Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Upaya Guru IPS Dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Peserta Didik SMPN 3 Bandar Kabupaten Pacitan Nursuciana, Hamidah; Wiradimadja, Agung
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v8i1.15652

Abstract

AbstrakKeterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran IPS sering kali terbilang rendah. Dengan demikian, guru IPS memiliki peran untuk mendorong motivasi belajar peserta didik terutama dalam proses peningkatan partisipasi belajar. Rendahnya partisipasi belajar IPS peserta didik di SMPN 3 Bandar diakibatkan karena adanya rasa bosan dan jenuh ketika kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan partisipasi belajar IPS peserta didik SMPN 3 Bandar dan mengetahui bagaimana respon peserta didik setelah diberi stimulus oleh guru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Bandar Kabupaten Pacitan. Informan penelitian terdiri dari 2 guru IPS dan 15 orang peserta didik. Ada empat upaya yang dilakukan guru IPS guna meningkatkan partisipasi belajar peserta didik yaitu pertama, mendesain pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif guna meminimalisir rasa bosan dan jenuh peserta didik. Kedua, guru memberikan reinforcement berupa penguatan positif dan penguatan negatif. Ketiga, guru memberikan evaluasi pembelajaran kepada peserta didik,. Keempat, guru melakukan pendekatan dengan orang tua, yang mana guru menghubungi orang tua peserta didik yang tingkat partisipasi belajarnya menurun melalui whatsapp serta memanggil peserta didik dan orang tua untuk datang ke sekolah. Hal tersebut dilakukan oleh guru IPS dan pihak sekolah supaya peserta didik dapat merubah perilakunya. Kemudian untuk respon yang diberikan peserta didik setelah diberi stimulus yaitu pertama mereka mengatakan bahwa pembelajaran inovatif yang dirancang oleh guru IPS membuat mereka merasa nyaman dan senang. Kedua, mereka memberikan respon yang beragam, ada yang merespon dan juga ada yang merubah perilakunya serta ada yang tidak merubah perilakunya. Ketiga, peserta didik ada yang merasa puas dan tidak puas dengan evaluasi yang diberikan oleh guru. Keempat, peserta didik ada yang merasa takut akan dimarahi oleh orang tuanya dan ada juga peserta didik yang merespon dengan biasa saja. AbstractThe involvement of students in the social studies learning process is often fairly low. Thus, social studies teachers have a role to encourage students ' learning motivation, especially in the process of increasing learning participation. The low participation of social studies students in SMPN 3 Bandar caused by boredom and boredom when learning activities. Therefore, in this study aims to determine the efforts of teachers in increasing the participation of social studies students SMPN 3 Bandar and know how the response of students after being given a stimulus by the teacher. This research uses qualitative research with Case Study Method and the location of this research was conducted in SMPN 3 Bandar Pacitan Regency. Research informants consisted of 2 social studies teachers and 15 students. There are four efforts made by social studies teachers to improve student learning participation, namely first, designing fun and innovative learning to minimize boredom and saturation of students. Second, teachers provide reinforcement in the form of positive reinforcement and negative reinforcement. Third, teachers provide learning evaluation to learners,. Fourth, teachers approach parents, where teachers contact the parents of students whose learning participation rate decreases through whatsapp and call students and parents to come to school. This is done by social studies teachers and the school so that students can change their behavior. Then for the response given by students after being given a stimulus, they first said that innovative learning designed by social studies teachers made them feel comfortable and happy. Second, they give a variety of responses, some respond and also some change their behavior and some do not change their behavior. Third, there are students who are satisfied and dissatisfied with the evaluation given by the teacher. Fourth, there are students who feel afraid of being scolded by their parents and there are also students who respond normally.
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN SELF DISCIPLINE DI SMA PANJURA KOTA MALANG Fauziah, Sagita Risqi Ragil; Adi, Khofifatu Rohmah; Wiradimadja, Agung
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 10 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v4i10p5

Abstract

The issue of student discipline in Indonesia is quite worrying. Cases of student indiscipline such as truancy, hanging out in the canteen during class hours,wearing excessive accessories, wearing inappropriate attributes, smoking, and being late for school. Even though enforcing discipline is the key to educational success. So teachers need strategies to overcome students' self-discipline problems. This research aims to analyze the efforts of Panjura High School teachers in enforcing self-discipline and find out how students respond after receiving reinforcement. The method used in this research is descriptive qualitative. This research was conducted at Panjura High School, Malang City. The research results show thatThe efforts made by teachers to enforce student self-discipline at Panjura High School are carried out by establishing school rules, familiarizing seniors, and making teachers role models. Teachers always provide understanding regarding student discipline by reminding them of lessons, ceremonies, or briefings in the meeting room. Students are motivated by implementing a reward and punishment system. Students who have implemented self-discipline are gradually starting to appear more disciplined, seen from the reduction in students asking for permission to enter class because they were late. The students expressed this because they felt embarrassed or uncomfortable if they continued to break the rules. Isu kedisiplinan peserta didik di Indonesia cukup memprihatinkan. Peserta didik yang membolos, nongkrong di kantin pada jam pelajaran berlangsung, memakai aksesoris berlebihan, atribut yang dikenakan tidak sesuai, merokok, dan datang terlambat ke sekolah merupakan tindakan indisipliner. Padahal penegakan kedisiplinan merupakan kunci dari keberhasilan pendidikan sehingga guru perlu strategi untuk mengatasi permasalahan self-discipline peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya guru SMA Panjura dalam menegakkan self-discipline dan mengetahui bagaimana respons peserta didik setelah mendapatkan penguatan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMA Panjura Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam menegakkan self-discipline peserta didik di SMA Panjura dilakukan dengan membentuk tata tertib sekolah, pembiasaan oleh kakak tingkat, dan menjadikan guru sebagai teladan. Guru selalu memberikan pemahaman terkait kedisiplinan peserta didik dengan cara mengingatkan pada pembelajaran, upacara, atau pada pengarahan di ruang pertemuan. Peserta didik dimotivasi dengan diberlakukan sistem penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Peserta didik yang sudah menerapkan self-discipline ini secara bertahap mulai terlihat semakin disiplin, dilihat dari berkurangnya siswa yang meminta surat izin masuk kelas karena terlambat. Hal ini diungkapkan siswa, karena merasa sungkan atau tidak enak hati jika terus melanggar peraturan.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG Wicaksono, Kevin Yopi; Purnomo, Agus; Wiradimadja, Agung
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 4 No. 10 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v4i10p9

Abstract

Kecamatan Pagelaran ialah salah satu daerah di Kabupaten Malang yang masyarakatnya memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi. Ketersediaan pekerjaan yang ada mengakibatkan anak lebih memilih untuk bekerja daripada untuk melanjutkan pendidikannya. Sehingga ini menjadi permasalahan karena dengan usia anak yang seharusnya masih sekolah tapi lebih memilih untuk bekerja, hal ini yang menjadikan penelitian ini penting untuk dilakukan karena memiliki kecenderungan naik dari tahun sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kecenderungan pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua, serta jarak yang berkaitan dengan kasus putus sekolah di Kecamatan Pagelaran. Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kuantitatif dengan penggunaan uji statistik deskriptif. Analisis penelitian ini menggunakan uji tabulasi silang (crosstab). Sampel yang dipergunakan ialah saturation sampling/sampel jenuh, Teknik ini menggunakan seluruh objek dari populasi. Hasil penelitian adalah pada variabel pendidikan menunjukkan anak dari orang tua yang tidak bersekolah cenderung memiliki pendidikan yang rendah. Variabel pekerjaan menunjukkan ada kecenderungan bahwa anak putus sekolah pada jenjang SMP mayoritas pekerjaan yang dimiliki orang tua adalah sebagai Petani dan Peternak. Variabel pendapatan menunjukkan ada kecenderungan bahwa anak putus sekolah pada jenjang SD mayoritas kondisi ekonomi orang tua memiliki pendapatan tinggi. Variabel jarak menunjukkan ada kecenderungan bahwa anak putus sekolah didasarkan pada jarak dari rumah ke sekolah.
PELATIHAN PEMBUATAN TEH CELUP HERBAL DALAM KEMASAN SIAP JUAL DI DESA WONOKERSO KABUPATEN MALANG Nyoman Ruja, I; Ratnawati, Nurul; Annas Waladul Mufid, M. Khoirul; Kurniawan, Bayu; Wiradimadja, Agung
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4714-4726

Abstract

Teh menjadi minuman yang banyak diminati oleh orang dewasa. Kelor sebagai daun yang mengandung banyak khasiat dapat dijadikan sebagai teh. Sehingga, teh daun kelor berpotensi untuk dapat menarik konsumen dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah melatih ibu-ibu PKK Desa Wonokerso, Kabupaten untuk membuat teh dari daun kelor dalam kemasan siap jual. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan model pelatihan dengan prosedur analisis, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan analisis kebutuhan menunjukkan bahwa di Desa Wonokerso terdapat banyak tumbuhan kelor, namun belum dioptimalkan khususnya dalam bentuk olahan teh. Oleh karena itu, pelatihan dilakukan dengan pemberian materi tentang khasiat daun kelor dan peragaan cara pembuatan teh dari daun kelor sampai pada pengemasan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan antusias peserta dalam mengikuti kegiatan pengabdian. Tidak hanya itu, peserta juga berhasil membuat serta mengemas teh dari daun kelor dan siap untuk dijual. Oleh karena itu, pendampingan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peserta untuk mempromosikan hasil produksi teh dari daun kelor.
Inovasi belajar abad 21 melalui pengembangan media podcast pembelajaran IPS berbasis instagram Nantana, M. Gebryna Rizki; Wiradimadja, Agung
JIPSINDO Vol. 10 No. 1 (2023): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipsindo.v10i1.57702

Abstract

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dari sebuah kegiatan belajar. Media pembelajaran merupakan sarana dalam mempermudah peserta didik memperoleh hasil belajar dan tujuan pembelajaran secara optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu; (1) mengembangkan produk podcast pembelajaran IPS berbasis instagram, (2) menguji kelayakan dari pengembangan media pembelajaran tersebut berdasarkan materi, media, bahasa, serta respon calon pengguna.  Proses pengembangan produk dalam penelitian ini menggunakan pendekatan R&D (Research and Development) dengan model Borg & Gall, 1989. Proses uji coba produk dilakukan di kelas 7 MTs Negeri 1 Kediri. Hasil validasi dari para ahli menunjukkan persentase nilai sebesar 84% untuk validasi materi, 83,7% untuk validasi media, dan 95% untuk validasi bahasa. Sedangkan hasil uji coba terhadap pengguna atau peserta didik memperoleh rata-rata sebesar 85%. Berdasarkan rata-rata tersebut dapat dinyatakan bahwa produk podcast pembelajaran IPS berbasis instagram "sangat layak" dijadikan media pembelajaran IPSThe 21st-century learning innovation through the development of Instagram-based IPS learning podcast mediaLearning media is one of the main components of a learning activity. Learning media is a means to make it easier for students to obtain learning outcomes and learning objectives optimally. The purpose of this research is; (1) develop the Instagram-Based IPS Learning podcast product, (2) to test the feasibility of developing these learning media based on material, media, language, and the responses of prospective users. The product development process in this study used the R&D (Research and Development) approach with the Borg & Gall, 1989 model. The product trial process was carried out in class 7 of MTs Negeri 1 Kediri. The validation results from the experts showed a percentage of 84% for material validation, 83.7% for media validation, and 95% for language validation. While the results of trials on users or students obtain an average of 85%. Based on these averages, it can be stated that Instagram-based social studies learning podcast products are "very feasible" to be social studies learning media