.) selama Penyimpanan Nyoman Yoga Pradana; I Made Supartha Utama; Ni Nyoman Sulastri
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p20

Abstract

Abstrak Cabai merah besar merupakan salah satu sayuran hortikultura yang mudah rusak setelah dipanen. Kerusakan terjadi akibat proses pascapanen seperti kerusakan fisiologis, mekanis maupun mikrobiologis. Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan dan memperpanjang masa simpan buah tersebut adalah menggunakan edible coating. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelapisan emulsi minyak wijen dan minyak sereh terhadap karakteristik fisik dan kimia buah cabai merah besar (Capsicum annum L.) serta untuk memperoleh kombinasi perlakuan minyak wijen dan minyak sereh yang dapat memperlambat kerusakan fisik dan kimia buah cabai merah besar selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah minyak wijen (W) terdiri dari 3 level konsentrasi, yaitu: 0%, 0,5% dan 1% serta faktor kedua adalah minyak sereh (S) yang terdiri dari 3 level konsentrasi: 0%, 0,5% dan 1% dengan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 27unit percobaan. Keragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman dan apabila perlakuan berpengaruh terhadap parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pemberian emulsi minyak wijen dan sereh berpengaruh terhadap nilai susut bobot, intensitas kerusakan, kadar vitamin C dan total padatan terlarut buah cabai merah besar selama penyimpanan. Perlakuan kombinasi minyak wijen dan minyak sereh dengan konsentrasi masing-masing 0,5% (W1S1) merupakan perlakuan yang menghasilkan nilai terbaik yaitu nilai susut bobot 50,7%, intensitas kerusakan sebesar 43,33%, kadar vitamin C sebesar 8,9 mg/100g dan total padatan terlarut 3,27 °Brix. Abstract Big red chili pepper is one of the horticultural vegetables susceptible to damage after harvesting. The damage occurs due to postharvest processes such as physiological, mechanical, and microbiological damage. One way to reduce the fruit damage and extend the shelf life of the fruit is to use an edible coating. This study aims to determine the effect of the emulsion coating on the physical and chemical characteristics of large red chili (Capsicum annum L.) and to obtain a combination of sesame oil and citronella oil treatment that could slow the physical and chemical damage of red chilies while in storage. This study used a factorial Complete Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor is sesame oil (W) consisting of 3 concentration levels: 0%, 0.5% and 1%. The second factor is citronella oil (S) which consists of 3 concentration levels: 0%, 0.5%, and 1%, with three replications resulting in 27 experimental units. The uniformity of data was analyzed using uniformity analysis; and Duncan's test. The results showed that the effect of sesame and lemongrass oil emulsions affected fruit weight loss, damage intensity, vitamin C levels, and total soluble solids while in storage. The combination treatment of sesame and lemongrass oil with each concentration of 0.5% (W1S1) showed the best results, namely the weight loss value of 50.7%, damage intensity by 43.33%, vitamin C 8.9 mg /100g, and total dissolved solids 3.27 °Brix.
Karakteristik Parameter Pertumbuhan Microgreen Lobak (Raphanus sativus) pada Jenis Media Tanam dan Penggunaan Grow Light Mus'ab Az Zubairi; Ni Nyoman Sulastri; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p18

Abstract

Abstrak Microgreen berpotensi dikembangkan pada sistem urban farming, karena kemudahan dalam mendapatkan media tanam, alat untuk digunakan serta dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit. Microgreen lobak (Raphanus sativus) merupakan antioksidan yang baik bagi kesehatan yang berperan sebagai sumber polifenol. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan microgreen lobak pada pengaruh variasi media tanam dan LED grow light dan menentukan perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, jenis media tanam dan penyinaran, dalam model faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan, sehingga 27 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata antara media tumbuh (P > 0,05) dan penggunaan grow light pada beberapa parameter pertumbuhan microgreen. Namun demikian, secara visual penggunaan grow light dan media pasir menunjukkan hasil yang terbaik di beberapa parameter pertumbuhan. Perlunya akuisisi citra pada keseluruhan microgreen pada tray penanaman, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dalam menentukan pengaruh media tanam dan grow light pada parameter pertumbuhan microgreen. Abstract Microgreen has the potential to be developed in urban farming systems because of the ease of obtaining planting media and tools to use and can be cultivated on a limited land space. Microgreen radish (Raphanus sativus) is an antioxidant that is good for health and acts as a source of polyphenols. This study aims to determine the growth characteristics of microgreen radish on the effect of variations in planting media and LED grow light and determine the treatment that produces the best growth. The experimental design used in this study was a completely randomized design (CRD) with two factors: the planting media and irradiation with a factorial pattern of 3 x 3 with three replications, so there were 27 treatments. The results showed no significant effect (P>0.05) between the growing media and grow light on several microgreen growth parameters. However, using grow light and sand media visually showed the best results in several growth parameters. The image acquisition on the whole microgreen planting tray is needed instead of randomly picking a single microgreen for analysis to get more accurate data in determining the effect of planting media and grow light on microgreen growth parameters.
Rancang Bangun Sistem Kontrol Kelembaban Udara Greenhouse Menggunakan PWM (Pulse Width Modulation) Wily Goldramijaya; Ni Nyoman Sulastri; I Made Anom Sutrisna Wijaya; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p17

Abstract

Abstrak Sistem kontrol banyak diterapkan pada bidang pertanian seperti penggunaan mikrokontroler dalam mengontrol dan memantau kondisi kelembaban udara dalam greenhouse. Ketepatan pengkondisian kelembaban udara merupakan hal penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti microgreen. Kelembaban media tanam secara tidak langsung mempengaruhi kelembaban udara melalui penguapan, sehingga diperlukan sistem yang dapat mengontrol dan memantau kelembaban udara sekaligus kelembaban media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem kontrol kelembaban udara menggunakan PWM (Pulse Width Modulation) dalam greenhouse yang dilengkapi sistem monitoring dan pemberian irigasi otomatis. Rancang bangun sistem yang dihasilkan pada penelitian ini meliputi penggunaan Arduino UNO ATmega328P sebagai mikrokontroler yang terhubung dengan sensor DHT22 sebagai sensor kelembaban udara, capacitive soil moisture sensor sebagai sensor kelembaban media tanam, relay sebagai kontrol pompa misting dan irigasi, driver sebagai pengendali kipas DC dengan kontrol PWM, kipas DC sebagai pemberi aliran udara dan menurunkan kelembaban udara, dan LCD 16x2 sebagai sistem monitoring. Sistem menggunakan setting point kelembaban udara untuk microgreen yang dimasukan secara manual melalui coding. Sistem yang dirancang menghasilkan miniatur greenhouse bertipe lean-to yang dilengkapi oleh sensor DHT22 dengan nilai error kelembaban udara DHT22(1) 3,09% dan DHT22(2) 3,34%. Sistem berhasil membaca dan menampilkan data, dan memberikan output dengan response time sistem irigasi dan misting sebesar 78mS dan 145mS, dengan delay 2 detik. Kendali PWM kipas DC mampu menurunkan dan menjaga kelembaban udara tetap pada rentang optimal bagi pertumbuhan microgreen, dengan meningkatkan dan menurunkan nilai RPM kipas DC sesuai dengan nilai duty cycle nya. Abstract Control systems are widely applied in agriculture, such as using microcontrollers to control humidity in greenhouses. Lack of accuracy in conditioning the humidity in indoor farming affects plant growth and productivity, especially in microgreens. The humidity of the planting media indirectly affects the air humidity through evaporation. Therefore, a system is required to control and monitor air and planting media humidity. The purpose of this study was to design and build an air humidity control system using PWM (Pulse Width Modulation) in a greenhouse equipped with a monitoring and automatic irrigation system. The system control employed Arduino UNO ATmega328P as a microcontroller connected to the DHT22 sensor as an air humidity sensor, a capacitive soil moisture sensor as a humidity sensor for the planting media, relay to control misting and irrigation pump. The microcontroller was also connected to a driver as a DC fan control with PWM control, four DC fan as airflow suppliers and dehumidifiers, and LCD 16x2 as a monitoring system. The system used the air humidity setting points for microgreens which were entered manually through coding. The result of this research was a lean-to greenhouse prototype with a DHT22 sensor with air humidity error values of DHT22(1) 3.09% and DHT22(2) 3.34%. The system successfully read and displayed data and provided output with a response time of irrigation and misting systems of 78mS and 145mS, using a delay of 2 seconds. The PWM control of the DC fan was able to reduce and maintain the air humidity within the optimum range for microgreen growth by increasing as well as decreasing the DC fans’ RPM, which was based on its duty cycle value.
Perancangan Sistem Kontrol pH dan Turbidity Akuarium Ni Kadek Sintya Resmiani; Ni Nyoman Sulastri; I Made Anom Sutrisna Wijaya; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p18

Abstract

Abstrak Sistem kontrol banyak diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam budidaya ikan. Kualitas air dapat menurun dengan cepat karena terjadinya pengendapan sisa pakan, feses, dan buangan metabolisme pada ikan yang menyebabkan konsentrasi fosfat meningkat sehingga air menjadi keruh. Selain itu, perubahan pH yang besar dalam waktu singkat menimbulkan gangguan fisiologis bagi ikan. Kualitas air akuarium memegang peranan yang penting dalam pemeliharaan, sehingga diperlukan sistem yang dapat mengontrol dan memantau kualitas air pada budidaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem kontrol pH dan turbidity akuarium serta mendapatkan kinerja hasil rancangan. Perancangan sistem yang dihasilkan pada penelitian ini meliputi penggunaan Arduino Uno ATmega328P sebagai mikrokontroler yang terhubung dengan sensor pH E-201 BNC sebagai pengukur pH, sensor turbidity SEN0189 sebagai pengukur kekeruhan, sensor ultrasonik sebagai pengukur ketinggian air, relay sebagai pengendali pompa dan solenoid valve, serta LCD 16x2 sebagai pemantau. Sistem menggunakan setting point pH dan turbidity untuk ikan koi yang dimasukan secara manual melalui coding. Sistem yang dibangun menghasilkan prototipe akuarium dengan dimensi 40cmx25cmx28cm yang dilengkapi oleh sensor pH E-201 BNC dengan error pada larutan asam, basa, dan netral sebesar 0,35%, 0,72%, dan 0,49% serta akurasi sebesar 99,65%, 99,28%, dan 99,51%, sensor turbidity yang sudah dikalibrasi dengan TDS meter, serta sensor ultrasonik HC-SR04 dengan error sebesar 0,53% dan akurasi sebesar 99,47%. Sistem berhasil membaca, menampilkan data, dan memberikan output dengan response time pada sistem pengurasan dan pengisian sebesar 6,3s dan 0,14s. Sistem dapat bekerja dengan baik dimana sistem dapat memantau dan mengontrol pH dan turbidity dalam akuarium. Abstract Control systems are widely applied in various fields, including fish farming. Water quality can decrease rapidly due to the deposition of feed residues, faeces, and metabolic waste of fish. The deposition causes the phosphate concentration to elevate; as a result, the water becomes murky. In addition, significant changes in pH in a short time cause physiological disturbances for fish. Aquarium water quality plays a vital role in the maintenance of aquarium fish; therefore, a system that can control and monitor water quality in fish farming is needed. The purpose of the study was to design as well as build an aquarium pH and turbidity control system and to assess the performance of the design produced. The system was designed using Arduino Uno ATmega328P as a microcontroller. This microcontroller was connected to sensor pH E-201 BNC, sensor turbidity SEN0189, ultrasonic sensor as a water level sensor, a relay as a pump controller, solenoid valve and 16x2 LCD as a monitor. The pH and turbidity setting point was based on the optimum living condition of Koi fish, which was entered manually through coding. For this study, an aquarium prototype was built with 40 x 25 x 28 cm dimensions. The results showed that the pH sensor error values for acid, alkaline and neutral water conditions were 0,35%, 0,72%, dan 0,49%, respectively, while the accuracies were 99.65 %, 99.28%, and 99.51%, respectively. A turbidity meter was calibrated with a TDS meter. The error and the accuracy values for the ultrasonic sensor were 0,53% and 99,47%, respectively. The system was able to read and display data as well as provide output with a response time for the water draining and filling system of 6,3s and 0,14s. The system built performed well in monitoring and controlling pH and turbidity in an aquarium.
Efisiensi Kinerja Traktor Singkal dan Traktor Rotari pada Pengolahan Tanah di Subak I Wayan Tika; Sumiyati Sumiyati; Ni Nyoman Sulastri; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; Mentari Kinasih
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p02

Abstract

Abstrak Sebelum petani Subak mengenal traktor, pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul atau bajak singkal yang ditarik oleh ternak. Pengolahan tanah dengan traktor yang dilengkapi dengan komplemen bajak singkal atau bajak rotari tidak dapat dihindari terjadinya kasus tumpang tindih (overlap) hasil pengolahan, sehingga hasil tanah olahan menjadi tidak efisien. Tumpang tindihnya hasil pengolahan tersebut terlihat dari perbedaan hasil tanah yang diolah. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan kajian efisiensi pengolahan tanah pada Subak dengan menggunakan traktor singkal dan traktor rotari pada pengolahan tanah tahap pertama. Efisiensi kerja traktor diukur berdasarkan perbandingan antara kerja teoritis dan kerja riil. Kerja teoritis diukur berdasarkan lebar komplemen alat olah baik bajak singkal maupun rotary serta rata-rata kecepatan gerak maju traktor saat mengolah tanah. Kerja riil diukur berdasarkan hasil kerja secara nyata di lapangan yaitu luasan lahan yang berhasil diolah dalam rentang waktu tertentu. Data kerja riil juga dikonfirmasi berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa operator traktor. Dari hasil analisis data diperoleh efisiensi kerja traktor singkal sebesar 77,3% dan traktor rotari 55,2%. Abstract Before Subak farmers were familiar with tractors, land preparation was carried out using hoes or single-handed plows pulled by cattle. Land preparation with a tractor equipped with a complementary or rotary plow cannot be avoided in cases of overlap of processing results so that the processed soil results become inefficient. The overlapping results of the processing can be seen from the differences in the results of the processed soil. Based on these conditions, it is necessary to study the efficiency of tillage in Subak using single-axle tractors and rotary tractors in the first stage of tillage. Tractor work efficiency is measured based on a comparison between theoretical work and real work. Theoretical work is measured based on the width of the complement of the tiller, both short and rotary plows, and the average speed of the tractor's advance when cultivating the land. Real work is measured based on real work results in the field, namely the area of ??land that has been successfully processed within a certain time span. Real work data was also confirmed based on the results of discussions with several tractor operators. From the results of the data analysis, it was obtained that the work efficiency of the short tractor was 77.3% and that of the rotary tractor was 55.2%.
Efisiensi Penggunaan Air Irigasi pada Saluran Sekunder di Daerah Irigasi Tungkub Mentari Kinasih; Ni Nyoman Sulastri; I Wayan Tika; Sumiyati Sumiyati; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; Made Darmayasa
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p23

Abstract

Abstrak Distribusi air irigasi yang baik akan menghasilkan produksi yang baik dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Efisiensi sebagai faktor yang sangat penting dalam skema irigasi karena menentukan kinerja jaringan irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan air irigasi di DI Tungkub pada saluran sekunder. Penelitian ini mengambil data debit langsung di 11 titik di saluran sekunder. Data iklim diperolah dari NASA POWER dan BMKG Wilayah III Denpasar. Data curah hujan dari 3 stasiun hujan (tibubeneng, kapal, dan mengwi gede). Luas areal sawah yang diamati adalah seluas 416 Ha (Hulu), 349 Ha (Tengah), dan 164 Ha (Hilir). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Zona A memiliki tingkat efisiensi penggunaan tertinggi sebesar 68% terjadi di Mei I dan terendah 14,1% di Maret I. Zona B memiliki efisiensi penggunaan tertinggi sebesar 100% (terjadi di periode April I, April II, Juni II, dan Juli I) dan terendah 0% pada periode Mei I dan Mei II. Zona C memiliki efisiensi penggunaan tertinggi sebesar 100% terjadi pada Juni I dan Juni II, sedangkan efisiensi penggunaan yang terendah terjadi di Maret I sebesar 35%. Abstract Good distribution of irrigation water will produce abundant harvests. It will improve the welfare of farmers. The efficiency of water utilization is important in irrigation schemes because it determines the performance of the irrigation network. This research aims to obtain the efficiency of irrigation water in DI Tungkub in secondary channels. This research took direct debit data at 11 points in the secondary channel. Climate data was obtained from NASA POWER and BMKG Region III Denpasar. Rainfall data was obtained from 3 rain stations (Tibubeneng, Kapal, and Mengwi Gede). The area of ??rice fields observed was 416 Ha (Upstream), 349 Ha (Central), and 164 Ha (Downstream). The research results show that Zone A has the highest usage efficiency level of 68% which occurred in May I and the lowest 14.1% in March I. Zone B has the highest usage efficiency of 100% (occurring in the periods April I, April II, June II, and July I), and the lowest was 0% in the May I and May II periods. Zone C had the highest usage efficiency of 100% which occurred in June I and June II, while the lowest usage efficiency occurred in March I at 35%.
Analisis Kinerja Distribusi Air Irigasi pada Temuku di Subak I Wayan Tika; Mentari Kinasih; Ni Nyoman Sulastri; Sumiyati Sumiyati; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p27

Abstract

Abstrak Gangguan distribusi air juga kadang-kadang disebabkan oleh adanya sampah dan faktor pemias (penyusutan debit) serta mengabaikan aliran numbak (aliran lurus) dan ngerirun (aliran berbelok). Dengan pemahaman seperti itu maka petani (krama subak) yang lahannya terletak di hilir cendrung mendapatkan kuota air yang kurang dari seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen distribusi air irigasi sesuai nilai dan kriteria RPM pada subak tradisional dan subak semi teknis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitaif yang menjelaskan peristiwa berdasarkan nilai RPM dari 30 bangunan bagi (temuku) pada subak di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian menunjukkan 30% memiliki kinerja distribusi air irigasi yang sangat kurang, 30% dengan kriteria kinerja kurang, 13% dengan kriteria kinerja cukup, dan 27% dengan kriteria kinerja baik. Dari hasil tersebut juga dapat diperoleh dimensi baru dari bangunan bagi pada subak dengan pendekatan formula proporsional yang melibatkan variabel luasan subak yang diberikan air irigasi, luasan subak di hilir, serta koefisien gangguan aliran air sekitar 1,05 sampai 1,1. Abstract Disturbances in water distribution are also sometimes caused by the presence of rubbish and biasing factors (decreased discharge) also ignoring the flow of numbak (straight flow) and ngerirun (curved flow). With this understanding, farmers (krama subak) whose land is located downstream tend to get less water quota than they should. This research aims to determine the performance of irrigation water distribution management according to RPM values ??and criteria in traditional subak and semi-technical Subak. This research uses a descriptive-quantitative method that explains events based on the RPM values ??of 30 buildings for (temuku) in Subak in Gianyar Regency. The research results showed that 30% had very poor irrigation water distribution performance, 30% had poor performance criteria, 13% had sufficient performance criteria, and 27% had good performance criteria. From these results, it is also possible to obtain a new dimension of the subak building using a proportional formula approach involving variables of the area of ??the subak provided with irrigation water, the area of ??the subak downstream, as well as a water flow disturbance coefficient of around 1.05 to 1.1.
Rancang Bangun Sistem Informasi Ketersediaan Air Irigasi Subak Berbasis JavaScript Putra, I Putu Arya Patrama Khrisna; Sulastri, Ni Nyoman; Wijaya, I Made Anom Sutrisna; Budisanjaya, I Putu Gede; Harimurti, Gusti Bagus Dwi Anugrah
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p10

Abstract

Sistem irigasi subak masih memiliki keterbatasan dalam pencatatan dan pengelolaan data debit irigasi. Sehingga, dibutuhkan sistem informasi yang mampu menampilkan data digital debit air irigasi serta dapat diakses melalui website. Tujuan dari penelitian adalah merancang sistem informasi yang responsif, fleksibel, dan mudah diakses, membangun pelayanan data debit secara live dalam bentuk diagram batang, serta menguji fitur dan aksesibilitas. Perancangan sistem pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, mengidentifikasi masalah dari sisi pengguna, merancang algoritma sistem, mengintegrasikan framework dan API, melakukan hosting, serta melakukan pengujian dengan black-box testing. Seluruh perancangan sistem tersebut mengikuti metode air terjun (waterfall model). Sistem yang berhasil dirancang memiliki tujuh fitur yaitu, informasi website, data debit secara otomatis dari alat IM-Logger, data debit dengan pengukuran manual, berita subak, galeri subak, login, dan fitur informasi berbasis WhatsApp. Pada penelitian dilakukan pengujian terhadap responsivitas fitur, fleksibilitas sistem, dan aksesibilitas sistem terhadap berbagai perangkat. Hasil pengujian menunjukkan seluruh fitur yang diuji memiliki responsivilitas dan kecepatan yang baik. Pada fitur data digital debit irigasi dapat ter-update secara konsisten dan berhasil dikonversi menjadi diagram batang. Pengujian fleksibilitas sistem mendapatkan nilai sangat baik dengan hasil persentase kesesuaian sebesar 100% pada perangkat berlayar lebar dan 93.8% pada perangkat berlayar sempit. Pengujian aksesibilitas, sebanyak 59.66% persen responden menyatakan aksesibilitas sistem ini baik, 39.98% sangat baik, dan 0.6% kurang baik. Berdasarkan keseluruhan hasil pengujian sistem informasi, dapat disimpulkan bahwa sistem sudah berfungsi dengan responsif, fleksibel dan mudah diakses. ABSTRACT The subak irrigation system still needs to be improved in recording and managing irrigation discharge data. Thus, an information system is required to display digital data on irrigation water discharge, which can be accessed via the website. The research aimed to design a responsive, flexible, and easily accessible information system, to build a live discharge data service in the form of a bar chart, and to test the features and accessibility of the information system. System design in this study was carried out in the following stages, identifying problems from the user side, designing system algorithms, integrating frameworks and API, hosting, and conducting black-box testing. The entire system design followed the waterfall model. The system has seven features: website information, automatic discharge data from the IM-Logger tool, discharge data with manual measurements, subak news, subak gallery, login, and WhatsApp-based information features. This study tested features responsiveness, flexibility, and system accessibility for various devices. The test results showed that all the features tested had good responsiveness and speed. In the digital data feature, irrigation discharge could be updated consistently and successfully converted into a bar chart. The system flexibility test obtained a very good score, with 100% and 93.8 % conformity percentages for wide and narrow screen devices, respectively. In the accessibility test, 59.66% of respondents stated that the accessibility of this system was good, 39.98% was very good, and 0.6% was not good. Based on the overall results, it can be concluded that the information system functions responsively, and flexibly, and is easily accessible.
Karakteristik Indeks Luas Daun Microgreen Lobak Menggunakan Pengolahan Citra Empang, Fransiska Cahyani; Sulastri, Ni Nyoman; Budisanjaya, I Putu Gede
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 1 (2024): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i01.p07

Abstract

ABSTRAK Indeks Luas Daun (ILD) merupakan parameter yang banyak digunakan dalam penentuan biomassa tanaman termasuk terhadap microgreen. Microgreen lobak merupakan salah satu jenis microgreen yang mengandung vitamin dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai ILD microgreen lobak dengan pengolahan citra serta menentukan karakteristik ILD microgreen lobak pada kombinasi perlakuan penyinaran indoor dan kerapatan benih. Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor digunakan untuk mengetahui pengaruh penyinaran indoor dan kerapatan benih terhadap karakteristik ILD. Penyinaran yang digunakan cahaya alami, UV LED, dan LED Pink. Kerapatan benih yang digunakan 10 g/tray, 12 g/tray, dan 14 g/tray. Penyinaran dilakukan pada hari ke-2 dan pengambilan citra pada hari ke-10 setelah semai. Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui korelasi antara nilai ILD dengan biomassa. Karakteristik ILD ditentukan dengan akusisi citra menggunakan kamera dan pengolahan citra menggunakan bahasa pemrograman Python, library OpenCV, dan script editor Visual Studio Code. Hasil uji Two-Way ANOVA menunjukkan bahwa interaksi perlakuan penyinaran indoor dan kerapatan benih tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ILD microgreen lobak (P>0,05). Perlakuan penyinaran indoor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai ILD microgreen lobak. Nilai ILD tertinggi terdapat pada perlakuan penyinaran LED Pink (0,792-0,985) dengan karakteristik batang tebal, daun lebar yang menutupi hampir seluruh area tray. ILD terendah terdapat pada perlakuan penyinaran UV LED (0,426-0,528) dengan karakteristik batang kecil, panjang, daun kurang lebar. Nilai ILD mempunyai korelasi positif dengan biomassa kering microgreen (R2=0.84). Dapat disimpulkan bahwa penyinaran LED pink memberikan nilai ILD tertinggi. Nilai ILD mempunyai korelasi positif yang sangat kuat dengan biomassa kering microgreen. ABSTRACT Leaf Area Index (LAI) is a widely used parameter in determining plant biomass, including microgreens. Radish microgreens are a type of microgreens that contain vitamins and polyphenols. This study aimed to obtain LAI values of radish microgreens by image processing and to determine characteristics of radish microgreens LAI in combinations of indoor irradiation treatments and seed densities. Randomized Block Design with two factors was employed to determine effect of indoor irradiation and seed density on LAI characteristics. Lighting used natural light, UV LED, and Pink LED. Seeds' density used 10g/tray, 12g/tray, and 14g/tray. Irradiation was carried out on second day, and images were taken on 10th day after sowing. Pearson correlation is used to determine correlation between LAI values and biomass. LAI characteristics were determined by image acquisition using camera and image processing using Python programming language, OpenCV library, and Visual Studio Code editor script. Results of Two-Way ANOVA test showed that interaction of indoor irradiation treatment and seed density had no significant effect in LAI value of radish microgreens (P>0.05). Indoor irradiation treatment had a significant effect (P<0.05) in LAI value of radish microgreens. Highest LAI value in irradiation treatment with Pink LED (0.792-0.985) with thick, wide stems covering almost entire tray area. Lowest LAI in UV LED irradiation treatment (0.426-0.528), characterized by small stems and long, less wide leaves. LAI value positively correlates with microgreen dry biomass (R2=0.84). In summary, pink LED irradiation showed highest LAI value. LAI value strongly correlates positively with microgreen dry biomass.
Analisis Efisiensi Penggunaan Air Irigasi di Daerah Irigasi Tungkub Darmayasa, Made; Tika, I Wayan; Sucipta, I Nyoman; Sulastri, Ni Nyoman
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p01

Abstract

Abstrak Efisiensi merupakan salah satu metode untuk menentukan manajemen air pada lahan pertanian dengan memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan air irigasi. Penggunaan air irigasi di Daerah Irigasi Tungkub diduga belum optimal dikarenakan pengelolaan air irigasi yang belum cukup baik. Kondisi daerah irigasi tersebut terjadi pemborosan air irigasi dan pada musim kemarau terjadi kekurangan air khususnya di wilayah hilir. Tujuan penelitian ini mengetahui efisiensi penggunaan air irigasi saat proses penyiapan lahan dan fase tanaman padi. Untuk menunjang penelitian, Daerah Irigasi Tungkub dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan A lokasinya sebagian besar di hulu, kawasan B sebagian besar di tengah dan kawasan C sebagian besar di hilir. Penelitian dilakukan melalui metode analisis kuantitatif dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari Power Nasa, Stasiun Klimatologi Bali, BMKG wilayah III Denpasar, pekaseh dan petugas terkait. Data primer berupa ketersediaan air irigasi berdasarkan debit air di saluran dan pengamatan proses budidaya tanaman padi. Hasil perhitungan efisiensi penggunaan air irigasi pada kawasan A saat penyiapan lahan 59,26%, fase vegetatif 34,30% dan fase generatif 20,24%. Kawasan B saat penyiapan lahan 49,97%, fase vegetatif 35,92% dan fase generatif 73,58%. Kawasan C saat penyiapan lahan 86,32%, fase vegetatif 55,10% dan fase generatif 35,65%. Efisiensi penggunaan air di kawasan A, B saat penyiapan lahan, semua kawasan saat fase vegetatif dan kawasan A serta C saat fase generatif termasuk dalam kategori “agak kurang”. Sedangkan saat penyiapan lahan di kawasan C dan fase generatif di kawasan B termasuk dalam kategori “baik”. Abstract Efficiency is one of the methods for determining water management in agricultural land by considering the need and availability of irrigation water. The water irrigation used in the Tungkub irrigation area is not supposed to be optimum because of insufficient water management. Conditions of the irrigation area are waste of water and in the dry season, there is a water shortage especially downstream. The purpose of the study is to determine the efficiency of irrigation water use in the land preparation and planting phase. To support research, the Tungkub Irrigation Area is divided into three areas: A mostly upstream; B mostly in the middle; and Area C mostly downstream. The study used quantitative analysis methods by collecting secondary and primary data. Secondary data was obtained from Power Nasa, Bali Climatology Station, BMKG Region III Denpasar, pekaseh, and related officers. Primary data is the availability of irrigation water based on water in the channel and observation of the paddy cultivation process. Results of irrigation water use efficiency in area A when land preparation is 59,26%, vegetative phase 34,30%, and generative phase 20,24%. Area B when land preparation 49,97%, vegetative phase 35,92%, and generative phase 73,58%. Area C when land preparation 86,32%, vegetative phase 55,10%, and generative phase 35,65%. Water efficiency in areas A, and B while soil preparation, all areas while vegetative phase, and areas A and C while generative phases are in the category “slightly less”. Land preparation in Area C and the generative phase in Area B are in the "good" category.