Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

DINAMIKA KELOMPOK DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Mamangkey, Reflin; Aling, Djuwita R.R.; Longdong, Florence V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.2.2020.31026

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the dynamics of the marine protected area group in Bahoi Village, West Likupang District, North Minahasa Regency. The research method used is a descriptive method with a qualitative approach. Qualitative method is fact finding with correct interpretation. While the descriptive method is a method of examining the status of a group of people, an object, a set of conditions, a system of thought, or a class of events in the present. The expected objective of this research is to determine the dynamics of the marine protected area group in Bahoi Village, West Likupang District, North Minahasa Regency. The establishment of the DPL teaches residents and fishermen how to use marine and fisheries resources in a sustainable manner. The DPL group was replaced twice, accompanied by a revised perdes in 2010 due to the implementation of Bahoi village as an ecotourism village. The first DPL group was replaced because some members of the group went outside the area and some were married, because the first DPL group was a group of the younger generation. The DPL group is the group desired by the community to be followed by the selection of the forum, with the main task of monitoring. The dynamics of the Marine Protected Area group shows that the DPL group always moves according to their surroundings. However, the objectives of the DPL group have not been achieved and most of the members of these DPL groups are still not satisfied with the increased cooperation from these activities.Keywords: Group Dynamics, Marine Protected Areas, Ecotourism AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika kelompok daerah perlindungan laut di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Sedangkan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika kelompok daerah perlindungan laut di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Pembentukan DPL mengajarkan kepada warga dan nelayan cara pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Kelompok DPL tersebut dua kali diganti dibarengi dengan revisi perdes pada tahun 2010 karena dijalankannya desa Bahoi sebagai desa ekowisata. Kelompok DPL pertama diganti karena ada sebagaian anggota kelompok yang pergi ke luar daerah dan sebagiannya sudah menikah, dikarenakan kelompok DPL pertama adalah kelompok generasi muda. Kelompok DPL adalah kelompok yang diinginkan oleh masyarakat yang diikuti pemilihan forum, dengan tugas utama untuk pengawasan. Dinamika kelompok Daerah Perlindungan Laut menunjukan bahwa kelompok DPL selalu bergerak mengikuti keadaan disekitarnya. Namun tujuan dari kelompok DPL belum tercapai dan sebagian besar anggotakelompok DPL ini masih kurang puas dengan peningkatan kerja sama dari kegiatan tersebut.Kata kunci: Dinamika Kelompok, Daerah Perlindungan Laut, Ekowisata
ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP BAGAN DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Mandak, Satriarto; Longdong, Florence V.; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.2.2020.32219

Abstract

AbstractThe objectives of this study are: to describe the characteristics of the Capture fisheries business in Bagan and to analyze the exchange rate of fishermen in the fishing business in the Bagan capture fisheries in Tateli Weru Village, Mandolang District. The data collected in this study consisted of primary data and secondary data. Primary data is obtained directly from respondents. Secondary data is supporting data on primary data obtained from various written sources in the Tateli Weru Village office. Respondents in this study are the fishermen community who have a chart capture fishery business. Data analysis was carried out descriptively with primary data using the formulation of Fishermen Exchange Rate (NTN) according to Sugiarto (2009) and Fisherman Exchange Rate Index (INTN) according to Sugiarto (2009). Based on the results and discussion of this research, it can be concluded that the total income of traditional fishermen using chart fishing gear can cover the subsistence needs (basic needs) of fishermen's families, where NTN is 1.29, while fishermen's income can cover the cost of fishing for bagan fishing with NTN of 2.38. Observations and calculations in October and November 2019 did not experience an increase or decrease in NTN, with the NTN index value (iNTN) of 100. Keywords: lift-net fishermen, income, NTN, iNTN, subsistence AbstrakTujuan dari penelitian ini, yaitu : mendeskripsikan karakteristik usaha perikanan tangkap Bagan dan menganalisis Nilai Tukar Nelayan Pada usaha perikanan tangkap bagan yang ada di Desa Tateli Weru Kecamatan Mandolang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dengan responden. Data sekunder merupakan data pendukung pada data primer yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis yang ada di kantor Kelurahan Tateli Weru. Responden pada penelitian ini yaitu Masyarakat Nelayan yang mempunya usaha perikanan tangkap bagan.Analisis data dilakukan secara deksriptif dengan  data primer) menggunakan rumusan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurut Sugiarto (2009) dan Indeks Nilai Tukar Nelayan (INTN) menurut Sugiarto (2009).Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendapatan total nelayan tradisional menggunakan alat tangkap bagan dapat menutupi kebutuhan subsisten (kebutuhan dasar) keluarga nelayan, hal mana NTN sebesar 1,29, sedangkan pendapatan nelayan dapat menutupi biaya usaha perikanan tangkap bagan dengan NTN sebesar 2,38. Pengamatan dan perhitungan pada bulan Oktober dan November 2019 tidak mengalami kenaikan dan penurunan NTN, dengan nilai indeks NTN (iNTN) sebesar 100.Kata Kunci: nelayan bagan, pendapatan, NTN, iNTN, subsisten
DAMPAK COVID-19 TERHADAP USAHA SOMA PAJEKO DI DESA DALUM KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Mamentiwalo, Marlen Vita; Rantung, Steelma V.; Wasak, Martha P.; Longdong, Florence V.; Kotambunan, Olvie V.; Tombokan, John L.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34617

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine how the impact of Covid-19 on labor, marketing and income in the Malalugis soma pajeko business in Dalum Village, Salibabu District, Talaud Islands Regency, North Sulawesi Province.The method in this study was a census on 2 Soma Pajeko business owners and 8 crew members (Ship's crew) using structured questions in the form of a questionnaire, while the data collected were primary data and secondary data. The analysis in this research is quantitative and qualitative analysis.The results of research and discussion of Covid-19 affect the soma pajeko business in Dalum Village, there are workers who have to find side jobs to increase family income. Fish on the market decreased, which is usually 6000-7000 per kg, but due to Covid-19 the price of fish became 5000 per kg as a result, the income in the Soma Pajeko business decreased.Income at the Soma Pajeko business 1. Thanks to the business, which usually net income per trip is Rp. 16,200,000 because the selling price of fish in the market decreases, the income also decreases to Rp. 13,500,000. While in the Soma Pajeko 2. Malalugis business, which usually net income is Rp. 54,000,000 per trip. Due to the covid-19, income has decreased to Rp. 45,000,000 per trip. Covid-19 has no effect on the number of catches but on the marketing of the catch.Keywords: Covid-19, Soma Pajeko, Dalum Village AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak Covid- 19 terhadap tenaga kerja, pemasaran dan pendapatan pada usaha soma pajeko Malalugis di Desa Dalum Kecamatan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.Metode dalam penelitian ini adalah sensus pada 2 pemilik usaha soma pajeko dan 8 ABK (Anak Buah Kapal) dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yaitu berupa kuisioner, sedangkan data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian dan pembahasan Covid-19 mempengaruhi usaha soma pajeko yang ada di Desa Dalum ada tenaga yang harus mencari pekerjan sampingan untuk menambah pendapatan keluarga.Pemasaran ikan harus terhambat akibat adanya Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) akibatnya ada ikan yang mengalami kemunduran mutu, harga ikan di pasaran menurun yang biasa 6000-7000 per kg tapi karena ada covid-19 harga ikan menjadi 5000 per kg akibatnya pendapatan pada usaha soma pajeko mengalami penurunan.Pendapatan pada usaha soma Pajeko 1.Berkat Usaha yang biasanya hasil bersih per trip adalah Rp.16.200.000 dikarenakan harga jual ikan dipasaran menurun pendapatan juga menurun menjadi Rp.13.500.000. sedangkan pada usaha soma pajeko 2. Malalugis yang biasanya hasil bersih Rp.54.000.000 per trip Karena adanya covid-19 pendapatan menurun menjadi Rp.45.000.000 per trip. Covid-19 tidak berpengaruh pada Jumlah tangkapan tapi pada pemasaran hasil tangkapan.Kata Kunci: Covid-19, Soma Pajeko, Desa Dalum
ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA ERA NEW NORMAL DI DESA BOYANTONGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH Kariawu, Karina S.F.; Durand, Swenekhe S.; Tambani, Grace O.; Pangemanan, Jeannette F.; Longdong, Florence V.; Kalesaran, Ockstan J.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34624

Abstract

AbstractThis study aims to financially analyze shrimp farming in the new normal era in Boyantongo Village is profitable or not. The method used is a case study. Respondents in this study were the owners of the vaname shrimp cultivation business in Boyantongo Village. The data collected consists of primary data and secondary data. Primary data is data obtained directly from sources or not through intermediary media. Primary data collection is done through direct observation and interviews. Secondary data is data obtained indirectly, secondary data is generally in the form of evidence, notes or reports that are related to research. The quantitative descriptive analysis uses financial analysis such as Operating Profit (OP), Net Profit (NP), Profit Rate (PR), Profitability, Benefit Cost Ratio (BCR), Break Even Point (BEP) and Payback Period (PP). The price of vaname shrimp in Boyantongo Village is Rp. 70,000 / Kg with 4 tons of shrimp harvested. The total profit from the vaneme shrimp cultivation in 1 period is Rp. 1,120,000,000. The total cost for 1 period is 518,940,000 and the total profit / Net Profit is 601,060,000. So that the Profit Rate or the level of profit obtained is 115.82% and the Benefit Cost Ratio (BCR) is 2.15 with a payback period of 5 months. Sales BEP shows that the break-even point of vaname shrimp cultivation in Boyantongo Village is Rp. 52,736,842 and the BEP unit obtained is 753.38 kg. Based on the results of financial analysis, it turns out that the vaname shrimp cultivation business in Boyantongo Village is feasible to develop.Keywords: Business Analysis, Vaname Shrimp, Boyantongo AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara finansial usaha budidaya udang di era new normal di Desa Boyantongo itu menguntungkan atau tidak. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Responden dalam penelitian ini yaitu pemilik usaha budidaya udang vaname di Desa Boyantongo. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber atau tidak melalui media perantara. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang ada hubungannya dengan penelitian. Adapun analisis deskriptif kuantitatif menggunakan analisis finansial seperti Operating Profit (OP), Net Profit (NP), Profit Rate (PR), Rentabilitas, Benefit Cost Ratio (BCR), Break Even Point (BEP) dan Payback Period (PP). Harga udang vaname di Desa Boyantongo yaitu Rp. 70.000/Kg dengan hasil udang yang di panen sebanyak 4 ton. Total keuntungan dari usaha budidaya udang vaneme dalam 1 periode sebesar Rp. 1.120.000.000. Total cost selama 1 periode sebesar 518.940.000 dan total keuntungan/Net Profit sebesar 601.060.000 Sehingga Profit Rate atau tingkat keuntungan yang diperoleh sebesar 115,82% dan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah 2,15 dengan jangka waktu pengembalian 5 bulan. BEP penjualan menunjukan bahwa titik impas dari usaha budidaya udang vaname di Desa Boyantongo adalah Rp.52.736.842 dan BEP satuan yang didapat yaitu 753,38 kg berdasarkan hasil analisis finansial ternyata usaha budidaya udang vaname di Desa Boyantongo layak untuk dikembangkan.Kata Kunci: Analisis Usaha, Udang Vaname, Boyantongo
KAJIAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN ALAT TANGKAP JUBI PADA ERA NEW NORMAL DI DESA KAHAKITANG KECAMATAN TATOARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Jamin, Lasrin; Manoppo, Victoria E.N.; Jusuf, Nurdin; Longdong, Florence V.; Rarung, Lexy K.; Opa, Esry T.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34611

Abstract

AbstractThe aim of the study is to analyze the Socio-Economic condition of Jubi Fishermen in Kahakitang Village in the New Normal Era? The research was conducted in Kahakitang Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency for approximately 5 months, from August-December 2020. The research method used the census method, primary data sources and secondary data; will be discussed and analyzed based on the analysis of quantitative descriptions and qualitative descriptions.The total population of Kahakitang Island is 2,088 people or about 420 families. Most of the people in Kahakitang Village are fishermen using jubi fishing gear. Age shows that fishermen in Kahakitang Village are between 15 - 64 years old. Primary school fisherman education. The state of the house already has its own house with a 100% presentation, because their parents donated it as an inheritance, the number of dependents is 1-3 people with the highest percentage is 60, side jobs with a percentage of 50%, because they want to increase their income when they are not going down to sea., the duration of being fishermen is 5- 10 years as much as 40%, meaning that they have not been fishermen for long.Their income also depends on the frequency of fishing in a month where the more diligent or the more often they go to sea, the more likely they are to get a large catch compared to those who are less frequent. The catch varies, but on average each fishing trip gets 5 kg of fish and suntung. their income as jubi fishermen is only Rp. 1,200,000 in a month can be said to be less than the price of staple goods such as rice, which has risen especially before the holidays. Funds spent on making jubi tools are not large, only around Rp. 30,000, - to Rp. 100,000, -. However, the average fund needed is Rp. 65,000, - for one time. Keywords: Jubi, Kahakitang, Tatoareng AbstrakTujuan Penelitian untuk menganalisis keadaan Sosial Ekonomi Nelayan Jubi di Desa Kahakitang pada Era New Normal? Penelitian dilaksanakan di Desa Kahakitang Kecamatan Tatoareng Kabupaten Kepulauan Sangihe kurang lebih 5 bulan, dari bulan Agustus-Desember 2020. Metode penelitian menggunakan metode sensus, Sumber data primer dan data sekunder; akan dibahas dan dianalisis berdasarkan analisis deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif.Jumlah penduduk di Pulau Kahakitang 2.088 jiwa atau sekitar 420 KK . Mata pencaharian masyarakat di desa kahakitang sebagian besar sebagai nelayan yang menggunakan alat tangkap jubi. Umur menunjukan bahwa nelayan di Desa Kahakitang berumur antara 15 – 64 tahun. Pendidikan nelayan Sekolah Dasar. Keadaan rumah sudah memiliki rumah sendiri dengan persentasi 100%, disebabkan karena orang tua mereka menghibah sebagai warisan/peninggalan, jumlah tanggungan sebanyak 1-3 orang dengan persentase terbanyak 60, pekerjaan sampingan dengan persentase 50%, karena mereka ingin menambah penghasil pada saat mereka tidak turun melaut., lamanya menjadi nelayan 5- 10 tahun sebanyak 40%, artinya mereka belum lama menjadi nelayan.Pendapatan mereka tergantung juga pada frekuensi melaut dalam sebulan dimana makin rajin atau makin sering mereka melaut maka kemungkinan bisa untuk mendapat hasil tangkapan yang banyak dibandingkan dengan yang frekuensi melaut kurang. Hasil tangkapan bervariasi , namun rata-rata setiap melaut mendapat 5 kg ikan maupun suntung. penghasilan mereka sebagai nelayan jubi hanya Rp. 1.200.000 dalam sebulan bisa dikatakan kurang dibandingkan dengan harga bahan pokok seperti beras yang menaik apalagi sudah menjelang hari raya. Pengeluaran dana untuk pembuatan alat jubi tidak besar jumlahnya, hanya berkisar antara Rp. 30.000,- sampai Rp. 100.000,-. Namun rata-rata dana yang dibutuhkan Rp.. 65.000,- sekali pembuatan.Kata Kunci: Jubi, Kahakitang, Tatoareng
DAMPAK COVID-19 TERHADAP USAHA PEMASARAN IKAN ROA ASAP DI DESA KINABUHUTAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Aramana, Jesika; Suhaeni, Siti; Longdong, Florence V.; Sondakh, Srie J.; Rantung, Steelma V.; Rumampuk, Natalie D.C.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34616

Abstract

AbstractThis study aims to find out about to determine how many marketing channels, marketing margins and selling price of smoked roa fish before the existence of Covid-19 and during New Normal in Kinabuhutan Village to see the impact of Covid 19 on the marketing of smoked roa fish in Kinabuhutan. The method used is the survey method. The population in this study were producers and traders of smoked roa fish from Kinabuhutan Village. The data collection method uses the census method for producers and purposive sampling for traders. The total number of respondents was 15 people (3 producers, 4 middlemen and 8 retailers). Primary data collection methods use surveys and interviews as well as secondary data by quoting existing data.Based on the results of the study, it is known that the marketing channels for smoked roa fish originating from Kinabuhutan Village before the Covid-19 and when New Normal did not change, there were still 4, namely Channel 1 from producers to intermediary traders to retailers and finally to consumers; Channel 2 from Producers to Intermediary Traders and directly to consumers; Channel 3 from Producers to Retailers continues to consumers and the last Channel 4 is from Producers directly to Consumers. The results of the margin analysis show that Channel 4 is the most efficient channel because it has a margin equal to 0, that is, what consumers pay is the same as what producers receive. The existence of Covid 19 has no impact on the marketing of smoked roa fish originating from Kinabuhutan Village, because the number of production and marketing channels that exist are the same between before the existence of Covid 19 and during Normal Nev. Likewise, the selling price of smoked roa fish has remained unchanged.Keywords: Impact of Covid-19, Smoke Roa, Marketing, Kinabuhutan AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah saluran pemasaran, margin pemasaran dan harga jual ikan roa asap sebelum adanya Covid-19 dan saat New Normal di Desa Kinabuhutan untuk melihat dampak yang ditimbulkan Covid 19 terhadap pemasaran ikan roa asap di Kinabuhutan. Metode yang digunakan adalah metode Survei. Populasi dalam penelitian ini adalah produsen dan pedagang ikan roa asap yang berasal dari Desa Kinabuhutan. Metode pengambilan data meggunakan metode sensus untuk produsen dan purposive sampling untuk pedagang. Jumlah renponden seluruhnya adalah 15 orqng (3 produsen, 4 pedagang perantara dan 8 pedagang pengecer). Metode pengumpulan data primer menggunakan survey dan wawancara serta data sekunder dengan mengutip data yang sudah ada.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran pemasaran ikan roa asap yang berasal dari Desa Kinabuhutan sebelum adanya Covid-19 dan saat New Normal tidak ada perubahan yaitu tetap ada 4, yaitu Saluran 1 dari Produsen ke pedagang perantara terus ke pedagang pengecer dan terakhir ke konsumen; Saluran 2 dari Produsen ke Pedagang Perantara dan langsung ke konsumen; Saluran 3 dari Produsen ke Pedagang Pengecer terus ke konsumen dan yang terakhir Saluran 4 yaitu dari Produsen langsung ke Konsumen. Hasil dari analisis margin diketahui bahwa Saluran 4 merupakan saluran yang paling efisien karena mempunyai margin sama dengan 0 yaitu yang dibayarkan konsumen sama dengan yang diterima produsen. Adanya Covid 19 tidak berdampak terhadap pemasaran ikan roa asap yang berasal dari Desa Kinabuhutan, karena jumlah produksi dan saluran pemasaran yang ada sama antara sebelum adanya Covid 19 maupun saat Nev Normal. Demikian juga harga jual ikan roa asap tetap, tidak berubah sama sekali.Kata Kunci: Dampak Covid-19, Roa Asap, Pemasaran, Kinabuhutan
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) DENGAN ALAT TANGKAP HUHATE DI DESA GURAPING KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN Kimilaha, Abd. Halim H.; Suhaeni, Siti; Andaki, Jardie A.; Longdong, Florence V.; Wasak, Martha P.; Pangemanan, Novie P.L.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.v9i2.36915

Abstract

AbstractThis study aims to determine whether the fishing effort of skipjack (Katsuwonus pelamis L) using huhate fishing gear in Guraping Village, North Oba District, Tidore Islands City is feasible or not. The population in this study were all fishermen who own Cakalang fishing business with Huhate fishing gear in Guraping Village, North Oba District, Tidore Islands City, totaling 4 people. Collecting data using the census method, ie all populations are taken as respondents. Data were collected through observation and interviews guided by a questionnaire. Based on the analysis conducted, the result is that the net profit per year is Rp. 631.600.000,-: Operating profit of Rp. 834,475,000, -; the value of the profit rate is positive, namely 41.53%; Its profitability is 1.92%; BCR value > 1 which is 1.42%; the sales result is Rp. 2,152,500,000, - and the catch is 143,500 Kg above the sales BEP (BEPSales Rp. 520,192,308) and the unit BEP (BEPunit 34,679.48 kg) and the Payback Period is 2 years 4 months 2 days. Based on all the results of the financial analysis that has been carried out, it can be concluded that the skipjack fishing business using huhate fishing gear in Guraping Village is feasible. Keywords: Financial Analysis, Huhate, Guraping AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) dengan alat tangkap huhate di Desa Guraping Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan itu layak dijalankan atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua nelayan pemilik usaha penangkap ikan Cakalang dengan alat tangkap Huhate di Desa Guraping Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan, yang berjumlah 4 orang. Pengambilan data menggunakan metode sensus, yaitu semua populasi diambil sebagai responden. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara yang dipandu dengan kuesioner. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa keuntungan bersih per tahun adalah sebesar Rp. 631.600.000, -: Operating profit sebesar Rp. 834.475.000,-; nilai profit ratenya positif yaitu 41,53%; Rentabilitasnya yaitu 1,92%; nilai BCR >1 yaitu 1,42%; hasil penjualan Rp.2.152.500.000,-dan hasil tangkapan sebesar 143.500 Kg diatas BEP penjualan (BEP Penjualan Rp. 520.192.308) maupun BEP satuan (BEP Satuan 34.679,48 kg) dan Payback Periodnya 2 tahun 4 bulan 2 hari. Berdasarkan seluruh hasil analisis finansial yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha penangkapan ikan cakalang dengan alat tangkap huhate di Desa Guraping ini layak dijalankan. Kata Kunci: Analisis finansial; Huhate; Guraping
PERKEMBANGAN EKONOMI SUBSEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Aldy Adrianus Tatali; Eddy Mantjoro; Florence V. Longdong
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 1 No. 2 (2013): EDISI JANUARI - APRIL 2013
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.1.2.2013.1249

Abstract

PERKEMBANGAN EKONOMI SUBSEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA1 Economic Development Fisheries Subsector in the South Minahasa Regency Aldy Adrianus Tatali2, Eddy Mantjoro3, Florence V Longdong3   ABSTRACT The Development of fisheries in North Sulawesi refers to fisheries subsector progress and national marine. Also look at the potential of natural resources, so that fisheries and marine sector to be one of the flagship program of economic development of North Sulawesi. By knowing the great potential of fisheries resources and the development of fishing effort, aquaculture and fisheries management efforts, the government set the fisheries subsector as one driving force of development. Fishermen fishing in coastal South Minahasa regency fishing along the coast and in the Celebes Sea. Most fishermen only catch about 2-3 miles away from the coast. For fishermen purse seine at a distance far enough from the coast 7-12 mill. Mariculture potential to be developed because it is supported by the marine and coastal areas of South Minahasa regency broad and potent. Some commodities, seeded mariculture in South Minahasa Regency is seaweed, grouper, giant travelly (bobara) and sea cucumbers. Production of processed fishery products in South Minahasa Regency is very diverse both in the traditional and modern though. Commodities processed fishery products in the form of wooden fish, salted fish, smoked fish/fufu and bakasang. Keywords : economic, development, fisheries   ABSTRAK Pengembangan usaha perikanan di Sulawesi Utara mengacu pada pembangunan subsektor perikanan dan kelautan nasional. Juga melihat potensi sumberdaya alam, sehingga dari sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu program unggulan pembangunan ekonomi Sulawesi Utara. Dengan mengetahui potensi sumberdaya perikanan yang besar dan perkembangan usaha penangkapan, budidaya dan usaha pengelolaan hasil perikanan maka pemerintah menetapkan subsektor perikanan sebagai salah satu motor penggerak pembangunan. Nelayan perikanan tangkap di pesisir Kabupaten Minahasa Selatan menangkap ikan sepanjang pantai maupun di Laut Sulawesi. Kebanyakan nelayan tradisional hanya menangkap ikan sekitar 2-3 mil jauhnya dari pantai. Bagi nelayan Purse Sein cukup jauh dengan jarak 7-12 mill dari pantai. Budidaya laut sangat potensial untuk dikembangkan karena di dukung oleh wilayah laut dan pesisir Kabupaten Minahasa Selatan yang luas dan potensial. Beberapa komoditi yang menjadi unggulan budidaya laut di Kabupaten Minahasa Selatan adalah rumput laut, ikan kerapu, ikan kuwe (bobara) dan teripang. Produksi olahan hasil perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan sangat beragam baik yang di olah secara tradisonal maupun modern. Komoditas olahan hasil perikanan itu berupa ikan kayu, ikan asin, ikan asap/fufu dan bakasang.   Kata kunci : ekonomi, pengembangan, perikanan   1 Bagian dari skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Agrobisnis Perikanan FPIK-UNSRAT 3 Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Dinamika Kelompok Nelayan Anak Buah Kapal Purse Seine KM. Falen di Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Wurangian, Yohanes R.; Aling, Djuwita R.R.; Longdong, Florence V.; Manoppo, Victoria E.N.; Andaki, Jardie A.; Durand, Swenekhe S.
AKULTURASI Vol. 12 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.v12i2.55313

Abstract

Abstract The purpose of the study is how the activities of the ABK purse seine fishermen group KM. Falen in Kema Tiga Village, Kema District, North Minahasa Regency and how the dynamics of the ABK purse seine fishermen group KM. Falen in Kema Tiga Village, Kema District, North Minahasa Regency. The method used in this study is the case study method. The population taken in this study was 18 people, namely the ABK purse seine fishermen group KM. Falen in Kema Tiga Village, Kema District, North Minahasa Regency. Data collection was carried out by direct observation and interviews with the objects that were the objectives of the study. Data analysis used qualitative data analysis and quantitative data analysis. Based on the results of the research and discussion that have been explained, it can be concluded: 1) the activities of the ABK purse seine fishermen group KM. Falen in Kema Tiga Village, Kema District, North Minahasa Regency are daily fishing and marketing their catch. In addition, to fill the time after fishing, arisan meetings are held for each member of the fishermen, social activities such as: providing assistance to fishermen who have been hit by a disaster, and others. All of these activities are carried out to increase the cohesiveness and activeness of the members of the Km Falen purse seine fishermen group; and 2) the importance of group dynamics because the KM Falen fishermen group as individuals cannot live alone in the community environment and cannot work alone to meet their living needs. The dynamics of the purse seine fishermen group in Kema Tiga Village, Kema District, North Minahasa Regency show that the existence of fishermen groups brings a process of good change to the lives of the community. The purse seine fishermen group helps each other in solving problems, increases cooperation (mutual cooperation) so that work becomes easier to complete, and income increases.  Keywords: dynamics; fishermen group; purse seine   Abstrak Tujuan dari penelitian yaitu bagaimana aktivitas kelompok nelayan ABK purse seine KM. Falen di Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara dan bagaimana dinamika kelompok nelayan ABK purse seine KM. Falen di Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 18 orang yaitu ABK kelompok nelayan purse seine KM. Falen di Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara langsung terhadap objek yang menjadi tujuan penelitian. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan: 1) aktivitas kelompok nelayan ABK purse seine KM. Falen Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara sehari-harinya melakukan penangkapan ikan dan memasarkan hasil tangkapannya. Selain itu untuk mengisi waktu setelah penangkapan ikan dilakukan pertemuan arisan untuk setiap anggota nelayan, kegiatan sosial seperti: memberikan bantuan bagi nelayan yang terkena musibah kedukaan, dan lain-lain. Semua aktivitas tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekompakkan dan keaktifan anggota kelompok nelayan purse seine Km Falen; dan 2) pentingnya dinamika kelompok dikarenakan kelompok nelayan KM Falen sebagai individu tidak dapat hidup sendiri dalam lingkungan masyarakat dan tidak dapat bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dinamika kelompok nelayan purse seine di Desa Kema Tiga Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan bahwa keberadaan kelompok nelayan membawa proses perubahan yang baik bagi kehidupan pada masyarakat. Kelompok nelayan purse seine saling membantu satu sama lain dalam memecahkan masalah, meningkatkan kerja sama (gotong royong) sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah diselesaikan, dan pendapatan semakin meningkat. Kata kunci: dinamika; kelompok nelayan; purse seine
Karakteristik dan Kontribusi Perempuan Pekerja Usaha Wisata Bahari di Kelurahan Kasawari Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Manueke, Renada Amelily; Dien, Christian R.; Tambani, Grace O.; Durand, Swenekhe S.; Andaki, Jardie A.; Longdong, Florence V.
AKULTURASI Vol. 12 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.v12i1.55314

Abstract

Abstract The objectives of the research are: 1) to determine the characteristics of female marine tourism business workers and 2) to determine the contribution to household income of female marine tourism business workers in Kasawari Village, Aertembaga District, Bitung City. The time required for this research, starting from consultation, pre-survey, proposal examination, fieldwork, data analysis, consultation, report writing, to comprehensive examination, is approximately 5 months from November 2023 to April 2024. The method used in this research is the survey method. The survey method is research that takes samples from a population and uses a questionnaire as the main data collection tool. Data collection was carried out on female marine tourism business workers and the contribution to household income in Kasawari Village. Data collection was carried out by means of observation, interviews and filling out questionnaires. The number of respondents taken purposively was 13 housewives. The sample was purposively selected, namely housewives who worked, both in marine tourism and beach tourism businesses. The data obtained was processed and analyzed descriptively. To calculate the contribution, a simple descriptive analysis is used, namely comparing the income of the wives of marine tourism workers to the total family income. The income data obtained was analyzed without statistical tests by calculating the amount of money earned from work carried out by women divided by total household income multiplied by one hundred percent. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded: 1) the characteristics of female workers, in this case female marine tourism business workers, choose to work hard to support the family economy. Female marine tourism business workers mostly work in the age range of 31-40 and 41-50 because at this age female respondents working in marine tourism businesses are wiser in taking the initiative to do a job. However, education is not the main factor in working because the work carried out by respondents only requires attitudes and skills in doing the work; and 2) the contribution can be seen from the various types of work carried out by women working in marine tourism businesses, namely 55.69% of the total family income.  Key words: marine tourism; working women; income; contribution   Abstrak Tujuan penelitian, yaitu: 1) mengetahui karakteristik perempuan pekerja usaha wisata bahari dan 2) mengetahui kontribusi pendapatan rumah tangga perempuan pekerja usaha wisata bahari di Kelurahan Kasawari Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini, mulai dari konsultasi, pra-survey, ujian proposal, turun lapangan, analisis data, konsultasi, penulisan laporan, sampai ujian komprehensif kurang lebih 5 bulan mulai November 2023 sampai April 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survei. Metode survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pengumpulan data dilakukan pada perempuan pekerja usaha wisata bahari dan kontribusi pendapatan rumah tangga di Kelurahan Kasawari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner. Jumlah reponden diambil secara purposive sebanyak 13 ibu rumah tangga. Penentuan sampel secara purposive dipilih yaitu ibu rumah tangga yang bekerja, baik pada usaha wisata bahari maupun wisata pantai. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif. Guna menghitung kontribusi digunakan analisis deskritif sederhana, yaitu membandingkan pendapatan isteri pekerja wisata bahari terhadap pendapatan total keluarga. Data pendapatan yang diperoleh dianalisis tanpa uji statistik dengan menghitung jumlah uang yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang dilakukan perempuan dibagi dengan pendapatan total rumah tangga dikali seratus persen. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan : 1) karakteristik pekerja perempuan dalam hal ini perempuan pekerja usaha wisata bahari, memilih bekerja keras untuk menopang perekonomian keluarga. Perempuan pekerja usaha wisata bahari kebanyakan bekerja pada kisaran umur 31-40 dan 41-50 karena pada umur dewasa ini responden perempuan pekerja usaha wisata bahari ini lebih bijak dalam mengambil inisiatif untuk melakukan suatu pekerjaan. Namun pendidikan tidak menjadi faktor utama dalam bekerja karena pekerjaan yang dilakukan oleh responden hanya diperlukan sikap dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan; dan 2) kontribusi dapat dilihat dari berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan perempuan pekerja usaha wisata bahari yaitu sebesar 55,69% dari total pendapatan keluarga. Kata kunci: wisata bahari; perempuan pekerja; pendapatan; kontribusi