Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Penetapan kadar gentamisin dalam sediaan krim dengan kromatografi lapis tipis - densitometri Haryanto, Isnaeni Yudi; Burhanudin, Achmad; poernomo, Achmad toto
Pharmaciana Vol 6, No 2 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.57 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i2.3907

Abstract

The used of Gentamicin is still regarded for overcoming infectious diseases. Several preparations of the gentamicin are available in the market as injection, eye or ear drops, and topical dosage forms. Based on the standard method, determination of the gentamicin is carried out by microbiological assay. Several instrumental method have been reported. In this research, Thin Layer Chromatography-Densitometry (TLC-Densitometry) has been validated and used for determining gentamicin in cream dosage form. The TLC was carried out on a Silica gel GF254 using KH2PO4 20% and ninhidrin 2% solution (in ethanol 96%) as eluent and spots visualization respectively. Three spots appeared on the chromatogram having Rf value 0.51, 0.47, and 0.36. All the spots gave maximum absorption at 400 nm. The spot with Rf value of 0.51 was the highest intensity. Limit of Detection (LoD) and Limit of quantitation (LoQ) of the major component was 0.019 and 0.064 respectively. The other validation characteristics met the requirement for determination of gentamicin in the cream dosage form.
Pengaruh Proses Fermentasi pada Daun Centella asiatica oleh Acetobacter tropicalis Terhadap Aktivitas Trombolitik Lailatul Nuraini; Bambang Tri Purwanto; Achmad Syahrani; Riesta Primaharinastiti; Achmad Toto Poernomo
Majalah Farmasetika Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i0.36665

Abstract

Agen trombolitik merupakan plasminogen activator yang dapat memecah fibrin menjadi fibrin degradation product (FDP) dan dapat digunakan pada terapi penyakit kardiovaskular. Agen trombolitik dapat diperoleh dari mikroorganisme seperti Acetobacter tropicalis InaCC B374 dan dari tanaman seperti Centella asiatica. Kedua sumber agen trombolitik tersebut dapat dilakukan kombinasi melalui proses fermentasi untuk meningkatkan efek terapetiknya. Proses fermentasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk media fermentasi dan waktu fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses fermentasi terhadap peningkatan aktivitas trombolitik dari hasil fermentasi Centella asiatica oleh Acetobacter tropicalis InaCC B374 pada berbagai variasi waktu fermentasi. Preparasi dilakukan dengan memfermentasi Centella asiatica selama 24, 48, dan 72 jam pada suhu 30°±1°C dengan kecepatan pengocokan 100 rpm kemudian ditentukan aktivitas trombolitiknya dengan metode clot lysis yang dilakukan inkubasi pada suhu 37°±1°C selama 60 menit. Hasil pengujian aktivitas trombolitik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas trombolitik setelah dilakukan proses fermentasi selama 24, 48 dan 72 jam dan aktivitas trombolitik maksimum tercapai pada hasil fermentasi 72 jam. Centella asiatica yang difermentasi selama 72 jam menunjukkan nilai indeks trombolitik yang paling besar (82,03) jika dibandingkan dengan infusa Centella asiatica tanpa fermentasi (37,39) dan Acetobacter tropicalis InaCC B374 (37,68). Disimpulkan bahwa proses fermentasi Centella asiatica oleh Acetobacter tropicalis InaCC B374 secara signifikan dapat meningkatkan aktivitas trombolitik keduanya
Penetapan kadar gentamisin dalam sediaan krim dengan kromatografi lapis tipis - densitometri Isnaeni Yudi Haryanto; Achmad Burhanudin; Achmad toto poernomo
Pharmaciana Vol 6, No 2 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.085 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i2.3907

Abstract

The used of Gentamicin is still regarded for overcoming infectious diseases. Several preparations of the gentamicin are available in the market as injection, eye or ear drops, and topical dosage forms. Based on the standard method, determination of the gentamicin is carried out by microbiological assay. Several instrumental method have been reported. In this research, Thin Layer Chromatography-Densitometry (TLC-Densitometry) has been validated and used for determining gentamicin in cream dosage form. The TLC was carried out on a Silica gel GF254 using KH2PO4 20% and ninhidrin 2% solution (in ethanol 96%) as eluent and spots visualization respectively. Three spots appeared on the chromatogram having Rf value 0.51, 0.47, and 0.36. All the spots gave maximum absorption at 400 nm. The spot with Rf value of 0.51 was the highest intensity. Limit of Detection (LoD) and Limit of quantitation (LoQ) of the major component was 0.019 and 0.064 respectively. The other validation characteristics met the requirement for determination of gentamicin in the cream dosage form.
Effects of carbon and nitrogen sources on the antibacterial activity of Bacillus tequilensis BSM-F symbiotic with Halichondria panicea sponge from the Cabbiya Coast, Madura, Indonesia Achmad Toto Poernomo; Sonia Khoirun Nisa; Zahratus Silmi Aliyah; Isnaeni Isnaeni
Pharmaciana Vol 10, No 2 (2020): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.511 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v10i2.14984

Abstract

Sponges form obligate symbiotic associations with antibiotic-producing microorganisms. Many factors, including climate change, anthropogenic pollution, introduced species, and nutrient enrichment, have all been linked to the specific character of marine-symbiotic microorganisms. This recent study investigated the effects of carbon and nitrogen sources on the antibacterial activity of Bacillus tequilensis BSM-F in solid fermentation media, Zobell Marine Agar (ZMA), ZMA was added with various carbon and nitrogen sources at different concentrations to evaluate the effect of enrichment media on the antibacterial activity. The carbon sources used were glucose, glycerol, lactose, and starch, while the nitrogen sources were beef extract, soybean meal, malt extract, and casein. Each of which was added to ZMA at 0.5%, 1%, 1.5%, and 2% w/v. The inhibitory activity was denoted as the activity index, i.e., the ratio of the diameter of zone of inhibition to the diameter of the bacterial colony. B. tequilensis BSM-F exhibited the highest inhibitory activity against Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922 when cultured in media containing glycerol and casein. The optimum condition was achieved when glycerol and casein were each added to ZMA at 1.5% w/v.
Efek Kondisi Lingkungan Kultur terhadap Produksi Amilase Termostabil oleh Bacillus sphaericus AK-1 Tanah Api Kayangan Bojonegoro Jawa Timur Achmad Toto Poernomo; Isnaeni Isnaeni
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.123 KB) | DOI: 10.20473/jfiki.v4i12017.27-33

Abstract

Pendahuluan: Produksi amilase telah diteliti menggunakan bakteri yang diisolasi dari tanah Api Kayangan Bojonegoro Jawa Timur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan identifikasi bakteri dan menggetahui efek kondisi kultur pada aktivitas amilase. Metode: Bakteri dikulturkan pada media yang mengandung pati terlarut sebagai sumber karbon tunggal. Penambahan kalsium (15 mM) atau ekstrak yeast (0,5%) dan pepton (2%) ke media pati terlarut dan mineral akan mengurangi waktu fase lag dan memperpanjang pertumbuhan dan produksi amilase. Pemberian glukosa pada kultur mengurangi produksi amilase, sehingga menunjukkan bahwa efek glukosa berpengaruh pada organisme ini. Hasil: pH media awal dan suhu optimum pada produksi amilase oleh organisme masing-masing 7,0 dan 50°C. Suhu dan pH optimal untuk aktivitas masing-masing 50°C dan 6,0. Larutan  enzim dipertahankan aktivitasnya 100% saat diinkubasi pada suhu 90°C selama satu jam dan 40% pada suhu 60°C selama 24 jam. Kesimpulan: Pemberian glukosa pada kultur akan menurunkan produksi amilase.
Pengaruh Nutrisi pada Produksi dan Karakterisasi Protease dari Bakteri Termofilik Isolat LS-1 Lumpur Sidoarjo Achmad Toto Poernomo; Isnaeni Isnaeni; Djoko Agus; Ayu Chandra Dewi; Digdo Suryagama
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.449 KB) | DOI: 10.20473/jfiki.v4i22017.51-58

Abstract

Pendahuluan: Telah dilakukan produksi protease dari bakteri termofilik isolat LS-1 yang dikulturkan dalam media cair mengandung natrium sitrat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum produksi protease pada isolat bakteri termofilik lumpur Sidoarjo. Metode: Produksi protease dilakukan pada berbagai waktu, sumber karbon dan nitrogen. Karakterisasi protease dilakukan dengan menggunakan substrat azokasein dengan pengaruh berbagai suhu, pH dan pengaruh ion logam. Hasil:  Produk enzim mencapai maksimum pada 10 jam dengan aktivitas 1,85U/mg protein. Beberapa sumber karbon yang dibutuhkan untuk produksi protease dalam penelitian ini telah dioptimasi. Amilum adalah substrat terbaik, diikuti oleh natrium sitrat, asam sitrat dan sukrosa. Di antara berbagai sumber nitrogen organik dan anorganik NH4NO3 telah diketahui yang terbaik. Studi karakterisasi protease yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan suhu optimum pada 60ºC. Enzim stabil selama 2 jam pada suhu 30ºC, sementara pada suhu 40ºC dan 80ºC, menurun masing masing 16% dan 86% dari aktivitas awal. Pencapaian pH optimum enzim diketahui 8,0. Setelah larutan enzim kasar dinkubasi selama 24 jam pada pH 5,5, 8,0 dan 9,0, terjadi penurunan sekitar masing-masing 49%, 15% dan 63% dari aktivitas sebelumnya. Pengaruh K+, Hg2+ dan Cu2+ pada konsentrasi 1mM sebagai inhibitor kuat sehingga mengakibatkan hilangnya aktivitas. Ion yang berkontribusi mempengaruhi aktivitas adalah Mn2+ dan Ca2+, yang menunjukkan bahwa ion ini memiliki peran fungsional dalam struktur molekul enzim. Kesimpulan: Produksi protease optimum oleh bakteri termofilik isolat LS-1 pada waktu      10 jam. Amilum  adalah substrat terbaik untuk produksi protease. Suhu dan temperatur optimum aktivitas protease masing masing pada suhu 60ºC dan pH 8,0. Aktivitas Protease dipengaruhi oleh ion logam Mn2+ dan Ca2+.
KLT-Bioautografi Ekstrak Etil Asetat Supernatan Hasil Fermentasi Streptomyces G Isolat Tanah Rumah Kompos Bratang Surabaya Ifah Yulistyani; Achmad Toto Poernomo; Isnaeni Isnaeni
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.1-9

Abstract

Pendahuluan: Meningkatnya penggunaan antibiotika yang tidak rasional menyebabkan berkembangnya masalah resistensi obat anti infeksi. Perkembangan perilaku mikroorganisme yang luar biasa pesatnya melalui berbagai mekanisme telah melahirkan berbagai strain yang resisten, toleran dan persisten, antara lain, Multi Drug Resistant (MDR), Extended Strain Betalactamase, MDR-Tuberkulosis dan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus. Upaya untuk mengeksplor antibiotika baru dari berbagai sumber alam telah banyak dilakukan untuk mengatasi permasalahn terkait kebutuhan antibiotika yang handal dalam mengatasi penyakit infeksi. Tujuan: Penelitian ini berfokus pada isolasi Streptomyces sp.yang mampu menghasilkan senyawa anti bakteri dari tanah kompos buangan sampah di daerah Bratang Surabaya. Metode: Streptomyces sp. telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai Streptomyces G dan dilakukan proses dalam media ISP-4. Metode KLT-bioautografi digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat supernatan kaldu fermentasi terhadap Escherichia coli ATCC 7890 dan Staphylococcus aureus ATCC 23456. Hasil: Supernatan menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri uji. Senyawa aktif berhasil diekstraksi dari supernatan dengan etil asetat dan KLT-bioautogram menggunakan eluen butanol-asam asetat-air (3:2:6, v/v) menunjukkan bahwa ada dua noda yang terpisah secara baik, salah satu dari noda dengan Rf 0,56 mampu menghambat bakteri uji dengan kategori potensi lemah. Kesimpulan: Ekstrak etil asetat supernatan kaldu fermentasi Streptomyces G dalam media ISP-4 mengandung dua senyawa yang berbeda dan satu diantaranya menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 8739 berdasarkan data KLT- bioautogram.
Optimasi Kondisi Fermentasi pada Produksi Metabolit Antibakteri dari Bacillus tequilensis BSMF Simbiotik Halichondria panicea Nindya Pramesti Wardani; Achmad Toto Poernomo; Isnaeni Isnaeni
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i22021.187-193

Abstract

Pendahuluan: Resistensi antibakteri merupakan masalah kesehatan global yang dialami hampir di seluruh negara. Eksplorasi antibakteri dari sumber baru seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme baik yang hidup bebas maupun bersimbiosis menjadi solusi alternatif untuk mengatasi resistensi antibakteri. Mikroorganisme berupa bakteri ditargetkan sebagai sumber antibakteri yang berkelanjutan karena jumlahnya melimpah dan mudah dalam proses pembiakan. Bakteri yang hidup bersimbiosis diketahui dapat memproduksi metabolit antibakteri berspektrum lebih luas dibandingkan bakteri yang hidup bebas. Bakteri dapat bersimbiosis dengan berbagai makhluk hidup termasuk organisme multiseluler seperti spons. Isolat Bacillus tequilensis BSMF yang bersimbiosis dengan Halichondria panicea dari Perairan Cabbiya Madura menunjukkan adanya produksi metabolit yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan: Menentukan pH dan suhu optimum untuk produksi metabolit antibakteri dari Bacillus tequilensis BSMF simbiotik Halichondria panicea. Metode: Produksi metabolit antibakteri dilakukan dengan metode fermentasi padat pada media Potato Dextrose Agar (PDA) yang telah diatur pH dan suhu inkubasinya, sedangkan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Eschericia coli ATCC 25922 dilakukan menggunakan metode difusi agar. Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan melalui pengukuran diameter zona hambat. Hasil: pH media yang menunjukkan aktivitas antibakteri optimum Bacillus tequilensis BSMF terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Eschericia coli ATCC 25922 adalah 8 ± 0,5 pada suhu inkubasi 32 ± 1oC dengan rata- rata indeks aktivitas antibakteri berturut- turut 2,74 ± 0,07 dan 3,39 ± 0,07. Kesimpulan: pH dan suhu optimum yang diperoleh adalah pH 8 ± 0,5 dan suhu 32 ± 1oC.
IbM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA JAMUR DI KABUPATEN KEDIRI PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD Melanny Ika Sulistyowaty; Juni Ekowati; Achmad Toto Poernomo; M. Faris Adrianto
JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 01 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jpm17.v2i01.793

Abstract

The eruption of Mount Kelud, located in Kediri-East Java that occurred inearly of 2014 resulted damages of some public facilities and also agriculturalland. Most of the people who lived that area are working as farmers andranchers. Many of the villagers became unproductive and could not performactivities of farming and ranching. To solve such a problem, we would like toencourage them by training how to cultivate mushroom Pleurotus ostreatus orknown as “Tiram” mushroom. The expectation of this activity is they can beindependently economically by cultivating mushrooms in their area after theeruption of Mount Kelud.Keywords: Pleurotus spp, eruption, cultivate, Tiram mushroom, Kediri
Training and Mentoring of Probiotic Milk Fermentation Technology Development in Purwodadi Village, Purwodadi Sub-District, Pasuruan Achmad Toto Poernomo; Asri Darmawati; Isnaeni Isnaeni; Sudjarwo Sudjarwo
Warta Pengabdian Vol 15 No 2 (2021): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v15i2.20720

Abstract

Purwodadi sub-district has a surplus of dairy milk with a production of 25 tons of milk per day per KUD. There are 4 milk industry in Purwodadi sub-district as suppliers of PT Nestle. The problem is, dairy products are not entirely absorbed by the market, so it is necessary to look for breakthroughs in the distribution of dairy products that have an average price of IDR 8,000-13,000 per liter. Diversification of milk into fermented milk products will increase prices by five times, so that it is expected to increase people's income, because not only is the product variant increasing, but the market is also increasing. The result of the training shows that all participants experience a significant increase in knowledge, indicated by higher post-test result compared to the pre-test result. Another result known is that this probiotic-fermented milk can be used as a medium for a source of economic improvement for the family. This is proven when yogurt made by the community of Purwodadi has been sold among them as an additional drink during community meetings. Apart from that, this training will create a climate that enables the potential of the Youth Organization (Karang Taruna) and Family Welfare Program (PKK) to develop, namely to build group creative power by encouraging, motivating, and raising awareness of the potential of the village and efforts to develop it.