Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Hubungan Antara Konformitas dengan Perilaku Impulsive Buying Pada Dewasa Awal Lianto, Agatha Lidya; Kurniawati, Meike
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif, dengan fokus pada dimensi impulsive buying pada dewasa awal. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian terdiri dari 100 individu dewasa awal, baik pria maupun wanita. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling untuk memastikan representasi yang sesuai. Instrumen penelitian terdiri dari dua skala, yaitu skala konformitas yang mencakup dimensi pengaruh normatif dan pengaruh informasional, serta skala impulsive buying yang memfokuskan pada aspek kognitif dan afektif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan melalui Google Form. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara konformitas dan perilaku impulsive buying pada dewasa awal.
ALTRUISME PADA PEMBUAT SHELTER: PERAN DALAM PENYELAMATAN HEWAN TERLANTAR Jose Conary; Untung Subroto; Meike Kurniawati
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 10 No. 04 (2024): Volume 10 No. 04 Desember 2024 In Progress
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36989/didaktik.v10i04.4686

Abstract

This study aims to understand the picture of altruism in individuals who set up shelters for abandoned animal rescue in Indonesia. Altruism in this context is characterized by selfless actions driven by deep empathy for the suffering of abandoned animals. Using a qualitative approach, data was collected through in- depth interviews and observations of four participants who were aged 20-60 years old and had managed a shelter for at least six months. The results showed that the participants' motivation was driven by various factors, such as high empathy, pure intention, internal motivation, and prioritization of others' welfare. The forms of altruism demonstrated include rescuing animals from dangerous environments, providing safe shelter, medical care for injured or sick animals, and educating the public to raise awareness about animal welfare. However, participants face various challenges, including limited funding, lack of community support, lack of human resources, and emotional distress from seeing the constant suffering of animals. Despite this, their dedication remains high, demonstrating an ongoing commitment to making a positive impact on abandoned animals. This research confirms that altruism plays an important role in creating positive social change, not only to improve animal welfare but also to inspire people about the importance of caring for living beings. This study contributes to the understanding of altruistic actions in the unique context of abandoned animal rescue in Indonesia.
GAMBARAN PROSES PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MERUPAKAN KORBAN PERCERAIAN Massimiliano Di Matteo; Untung Subroto; Meike Kurniawati
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 10 No. 04 (2024): Volume 10 No. 04 Desember 2024 In Progress
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36989/didaktik.v10i04.4749

Abstract

This study aims to describe the process of self-acceptance in early adult individuals who are victims of parental divorce. The research method used a qualitative approach with in-depth interviews with five participants aged 18-40 years. The results showed that the process of individual self-acceptance followed the stages of the Five Stages of Grief theory by Elisabeth Kübler-Ross, namely denial, anger, bargaining, depression, and acceptance. Each stage reflects different emotions and strategies in dealing with the psychological impact of parental divorce. The findings showed that social support from family, friends and the surrounding environment influenced the success of individuals in achieving self-acceptance. In addition, participants who are able to interpret the experience positively tend to be more easily reconciled with their condition. This study contributes to the development of self-acceptance theory in the context of early adult developmental psychology, as well as providing practical insights for psychologists, parents, and educational institutions in supporting individuals who experience parental divorce.
PSIKOEDUKASI GURU PAUD BERKUALITAS (SERI 3) “MANAJEMEN PAUD” ., Monika; Kurniawati, Meike; Wijaya, Erik
Journal Community Service Consortium Vol 2 No 2 (2021): Journal Community Service Consortium
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/consortium.v2i2.3278

Abstract

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan dan perkembangan, yaitu: perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini. Dalam pelaksanaannya lembaga PAUD harus memikirkan segala bentuk pengelolaan terkait seluruh komponen yang ada di PAUD tersebut. Berdasarkan empat komponen manajemen PAUD yaitu komponen manusia, sarana dan prasarana, program kerja, dan lingkungan, maka menurut Wiyani (2015) ruang lingkup manajemen PAUD terdiri atas: 1) manajemen sumber daya manusia (dalam hal ini terkait peningkatan kualitas pendidik PAUD dan staf PAUD), 2) manajemen kurikulum PAUD (yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan kegiatan akademik), 3) manajemen peserta didik PAUD (dimulai dari perencanaan penerimaan peserta didik baru sampai dengan pengaturan peserta didik yang telah lulus), 4) manajemen sarana dan prasarana PAUD (proses pendayagunaan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien), 5) manajemen keuangan PAUD (pengurusan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan layanan PAUD), 6) manajemen hubungan masyarakat PAUD (hubungan lembaga PAUD dengan masyarakat untuk mendukung keberhasilan layanan PAUD).
PSIKOEDUKASI GURU PAUD BERKUALITAS (SERI 3) “MANAJEMEN PAUD” ., Monika; Kurniawati, Meike; Wijaya, Erik
Journal Community Service Consortium Vol 1 No 2 (2020): Journal Community Service Consortium
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/consortium.v1i2.3281

Abstract

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan dan perkembangan, yaitu: perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini. Dalam pelaksanaannya lembaga PAUD harus memikirkan segala bentuk pengelolaan terkait seluruh komponen yang ada di PAUD tersebut. Berdasarkan empat komponen manajemen PAUD yaitu komponen manusia, sarana dan prasarana, program kerja, dan lingkungan, maka menurut Wiyani (2015) ruang lingkup manajemen PAUD terdiri atas: 1) manajemen sumber daya manusia (dalam hal ini terkait peningkatan kualitas pendidik PAUD dan staf PAUD), 2) manajemen kurikulum PAUD (yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan kegiatan akademik), 3) manajemen peserta didik PAUD (dimulai dari perencanaan penerimaan peserta didik baru sampai dengan pengaturan peserta didik yang telah lulus), 4) manajemen sarana dan prasarana PAUD (proses pendayagunaan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien), 5) manajemen keuangan PAUD (pengurusan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan layanan PAUD), 6) manajemen hubungan masyarakat PAUD (hubungan lembaga PAUD dengan masyarakat untuk mendukung keberhasilan layanan PAUD).
asas Jayadi, Stanley Darwinus; Sefanya, Neva; Pranoto, Valencia; Kurniawati, Meike
Primanomics : Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol. 23 No. 3 (2025): Primanomics : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Fakultas Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31253/pe.v23i3.3951

Abstract

Lifestyle changes and easy access to various financial services have had a significant impact on spending behavior, especially in early adulthood. At this time, individuals begin to manage finances independently but are faced with challenges in managing personal finances amidst increasing needs and desires influenced by social trends and consumptive lifestyles. This study aims to determine the effect of financial management on spending behavior in early adult individuals. The study used a quantitative approach with a survey method involving 73 respondents aged 18 to 25 years selected by convenience sampling technique. The data collection instrument was a questionnaire with a five-point Likert scale. The results of the analysis showed that most participants had a low level of financial management, while the level of spending behavior was quite high. However, the simple linear regression test results show that financial management does not have a significant influence on spending behavior (significance value > 0.05). The coefficient of determination of 0.033 indicates that only 3.3% of spending behavior variables can be explained by financial management, while the rest is influenced by other factors not examined in this study. This finding suggests that spending behavior in early adulthood is not directly influenced by how well they manage their finances. Therefore, it is important for future research to consider psychological, social, cultural, and financial literacy factors in examining spending behavior in the younger generation more comprehensively.