Ngadiwiyana M.Si. S.Si.
Department Of Chemistry, Faculty Of Science And Mathematics, Diponegoro University Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Isolasi, Identifikasi Minyak Atsiri Fuli Pala (Myristica fragrans) dan Uji Aktivitas Sebagai Larvasida Ismiyarto Ismiyarto; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Rani Mustika
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 12, No 1 (2009): Volume 12 Issue 1 Year 2009
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.182 KB) | DOI: 10.14710/jksa.12.1.23-30

Abstract

Tanaman pala (Myristica fragrans) adalah tanaman asli Indonesia dan Indonesia merupakan negara pengekspor biji dan fuli pala terbesar di dunia. Biji pala menghasilkan minyak atsiri 2-15% sedangkan fuli menghasilkan 7-18% minyak atsiri. Dalam minyak atsiri fuli pala mengandung senyawa miristisin yang bersifat toksik dan senyawa kamfen yang merupakan zat pembius dan penolak serangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi minyak atsiri dari fuli pala serta mengetahui toksisitas efektif sebagai larvasida. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu isolasi minyak atsiri dari fuli pala dengan metode destilasi uap. Tahap kedua adalah identifikasi yang meliputi uji sifat fisik (warna, bau, rendemen, berat jenis dan indeks bias) dan identifikasi komponen kimia minyak atsiri hasil isolasi dengan metode GC-MS. Tahap ketiga adalah uji toksisitas minyak atsiri sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III dimana hasilnya akan dibandingkan dengan ekstrak metanol fuli pala. Dari hasil penelitian diperoleh minyak atsiri berwarna kuning jernih yang berbau khas pala dengan rendemen sebesar 3,22%, berat jenis sebesar 0,9397 g/mL pada 25°C dan indeks bias sebesar 1,493 (25°C). Identifikasi komponen kimiawi dengan metode GC-MS menunjukkan minyak atsiri fuli pala hasil isolasi mengandung komponen a-pinen (13,08%), b-pinen (15,14%), sabinene (22,93%), limonene (5,60%) dan miristisin (26,46%). Berdasarkan uji toksisitas minyak atsiri fuli pala sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III akhir menunjukkkan nilai LC50-6 jam sebesar 224,399 ppm, LC50-12 jam sebesar 150,724 ppm danLC50-24 jam sebesar 111,002 ppm. Sedangkan pada ekstrak metanol menunjukkan nilai LC50-24 jam sebesar 304,434 ppmdan LC50-48 jam sebesar 284,200 ppm. Sehingga dapat dikatakan bahwa minyak atsiri fuli pala lebih berpotensi sebagai larvasida dibandingkan dengan ekstrak metanol fuli pala.
Synthesis of 4-Hydroxy-2-Methylchalcone from meta-Cresol Formilation Product and Its Activities as an Antibacteria Ismiyarto Ismiyarto; Suyanti Suyanti; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Purbowatiningrum Ria Sarjono; Nor Basid Adiwibawa Prasetya
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 21, No 4 (2018): volume 21 Issue 4 Year 2018
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2194.904 KB) | DOI: 10.14710/jksa.21.4.193-197

Abstract

Research on the synthesis of 4-hydroxy-2-methylchalcone from 4-hidroksi-2-metilbenzaldehida as formilated meta-cresol product and its antibacterial activity test has been conducted. As the first step, synthesis of 4-hydroxy-2-methylbenzaldehyde was carried out by treatment meta-cresol with chloroform through the Reimer-Tiemann formylation. Product is a brown solid with 23.94% yields. Furthermore, the 4-hydroxy-2-methylchalcone was synthesized using the 4-hydroxy-2-methylbenzaldehyde and acetophenone through the Claisen-Schmidt reaction. The product is a brownish yellow solid with 29.74% yields. Antibacterial test against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria was carried out by comparing the activity of 4-hydroxy-2-methylchalcone with 4-hydroxy-3-methoxychalcone, and chalcone compounds. The antibacterial activity test showed that the 4-hydroxy-2-methylchalcone compound, 4-hydroxy-3-methoxychalcone, and chalcone compounds gave a better antibacterial activity against Escherichia coli than the Staphylococcus aureus.
Sintesis Metilisoeugenol dari Metileugenol Menggunakan Katalis KOH dalam Etanol Anjar Jatika; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Ismiyarto Ismiyarto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 12, No 3 (2009): Volume 12 Issue 3 Year 2009
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.241 KB) | DOI: 10.14710/jksa.12.3.76-80

Abstract

Minyak cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri di Indonesia yang dapat diisolasi dari tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata Tumb.). Selama ini, minyak cengkeh diekspor ke luar negeri dalam bentuk minyak mentah sehingga harganya murah, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan nilai guna dari minyak cengkeh misalnya dengan mengisolasi komponen utama yaitu eugenol kemudian mengubahnya menjadi senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan eugenol adalah metilisoeugenol. Metilisoeugenol dapat disintesis dari metileugenol hasil reaksi metilasi eugenol. Pada struktur metileugenol terdapat gugus dimetoksi, fenil, dan alil yang memungkinkan untuk dapat diubah secara kimia menjadi senyawa lain yang lebih berdaya guna dan bernilai jual tinggi seperti metilisoeugenol. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis metilisoeugenol melalui reaksi isomerisasi metileugenol menggunakan katalis basa KOH dalam pelarut etanol. Hasil sintesis menghasilkan produk metilisoeugenol dengan rendemen sebanyak 63,56%.
Sintesis Ester Asam Lemak Sukrosa (Face) dari Minyak Zaitun Menggunakan K2CO3 dan Uji Stabilitas Face Sebagai Emulsifier Fannie Kurniasari; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Ismiyarto Ismiyarto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 14, No 1 (2011): Volume 14 issue 1 Year 2011
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.326 KB) | DOI: 10.14710/jksa.14.1.17-20

Abstract

Telah dilakukan sintesis ester asam lemak sukrosa (FACE) dari minyak zaitun menggunakan K2CO3 dan uji stabilitas FACE sebagai emulsifier. Tujuan penelitian ini adalah menentukan rasio berat optimum K2CO3 terhadap metil ester asam lemak dalam sintesis ester asam lemak sukrosa (FACE) dan menentukan stabilitas FACE sebagai emulsifier. Sintesis FACE dapat dilakukan melalui pembentukan metil ester asam lemak (FAME) terlebih dahulu. Selanjutnya, FAME direaksikan dengan sukrosa menggunakan katalis basa K2CO3 dan menghasilkan FACE. Sintesis FACE dilakukan dengan variasi rasio berat katalis K2CO3 terhadap FAME 1,5%, 3%, 4,5%, 6%, dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya katalis dapat mempengaruhi FACE yang dihasilkan. Kondisi optimum FACE terjadi pada hasil sintesis dengan rasio berat K2CO3 terhadap FAME 6%, mempunyai derajat transesterifikasi tertinggi sebesar 0,7984 dan memiliki stabilitas emulsi yang paling stabil sebesar 304,14 detik.
Sintesis Emulsifier Ester Sukrosa Asam Lemak (FACE) Dari Minyak Jagung Menggunakan Na2CO3 Ardhita Niken Destiana; Ismiyarto Ismiyarto; Ngadiwiyana Ngadiwiyana
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 12, No 3 (2009): Volume 12 Issue 3 Year 2009
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.059 KB) | DOI: 10.14710/jksa.12.3.88-92

Abstract

Telah dilakukan penelitian sintesis emulsifier ester sukrosa asam lemak (FACE) dari minyak jagung menggunakan Na2CO3. Sintesis FACE dilakukan dengan metode refluks menggunakan metil ester asam lemak (FAME), sukrosa, pelarut metanol, dan katalis Na2CO3 dengan variasi rasio berat katalis terhadap FAME 1,5%, 3%, 4,5%, 6%, dan 7,5%. Kondisi optimum FACE terjadi pada FACE dengan rasio berat Na2CO3 6% dengan derajat transesterifikasi 1,169 dan waktu pecah emulsi 347,47 detik. Hasil analisis GC-MS pada FAME menunjukkan komposisi senyawa mayor penyusun FAME adalah metil ester asam linoleat, metil ester asam oleat, metil ester asam palmitat, dan metil ester asam stearat. Banyaknya katalis mempengaruhi FACE yang dihasilkan.
Pemanfaatan Geraniol Dari Minyak Sereh Sebagai Senyawa Penarik Lebah Madu Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Bayu Refindra Fitriadi; Ismiyarto Ismiyarto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 11, No 1 (2008): Volume 11 Issue 1 Year 2008
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.737 KB) | DOI: 10.14710/jksa.11.1.1-5

Abstract

Produksi minyak sereh di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Akan tetapi, pemanfaatan dari minyak sereh masih sangat kurang. Minyak sereh diisolasi dari daun sereh wangi Jawa (Cymbopogon Winterianus Jowwit). Minyak sereh ini mengandung bermacam senyawa, salah satunya senyawa geraniol. Senyawa ini memiliki struktur yang sama dengan feromon yang digunakan oleh lebah madu (A. Mellifera) dalam berkomunikasi dengan lebah madu lain. Metode yang digunakan dalam mengisolasi minyak sereh dari daun sereh adalah metode distilasi uap. Pengkayaan kandungan geraniol dalam minyak sereh digunakan refluks. Distilasi fraksinasi vakum dilakukan untuk mengisolasi geraniol dari minyak sereh. Minyak sereh yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari 10 kg daun sereh wangi dengan distilasi uap dan menghasilkan minyak sereh sebanyak 42,5 mL (0,373%) dengan warna kuning bening mengkilat bau khas sereh. Data kromatogram GC-MS minyak sereh menunjukkan kandungan geraniol sebanyak 65,34%. Kandungan geraniol dalam minyak sereh meningkat menjadi 81,96% setelah direfluks dengan larutan NaOH dalam etanol akibat terjadinya reaksi hidrolisis geranil asetat menjadi geraniol. Geraniol diperoleh dari minyak sereh dengan distilasi fraksinasi vakum pada tekanan 110 mmHg. Geraniol yang diperoleh terbukti mampu menarik lebah madu.Kata kunci: Minyak sereh, geraniol, feromon, lebah madu
Sintesis 3-(3,4-Dimetoksifenil)-Propanal sebagai Senyawa Antara dalam Pembuatan Turunan Antiboitik C-9154 dari Minyak Daun Cengkeh Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Ismiyarto Ismiyarto; Jumina Jumina; Chairil Anwar
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 11, No 2 (2008): Volume 11 Issue 2 Year 2008
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.554 KB) | DOI: 10.14710/jksa.11.2.38-42

Abstract

Telah dilakukan sintesis senyawa antara 3-(3,4-dimetoksifenil) propanal dalam pembuatan turunan antibiotik C-9154 sebagai upaya perluasan poemanfaatan minyak kayu cengkeh. Eugenol merupakan komponen utama minyak daun cengkeh yang dapat diisolasi menggunakan pelarut natrium hidroksida. Pemanfaatan senyawa ini masih sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan upaya pengubahan eugenol menjadi senyawa turunannya yang lebih berdaya guna. Salah satunya, eugenol dapat diubah menjadi senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal, senyawa tersebut digunakan sebagai bahan untuk mensintesis senyawa turunan antibiotik C-9154. Dalam penelitian ini digunakan bahan dasar metileugenol hasil metilasi eugenol. Reaksi hidroborasi metileugenol menggunakan reagen H3B:dietileter secara in situ dengan mereaksikan NaBH4 dan BF3:dietileterat pada suhu 0 „aC dan kondisi inert yang dibuat dengan mengalirkan gas nitrogen ke dalam sistem. Hasil reaksi dianalisis menggunakan metode spektroskopi inframerah dan spektroskopi massa. Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-1-propanol menjadi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal menggunakan oksidator piridinium klorokromat menggunakan pelarut diklorometan, dan direfluks selama 3 jam pada suhu reaksi 30 oC. Hasil reaksi dianalisis mengunakan metode spektroskopi inframerah, spektroskopi massa dan 1H-NMR. Hasil reaksi hidroborasi metileugenol merupakan cairan berwarna kekuningan dengan rendemen 81,29%, analisis spektra inframerah dan spektroskopi massa menunjukkan senyawa hasil adalah 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol. Hasil reaksi oksidasi 3 -(3,4-dimetoksifenil)-propanol didapat cairan berwarna coklat kehitaman dengan rendemen sebesar 71,3 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa hasil adalah 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal. Selanjutnya senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan dasar sintesis turunan antibiotic C-9154.Kata kunci: Eugenol, 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal dan turunan antibiotik C-9154
Sintesis Amil Sinamat dari Sinamaldehid dan Uji Aktivitas sebagai Bahan Aktif Tabir Surya Adityo Anggadita; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Ismiyarto Ismiyarto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 11, No 3 (2008): Volume 11 Issue 3 Year 2008
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.939 KB) | DOI: 10.14710/jksa.11.3.52-56

Abstract

Efek merugikan yang ditimbulkan oleh sinar matahari dapat menyebabkan kulit menjadi hitam bersisik, hiperpigmentasi dan kanker kulit. Sediaan tabir surya adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencegah efek ini. Salah satu senyawa aktif yang bisa digunakan dalam sediaan tabir surya adalah turunan sinamat. Dalam proses ini dilakukan sintesis amil sinamat dari sinamaldehid dengan menggunakan metode oksidasi dan esterifikasi. Penentuan aktivitas amil sinamat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV- Vis dengan menentukan nilai SPF (Sun Protection Factor). Amil sinamat yang dihasilkan berupa cairan berwarna coklat dan dapat digunakan sebagai penyusun sediaan tabir surya yang memberikan proteksi maksimum terhadap sinar UV-B pada konsentrasi 25 μg/mL dengan nilai SPF sebesar 12,88.
Sintesis Heksil Sinamat dari Sinamaldehid dan Uji Aktivitas Sebagai Bahan Aktif Tabir Surya Nurlina Priastuti; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Ismiyarto Ismiyarto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 15, No 2 (2012): Volume 15 Issue 2 Year 2012
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.066 KB) | DOI: 10.14710/jksa.15.2.39-43

Abstract

Radiasi sinar ultraviolet dari matahari dengan intensitas tinggi dapat mengganggu kesehatan kulit seperti kulit kehitaman, timbul bercak atau bersisik. Keadaan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan sediaan tabir surya. Salah satu senyawa aktif yang bisa digunakan adalah turunan sinamat. Dalam proses ini dilakukan sintesis heksil sinamat dari sinamaldehid dengan menggunakan metode oksidasi dan esterifikasi. Penentuan aktivitas heksil sinamat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis dengan menentukan nilai Sun Protection Factor (SPF). Heksil sinamat yang dihasilkan berupa cairan berwarna kuning dan dapat digunakan sebagai penyusun sediaan tabir surya yang memberikan proteksi maksimum terhadap sinar UV-B pada konsentrasi 25 μg/mL dengan nilai SPF sebesar 14,65.
Penentuan Waktu Optimum Reaksi Reduksi Metil Laurat Minyak Kelapa Menggunakan NaBH4 Hanna Niela Diana; Ngadiwiyana Ngadiwiyana; Arnelli Arnelli
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 14, No 2 (2011): Volume 14 Issue 2 Year 2011
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.675 KB) | DOI: 10.14710/jksa.14.2.51-53

Abstract

Surfaktan natrium lauril sulfat dapat disintesis dari metil laurat yang dapat diisolasi dari minyak kelapa jenis VCO. Pada penelitian ini, VCO ditransesterifikasi dengan metanol untuk menghasilkan metil ester dengan menggunakan NaOH sebagai katalis. Metil laurat dipisahkan berdasarkan perbedaan titik leleh. Metil laurat yang telah diisolasi direduksi untuk menghasilkan lauril alkohol dengan NaBH4 sebagai agen pereduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk reduksi dan menentukan waktu optimum reaksi reduksi menggunakan agen pereduksi NaBH4. Variabel yang diamati adalah waktu reaksi reduksi (3, 4, 5, dan 6 jam). Pada penelitian ini, waktu optimum diperoleh pada waktu reaksi 4 jam dengan berat produk 0,7044 g dan derajat reduksi sebesar 98%.