Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

POTENSI SAMBILOTO SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES BERBASIS HERBAL Syah Akbarul Adha; Raden Maya Febriyanti; Tiana Milanda
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.736 KB) | DOI: 10.37874/ms.v4i1.118

Abstract

Penggunaan tanaman herbal atau obat tradisional oleh manusia telah tercatat selama ribuan tahun dan merupakan bagian dari sejarah dan kebudayaan yang masih ada sampai sekarang. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kekayaan alam khususnya pada keragaman hayati, dimana di Indonesia, tanaman dan tumbuh-tumbuhan juga digunakan sebagai obat-obatan oleh masyarakatnya. Sambiloto telah diketahui dan banyak digunakan oleh masyarakat indonesia, sebagai salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagi obat bagi penderita diabetes. Indonesia termasuk satu dari sepuluh negara yang memiliki pasien Diabetes Mellitus (DM) paling banyak di dunia. Studi mengenai pengetahuan dan pengguan sambiloto oleh masyarakat tidak hanya bertujuan untuk berkontribusi pada pemahaman terhadap pengboatan herbal, tetapi juga dapat mendorong dalam penelusuran dan pengembangan sambiloto sebagai obat antidiabetes yang bernilai jual. Studi ini diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah terhadap tanaman sambiloto yang digunakan oleh masyarakat sebagai antidiabetes. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengambil data data dari artikel, database, textbook yang telah dipublikasikan dan diambil dari PubMed, NCBI, elsevier dan lain-lain. Dari hasil yang didapatkan, sambiloto memiki potensi yang besar sebagai antidiabetes
POTENSI SAMBILOTO SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES BERBASIS HERBAL Syah Akbarul Adha; Raden Maya Febriyanti; Tiana Milanda
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v4i1.118

Abstract

Penggunaan tanaman herbal atau obat tradisional oleh manusia telah tercatat selama ribuan tahun dan merupakan bagian dari sejarah dan kebudayaan yang masih ada sampai sekarang. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kekayaan alam khususnya pada keragaman hayati, dimana di Indonesia, tanaman dan tumbuh-tumbuhan juga digunakan sebagai obat-obatan oleh masyarakatnya. Sambiloto telah diketahui dan banyak digunakan oleh masyarakat indonesia, sebagai salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagi obat bagi penderita diabetes. Indonesia termasuk satu dari sepuluh negara yang memiliki pasien Diabetes Mellitus (DM) paling banyak di dunia. Studi mengenai pengetahuan dan pengguan sambiloto oleh masyarakat tidak hanya bertujuan untuk berkontribusi pada pemahaman terhadap pengboatan herbal, tetapi juga dapat mendorong dalam penelusuran dan pengembangan sambiloto sebagai obat antidiabetes yang bernilai jual. Studi ini diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah terhadap tanaman sambiloto yang digunakan oleh masyarakat sebagai antidiabetes. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengambil data data dari artikel, database, textbook yang telah dipublikasikan dan diambil dari PubMed, NCBI, elsevier dan lain-lain. Dari hasil yang didapatkan, sambiloto memiki potensi yang besar sebagai antidiabetes
Kajian Literatur: Aktivitas Antimikroba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Bakteri dan Jamur Amanah, Hasna Sania; Febriyanti, Raden Maya
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v3i2.41344

Abstract

Sambiloto merupakan tanaman yang digunakan pada pengobatan secara tradisional pada Ayurveda, Unani, dan Siddha di India. Sambiloto memiliki beberapa aktivitas diantaranya adalah anti bakteri dan anti jamur. Anti bakteri dan anti jamur merupakan agen yang dapat menghilangkan atau menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur yang dapat menyebabkan infeksi. Untuk mengetahui aktivitas anti mikroba dari sambiloto ini dilakukan kajian literatur mengenai aktivitas antimikroba sambiloto. Dilakukan pencarian jurnal berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris yang sesuai dengan kata kunci kemudian diskrining berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Didapatkan 19 jurnal yang cocok kemudian dikaji berdasarkan bagian tanaman yang digunakan, pelarut, senyawa aktif, dan hasil pengujiannya. Dilakukan pengkajian mengenai aktivitas antimikroba yang didapatkan dari berbagai jurnal yang penelitiannya dilakukan di berbagai negara untuk mengetahui aktivitas anti mikroba dari Sambiloto. Hasilnya terdapat aktivitas sambiloto dengan spektrum yang luas di mana sambiloto dapat menghambat bakteri gram positif, bakteri gram negatif, dan jamur.Kata kunci: Antibakteri, antijamur, sambiloto 
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Bebuas (Premna serratifolia L.) dengan Metode DPPH Rafif, Syauqi Nawwar; Hikmatiana, Billa Nidia; Mikdar, Nazwa Nuraizza; Febriyanti, Raden Maya; Maisyarah, Intan Timur; Muhaimin, Muhaimin
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 1 (2024): IJBP (April)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i1.54016

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang berperan dalam mencegah radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang berpotensi memiliki senyawa bioaktif bersifat antioksidan adalah Bebuas (Premna serratifolia L.). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun P.serratifolia. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanol, etil asetat dan air secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase gerak kloroform : metanol (95:5) dan penampak bercak DPPH. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan DPPH 80 μg/mL secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 517 nm dengan kontrol positif Trolox. Hasil KLT menunjukkan perubahan warna bercak pada ekstrak, fraksi etil asetat dan air menjadi warna kuning setelah disemprot DPPH menandakan memiliki aktivitas antioksidan. Hasil pengukuran menunjukkan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air daun P.serratifolia memiliki nilai IC50 berturut-turut 157,78 µg/mL; 108,49 µg/mL; dan 137,7 µg/mL. Sedangkan trolox memiliki nilai IC50 8,75 µg/mL. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun P.serratifolia memiliki aktivitas antioksidan lebih baik dibandingkan ekstrak etanol dan fraksi air dengan kategori aktivitas antioksidan sedang.
Pengujian Ekstrak Etanol Daun Manggu Leuweung (Garcinia celebica L.) terhadap Proliferasi Lini Sel CCL-171 Maharani, Putri; Sahila, Elma N. M. R.; Febriyanti, Raden Maya; Barliana, Melisa Intan
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v3i2.47089

Abstract

Sistem imun merupakan suatu sistem kompleks yang bertindak sebagai pertahanan tubuh yang secara umum bekerja dengan mempertahankan homeostasis, mempersiapkan tubuh dalam melawan infeksi, dan penyembuhan. Namun, beberapa faktor seperti faktor endogen atau eksogen dapat mengubah efisiensi dan efektivitas dari sistem imun. Imunomodulator merupakan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk membantu mempertahankan homeostasis dengan mengatur sistem sistem imun serta mengoptimalkannya. Pada penelitian terdahulu, telah ditunjukkan bahwa senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun G. celebica L. dapat berpotensi sebagai agen anti inflamasi yang baik dengan mereduksi ekspresi sitokin proinflamasi. Selain itu, daun G. celebica L. juga mengandung senyawa terpenoid yang berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun manggu leuweung terhadap respon imun dengan menggunakan sel fibroblas paru normal CCL-171. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol mampu meningkatkan proliferasi dengan mempertahankan viabilitas sel yang ditunjukkan dengan % survival rate pada sel CCL-171 pada konsentrasi 7,8125; 15,625 dan 31,25 ppm secara berturut-turut adalah sebagai berikut 92,34 ± 5,77%; 90,20 ± 3,05%; 82,96 ± 4,58%
Phytochemical Profile Extracts and Fractions of Pisitan Monyet (Dysoxylum caulostachyum Miq.) Bonor, Toga; Among, Sayyid; Febriyanti, Raden Maya; Maisyarah, Intan Timur; Barliana, Melisa Intan
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 1 (2024): IJBP (April)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i1.55097

Abstract

Dysoxylum is a genus from the Meliaceae family which has 905 species. One species of this genus is Dysoxylum caulostachyum Miq. This species is a plant that has long been consumed as daily food for primates. This plant is starting to be widely researched for its potential for treatment. There are several previous studies showing that D. caulostachyum has antiproliferative, antiplasmodial and anticancer bioactivity. The aim of this paper is to determine the phytochemical profile of D. caulostachyum leaves in the ethanol extract, n-hexane fraction and ethyl acetate fraction of D. caulostachyum leaves. The research was carried out through extraction stages using the maceration method, fractionation using Liquid-Liquid Extraction (ECC), examination of extracts and fractions using Thin Layer Chromatography (TLC), phytochemical screening, and measurement of total phenolic and total flavonoid levels. Based on phytochemical screening, D. caulostachyum leaf extract contains flavonoids, saponins, polyphenols, monoterpenes/sesquiterpenes, quinones, and triterpenes/steroids. The n-Hexane fraction of D. caulostachyum leaves contains quinone compounds, the ethyl acetate fraction of D. caulostachyum leaves contains flavonoids, quinones and polyphenol compounds, while the water fraction of D. caulostachyum contains polyphenol and quinone compounds. From the extract and leaf fractions of D. caulostachyum, data was obtained that the extract contained the highest levels of total phenolics and flavonoids, namely 92.361 ± 1.7245 mg GAE/g and 92.361 ± 1.7245, respectively.
Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Daun Bebuas (Premna serratifolia L.) Veninda, Hasna Raihan; Belinda, Andhara Marsha; Khairunnisa, Khalisa Qintara; Muhaimin, Muhaimin; Febriyanti, Raden Maya
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v3i2.43576

Abstract

Penelitian mengenai tanaman obat semakin berkembang dan diminati dengan tujuan mencari informasi mengenai tanaman sebagai bahan baku obat. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku obat adalah tanaman bebuas (Premna serratifolia). Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan daun dari tanaman bebuas menunjukkan berbagai aktivitas farmakologis. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan karakterisasi simplisia daun bebuas (P. serratifolia L.) dan skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalamnya. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun bebuas diperoleh kadar sari larut air sebesar 5,5 % ± 0.00, kadar sari larut etanol sebesar  7,5 % ± 0.0064, kadar air sebesar 48%, susut pengeringan sebesar  10,5 % ± 0.00, kadar abu total sebesar  7,372 % ± 0.001, dan kadar abu tidak larut asam sebesar 7,355 % ± 0.0005. Hasil skrining fitokimia dari simplisia daun bebuas menunjukkan adanya golongan senyawa fenolik, flavonoid, saponin, monoterpenoid/seskuiterpenoid.
Phytochemistry and Pharmacological Potentials of Premna serratifolia L.: Traditional Medicinal Plant Used by Local People in Kalimantan Khairunnisa, Khalisha Qintara; Febriyanti, Raden Maya; Muhaimin, Muhaimin
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 2, No 3 (2022): IJBP (Desember)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v2i3.43537

Abstract

Millions of people worldwide have been using herbal medicines for thousands of years, due to their great interest in traditional medicines. One of the plants in Indonesia which has medicinal properties but is not widely known by the public and used is Bebuas plant. Bebuas (Premna serratifolia Linn) has been observed growing in West Kalimantan. The people of West Kalimantan used bebuas leaves to reduce cholesterol levels, the young leaves used as a traditional medicine to expel wind in the body quickly, treat intestinal worms, and increase breast milk for nursing mothers, and the decoction of fresh leaves is used for colds and fever medicine. Several studies report bebuas (Premna serratifolia L.) had many pharmacological activities. Bebuas contains flavonoids, saponins, tannins and triterpenoids/steroids that have a role in pharmacological activity. The present review aims to summarize the current state of scientific evidence on the pharmacological potentials of P. serratifolia. The subject of literature published from 2012 to 2022 were obtained frominternational research databases including PubMed, Google Scholar, EBSCO, SCOPUS, and Cochrane, using the keywords Premna serratifolia L., traditional medicine, medicinal plants, and pharmacology. The pharmacological activities which are discussed further in the review including antioxidant, anti-arthritic, anticholesterol, anti-inflammatory, antimicrobial, antihelmintic, antidiabetic, and anticancer/cytotoxic. The study suggests that Premna serratifolia L. is a potent source for further development of phytomedicine.
A Review of Antidiabetic Potential of Indonesian Medicinal Plants on Streptozotocin (STZ)-Induced Rats Anjabtsawa, Daffa; Febriyanti, Raden Maya; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 1 (2024): IJBP (April)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i1.54037

Abstract

Diabetes mellitus represents a chronic pathological state affecting a substantial portion of the global population, characterized by elevated levels of blood glucose. The International Diabetes Federation (IDF) documented in 2022 an estimated 537 million individuals aged 20-79 afflicted with this condition. Indonesia is home to various medicinal plants used for centuries to treat various ailments, including diabetes. Some of these plants have been found to have antidiabetic properties and are currently being studied for their potential use in treating diabetes. This review integrates the potential of indigenous Indonesian medicinal plants as antidiabetic agents. Twenty-two herbal species native to Indonesia were examined in diabetic-rat models, revealing promising efficacy as alternatives to conventional antihyperglycemic therapies. These medicinal plants' bioactive constituents, including flavonoids, alkaloids, phenolics, tannins, saponins, steroids, triterpenoids, and glycosides, are hypothesized to modulate glucose metabolism. Data acquisition encompassed scholarly databases such as PubMed, Scopus, Cochrane, Google Scholar, ScienceDirect, and EBSCO, spanning literature published between 2017 and 2023. The investigation underscores the notable reduction in blood glucose levels observed in rats administered doses ranging from 100 to 800 mg/kg body weight (BW). Furthermore, the antihyperglycemic evaluation in rats involved dosing at 40-65 mg/kg BW, eliciting a sustained hyperglycemic state.
Exploring the Phytochemical Properties and Therapeutic Potential of Hibiscus sabdariffa Linn. and Stevia rebaudiana Bert. Anjabtsawa, Daffa; Febriyanti, Raden Maya; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 2 (2024): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i2.54035

Abstract

Indonesian people have used medicinal plants for ages to cure various diseases. Traditional medicinal plants offer a variety of health benefits and can be an excellent alternative to prevent various diseases. Herbal tea-based treatment is low-calorie and is good for health with many benefits. Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) and Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) plants are the main composition of herbal tea. They contain various secondary metabolite compounds that play a role in pharmacological activity like alkaloids, flavonoids, phenols, glycosides, steroids, tannins, coumarins, saponins, anthraquinones, and others. This review aims to collect the latest scientific information regarding the possible pharmacological activities of Rosella and Stevia plants. These plants have antioxidative, antibacterial, antidiabetic, antihypertensive, anticancer, antihyperlipidemia, anti-obesity, hepatoprotective, anti-inflammatory, and antiprotozoal potential. PubMed, Scopus, Cochrane, Google Scholar, ScienceDirect, and EBSCO were used to obtain literature published from 2017 to 2023. The study concludes that Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) and Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) plants have potential in the development of traditional medicinal plants with many benefits contained in them.