Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERBANDINGAN LINTASAN PEMBORAN BERARAH DENGAN BERBAGAI METODE PERHITUNGAN PADA SUMUR G-12 LAPANGAN G Grace BS; Widrajat AK; Harin Widiyatni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.263

Abstract

Sumur G-12 merupakan salah satu sumur pengembangan perusahaan CNOOC SES Ltd yangterletak di lapangan “G” dan didesain dengan lintasan pemboran berarah. Dalam pengukuranlintasan pemboran berarah dibutuhkan metode perhitungan survey yang akurat sehingga tepatdalam penggambaran lintasan pemboran. Karena itu berbagai metode perhitungan hasil surveyakan dibandingkan untuk menentukan metode perhitungan hasil survey mana yang paling akurat,paling mendekati lintasan aktual pemboran. Berbagai metode perhitungan hasil survey pemboranberarah yang digunakan pada sumur G-12 di lapangan G antara lain metode Minimum Curvature,metode Radius of Curvature, metode Balanced Tangential dan metode Tangential. Dalampenggambaran lintasan pemboran berarah digunakan dua grafik yaitu penggambaran secaravertical view dan horizontal view. Dilakukan perbandingan antara lintasan aktual dengan lintasanpemboran berbagai metode berdasarkan bentuk lintasan dengan Vertical Section dua dimensi, danVertical Section tiga dimensi. Dapat terlihat seberapa besar deviasi dari masing-masing VerticalSection serta pengaruhnya terhadap tercapainya target sesuai dengan toleransi dari radius target50 ft.
PENGARUH KOMPOSIT AMPAS TEBU, SEKAM PADI, BENTONITE TERHADAP pH, TDS DAN ADSORBSI ISOTERMAL FREUNDLICH Ahmad Naufal Guthni Russaputro; Lestari Lestari; Harin Widiyatni
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13306

Abstract

Seiring berjalanannya produksi minyak mentah maka semakin banyak air formasi yang terproduksi, jika dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan sekitar. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan proses adsorpsi. Dalam penelitian ini ingin diketahui keefektifan komposit ampas tebu, sekam padi dan bentonite sehingga memenuhi bakumutu yang ditentukan PERMENLH no 19 tahun 2010 dan adsorbsi dari adsorben dengan menggunakan metode Freundlich isothermal. Untuk perhitungan Total Dissolved Solid (TDS), dan pH pada setiap sampel dari massa sampel yang digunakan sebesar 1 gram, 1.5 gram, 2 gram, 2.5 gram dan 3 gram. Pada sampel 3 gram ampas tebu,sekam padi dan bentonite nilai TDS bertutut-turut sebesar 1153 ppm, 2321 ppm dan 4214 ppm. Untuk nilai pH pada semua sampel berada pada batas baku mutu yang ditentukan pada sekam padi mempunyai nilai pH 7-8, Ampas tebu pH 6-7 dan untuk bentonite pH 7 dan 9. Dimana nilai TDS dan pH awal sebesar 5100 ppm dan 5.Untuk nilai regresi linear yang dihitung menggunakan metode Freundlich isothermal pada ampas tebu dengan nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0.9272, pada ampas sekam padi nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,9089 dan pada bentonite nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,8547. Dari penelitian ini ampas tebu nilai koefisien korelasi yang terbaik dikarenakan nilai koefisien korelasinya mendekati satu.
PENGARUH KOMPOSIT AMPAS TEBU, SEKAM PADI, BENTONITE TERHADAP pH, TDS DAN ADSORBSI ISOTERMAL FREUNDLICH Ahmad Naufal Guthni Russaputro; Lestari Lestari; Harin Widiyatni
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1516.855 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13306

Abstract

Seiring berjalanannya produksi minyak mentah maka semakin banyak air formasi yang terproduksi, jika dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan sekitar. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan proses adsorpsi. Dalam penelitian ini ingin diketahui keefektifan komposit ampas tebu, sekam padi dan bentonite sehingga memenuhi bakumutu yang ditentukan PERMENLH no 19 tahun 2010 dan adsorbsi dari adsorben dengan menggunakan metode Freundlich isothermal. Untuk perhitungan Total Dissolved Solid (TDS), dan pH pada setiap sampel dari massa sampel yang digunakan sebesar 1 gram, 1.5 gram, 2 gram, 2.5 gram dan 3 gram. Pada sampel 3 gram ampas tebu,sekam padi dan bentonite nilai TDS bertutut-turut sebesar 1153 ppm, 2321 ppm dan 4214 ppm. Untuk nilai pH pada semua sampel berada pada batas baku mutu yang ditentukan pada sekam padi mempunyai nilai pH 7-8, Ampas tebu pH 6-7 dan untuk bentonite pH 7 dan 9. Dimana nilai TDS dan pH awal sebesar 5100 ppm dan 5.Untuk nilai regresi linear yang dihitung menggunakan metode Freundlich isothermal pada ampas tebu dengan nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0.9272, pada ampas sekam padi nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,9089 dan pada bentonite nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,8547. Dari penelitian ini ampas tebu nilai koefisien korelasi yang terbaik dikarenakan nilai koefisien korelasinya mendekati satu.
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN BATANG DARI MINYAK JELANTAH BAGI WARGA RW 07 KELURAHAN DURI PULO JAKARTA PUSAT Pauhesti Pauhesti; Harin Widiyatni; Prayang Sunny Yulia; Yarra Sutadiwiria
Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1678.051 KB) | DOI: 10.25105/akal.v3i1.9872

Abstract

Minyak goreng yang sudah tidak kita pergunakan lagi dapat kita manfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan sabun batang yang dapat kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk mencuci pakaian atau peralatan dapur. Minyak jelantah biasanya kita buang begitu saja ke saluran pembuangan, yang nantinya akan menyumbat saluran pembuangan tersebut karena minyak akan membeku pada suhu rendah atau akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bersumber dari pemikiran tersebut, kami tim PkM dari FTKE Universitas Trisakti mengadakan pelatihan pembuatan sabun batang dari minyak jelantah kepada ibu-ibu warga RW 07 Kelurahan Duri Pulo Jakarta Pusat.  Minyak jelantah tersbut tidak bisa langsung digunakan sebagai bahan pembuatan sabun, karena dari sisi warna dan aroma sangatlah tidak menarik, maka perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan memasukkan karbon aktif (arang) sebagai adsorben ke dalam minyak jelantah untuk menyerap warna dan aroma dari minyak jelantah tersebut. Dengan dapat membuat sabun sendiri diharapkan kita dapat menghemat lebih banyak uang serta mengurangi paparan kita terhadap bahan kimia, karena kita dapat mengetahui bahan apa saja yang kita masukkan ke dalam sabun tersebut.
EVALUASI PENYULUHAN MANFAAT CINCAU BAGI KESEHATAN DAN KECANTIKAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN CURUG KOTAMADYA BOGOR Muhammad Taufiq Fathaddin; Diah Utami Safitri; Onnie Ridaliani; Harin Widiyatni; Pri Agung Rakhmanto; Zona Nuansa Adha Antariksa; Danar Wijayanto
Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.483 KB) | DOI: 10.25105/akal.v3i2.13873

Abstract

Tanaman cincau merupakan tanaman asli Indonesia Berdasarkan jenisnya cincau dibagi menjadi cincau hijau dan cincau hitam. Tanaman cincau hijau tumbuh terutama di pulau Jawa, Sulawesi, Bali, Lombok, hingga Sumbawa. Ada beberapa jenis cincau hijau yaitu spesies Cyclea barbata yang berupa tanaman rambat dan Premna oblongifolia yang berupa pohon. Tanaman cincau hitam tumbuh terutama di pulau Jawa dan Sumatera, Cincau hitam sering disebut janggelan dengan nama spesies Mesona palustris, sedangkan di Cina disebut hsian tsao dengan nama spesies Mesona procumbens Hemsl. Cincau merupakan bahan baku minuman tradisional yang terdapat di beberapa daerah terutama di bagian barat Indonesia. Minuman cincau merupakan salah satu minuman favorit di bulan puasa. Cincau berguna untuk menjaga kesehatan terutama kesehatan pencernaan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan bagi kesehatan. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh tim dosen dan mahasiswa serta 15 warga Kelurahan Curug di Kotamadya Bogor. Evaluasi diberikan sebelum penyuluhan (pre-test) dan setelah penyuluhan (post-test). Hasil pre-test menunjukkan sebanyak 33.3% peserta memahami manfaat cincau baik sebagai bahan baku minuman, kesehatan, maupun kecantikan. Hasil post-test menunjukkan bahwa jumlah peserta yang paham adalah sebanyak 86,67% peserta. Sedangkan hasil evaluasi yang dilakukan enam bulan kemudian mnunjukkan jumlah peserta yang paham sebesar 93.33%. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ini memberikan peningkatan pemahaman peserta. Di samping itu peserta tertarik untuk mengetahui lebih jauh hal-hal mengenai cincau setelah kegiatan penyuluhan tersebut.
ANALISA PENGARUH CAMPURAN LARUTAN SURFAKTAN DENGAN PENAMBAHAN AIR KULIT NANAS TERHADAP PEROLEHAN MINYAK Harin Widiyatni; Samsol; Ferryan Fernando
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 10 No. 3 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.292 KB) | DOI: 10.25105/petro.v10i3.12401

Abstract

Dalam upaya mengoptimalkan perolehan minyak, dalam analisa ini akan dilihat pengaruh larutan surfaktan yang dicampurkan dengan air kulit nanas. Metode EOR merupakan salah satu metode yang biasa dipergunakan agar produksi minyak dari suatu sumur semakin meningkat. Salah satunya metode EOR yang biasa dipergunakan yaitu injeksi surfaktan. Fungsi injeksi surfaktan ini guna penurunan tegangan antar-muka minyak dengan air supaya berkurangnya tekanan kapiler di daerah penyempitan pori-pori hingga minyak yang tersisa bisa didorong untuk berikutnya bisa dilakukan produksi. Dalam analisa ini akan dibahas tentang pengaruh surfaktan dan air nanas terhadap konsentrasi dan salinitas surfaktan yang paling optimal. Salinitas yang dipergunakan , yaitu 4000 ppm dan 15000 ppm. Dari kedua salinitas tersebut akan dicampurkan dengan surfaktan AOS dengan konsentrasi masing-masing 2 %, 2,5 %, dan 3 % dan penambahan larutan air kulit nanas sebanayak 10%, selanjutya akan di lakukan uji fisik berupa pengukuran IFT, viskositas, dan juga densitas. Setelah dilakukan pengukuran tersebut maka selanjutnya adalah proses saturasi dan injeksi. Selanjutnya melakukan perbandingan RF yang didapatkan dari menetapkan konsentrasi dan salinitas mana yang teroptimal terhadap tiap larutan salinitas itu. 
PENYULUHAN PEMBUATAN MINUMAN DAN MASKER WAJAH PADA MASYARAKAT KELURAHAN CURUG KOTAMADYA BOGOR Muhammad Taufiq Fathaddin; Diah Utami Safitri; Onnie Ridaliani; Harin Widiyatni; Rozi Afdi
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v5i1.6899

Abstract

Minuman cincau diyakini berasal dari daerah di daratan Tiongkok. Namun minuman ini sudah lama menjadi minuman tradisional diberbagai negara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Di Indonesia minuman cincau seringkali kali dimanfaatkan sebagai salah satu menu khas di bulan puasa. Masyarakat Indonesia mengenal dua jenis cincau, yaitu cincau hijau dan cincau hitam. Di samping sebagai bahan minuman, cincau juga digunakan sebagai bahan baku obat untuk penyakit lambung, demam, hipertensi, diabetes dan liver. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengolahan cincau hijau dan hitam untuk bahan minuman dan masker wajah. Peserta kegiatan penyuluhan adalah ibu-ibu rumah tangga warga RT 05 RW 13 Kelurahan Curug yang terletak di Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jumlah peserta adalah sebanyak 15 orang. Evaluasi diberikan sebelum penyuluhan (pre-test) dan setelah penyuluhan (post-test). Hasil pre-test menunjukkan sebanyak 33.3% peserta memahami manfaat pembuatan agar-agar sebagai bahan baku minuman serta masker wajah. Sedangkan hasil post-test menunjukkan bahwa jumlah peserta yang paham adalah sebanyak 86,67% peserta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil dari kegiatan ini memberikan peningkatan pemahaman kepada masyarakat setempat.
PENGARUH KOMPOSIT AMPAS TEBU, SEKAM PADI, BENTONITE TERHADAP pH, TDS DAN ADSORBSI ISOTERMAL FREUNDLICH Ahmad Naufal Guthni Russaputro; Lestari Lestari; Harin Widiyatni
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13306

Abstract

Seiring berjalanannya produksi minyak mentah maka semakin banyak air formasi yang terproduksi, jika dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan sekitar. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan proses adsorpsi. Dalam penelitian ini ingin diketahui keefektifan komposit ampas tebu, sekam padi dan bentonite sehingga memenuhi bakumutu yang ditentukan PERMENLH no 19 tahun 2010 dan adsorbsi dari adsorben dengan menggunakan metode Freundlich isothermal. Untuk perhitungan Total Dissolved Solid (TDS), dan pH pada setiap sampel dari massa sampel yang digunakan sebesar 1 gram, 1.5 gram, 2 gram, 2.5 gram dan 3 gram. Pada sampel 3 gram ampas tebu,sekam padi dan bentonite nilai TDS bertutut-turut sebesar 1153 ppm, 2321 ppm dan 4214 ppm. Untuk nilai pH pada semua sampel berada pada batas baku mutu yang ditentukan pada sekam padi mempunyai nilai pH 7-8, Ampas tebu pH 6-7 dan untuk bentonite pH 7 dan 9. Dimana nilai TDS dan pH awal sebesar 5100 ppm dan 5.Untuk nilai regresi linear yang dihitung menggunakan metode Freundlich isothermal pada ampas tebu dengan nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0.9272, pada ampas sekam padi nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,9089 dan pada bentonite nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,8547. Dari penelitian ini ampas tebu nilai koefisien korelasi yang terbaik dikarenakan nilai koefisien korelasinya mendekati satu.
PENINGKATAN KETERAMPILAN WARGA CLUSTER VENEZIA PARUNG PANJANG TERHADAP PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RUMAH Aqlyna Fattahanisa; Arinda Ristawati; Harin Widiyatni; Taat Tri Purwiyono
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 4 No 2 (2022): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jamin.v4i2.14027

Abstract

Berdasarkan data statistik, terdapat 992 kasus kebakaran di Jawa barat dan 1088 kasus yang terjadi di Jakarta.  Penyebab terjadinya kebakaran di tengah masyarakat umumnya karena kurangnya informasi atau pengetahuan tentang kebakaran, kelalaian manusia yang sering menjadi penyebab kebakaran seperti pemasangan instalasi listrik yang tidak standar, membiarkan kompor menyala, membuang putung rokok dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan adanya kegiatan untuk memberikan informasi kepada warga mengenai klasifikasi kebakaran dan cara penanggulangannya serta memberikan pelatihan pemadaman kebakaran dengan menggunakan alat konvensional seperti karung goni ataupun alat pemadam api ringan yang baik dan benar.  Metode yang digunakan pada program PkM ini berupa penyuluhan dan pelatihan oleh narasumber Dinas Kebakaran Kabupaten Bogor. Keberhasilan dalam menanggulangi kebakaran di rumah perlu didukung oleh pengetahuan dasar mengenai asal muasal api dan kebakaran, serta tentang teknik penggunaaan alat, baik menggunakan karung goni atau pun dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Pelatihan basic fire fighting yang dilaksanakan di daerah Cluster Venezia, Parung Panjang, mendapat sambutan baik dari warga dan dinas kebakaran Kabupaten Bogor. Warga mengakui bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan warga dalam penanganan kebakaran di rumah.
USE OF ANOVA STATISTICAL METHOD IN EVALUATION OF TOFU WASTEWATER USED FOR SPIRULINA CULTURE MEDIUM ENRICHED WITH UREA AND NaHCO3 Mustamina Maulani; Gabriella Jasmine; Rosmalia Dita Nugraheni; Maman Djumantara; Asri Nugrahanti; Bayu Satiyawira; Cahaya Rosyidan; Lisa Samura; Harin Widiyatni; Pauhesti Pauhesti
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY VOLUME 6, NUMBER 2, OCTOBER 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v6i2.16933

Abstract

Indonesia has a large amount of liquid waste originating from the tofu industry. Currently, the treatment of tofu industrial wastewater is carried out using both anaerobic and aerobic methods, but both methods still have several weaknesses. In this study, the tofu industrial wastewater was utilized as a culture medium for Spirulina sp. to provide economic value from wastewater that can be used as bioethanol, pharmaceuticals, and food products rich in omega 3, chlorophyll, carotenoids. Aim: The growth of Spirulina sp. is closely related to the availability of macro and micronutrients as nutrients and the influence of environmental conditions, so this study was aimed to see the best variation of the addition of urea and NaHCO3 as additional nutrients to maximize growth and cell density of Spirulina sp. with tofu industrial wastewater media. Methodology and Results: This study was done by culvitating Spirulina sp in the growth media, measuring the Optical Density (OD), and analyzing quantitatively and using ANOVA on IBM SPSS Statistics version 20. The study indicated that adding urea and NaHCO3 to Spirulina sp. had no effect on cell density and growth rate. Treatment with addition of urea 0.36 g/500 ml without additional of NaHCO3 had the highest growth rate, 0.00852/day, and the highest cell density value on Spirulina sp. growth. Conclusion, significance, and impact study: The tofu liquid waste can be used as a new alternative used as fertilizer because in the liquid tofu waste, it provides the nutrients needed by Spirulina sp.