Claim Missing Document
Check
Articles

Midwife’s Role in the Mother-to-Child Transmission Prevention Program in Primary Health Care in Yogyakarta Meilani, Niken; Setiyawati, Nanik; Barasa, Sammy Onyapidi
Kesmas Vol. 14, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Curing and eradicating Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) are to the core principles of the United Nations’ Sustainable Development Goals (SDGs). The incidence of HIV in the world remains high. Although midwives play a pivotal role in PMTCT implementation, the factors associated with midwives’ role in its implementation are not well understood. The aim of this study was to determine factors associated with midwives’ role in implementation of PMTCT. This study used a cross-sectional design. The subjects were 80 midwives at 14 primary health care in Yogyakarta City, Indonesia. The study was conducted from April to August 2017. Data were analyzed through univariate, bivariate with chi-square and Fisher’s exact test, multivariate with logistic regression. The results showed that 47.5% of midwives were in the poor category regarding implementation of PMTCT. Information availability through socialization (p-value = 0.047) and knowledge level (p-value = 0.016) were found to be related to PMTCT implementation. There was no relationship between age, length of work, education level, marital status, availability of information, midwife’s attitude, perception of the availability of facilities and institutional support with midwife behavior in PMTCT implementation. Multivariate analysis showed that level of knowledge was the most dominant factor affecting PMTCT implementation (OR:6.2; CI 95% = 1.8-21.4). We recommend that efforts should be made to continuously improve the knowledge of midwives on PMTCT implementation through peer support and training in order to achieve sustainable development goals.
Family Support as a Factor Influencing the Provision of Exclusive Breastfeeding among Adolescent Mothers in Bantul, Yogyakarta Lailatussu’da, Maulida; Meilani, Niken; Setiyawati, Nanik; Barasa, Sammy Onyapidi
Kesmas Vol. 12, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan remaja di Indonesia cukup tinggi. Kecamatan Sewon memiliki angka persalinan remaja tertinggi di Kabupaten Bantul pada tahun 2015-2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan sampel penelitian berjumlah 45 orang ibu usia remaja yang mempunyai bayi usia 6-24 bulan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat menggunakan kai kuadrat dan fisher’s exact test, sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53.3% ibu usia remaja tidak memberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat menunjukkan faktor status kehamilan (nilai p = 0.029), persepsi pengalaman melahirkan (nilai p= 0.045), persepsi menyusui (nilai p= 0.005), dukungan suami (nilai p= 0.009), dukungan keluarga (nilai p = 0,000) berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis multivariat menunjukkan persepsi menyusui (nilai p = 0.015; RP = 9.746) dan faktor dukungan keluarga (nilai p = 0,014; RP = 7,637) sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif dengan probabilitas sebesar 72.7%. Masih rendahnya pemberian ASI ekslusif pada ibu remaja di Bantul, Yogyakarta, dan dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja. The number of adolescent pregnancies in Indonesia is still very high. Sewon Subdistrict had the highest number of adolescent deliveries in Bantul District in 2015-2016. This study aimed to determine factors influencing exclusive breastfeeding among adolescent mothers in Sewon Subdistrict, Bantul District. This study used cross-sectional study design and a sample size of 45 that were adolescent mothers of 6-24-month-old infants. Data was collected using a structured questionnaire. Data analysis involved bivariate analysis using chi-square test and fisher’s exact test, while multivariate analysis used logistic regression. Results showed that 53.3% of adolescent mothers did not practice exclusive breastfeeding. Bivariate analysis showed that pregnancy status (p value = 0.029), perception of childbirth experience (p value = 0.045), perception of breastfeeding (p value = 0.005), husband support (p value = 0.009) and family support (p value = 0.000) were correlated to exclusive breasfeeding. Multivariate analysis showed that perception of breastfeeding (p value = 0.015; OR = 9.746) and family support (p value = 0.014; OR = 7.637) as the most influential factors to exclusive breastfeeding among adolescent mothers with a probability of 72.7%. There is low practice of exclusive breastfeeding among adolescent mothers in Bantul, Yogyakarta and family support is the most dominant factors influencing exclusive breastfeeding.
Kadar Hemoglobin dan Kecerdasan Intelektual Anak Kusmiyati, Yuni; Meilani, Niken; Ismail, Sriyulan
Kesmas Vol. 8, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh inteligensi anak. Skor kecerdasan intelektual yang tidak menetap pada usia tertentu dapat berubah karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual anak. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini dilakukan pada populasi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta, tahun 2013. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling terhadap 37 sampel siswa. Instrumen untuk mengukur kecerdasan intelektual dengan Cultural Fair Intelligence Quotient Test yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh kultural dengan memperhatikan prosedur evaluasi, instruksi, konten isi, dan respons peserta. Tes dilakukan oleh Biro Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, kadar hemoglobin diukur menggunakan Portable Hemoglobin Digital Analyzer Easy Touch secara digital.Variabel luar indeks massa tubuh diukur langsung menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Analisis menggunakan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,052). Anemia berhubungan cukup dengan kecerdasan anak (r = 0,491) dan berpola positif, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi kecerdasan intelektual anak. Nilai koefisien determinasi 0,241 menerangkan bahwa 24,1% variasi anemia cukup baik untuk menjelaskan variabel kecerdasan intelektual. Ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,002). Quality of human resources is influenced by the child’s intelligent. Intelligence Quotient (IQ) score will not settle at a certain age and can change due to genetic factors, nutrition, and the environment. The objective is known relationship of anemia with IQ to child. Method of observational study with cross sectional design. Population are students of class VI elementary school of Giwangan Yogyakarta in 2013. Sample was taken by simple random sampling, obtained 37 students. Measuring of instruments IQ with CFQT, hemoglobin was measured using a Portable Digital Analyzer Easy Touch is a digital gauge Hb, external variable body mass index was meas- ured directly using the parameters height and weight of children. Analysis using Linear Regression. This research showed BMI was not associated with IQ (p value = 0.052). Relationship with the child’s intelligence anemia showed enough relationship (r = 0.491) and a positive pattern, where the higher levels Haemoglobin as the higher IQ score of the child’s. The coefficient of 0.241 explained 24.1 % variation anemia that is good enough to explain the variable IQ. There is a relationship between hemoglobin levels with IQ (p value = 0.002).
Perilaku Ibu dalam Memberikan Pendidikan Seksualitas pada Remaja Awal Meilani, Niken; Shaluhiyah, Zahroh; Suryoputro, Antono
Kesmas Vol. 8, No. 8
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akumulasi kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Tengah, tahun 1993 _ 2008 adalah pada usia 20 _ 24 tahun sekitar 12,54% dan usia 25 _ 29 tahun sekitar 37,31% merupakan kategori remaja dan dewasa muda. Di kabupaten Magelang kasus HIV positif pada remaja mulai muncul tahun 2008 dan selalu muncul pada tahun berikutnya. Remaja sangat membutuhkan informasi tentang seksualitas dan peran ibu sangat penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku ibu yang meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, persepsi kemampuan diri dan sikap dalam pendidikan seksualitas. Jenis penelitian adalah survei dengan pendekatan potong lintang. Populasi terjangkau adalah ibu yang mempunyai anak remaja berusia 10 _ 14 tahun dan mengikuti program Bina Keluarga Remaja percontohan di Kabupaten Magelang. Pemilihan sampel menggunakan klaster sampling dan berjumlah 92 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan analisis mulitivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu belum memberikan pendidikan seksualitas dengan baik. Variabel yang berhubungan adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja, persepsi kemampuan diri ibu dan sikap ibu. Persepsi kemampuan diri ibu merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas. Accumulation of HIV/ AIDS cases in Central Java province in 1993 _ 2008 is at the age of 20 _ 24 years at 12.54% and aged 25 _ 29 years at 37.31% is the category of adolescent and young adults. In Magelang district HIV positive cases in adolescents began to emerge in 2008 and always appeared the following year. Adolescent need information about sexuality and the role of the mother is very important. This study aims to determine the determinant factors of mother (age, employment status, level of education, Perilaku Ibu dalam Memberikan Pendidikan Seksualitas pada Remaja Awal The Mother’s Behavior in Sexual Education for Early Adolescent Niken Meilani* Zahroh Shaluhiyah** Antono Suryoputro** level of knowledge about adolescent reproductive health, self-perception and attitude) in providing sexuality education. This study was surveyed with cross sectional model. The population is mothers of adolescents aged 10 _ 14 years and as member of Bina Keluarga Remaja program pilot in Magelang. The selection of samples using cluster sampling and numbered 92 people. Collecting data using a questionnaire. Bivariate analysis used chi squared test and multivariate used logistic regression. The results showed the majority of mother have not provided good sexuality education. There were relations between mother’s education level, mother’s level of knowledge about adolescent reproductive health, mother’s perception and mother’s attitudes with mother’s behavior in providing sexuality education. Mother’s perception is the most influential variable on mother’s behavior in providing sexuality education.
Determinan Perilaku Tes HIV pada Ibu Hamil Setiyawati, Nanik; Meilani, Niken
Kesmas Vol. 9, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Ibu hamil dengan HIV akan berisiko menularkan kepada bayinya. Tes HIV merupakan gerbang pembuka status HIV yang sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, persepsi kerentanan diri tertular HIV, sikap, Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dan ketersediaan sumber informasi (keluarga dan kader kesehatan). Jenis penelitian adalah potong lintang dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Sleman yang telah memiliki sarana pemeriksaan tes HIV dan telah menjalankan program Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA). Subjek penelitian adalah ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas tersebut pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2014 yang berjumlah 54 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang HIV dan AIDS, persepsi kerentanan diri dan sikap ibu. Ada hubungan antara PITC, ketersediaan sumber informasi tentang HIV dan AIDS dari keluarga dan kader kesehatan dengan perilaku tes HIV pada ibu hamil. PITC merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku tes HIV pada ibu hamil. Human immunodeficiency virus (HIV) and Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) is one of highlighted issues in accomplishing Millenium Development Goals (MDGs) target. Pregnant women with HIV will transmit the virus to their babies. HIV testing is such an opening gate of HIV status that is very important to be conducted on pregnant women. This study aimed to determine the determinant of HIV testing behaviour among pregnant women including education level, knowledge level, perception of selfvulnerability to be HIV-infected, attitudes, Provider-Initiated Testing and Counseling (PITC) and availability of information (family and health workers). This study was cross sectional using a survey method. This study was conducted in Mantrijeron and Sleman Primary Health Care that had HIV testing facilities and executed prevention of mother to child transmission program. The subjects of this study were pregnant women visiting such primary health care on August up to October 2014, as much as 54 people. Data collecting used questionnaire. Analysed used were univariate, biviariate, and multivariate. The results showed no relation between educational level, knowledge level about HIV and AIDS, perception of self-vulnerability and attitudes of women.There was a relation between PITC, information source availability about HIV and AIDS from the family and health workers with HIV testing behaviour among pregnant women. PITC is the most influencing variable toward HIV testing behaviour among pregnant women.