Claim Missing Document
Check
Articles

Kilas Balik Sejarah Kerajaan Gunung Sahilan Shakila Mayval; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.992 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.97

Abstract

Penelitian ini menjelaskan mengenai sejarah kerajaan Gunung Sahilan di Kabupaten Kampar, Kecamatan Gunung Sahilan. Kerajaan Gunung Sahilan yang ada di Kabupaten Kampar. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad 16-17 M dan memiliki peranan penting terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia. Awalnya Gunung Sahilan ini Bernama Gunung Ibul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pendekatan deskriptif dengan analisis sederhana secara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh data yang terkait dengan pembahasan masalah yang ada, maka digunakan beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data (observasi, wawancara, mencari sumber), analisa data, dan pemaparan hasil data, ketiga tahapan tersebut akan dilakukan secara berurutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam sejarah Kerajaan Gunung Sahilan yang ada di Kabupaten Kampar
Bangunan Tradisional Rumah Adat Melayu Budayawan Tenas Ef fendy Di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Patricia Endah Septiana; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fikri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.77 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.98

Abstract

Tenas Effendy (1936—2015) memiliki nama lengkap Datuk Berida1 Dr. (H.C.) Tengku Haji Nasaruddin Said Effendy ibni Tengku Said Umar Muhammad. Akan tetapi, beliau lebih dikenal dengan nama pena Tenas Effendy sahaja. Beliau lahir di Kampung Tanjung Malim Kuala Panduk, Kerajaan Pelalawan, pada tanggal 9 November 1936, dan wafat di Pekanbaru pada tanggal 28 Februari 2015. Ayahandanya, bernama Tengku Said Umar Muhammad Al-Jufri, dan ibundanya bernama Tengku Syarifah Azamah binti Tengku Said Abubakar. Keduanya kerabat diraja Kerajaan Pelalawan. Setiap bangsa dan suku bangsa di dunia ini memiliki bentuk rumah, fungsi dan maksud rumah tradisional sebagai ciri khususnya mengikut budaya dan adat resamnya, di samping nilai-nilai universal yang terkandung padanya. Demikian pula halnya dengan orang Melayu,bahkan wilayah Melayu yang besar itu mempunyai persamaan dan perbezaan bentuk rumah, fungsi dan maksud rumah tradisional jika diperhatikan atau dikaji dengan lebih mendalam. Rumah tradisional Melayu adalah suatu bangunan yang utuh, yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, tempat berlindung bagi siapa sahaja yang memerlukannya. Menurut tradisi, orang Melayu percaya kepada empat cahaya di bumi yang terdiri dari rumah tangga, ladang “bertumpuk”, beras padi, dan anak muda-muda.
Eksistensi Madrasah Al-Islahiyah Sebagai Wadah Penyebaran Tarekat Naqsabandiyah “Budaya Suluk “di Tanah Putih Tanjung Melawan Azru Raihani Satifa Damanik; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.77 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.99

Abstract

Penelitian ini menjelaskan mengenai Tarekat Naqsabandiyah dan Budaya Suluk yang ada di Madrasah Al-Islahiyah di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan ini, kegiatan Bersuluk di lakukan di sebuah surau atau biasa disebut dengan nama Madrasah Al-Islahiyah. Madrasah Al-Islahiyah ini awalnya di pimpin oleh Tuan Khalifah razab yang merupakan mursyid pertamanya yang ditugaskan langsung oleh tuan syekh abdul wahab rokan. Ditahun 1927,dibuat majelis suluk pertama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pendekatan deskriptif diikuti dengan analisis sederhana secara observasi diikuti dengan wawancara dan penunjang dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan mengenalkan kembali Tradisi suluk di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan yang pelaksanaannya di lakukan di Madrasah Al-Islahiyah.
Tradisi Jujung Bintang Dan Mangarak Anak Pancar Di Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Riau Satria Bulkis; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.873 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.100

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Adat Istiadat atau kebiasaan yang dilakukan oleh Orang Melayu di Kecamatan Inuman yang biasa disebut dengan Jujung Bintang dan Mararak Anak Pancar dalam acara pesta Pernikahan dan Khitanan. Tradisi ini biasanya dimulai dari penjemputan anak pancar (pengantin) oleh induk Bako (saudara perempuan dari Ayah). Sebelum anak pancar diarak keliling kampung, semua induk bako disuku melayu (paliangsoni), berkumpul dirumah induk bako (saudara perempuan dari ayah). untuk dibawa kerumanya agar diberi pakaian adat melayu. Setelah berpakaian lalu dibacakan doa keselamatan untuknya, kemudian anak pancar (pengantin) tersebut meminta doa restu sambil bersalam-salaman. Sebelum anak pancar (pengantin) pergi dari rumah Induk Bako (saudara perempuan dari ayah) anak pancar (pengantin) dilemparkan beras kuning oleh Ninik Mamak. Kemudian barulah anak pancar (pengantin) dibawa kerumah Induk Bako selanjutnya dengan arakan jujung bintang dan iringan orkes (randai kuansing).
Pemanfaatan Situs Megalitikum (Sarkofagus) Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Tingkat SMA Di Desa Tipang Bonita padang; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.555 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.101

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan sarkofagus di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbanghasundutan yang juga dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah bagi siswa. Dalam hal ini guru diposisikan sebagai satu-satunya dan sumber informasi utama, siswa tertinggal sebagai objek penderita sedangkan guru sebagai semua sumber dan pengelola informasi hanya mengajar dengan metode ceramah. Kadang juga memberikan metode tanya jawab konvensional kepada siswa tetapi tidak memberikan pertanyaan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga pembelajaran sejarah tidak hanya membosankan, tetapi juga hanya menjadi wahana untuk mengembangkan berpikir tingkat rendah dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru yaitu dengan membawa siswa secara langsung mengunjungi sarkofagus (tour work) atau dengan menggunakan powerpoint dengan menyajikan gambar sarkofagus dalam slide powerpoint. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini merupakan rekonstruksi sistematis masa lalu dan objek dengan mengumpulkan data dan mengolah data secara bertahap; (a) Heuristik (Koleksi Sumber), b. Verifikasi yang terdiri dari kritik eksternal dan internal, (c) Interpretasi, (d) historiografi
Kajian Pengaruh Keberadaan Wisata Pulau Tilan Terhadap Aspek Ekonomi Dan Aspek Sosial Masyarakat Indah Puspa Sari; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.366 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.102

Abstract

Potensi wisata banyak ditemui di Indonesia, namun banyak pula yang hanya terbengkalai karna tidak mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Potensi pariwisata yang dikelola dengan akan memberikan pengaruh baik pula bagi daerah tersebut. Adanya pengelolaan dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat akan memaksimalkan potensi wisata yang ada sehingga pengaruh yang diberikan juga akan maksimal. Potensi wisata yang dimaksudkan juga terdapat pada wisata Pulau Tilan di Desa Rantau Bais, Kec. Tanah Putih, Kab. Rokan Hilir, Prov. Riau. Indonesia. Potensi wisata yang ada di Desa Rantau Bais sebenarnya sedah ada sejak lama, namun sulit berkembang karena banyak factor penyebabnya. Kemudian potensipotensi wisata tersebut ternyata sudah dikelola bahkan oleh dua instansi sekaligus yaitu antara lain adalah Pemerintah kabupaten dan Pemerintah Provinsi dan lambat laun mulai bisa berkembang dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung namun jumlah pengunjung meningkat jika adanya dilakukan festival. Adanya Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan yang kemudian menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh keberadaan Wisata Pulau Tilan Terhadap aspek ekonomi dan aspek sosial masyarakat? permasalahan yang timbul dalam perkembangan wisata Pulau Tilan adalah belum optimalnya pemanfaatan potensi dan pemberdayaan masyarakat yang ada di kawasan wisata Pulau Tilan sehingga penelitian ini penting dilakukan karena bertujuan untuk melakukan kajian pengaruh perkembangan yang terjadi di wisata Pulau Tilan terhadap aspek ekonomi dan aspek sosial masyarakat di Desa Rantau Bais. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, metodologi penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi yang akurat, faktual, dan sistematis pada fakta tertentu. Hasil akhir penelitian ini adalah adanya perkembangan wisata Pulau Tilan memberikan pengaruh terhadap Desa Rantau Bais baik itu dilihat dari aspek ekonomi dan aspek sosial masyarakat.
Rumah Adat Melayu Atap Lontik Riau Lia Anggraini; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.686 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.105

Abstract

Arsitektur melayu memiliki tipologi yang sangat banyak, diantaranya rumah melayu Limas di Pekanbaru, rumah Lontiak di Kampar, rumah Begonjong di Gunung Toar, rumah beratap Layar dan Bersayap di Sentajo, rumah Melayu Peranakan (campuran etnis China) di Bagan Siapiapi dan Selat Panjang, serta beberapa tipikal rumah melayu di daerah lainnya. Rumah Lontiak Melayu Majo merupakan salah satu bangunan tradisional yang ada di kabupaten Kampar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Teori tentang arsitektur Melayu dan ornamen bangunan Melayu sebagai background knowledge dengan didukung informasi yang diperoleh dari sumber-sumber dan pelaku kegiatan di dalam lingkup penelitian. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah rumah Melayu Atap Lontik. Pengumpulan data melaui tinjauan pustaka dan kajian literatur serta melihat teori-teori dan konsep rumah melayu. Rumah Lontik disebut juga Rumah Lancang atau Pencalang. Nama Lontik diberikan menurut bentuk perabung atapnya yang lentik ke atas, sedangkan nama Lancang atau Pencalang karena bentuk hiasan kaki dindingnya berbentuk perahu atau Pencalang. Susunan ruangan pada rumah Lontik berjumlah tiga, sesuai dengan ungkapan alam nan tigo yaitu tata pergaulan dalam kehidupan masyarakat. Pertama pergaulan antara sesama warga kampung yang disebut alam berkawan, terbatas pada tegur sapa dilambangkan dalam ruangan muka, kedua alam bersanak yaitu pergaulan antar kaum kerabat dan keluarga. Dilambangkan dengan ruang tengah dan ketiga alam semalu yaitu kehidupan pribadi dan rumah tangga yang dilambangkan dengan ruang belakang.
Mengenal Sejarah Berdirinya Objek Wisata Geosite Sipincur dan Daya Tariknya Bagi Masyarakat Luas Kabupaten Humbang Hasundutan Rosita Manalu; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.362 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.107

Abstract

Daya tarik Wisata Geosite Sipincur Kabupaten Humbang Hasundutan memang tidak bisa dipungkiri dimana sebelum memasuki wisata ini kita sudah disuguhkan oleh pemandangan alam yang sejuk dan indah dengan berbagai macam hiasan serta ukiran nama objek Wisata Geosite Sipincur sebagai daya tarik untuk membuat para pengunjung berfoto dan menjadi daya tarik yang makin membuat pengunjung penasaran dengan pemandangan indah lainnya yang didalam tempat Wisata Geosite Sipincur yang ada di Humbang Hasundutan. Promosi sangat penting dalam mengembangkan pariwisata di suatu daerah. Situs geografis Sipinsur merupakan objek wisata berupa taman pelestarian alam dan alam pemandangan yang menampilkan pemandangan Danau Toba, bangunanbangun menarik sebagai tempat menikmati pemandangan dan tempat berkumpul bersama keluarga dan lebih kerennya lagi dikelilingi oleh hutan pinus yang makin menjadi daya tarik bagi pengunjung. Sipinsur Geosite merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Kabupaten Humbang Hasundutan dan kawasan ini masih dikelola oleh Pemerintah Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah Wisata Geosite Sipincur Humbang Hasundutan dan mengetahui daya tarik apa aja yg dimiliki wisata ini sehingga menjadi wisata unggulan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dimulai dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Humbang Hasundutan mulai melakukan strategi promosi demi memikat daya tarik penggunjung dan memperkenalkan keindahan Wisata Geosite Sipincur yang memeng tidak bisa dipungkiri dengan melalui kegiatan periklanan dengan menggunakan media cetak seperti pembuatan brosur, leaflet, buku pariwisata, stiker, koran dan peta pariwisata. Kabupate Humbang hasundutan juga boleh mempromosikan melalui media elektronik oleh pembuatan acara pada siaran televisi di TV lokal yaitu TV One Sumatera Utara, TV Kabel seperti: RMTV, CNN, Day TV dan Efarina TV. Iklan juga menggunakan radio seperti Pelita Batak dan Anugerah serta membuat website dan akun media social (Facebook). Untuk media luar ruang dengan memasang baleho dan spanduk. Promosi strategi melalui kegiatan kehumasan dilakukan dengan mengadakan sosialisasi dan diskusi tentang sapta pesona.
Daya Tarik Wisata Pantai Jai Jai Raok Sebagai Alternatif Wisata di daerah Kuantan Singingi Alkis Saputra; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.715 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.109

Abstract

Pantai jai jai raok adalah salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan kuantan singingi, destinasi ini mulai diperkenalkan pada awal tahun 2020. Daerah Kuantan Singingi mempunyai begitu banyak wisata yang bagus dan sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya objek wisata lokal yang menjadi alternatif tempat untuk berlibur masyarakat sekitar bahkan masyarakat dari luar kota. Destinasi ini berupa hamparan pasir di aliran sungai batang kuantan. Objek wisata ini juga menyajikan berbagai spot foto dan wahana yang menyenangkan bagi pengunjung tentu dengan sistem keamanan yang ketat dan pengawasan rutin dari pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan sebagai gambaran tentang indahnya kawasan pantai jai-jai raok serta bagaimana pengembangan dari pengelola objek wisata agar tetap bisa bersaing dan menjadi daya tarik wisata lokal yang bisa dibanggakan masyarakat sekitar. Informasi dan data yang didapat menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan memanfaatkan metode analisis deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari dokumentasi, survey lapangan,pengamatan, dan wawancara mendalam dengan pihak pengelola serta wisatawan. Peningkatan daya tarik wisata bisa dilakukan dengan memaksimalkan lahan kawasan pantai dan sungai, mengelola dan merawat berbagai wahana dan fasilitas pelengkap serta pengadaan pendukung protokol kesehatan yamg sesuai arahan pemerintah.
Menelusuri Bangunan Megah Berarsitektur Riau-Melayu: Anjung Seni Idrus Tintin di Kota Pekanbaru Santa Yunita Br. Lubis; Yuliantoro Yuliantoro; Asyrul Fiqri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 2 (2021): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.683 KB) | DOI: 10.31004/innovative.v1i2.110

Abstract

Kota Pekanbaru adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki beranekaragam bangunan yang bisa dijadikan ikon wisata. Bangunan-bangunan bersejarah maupun wisata di Kota Pekanbaru cenderung berarsitektur megah dengan corak khas melayu. Anjung Seni Idrus Tintin adalah salah satu bangunan megah yang berdiri di Kota Pekanbaru. Anjung Seni Idrus Tintin didirikan pada tahun 2007. Nama bangunan ini diambil dari nama seorang seniman kenamaan Riau yaitu Idrus Tintin yang terkenal melalui drama atau teater dan puisinya. Idrus Tintin lahir di Rengat, Indragiri Hulu, pada tanggal 10 November 1932. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anjung Seni Idrus tintin dengan metode jenis kualitatif.