Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA–POLITEKNIK DI KOTA MANADO Tombokan, Moses Ricco; Sendow, Theo Kurniawan; Manoppo, Mecky R. E.; Jefferson, Longdong
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 12 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara.Pada penelitian ini akan diteliti mengenai kajian tarif angkutan umum trayek paal dua– politeknik apakah tarif yang berlaku saat ini sudah sesuai dengan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) dari Rp4.500,00 menjadi Rp6.500,00. Dan juga biaya operasi kendaraan sangat berpengaruh dalam kajian tarif angkutan umum.Dari hasil penelitian didapat bahwa tarif yang berlaku saat ini sudah sesuai dengan kenaikan BBM (bahan bakar minyak) tetapi di lapangan dalam penerapan tarif operator kendaraan tidak sesuai dengan tarif yang berlaku yaitu Rp3.600,00 untuk umum dan Rp2.900,00 untuk pelajar.Kata kunci: angkutan umum, tarif, transportasi
ANALISA BANGKITAN PERGERAKAN DAN DISTRIBUSI PERJALANAN DI KOTA MANADO Manoppo, Mecky R. E.; Sendow, Theo Kurniawan
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 1, No 1 (2011): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertambahan penduduk serta meningkatnya pembangunan pada pusat–pusat kegiatan perkotaan yang tidak tertata dengan baik akan mengakibatkan timbulnya permasalahan-permasalahan, salah satunya adalah masalah transportasi.Permasalahan transportasi seperti kemacetan, keterlambatan adalah akibat bangkitan pergerakan yang terjadi pada waktu bersamaan sehingga terjadi pembebanan lalu lintas yang begitu besar pada ruas jalan yang menuju pada pusat-pusat kegiatan. Penelitian ini bertujuan memodelkan bangkitan pergerakan serta pola distribusi perjalanan yangdilakukan keluarga di sembilan kecamatan yang ada di kota Manado.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner sesuai jumlah sampel di masing-masing kecamatan yang ada. Hasil survey di analisa dengan menggunakan persamaan Linear berganda.Variabel bebas yang diukur yaitu komposisi keluarga(X1), jumlah anggota keluarga bekerja (X2),jumlah anggota keluarga yang belajar (X3), jumlah anggota keluarga yang bekerja dan belajar (X4), kepemilikan kendaraan (X5), penghasilan keluarga (X6), dan variabel terikat (Y) sebagai jumlah pergerakan keluarga perhari.Hasil pemodelan diperoleh persamaan terbaik untuk jumlah pergerakan keluarga perhari yaitu Y = 0,125 + 0,927 X1 + 0,082 X2 + 0,129 X3.. di mana X1 adalah komposisi, X2 adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja dan X3 adalah jumlah anggota keluarga yang belajar. Diperoleh juga distribusi perjalanan masyarakat kota Manado sebesar 36,74 %menuju ke Kecamatan Wenang yang digambarkan dalam bentuk garis keinginan. Dengan persentase terbesar untuk jumlah perjalanan ke kecamatan Wenang, disarankan perlu adanya perbaikan sistimtata guna lahan yang ada dengan tidak lagi membangun pusat-pusat kegiatan yang baru untuk wilayah kecamatan Wenang sebagai pusat kota, tetapi memusatkan pengembangan sarana potensial di wilayah masing-masing kecamatan. Penelitian ini dapat dilanjutkan ketahap berikutnya dari empat tahap yang ada.Kata kunci : Bangkitan Pergerakan dan Distribusi Perjalanan
KARANG GUNUNG SEBAGAI AGREGAT ALTERNATIF PADA CAMPURAN ASPAL PANAS Jansen, Freddy; Elisabeth, Lintong; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 2, No 1 (2012): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan jalan di Kabupaten Talaud daerah Melonguane agak sulit terlaksana, karena agregat kasar yang menjadi salah satu bagian terpenting pada pembangunan agak sulit didapatkan. Untuk itu penggunaan karang gunung yang banyak terdapat didaerah tersebut menjadi pilihan sebagai agregat alternatif pada campuran aspal panas.Untuk mengetahui tingkat kelayakan material karang gunung tersebut sebagai agregat campuran aspal panas jenis HRS-Base, maka perlu dilakukan pemeriksaan awal material sampai pada pengujian Marshall di laboratorium.Dalam penelitian ini dibuat tiga gradasi gabungan yang menggunakan karang gunung. Dari pemeriksaan material karang gunung didapat abrasi 30,57 % (syarat maks. 40%), B.J apparent 2,605 (syarat min. 2,5), penyerapan 2,348% (syarat maks. 3,0%). Pada pengujian Marshallmemberikan nilai Stabilitas Marshall > 800 kg dan MQ > 250 kg/mm, nilai kelelehan (flow), VIM, VMA dan VFB memenuhi spesifikasi criteria Marshall.Kata Kunci : karang gunung, HRS-Base, pengujian Marshall
PEMANFAATAN TRAS SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN ASPAL PANAS HRS -WC Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 1, No 2 (2011): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lataston HRS-WC adalah campuran aspal panas bergradasi senjang yang terdiri dari Agregat kasar,sedang,halus serta Filler. Campuran ini disebut campuran aspal panas (Hot Mix Asphalt) kerana dibuat atau dicampur dalam keadan panas. Campuran ini banyak digunakan digunakan dilapangan sebagai lapis permukaan jalan. Pada pelaksanaannya dilapangan ,pelaksana sering diperhadapkan dengan tidak tetapnya gradasi yang tersedia khususnya pada fraksi bahan pengisi (Filler) . Dalam komposisi campuran untuk material bahan pengisi (filler)dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar yaitu 6 % s/d 12 %. Material filler yang ada seperti abu batu dan semen memberikan harga yang cukup mahal .Oleh karena itu pada penelitian ini dicoba menggunakan material Tras sebagai alternatif pengganti atau mengurangi pemakaian dari abu batu dan semen yang dari segi ekonomis lebih murah sertabanyak tersedia dibeberapa tempat/lokasi di provinsi Sulawesi Utara.Penelitian dilakukan dengan mevariasikan agregat kasar, sedang, halus, pasir serta tras dengan komposisi sesuai spesifikasi. Dari hasil penelitian diperoleh komposisi gradasi gabungan yang ideal yaitu dengan proporsi agregat kasar 10 %,sedang 20%,halus 50%,pasir 10% serta Tras 10 % dengan prosetase aspal 6%. Hasil akhir Penelitian ini adalah dengan evaluasi Marshall dimana diperoleh untuk Stabilitas 1624 kg,Flow 3,29 mm ,Quotient Marshall 493 kg/mm, VIM 5,87 % , VMA 16,29 % VFB 68,45% yang masih memenuhi batas spesifikasi.. Hasil ini menunjukkan bahwa Tras dapat digunakan dalam campuran Aspal HRS-WC.Kata kunci : Aspal panas HRS-WC,Tras,Filler
ANALISA KEBUTUHAN PEDESTRIAN PADA RUAS JALAN DOTULOLONG LASUT SEGMEN SAMPING BIOSKOP PRESIDEN KOTA MANADO Sondakh, Clifando E. N.; Timboeleng, James A.; Manoppo, Mecky R. E.
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedestrian atau pejalan kaki merupakan salah satu aspek yang penting dalam sistem transportasi dan dibutuhkan ruang khusus dalam pergerakannya yang disebut jalur pedestrian. Kawasan Pasar 45 Manado khususnya daerah jalan Dotulolong Lasut memiliki berbagai permasalahan mengenai kebutuhan pada jalur pedestrian. Penelitian bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pedestrian serta membuat desain layout fasilitas jalur pedestrian. Pengumpulan data dilakukan di jalan Dotulolong Lasut segmen samping Bioskop Presiden pada hari Senin, Rabu dan Sabtu di minggu pertama Bulan November 2014. Penelitian menggunakan dua metode hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan yaitu model Linier Greenshield  dan model Logaritmik Greenberg. Dari hasil analisa, didapati nilai pada model Linier Greenshield lebih cocok untuk kondisi lokasi penelitian. Perhitungan dengan model Linier Greenshield menunjukkan nilai volume maksimum (Vm) = 44 orang/menit. Hubungan antara variabel didapati hubungan kecepatan (S) dan kepadatan (D) yaitu S = 64.612 ? 24.249D, hubungan volume (V) dan kepadatan (D) yaitu V = 64.612D ? 24.249D2, dan hubungan volume (V) dan kecepatan (S) yaitu V = 2.665S ? 0.041S2. Perhitungan tingkat pelayanan atau Level Of Service (LOS) dianalisa dengan dua kondisi, yaitu kondisi tanpa hambatan dan kondisi dengan hambatan. Analisa dilakukan dengan menggunakan nilai volume puncak pejalan kaki selama 15 menit (V15) = 384 orang/15menit dengan lebar efektif jalur pedestrian sebesar 1.6 meter. Hasilnya yaitu untuk kondisi tanpa hambatan tingkat pelayanannya tergolong pada LOS B dan kondisi dengan hambatan tingkat pelayanannya tergolong pada LOS D. Dengan kondisi jalur pedestrian yang  memiliki nilai LOS D, maka dilakukan desain kembali lebar jalur pedestrian efektif untuk peningkatan tingkat pelayanan. Digunakan nilai volume maksimum dari model Linier Greenshield untuk desain kembali lebar efektif. Didapati lebar efektif hasil desain kembali yaitu dari 1.6 meter menjadi 2,26 meter dengan tingkat pelayanan tergolong pada LOS A. Kata Kunci : Jalur Pedestrian, Linier Greenshield, Logaritmik Greenberg, LOS
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG Rumambi, Cherryl Clinda; Sendouw, Theo K.; Manoppo, Mecky R. E.
TEKNO Vol 14, No 66 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Laut Bitung merupakan Pelabuhan Kelas I di daerah Sulawesi Utara, yang artinya pelabuhan ini menangani kunjungan kapal domestik dan internasional. Oleh karena itu, Pelabuhan Bitung memegang peranan penting dalam roda transportasi dan perkembangan daerah hinterlandnya. Dan berdasarkan studi lapangan pada tahun 2014 permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Bitung ialah keterbatasan lahan dan fasilitas pendukung seperti dermaga, tambatan dan fasilitas lainnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kinerja operasional Pelabuhan Bitung pada tahun 2014, dan menilai secara objektif keseluruhan kinerja pelabuhan selama ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan mengolah data Operasional Pelabuhan Bitung selama tahun 2014. Evaluasi dilakukan berdasarkan kegiatan operasional Pelabuhan Laut Bitung antara lain ialah kinerja arus kapal, kinerja arus bongkar muat barang dan kinerja pemanfaatan fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Dan tinjauan penilaian kinerja Pelabuhan Bitung berdasarkan Realisasi dibandingkan dengan Standarisasi dari PT.Pelindo IV cabang Bitung. Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa Kinerja Arus Kapal Pelabuhan Bitung  dan Kinerja Pemanfaatan Fasilitas dan Sarana Penunjang Pelabuhan dikategorikan baik sedangkanKinerja Arus Bongkar Muat Barang dikategorikan cukup. Sedangkan untuk Namun dari evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa masalah kinerja pelayanan Pelabuhan Bitung terletak pada tidak efektif dan efisiennya penggunaan dermaga. Sebagian dari dermaga masih memadai namun ada beberapa yang pemakaiannya sudah mencapai maksimum. Selain itu, penangganan rekapitulasi data yang kurang kongkrit disebabkan oleh banyaknya pihak swasta yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan bongkar muat di pelabuhan tersebut. Kata kunci : pelabuhan Bitung, evaluasi, kinerja, realisasi, standarisasi
Uji Kelayakan Agregat Dari Saoka Sorong Barat Sebagai Material Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya Purba, Brian Rivaldo; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kota Sorong khususnya daerah Saoka terdapat kandungan deposit agregat batuan yang cukup banyak. Untuk mengoptimalkan potensi sumber material yang ada di Saoka dalam pembuatan jalan khususnya sebagai  material lapis pondasi agregat, maka akan dilakukan pengujian di laboratorium tentang uji kelayakan agregat yang ada di Saoka sebagai material lapis pondasi agregat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik agregat terhadap sifat-sifat lapis pondasi agregat dan tingkat kelayakan agregat sebagai material lapis pondasi yang memberikan daya dukung yang tinggi dengan berdasarkan pada Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2010. Agregat yang akan diteliti berupa sirtu yang telah melalui proses pemecah batu (stone crusher). Percobaan-percobaan yang akan dilakukan adalah : Abrasi (SNI 03-2417-1991 / AASHTO T 96 – 87), Batas Cair (SNI 1967:2008), pengujian Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008), dan Angularitas agregat kasar (SNI 03-6877-2002). Setelah itu membuat komposisi agregat sesuai dengan syarat gradasi yang telah ditentukan untuk selanjutnya akan dilakukan percobaan pemadatan (SNI 03-1743-1989 / AASHTO T180 - 90), sehingga mendapatkan Berat isi kering (γd) dan Kadar air optimum (ωopt). Setelah mendapatkan kadar air optimum kemudian akan dibuat sample untuk diuji daya dukung agregat dengan cara CBR (SNI 03-1744-1989/AASHTO : T - 193 – 98) berdasarkan kadar air optimum yang telah didapat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil: Abrasi = 20%, Indeks Plastisitas = 5,59, Batas Cair = 21, dan Angularitas agregat kasar = 100% dan Pengujian kekuatan atau daya dukung agregat dengan cara CBR diperoleh hasil: Lapis Pondasi Kelas A dengan nilai CBR = 147 % dan Lapis Pondasi Kelas B dengan nilai CBR = 123%  dan telah memenuhi standar spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga tahun 2010. Karena telah teruji dapat digunakan sebagai material lapis pondasi agregat jalan raya dan memiliki nilai daya dukung atau nilai CBR yang tinggi  maka pembuatan jalan di Kota Sorong khusunya pembuatan  lapis pondasi agregat disarankan menggunakan material yang berasal dari Saoka. Kata kunci : Agregat, Uji Kelayakan Agregat, Lapis Pondasi Agregat, CBR
PENGARUH MODULUS KEHALUSAN AGREGAT TERHADAP PENENTUAN KADAR ASPAL PADA CAMPURAN JENIS AC-WC Besouw, Gabrielia Venisia; Manoppo, Mecky R. E.; Palenewen, Steve Ch. N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 4 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modulus Kehalusan (Fineness Modulus) butir agregat didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir-butir agregat yang tertinggal diatas suatu set ayakan dan kemudian dibagi dengan seratus, oleh karena itu Fineness Modulus menggambarkan distribusi besaran atau jumlah presentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Semakin besar Modulus Kehalusan maka semakin kecil luas permukaan agregat yang perlu diselimuti aspal, sehingga Modulus Kehalusan menentukkan besarnya aspal yang dibutuhkan dalam suatu campuran yang pada akhirnya akan mempengaruhi kekuatan campuranPada penelitian ini telah dilakukan percobaan dilaboratorium dengan menggunakan Fineness Modulus sebagai salah satu faktor penentu kadar aspal dan juga untuk melihat pengaruh kondisi gradasi menerus dengan Fineness Modulus. Dalam perencanaan ini akan dibuat tiga variasi gradasi untuk melihat pengaruh Modulus Kehalusan dari masing-masing gradasi.Metode pelaksanaan yang digunakan untuk melihat pengaruh Fineness Modulus sebagai penentuan kadar aspal pada campuran jenis AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course) yaitu akan diperiksa berdasarkan gradasi yang ada kemudian akan dihitung nilai FM-nya setelah itu akan dibuat campuran dan dievaluasi dengan Kriteria Marshall dari masing-masing gradasi. Setelah itu akan diambil sampel hasil perancangan dari masing-masing gradasi untuk pemeriksaan Marshall guna mendapatkan hasil kadar aspal terbaik yang akan dihubungkan dengan nilai Fineness Modulus.Hasil Uji Marshall dari ke 3 gradasi dengan campuran AC-WC masuk dalam spesifikasi umum bidang jalan dan jembatan, divisi VI Revisi III Perkerasan beraspal, Dep. PU, Edisi 2010. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut, nilai Fineness Modulus 5,01 dengan kadar aspal terbaik 7,2% untuk gradasi batas atas, FM 5,44 dengan kadar aspal terbaik 6,8% untuk gradasi batas tengah dan FM 5,63 dengan kadar aspal terbaik 6,4% untuk gradasi batas bawah. Adapun data-data hubungan FM dengan kriteria Marshall untuk nilai Stability didapatkan grafik yang berfluktuasi sesuai dengan batas-batas kriteria Marshall berdasarkan spesifikasi, untuk Kriteria Marshall: Flow, VMA, VFB dan Ratio Filler diperoleh hasil semakin besar Fineness Moduus maka semakin kecil hasil kriteria Marshall tersebut. Dan untuk kriteria Marshall: Density dan VIM diperoleh hasil semakin besar Fineness Modulus maka semakin besar hasil kriteria Marshall tersebut. Dapat disimpulkan penggunaan Modulus Kehalusan pada penentuan kadar aspal mempunyai pengaruh yakni semakin besar Modulus Kehalusan maka semakin kecil kadar aspal yang diperlukan sehingga Modulus Kehalusan dapat digunakan sebagai penentuan kadar aspal campuran AC-WC. Dan disarankan untuk pelaksanaan pembuatan konstruksi jalan menggunakan nilai Modulus Kehalusan yang besar sehingga kadar aspal yang akan digunakan sedikit akan tetapi tetap masuk dalam spesifikasi yang telah ditentukan. Kata kunci: Aspal, Agregat, Modulus Kehalusan, Marshall, AC-WC
PENGARUH PERUBAHAN GRADASI DAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP BESARAN MARSHALL QUOTIENT PADA CAMPURAN ASPAL LATASTON Lengkong, Maria Rainy; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 12 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara besaran Marshall Quotient yang disyaratkan pada campuran Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) atau Hot Rolled Sheet (HRS) dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3 dengan besaran Ratio Filler terhadap Bitumen Content Efektif yang tidak disyaratkan; juga sekaligus terhadap perubahan gradasi, karena perubahan gradasi juga akan selalu disertai dengan perubahan Ratio FF/Bitumen Efektif. Material agregat pecah berasal dari lokasi sumber yang banyak digunakan di daerah Minahasa dan Manado; dan karena untuk campuran LATASTON pasir alam yang halus, maka digunakan pasir alam dari lokasi sumber Lolan di kabupaten Bolaang Mongondow. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina yang tersedia di tempat penelitian. Bahan filler tambahan digunakan Portland Cement merk Tonasa. Setelah pemeriksaan bahan dan perancangan komposisi agregat sesuai persyaratan gradasi, dibuat benda uji dan dilakukan pengujian dan analisis besaran Marshall sehingga diperoleh kadar aspal terbaik yang sesuai untuk komposisi agregat yang dirancang. Selanjutnya berdasarkan besarnya kadar aspal terbaik yang tetap dibuat benda uji Marshall dengan variasi gradasi dan kandungan filler diatur sedemikan rupa sehingga didapat 5 (lima) variasi; dimana variasi ke-1 berimpit dengan  batas bawah persyaratan grafik gradasi LATASTON, dan variasi ke-5 grafik gradasinya berimpit dengan batas atas, dan variasi-variasi antara (ke-2, 3 dan 4) sedemikan rupa secara proporsional berada di antara variasi ke-1 dan ke-5. Hasil yang untuk grafik variasi gradasi ke-1, Ratio FF/Bitumen Efektif = 0,869 dengan MQ 379 kg/mm, variasi ke-2 diperoleh Ratio FF/Bitumen Efektif =1,015 dengan MQ 375 kg/mm, variasi ke-3 di tengah diperoleh Ratio FF/Bitumen Efektif =1,160 dengan MQ 358 kg/mm, variasi ke-4 diperoleh Ratio FF/Bitumen Efektif =1,306 dengan MQ 332 kg/mm dan variasi ke-5 paling atas diperoleh Ratio FF/Bitumen Efektif =1,454 dengan MQ 295 kg/mm; hubungan antara Marshall Quotient (MQ) dengan gradasi dan Ratio FF/Bitumen Efektif adalah sebagai berikut : jika gradasi mendekati batas bawah dengan Ratio FF/Bitumen Efektif yang relatif lebih kecil nilai MQ tinggi, sebaliknya jika gradasi mendekati batas atas dengan Ratio FF/Bitumen Efektif lebih besar, nilai MQ rendah. Berdasarkan kesimpulan diatas disarankan dalam pembuatan campuran beraspal panas jenis LATASTON sebaiknya menggunakan variasi gradasi dan kandungan  filler yang tidak mendekati batas atas dan tidak mendekati batas bawah yaitu pada bagian tengah (antara variasi 2 dan variasi 4),untuk menghindari sifat perkerasan yang terlalu kaku dan terlalu fleksibel. Kata Kunci : Gradasi, Ratio Filler Efektif Bitumen Content, Marshall Quotient, LATASTON
STUDI POTENSI JARINGAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DAN KONSTRUKSI PERKERASAN REL (STUDI KASUS: KORIDOR KOTA MANADO KECAMATAN MALALAYANG, KECAMATAN SARIO, KECAMATAN WENANG) Bongso, Shofian E. H.; Sendow, Theo K.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kota Manado lebih dari 90% perjalanan berbasis rumah tangga, dimana perjalanan dimulai dari rumah dan diakhiri kembali dirumah. Untuk memahami pola pergerakan yang akan terjadi dari setiap rumah tangga yang ada di Kota Manado, perlu suatu penelitian mengenai jumlah bangkitan yang terjadi dalam memprediksi kebutuhan akan sarana dan prasarana tahun-tahun mendatang. Permintaan lalu lintas yang melebihi penyediaan ruang jalan mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas. Berdasarkan kondisi ini maka sudah waktunya untuk melihat kepada program transportasi yang berkelanjutan (Sustainable Transport Modes). Direkomendasikan Transportasi umum berkelanjutan berbasis rel, yang cenderung bebas dari kemacetan sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu tempuh yang dihasilkan akan semakin berkurang dengan daya angkut penumpang yang cukup besar. Bentuk yang direkomendasikan adalah sistem angkutan masal jenis LRT (Light Rail Transit). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, pengumpulan data primer berupa survai wawancara rumah tangga, data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait. Hasil analisis dalam penelitian ini yaitu diperoleh pemodelan Y = 3.2985 + 3.3645 X1 + 1.4508 X2 + 1.5686 X3, dengan Y adalah jumlah pergerakan seluruh anggota keluarga per-hari, X1 adalah komposisi keluarga, X2 jumlah anggota keluarga yang bekerja, X3 jumlah anggota keluarga yang belajar. Berdasarkan hasil pemodelan tersebut Nilai Kofisien Determinan (R²) yang diperoleh yaitu sebesar 0,7453 atau 74,5%. Dalam menentukan konstruksi tebal lapisan perkersan jalan rel menggunakan standar ketentuan umum jalan rel didapatkan hasil yaitu : Jalan Kelas I dengan penggunaan tipe rel R.54/R.50/R.42, jenis bantalan Beton/Kayu/Baja, dan jenis penambat bisa menggunakan ganda maupun tunggal. Kata Kunci : LRT (Light Rail Transit), Konstruksi Perkerasan Rel, Trip Distibution, Multiple Regression Model, Microsoft office exel.
Co-Authors Ady Suhendra Edmonssoen Monoarfa Alelo, Ivana Junia Amelia Umboh Audie L. E. Rumajar Audy L. E. Rumajar Besouw, Gabrielia Venisia Birasungi, Cynthia F. Bongso, Shofian E. H. Brian Rivaldo Purba, Brian Rivaldo Bryan Barsel Tulungen, Bryan Barsel Clifando E. N. Sondakh, Clifando E. N. Felicia Geiby Dondokambey Fernando Rondonuwu Freddy Jansen George Stefen Muaya, George Stefen Gland Y. B. Lumintang Glendy Lansart, Glendy Hermi R. A. Gultom Ignatius Tri Prasetyo Samponu, Ignatius Tri Prasetyo James A. Timboeleng Januar E. Kairupan Jefferson Longdong Jembris Sagisolo Jimmy Regel Joice E. Waani Jori George Kherel Kastanya Kaharu, Fitriyanti Kamagi, Angelica R. Lalamentik, Lucia G. J. Lambertus J. Undap Lendy Arthur Kolinug Lengkong, Maria Rainy Lexie F. Kereh Lintong Elisabeth Longdong Jefferson Lonteng, Fani Oktavian Lucia I. R. Lefrandt Lumowa, Bella Christianty M. J. Paransa Manguande, Jeisya Manoppo, Cheryl N. Mantiri, Cynthia Claudia Maria Estela Laoli Monita Sailany Watuseke, Monita Sailany Moses Ricco Tombokan Musadi, Claufia Rafika Nathanael Pieter Siriwa Oscar H Kaseke, Oscar H Oscar H. Kaseke Pingkan B. J. Koagouw, Pingkan B. J. Praycilia Inri Badar Prylita Rombot, Prylita Rifan Ficry Kayori Risky Aynin Hamzah, Risky Aynin Rizky Mamangkey Rumambi, Cherryl Clinda Samuel A. R. Warouw Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Sendouw, Theo K. Servie O. Dapas Soraya Hais Abdillah Steve Ch. N. Palenewen Tampi, Christina Karolina Taufan Guntur Stallone Merentek, Taufan Guntur Stallone Tawalujan, Kevin Filindo Theo K. Sendow Theo Kurniawan Sendow Tolip, Vierihard A. Tombeg, Charlie Valentino Vonne Carla Pangemanan Walangitan, Deane R. Wurara, Dionisius Natan