Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

CHANGE AND CONTINUITY IN INDONESIAN FOREIGN POLICY Yanyan Mochamad Yani
Sosiohumaniora Vol 11, No 1 (2009): SOSIIOHUMANIORA, MARET 2009
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.648 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v11i1.5575

Abstract

This article focuses on Indonesian foreign policy change and continuity and then the discussion of foreign policy at present. The analysis is carried out in six periods of Indonesia’s foreign policy change and continuity, namely Soekarno’s Old Order Era period (1945-1965), Soeharto’s New Order Era period (1965-1998), and four Indonesian governments in the Reformation Era; Habibie period (1998-Oct1999), Abdurahman Wahid period (1999-July 2001), Megawati Soekarnoputri period (2001-October 2004), and Susilo Bambang Yudhoyono period (2004 – now). This paper concludes that since the fall of Soeharto, Indonesia’s diplomacy was called upon to play a substantive role in meeting an array of challenges in the economic, political and social fields that threatened the unity, integrity, and sovereignty of the Republic.
PENGARUH PERANG RUSIA DAN UKRAINA TERHADAP PEREKONOMIAN NEGARA KAWASAN ASIA TENGGARA Connie Rahakundini Bakrie; Mariane Olivia Delanova; Yanyan Mochamad Yani
Caraka Prabu : Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 6 No 1 (2022): Caraka Prabu : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jcp.v6i1.1019

Abstract

Perang antara Rusia dan Ukraina memiliki implikasi yang sangat serius bagi pasar global. Rusia adalah produsen dan pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia, pengekspor gas alam terbesar kedua, dan pengekspor batu bara terbesar ketiga. Selain itu, Ukraina sama pentingnya dalam memenuhi pasar global sebagai pengekspor minyak bunga matahari terbesar, pengekspor jagung terbesar keempat dan pengekspor gandum terbesar kelima. Kedua negara ini merupakan pemasok yang sangat penting bagi negara-negara defisit seperti Asia Tenggara dimana lebih dari 37 persen impor migas ke Asia Tenggara. Secara absolut perang yang terjadi mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh perang antara Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitik sehingga peneliti tidak hanya menjelaskan pengaruh perang antara Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian Asia Tenggara, tetapi juga menganalisis hubungan ekonomi antara negara-negara Asia Tenggara dengan Rusia. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa pada tahun 2017, Rusia menduduki peringkat kedelapan di antara mitra dagang utama ASEAN, dengan total perdagangan bilateral hanya 0,66% dari total omset perdagangan ASEAN. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tentunya berdampak pada sektor ekonomi dan tentunya konflik tersebut berujung pada restrukturisasi perdagangan internasional dan negara-negara yang memiliki hubungan dengan Rusia dan Ukraina akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kepentingan nasional negaranya. Asia Tenggara merasakan efek langsung dari perang seperti gangguan rantai pasokan global dan kenaikan harga energi dan pangan. Selain itu, kenaikan harga BBM di beberapa negara. Hal ini membuat dampak perang antara Rusia dan Ukraina mendapat pengaruh yang besar dari berbagai sektor sehingga menyebabkan terjadinya restrukturisasi ekonomi global.
DAMPAK KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT DI INDO-PASIFIK DALAM MENGHADAPI CHINA TERHADAP KEAMANAN INDONESIA Mariane Olivia Delanova; Yanyan Mochamad Yani
Academia Praja : Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Academia Praja
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jap.v5i1.413

Abstract

Meningkatnya eskalasi ketegangan yang menimbulkan potensi konflik di kawasan Indo-Pasifik membuat Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki letak geografis di kawasan Indo-Pasifik merasakan ancaman yang nyata terhadap keamanan kedaulatan negara Indonesia. Amerika Serikat yang merasa terancam dengan bangkitnya China yang muncul sebagai pemain global membuat AS mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menghalau adanya hegemoni China di dunia. China sendiri telah melakukan sebuah klaim sepihak terhadap Laut China Selatan yang membuat AS dan berbagai negara geram dengan adanya klaim ini. Kebijakan-kebijakan apa saja yang dikeluarkan oleh AS dalam rangka menghalau hegemoni China di kawasan Indo-Pasifik? Apakah kebijakan-kebijakan tersebut memiliki sebuah dampak positif ataupun dampak negatif bagi Indonesia? Penulis akan menjelaskan hal-hal tersebut dalam artikel ini.
REVITALISASI HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DI ASIA PASIFIK Suwarti Sari; Yanyan Mochamad Yani
Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Vol 2 No 02 (2017): Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.736 KB) | DOI: 10.36859/jdg.v2i02.35

Abstract

Amerika Serikat (AS) sebagai tokoh tunggal dalam kekuatan dunia memainkan peran utama dalam mengubah sistem internasional. AS “berkewajiban” menjaga ketertiban dunia yang ditujukan dengan banyaknya personel militer yang dikirim keluar negeri guna menjalankan misi tersebut. Setelah memutuskan kembali ke Asia-Pasifik, AS menegaskan untuk membangun suasana saling percaya dengan negara-negara lain di kawasan. Dalam pelaksanaan strateginya, AS mengedepankan peran sekutunya dan membentuk jaringan yang meliputi seluruh dunia. AS secara aktif mengembangkan hubungan dengan NATO dan para sekutu-nya untuk mempertahankan keamanan dan perdamaian, dan terus memperhebat strategi pindah poros ke Asia dan Pasifik. Amerika Serikat meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Australia untuk meningkatkan akses militer Amerika Serikat terhadap fasilitas militer Australia. Bagi Australia, AS akan tetap menjadi aktor di Asia Pasifik. Hadirnya armada AS di Darwin, Australia akan memberikan rasa nyaman dan aman secara politik dan militer, mengingat kepentingan mereka sejalan untuk membendung kekuatan dari Utara (Asia).
INDONESIA AND ASEAN IN 2025 Yanyan Mochamad Yani; Ian Montratama
Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Vol 3 No 02 (2018): Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.042 KB) | DOI: 10.36859/jdg.v3i02.79

Abstract

This essay is motivated by an interest in a particular aspect of Indonesian foreign policy. Indonesia’s foreign policy has been called upon to serve the goals of national development. The national development takes place within a regional and global environment. Indonesia’s most immediate environment is the sub-region of Southeast Asia, and for that reason the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), which remains the cornerstone of Indonesian foreign policy. ASEAN Community is a continuing process. It will continue to promote the expansion and then deepening of the implementation of ASEAN Community Blueprints beyond 2015. ASEAN Community Vision 2025 was approved and signed at ASEAN Summit Meeting, 21 – 22 November 2015 in Kualalumpur, Malaysia. In the mean time for Indonesia itself, there are some impediments in the implementation of Indonesia’s maritime nexus will continue to hedge against the ASEAN Economic Community as well as the major powers interests, especially with RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership led by ASEAN but heavily influence by China and the Trans Pacific Partnership that once led by the United States of America and seems abandon in Donald Trump era. The study reveals that he strategic implication of the above possible development appeals the need of new approaches to Indonesia. Some basic assumptions can be derived from the foregoing examination of Indonesian foreign policy concepts, a changing Asian strategic environment, and uncertainties of interdependence. It may be reasonable to assume that Indonesia has the capability to increasingly strengthen linkages among defense, security, and foreign policy aspects which leads to an adequate Indonesian national security policy.
STABILITAS EKONOMI INDONESIA DALAM PANDEMI COVID-19 DAN POTENSI INDONESIA UNTUK TERJEBAK MIDDLE INCOME TRAP Vellix Wanggai; Mariane Olivia Delanova; Yanyan Mochamad Yani
Academia Praja : Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik Vol 6 No 1 (2023): Academia Praja : Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jap.v6i1.1424

Abstract

This article will focus on the impact of the Covid-19 pandemic on Indonesia's economic conditions. Researchers realize that solid economic stability will lead the country to achieve public welfare and achieve the ideal form of government, therefore research on the impact of the pandemic on the economic stability of a country is something important to do. The decline of Indonesia's status to a lower middle income country in mid-2021 has become a clear warning for Indonesia to improve in handling Covid-19, poor handling will have implications for the wheels of the Indonesian economy which may plunge Indonesia into a middle income trap. The results of the study show that the transformation of the economy towards a knowledge-based economy will be the right step to maintain economic stability during the pandemic because of its more resilient nature.
INDONESIA'S FOREIGN POLICY IN CREATING SECURITY STABILITY IN INDO-PACIFIC REGION Delanova, Mariane Olivia; Mochamad Yani, Yanyan
Journal Of Global Strategic Studies Vol 1 No 1 (2021): Journal of Global Strategic Studies
Publisher : Master's Programs in International Relations, Faculty of Social and Political Science, Jenderal Achmad Yani University (UNJANI).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.9 KB) | DOI: 10.36859/jgss.v1i1.574

Abstract

Indonesia as one of the countries that is included in the Indo-Pacific Region has an important role in creating security stability in the Region. As the center point of the Indo-Pacific, Indonesia certainly thinks about the right defense strategy to be able to play an active role in the region. Undoubtedly, this action will be related to Indonesia's free-and-active foreign policy. As a region that has strategic points, countries in the Indo-Pacific Region carry out an agenda to be able to solve problems in a peaceful way by increasing mutual trust. Naturally, it will make the Indo-Pacific Region as a central region in the future. Based on the findings, Indonesia's foreign policy takes part in an active role at the international level by promoting the concept of cooperation in the Indo-Pacific Region to increase mutual trust between countries. In addition, countries in the region participate in mutually beneficial openness in order to create security stability in the region. Indonesia's foreign policy is considered to be appropriate and useful in the midst of situations in competing for having influence in the region. Thus, Indonesia's role in the Indo-Pacific cannot be separated from the character of Indonesia's current foreign policy which emphasizes “middle power” and leadership in the region.