Kurasi digital adalah bidang yang relatif baru, terus berkembang, dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Bidang baru ini membutuhkan berbagai sumber daya untuk mengembangkan infrastruktur teknologi, melatih profesional informasi untuk mengatasi tantangan, dan mengembangkan kebijakan terkait kurasi digital. Sayangnya, seringkali tindakan kurasi dianggap sebagai pelengkap atau tambahan, bukan sebagai bagian inti dari produksi pengetahuan. Beberapa organisasi tanpa sadar menjalankan kurasi, namun belum secara eksplisit melabeli tindakan tersebut. Disisi lain, tidak adanya kebijakan jelas mengenai kurasi menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hakikat kurasi digital, permasalahan kurasi digital, signifikansi kurasi digital, dan contoh kasus kurasi digital pada perpustakaan dan arsip. Pendekatan kualitatif dengan meninjau literatur secara mendalam dilakukan. Literatur diperoleh berasal dari database, jurnal, dan sumber website. Temuan menunjukan bahwa kurasi digital adalah proses pengarsipan, preservasi jangka panjang, dan penambahan nilai pada informasi digital sepanjang siklus hidupnya. Tindakan kurasi digital memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak termasuk pustakawan, profesional informasi, dosen dan peneliti. Kurasi digital bertujuan agar informasi yang dimiliki organisasi tercipta, terkelola, dan terpelihara dengan baik. Sehingga komunitas dapat mengakses informasi sepanjang waktu. Kurasi menghasilkan informasi dan pengetahuan baru. Tidak hanya itu, kurasi digunakan untuk mempromosikan konten yang dimiliki. Oleh karena itu, organisasi seperti perpustakaan, arsip, perguruan tinggi, dan institusi pemerintah perlu mempersiapkan, menjalankan, dan menggalakan kurasi digital.