Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Respon Neuropati Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Non Ulkus Noviana, Laina; Sarah Nadiya; Abrar; Novia Rizana
Jurnal Assyifa: Jurnal Ilmu Kesehatan Lhokseumawe Vol. 9 No. 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54460/jifa.v9i2.99

Abstract

Neuropati merupakan sekelompok penyakit yang mempengaruhi semua jenis saraf. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang timbul akibat adanya neuropati diabetik adalah senam kaki diabetik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetik terhadap respon neuropati pada pasien diabetes mellitus tipe II non ulkus di Puskesmas Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Desain penelitian ini bersifat Quassy experiment, dengan perancangan One Group Pretest dan Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus tipe II non ulkus sebanyak 32 pasien. Jumlah sampel sebanyak 32 responden ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa dilakukan dengan proses komputerisasi melalui uji t-paired. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa respon neuropati sebelum dilaksanakan senam kaki diabetik (PreTest) berada pada kategori neuropati sebesar 93.8% dan respon neuropati sesudah dilaksanakan senam kaki diabetik (PostTest) berada pada kategori normal sebesar 71.9%. Hasil nilai p-value= 0.000<0.05, hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik terhadap respon neuropati pada pasien diabetes mellitus tipe II non ulkus di Puskesmas Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Kesimpulan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan dapat menambah pengetahuan bagi pasien tentang tata cara/tata laksana senam kaki sehingga dapat dilakukan secara mandiri dirumah masing-masing pasien.
Studi Deskriptif Perilaku Sosial Budaya Selama Masa Kehamilan Di Aceh Mariyati; Zahratul Misna; Sarah Nadiya; Agusri; Dewi Hardiyanti
Jurnal Assyifa: Jurnal Ilmu Kesehatan Lhokseumawe Vol. 9 No. 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54460/jifa.v9i2.111

Abstract

Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Perilaku sosial budaya dalam merawat ibu hamil juga terus berkembang dari generasi ke generasi, menjadi sebuah peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi ibu postpartum dan keluarga agar tidak mendapat hukuman sosial ataupun karma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu selama hamil sesuai sosial budaya di Kemukiman Tgk Syik di Manyang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan deskriptif Sampel sebanyak 68 orang, dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket dan dianalisa secara computerisasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan perilaku sosial budaya selama masa kehamilan pada ibu hamil di Kemukiman Tgk Syik di Manyang Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen sebagian besar pada kategori kadang-kadang (58,8%). Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat mengevaluasi kebijakan institusi pelayanan kesehatan ibu hamil dan menambah pemahaman tentang sosial budaya dalam kehamilan bagi tenaga kesehatan, agar dapat memberikan edukasi dan penyuluhan tentang sosial budaya yang negatif dan positif pada ibu hamil.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Memilih Kontrasepsi Suntik 3 Bulan di Desa Geudong Teungoh Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Nadiya, Sarah; Efriana, Cut
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2512

Abstract

Latar Belakang : Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2019 cakupan peserta KB aktif dengan pemakaian suntik 63%, pil 17%. Angka pemakaian kontrasepsi suntik tertinggi di Kabupaten Bireuen adalah di Kecamatan Kota Juang sebanyak 3.053 jiwa. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Ibu memilih kontrasepsi suntik 3 bulan di Desa Geudong Teungoh, Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.. Metode : Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik yang ada di Desa Geudong teungoh. Teknik pengambilan sampel dengan cara accidentang sampling sebanyak 43 jiwa. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% (p <0,05). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan variabel umur berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan nilai p-value = 0,075. Variabel pendidikan tidak ada hubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan nilai p-value = 0,613. Variabel pengetahuan berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan nilai p-value = 0,031. Variabel dukungan suami berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan nilai p-value = 0,000. Kesimpulan : Dari Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  ada hubungan antara umur dengan pemilihan kontrasepsi 3 bulan, Tidak ada hubungan anatara pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan, ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi 3 bulan dan ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi suntik 3 bulan di desa geudong teungoh kabupaten Bireuen.Kata kunci : Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Suami, KontrasepsiBackground: Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2019, the coverage of active family planning participants with the use of injections was 63%, pills 17%. The highest injectable contraceptive use rate in Bireuen Regency is in Kota Juang District as many as 3.053 people. Purpose: This study aims to determine the factors that influence mothers to choose 3-month injectable contraception in Geudong Teungoh Village, Kota Juang District, Bireuen Regency . Method: This type of research is analytic with a cross sectional approach. The population in this study were all injection family planning acceptors in Geudong teungoh Village. The sampling technique was by accidental sampling as many as 43 people. Data were analyzed by univariate and bivariate using chi-square test at 95% confidence level (p < 0.05). Results: The results showed that the age variable was associated with the choice of 3-month injectable contraceptive with p-value = 0.075. The education variable has no relationship with the choice of 3-month injectable contraceptive with p-value = 0.613. The knowledge variable is related to the choice of 3-month injectable contraceptive with p-value = 0.031. The husband's support variable is related to the choice of 3-month injectable contraception with p-value = 0.000 Conclusion: From the results of the study it can be concluded that there is a relationship between age and the choice of 3 months contraception, there is no relationship between education and the choice of 3 months injectable contraception, there is a relationship between knowledge and the choice of 3 months contraception and there is a relationship between husband's support and the choice of 3 months injectable contraception in Indonesia. geudong teungoh village, Bireuen district.Key words : Age, Education, Knowledge, Husband Support, Contraception
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Care Manajemen pada Penderita Diabetes Melitus Di Kota Lhokseumawe, Aceh Rizana, Novia; Fitria, Nanda; Nadiya, Sarah; Zahara, Rita; Salsabila, Salsabila; Amanda, Meltiara
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.45968

Abstract

Abstrak Dukungan keluarga dalam perawatan penderita diabetes melitus sangatlah penting untuk meminimalkan terjadinya komplikasi, serta memperbaiki kadar gula darah serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan self care manajemen pada penderita diabetes melitus. Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan metode analitik korelasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, Kuesioner dukungan keluarga menurut Nursalam dan Self Care menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) kuesioner, Analisis yang di gunakan menggunakan Chi Square. Hasil penelitian diperoleh dari seluruh responden menunjukan mayoritas usia 46-55 tahun sebanyak 32 responden (31,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak 79 responden (78,2%), pendidikan terakhir menengah atas sebanyak 55 responden (53,9%), lama menderita diabetes terbanyak 1-5 tahun sebanyak 90 responden (92,2%), adapun nilai p-value yang di dapatkan 0,000 yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan self care manajemen penderita diabtes melitus dapat di simpulkan penderita diabetes melitus yang didukung oleh keluarga dengan baik akan menambah harapan untuk sembuh sehingga self care manajemen menjadi tinggi dan mau berobat dengan teratur. Disarankan bagi penderita diabetes melitus untuk meningkatkan self care manajemen dalam menghadapi masalah penyakit diabetes melitus. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Dukungan Keluarga, Penderita, Self Care Manajemen Abstract Family support in caring for diabetes mellitus patients is very important to minimize complications, as well as improve blood sugar levels and improve the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and self-care management in diabetes mellitus patients. The design of this study used a cross-sectional study with a correlation analytic method. Sampling was carried out using accidental sampling technique, Family support questionnaire according to Nursalam and Self Care using the Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) questionnaire, The analysis used was Chi Square. The results of the study were obtained from all respondents showing the majority of 46-55 years of age as many as 32 respondents (31.7%), female gender as many as 79 respondents (78.2%), the last high school education as many as 55 respondents (53.9%), the longest duration of diabetes is 1-5 years as many as 90 respondents (92.2%), the p-value obtained is 0.000 which means there is a relationship between family support and self-care management of diabetes mellitus sufferers. It can be concluded that diabetes mellitus sufferers who are well supported by their families will increase their hope of recovery so that self-care management becomes high and they want to take medication regularly. It is recommended for diabetes mellitus sufferers to improve self-care management in dealing with diabetes mellitus problems. Keywords: Diabetes Mellitus, Family Support, Sufferers, Self Care Management
Hubungan self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus Agusri, Agusri; Rezeki, Riky; Muhazir, Rahmat; Nadiya, Sarah; Wahyuni, Liza; Andala, Sri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 4 (2025): Volume 19 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i4.864

Abstract

Background: Common complications of diabetes mellitus are untreated feet and are prone to wounds that if not treated properly will develop into gangrene. Self care is a description of an individual's behavior that is done consciously, is universal, and is limited to oneself. Purpose: To determine the relationship between self care foot care and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus. Method: This study used an analytical design with a cross-sectional approach, data collection was carried out simultaneously in June 2023 in all working areas of the Lhokseumawe City Health Center. The study population was all patients with type II Diabetes Mellitus recorded at the study location. The sampling technique used a non-probability sampling method through a purposive sampling approach with a set sample size of 244 respondents, calculated using the Open Epi application. Results: Showing that out of 163 respondents who had good foot self-care in preventing diabetic wounds and the majority carried out prevention, 114 respondents (69.9%) were found. Of the 81 respondents who had poor foot self-care in preventing diabetic wounds and the majority carried out prevention, 41 respondents (50.6%) were found with a p value of 0.003 (<0.05) meaning that there is a relationship between foot self-care and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus. Conclusion: There is a relationship between self-care of the foot and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus.   Keywords: Diabetes Mellitus; Foot Care; Prevention of Diabetic Wounds; Self Care.   Pendahuluan: Komplikasi umum dari diabetes melitus adalah masalah kaki yang tidak dirawat dengan baik dan mudah mengalami luka yang jika tidak dirawat dengan benar akan berkembang menjadi gangrene. Self care merupakan gambaran perilaku seseorang individu yang dilakukan dengan sadar, bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pasien diabetes melitus. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dilakukan secara bersamaan pada bulan Juni 2023 diseluruh wilayah kerja Puskesmas Kota Lhokseumawe. Populasi penelitian mencakup seluruh penderita Diabetes Melitus tipe II yang tercatat di lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling melalui pendekatan purposive sampling dengan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 244 responden, dihitung menggunakan aplikasi Open Epi. Hasil: Menunjukan bahwa dari 163 responden yang memiliki self care perawatan kaki baik dalam pencegahan luka diabetik dan mayoritas melakukan pencegahan sebanyak 114 responden (69.9%). Dari 81 memiliki self care perawatan kaki buruk dalam pencegahan luka diabetik dan mayoritas mencegah sebanyak 41 responden (50.6%) dengan p value 0.003 (<0.05), berarti terdapat hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus. Simpulan: Terdapat hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus.   Kata Kunci: Diabetes Mellitus; Pencegahan Luka Diabetik; Perawatan Kaki; Self Care.