Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

FAKTOR RISIKO (BREEDING PLACES, RESTING PLACES, PERILAKU KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN KEBIASAAN HIDUP) PADA KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG Anggraeni, Putri; Heridadi, Heridadi; Widana, IDK Kerta
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Manajemen Bencana
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v4i1.229

Abstract

Abstrak -- Dewasa ini terjadi pergeseran ancaman nyata di Indonesia yang semula bersifat militer menjadi ancaman non militer. Salah satu ancaman non militer yang mengacam Indonesia adalah bencana. Bencana merupakan ancaman nyata karena mengganggu keamanan insani jika ditinjau dari perspektif keamanan nasional. Salah satu jenis bencana yang mengganggu kemanan insani adalah wabah penyakit. DBD merupakan penyakit potensial wabah. Terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang tahun 2016. Kecamatan dengan Jumlah insiden rate tertinggi yaitu Kecamatan Cikupa. Berdasarkan teori HAE, DBD dapat disebabkan oleh lingkungan dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dilihat dari keberadaan breeding places, resting places, perilaku kesehatan lingkungan dan kebiasaan hidup. Desain penelitian ini adalah case control unmatched. Sampel penelitian sebanyak 135 dengan perbandingan kasus kontrol 1:2. Sampel diperoleh dari laporan DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2016 dan laporan puskesmas tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, CI 95%: 1,295-5,709), perilaku kesehatan lingkungan yang buruk (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), dan kebiasaan hidup tidak sehat (OR: 3,763, 95% CI: 1,722-8,226) berisiko terhadap KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian DBD yang komprehensif dan multisektoral dalam meniadakan risiko yang ada sebagai upaya pengurangan risiko dengan cara peningkatan pengetahuan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit DBD (meliputi penyebab dan cara pencegahannya), menggalakkan program satu rumah satu jumantik serta pelaksanaan kerja bakti secara rutin satu minggu sekali dipantau oleh RT RW setempat.Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Faktor Risiko DBD, Kejadian Luar Biasa DBD Abstract -- The real threat that exists in Indonesia today is the non-military threat. One of the non-military threats that runs across Indonesia is disaster. Disaster is a real threat because it disturbs human security in term of National Security perspective. One of disaster type that interferes with human security is disease outbreaks. Dengue Hemorragic Fever (DHF) is a potential outbreak of disease. DHF extraordinary event occurred in Tangerang Regency in 2016. The highest number of incidents rate was occurred in Cikupa Sub-district. Based on Host Agent theory, DHF can be caused by environment and behavior. This study aims to determine the risk factors of DHF outbreak in the Sub-district of Cikupa Tangerang Regency seen from the existence of breeding places, resting places, environmental health behavior and healthy living habits. The design of this study was unmatched case control. The research sample was 135 with the comparison of control cases 1: 2. Samples were obtained from the DHF report of Tangerang District Health Office in 2016 and the report of Puskesmas in 2016. The results showed that breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, 95% CI: 1,295-5,709), poor environmental health behaviors (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), and unhealthy living habits (OR: 3,783, 95% CI: 1,722-8,226) are at risk against DHF extraordinary evet in Sub-district of Cikupa Tangerang Regency. Therefore, comprehensive and multisectoral DHF control is needed in eliminating the risks that exist as risk reduction efforts by increasing knowledge and socialization to the community related to DHF( included causes, and ways of prevention). In addition, the promotion  of one home one jumantik program and the implementation of clean together routinely monitored by local RT RW are appropriate.Keywords: Dengue Hemorragic Fever, Risk Factor of DHF, Extraordinary Condition of DHF
Implementasi Rencana Kontinjensi Nuklir Reaktor Riset Dalam Upaya Kesiapsiagaan Nuklir Aprialiani, Dewi; Kerta Widana, I Dewa Ketut
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v5i2.460

Abstract

Indonesia has three nuclear research reactors, nemely: RSG-GAS in Serpong, TRIGA2000 reactor in Bandung, and Kartini reactor in Yogyakarta. Besides being useful, nuclear reactor has inharent risk due to its radiation hazard. The research reactor nuclear contingency plan was prepared for nuclear preparedness. The study aimed to analyze the implementation of the research reactors’ nuclear contingency plans. The study used an analytic descriptive qualitative methods. The results showed that the nuclear contingency plans of the three research reactors have different implementation range due to their different hazard risks. However, the nuclear emergency responses were the same, they were: sheltering, evacuation, provision of KI tablets, and prohibition of consumption of local food and contaminated river/ ground water. The research reactors’ nuclear contingency plans have not discussed criteria used for taking nuclear emergency responses. The results also showed that the nuclear contingency plan of RSG-GAS in Serpong and the Kartini reactor in Yogyakarta have been implemented partially. While for the TRIGA2000 reactor nuclear contingency plan in Bandung has not been implemented yet. A legal umbrella is needed to implement the research reactor nuclear contingency plan. Thus, coordination and active role from all stakeholders are needed to be enhanced in order to be able to resolve the existing obstacles and challenges.
Urgensi Pencegahan dan Pengendalian Risiko Infeksi Leishmaniasis atas Kontingen Garuda di Lebanon Widana, I Dewa Ketut Kerta; Hilmawan, Abimanyu
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.1.34-41

Abstract

Latar belakang: Suriah merupakan wilayah endemik Cutaneous Leishmaniasis dengan kasus infeksi yang terburuk di dunia. Akibat perang saudara dan  terorisme, infeksi penyakit Cutaneous Leishmaniasis atas rakyat Suriah menjadi tidak terkendali dengan kasus sebesar 58.156 di tahun 2011, 71.996 di tahun 2013, dan 50.972 kasus di tahun 2015. Konflik berkepanjangan mendorong dislokasi rakyat Suriah ke negara-negara di sekitarnya, salah satunya Lebanon. Catatan kasus Cutaneous Leishmaniasis di Lebanon selalu baik dalam jangka tahun 2006 hingga 2015 (selalu di bawah 7 kasus). Namun akibat dislokasi rakyat Suriah ke Lebanon, menimbulkan peningkatan imported case Cutaneous Leishmaniasis yang terus meningkat dari 1.033 kasus di tahun 2013 menjadi 1.393 di tahun 2015. Sejak tahun 2006, Indonesia mengirim Kontingen Garuda untuk misi perdamaian di perbatasan Lebanon-Israel. Dengan meningkatnya risiko infeksi Cutaneous Leishmaniasis di Lebanon, belum adanya gambaran berapa lama konflik di Suriah akan berakhir, dan belum jelasnya kapan misi perdamaian Indonesia di Lebanon akan selesai, risiko infeksi Leishmaniasis atas prajurit TNI semakin tinggi. Tujuan paper ini adalah memberikan masukan bagaimana Kontingen Garuda di Lebanon memperkecil risiko infeksi Cutaneous Leishmaniasis.Metode: Paper ini disusun dengan teknik studi literatur (literature review) mengenai praktik pencegahan dan pengendalian infeksi Leishmaniasis menggunakan teknik Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu data condensation, data display, dan conclusion drawing.Hasil: Vaksin penyakit Leishmaniasis belum ditemukan dan obat-obatan untuk penyembuhannya yang tersedia saat ini masih memiliki  toksisitas tinggi. Mencegah gigitan lalat pasir dengan alat pelindung diri, rekayasa lingkungan untuk penurunan populasi lalat pasir dan hewan inang, serta mengkarantina dan memulihkan inang manusia adalah cara paling efektif untuk mengontrol risiko infeksi Leishmaniasis.Simpulan: Mencegah gigitan lalat pasir adalah cara terbaik dalam memperkecil risiko infeksi Leishmaniasis. Pemberantasan vektor dan inang, serta penggunaan alat pelindung diri adalah langkah yang perlu diambil Kontingen Garuda untuk memperkecil risiko infeksi Leishmaniasis. ABSTRACTTitle: The Urgency to Prevent and Control the Risk of Leishmaniasis Infection on the Garuda Contingent in LebanonBackground: Syria is an endemic region of Cutaneous Leishmaniasis with the worst infection case in the world. Fueled by civil war and terrorism, Cutaneous Leishmaniasis infection ravage the country with 58.156 cases in 2011, 71.996 cases in 2013, and 50.972 cases in 2015. The prolonged conflict force the dislocations of Syrians to neighbouring countries such as Lebanon. Cutaneous Leishmaniasis case in Lebanon is relatively low but as the refugee from Syria entering the border, the imported case of Cutaneous Leishmaniasis increases. As Indonesia keep sending Garuda Contingent to Lebanon for peacekeeping mission since 2006, this caused a worry that the troops may infected with Leishmaniasis. The aim of this paper is to give inputs about how to suppress the risk of infection between Garuda Contingent in Lebanon.Methods: literature review from journals about Leishmaniasis prevention and control using Miles, Huberman, and Saldana’s (2014) analytical technique of data condensation, data display, and conclusion drawing.Results: Vaccine for Leishmaniasis is yet to be found and the medicines for the treatment is still have high toxicity. Preventing the sandfly bites by using self protective measures/equipment, environmental engineering to reduce Leishmaniasis reservoir and vector, quarantine the infected human and curing the victim are the most effective way to control the risk of Leishmaniasis infeections.Conclusion:  Preventing sandfly bite is the best way to suppress the risk of Leishmaniasis infection. Vector and reservoir control, and the use self protective measures and equipment is necessary to lower the Leishmaniasis infection risks to Garuda Contingent.
PEMANFAATAN INFORMASI BAHAYA PETIR SEBAGAI FUNGSI PROTEKSI SUMBER DAYA NASIONAL Sandi, Andi Windra; Admiral Musa Julius; I Dewa Ketut Kerta Widana; Maryanti; Andi Ahmad Aminullah
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 6 No 3 (2019): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36754/jmkg.v6i3.142

Abstract

Indonesia is a tropical country and an archipelago that has two seasons namely dry and rainy. In the rainy season often a lightning phenomenon that can endanger national resources. This condition needs to be minimized by the presence of lightning hazard information. This study aims to determine the lightning hazard information display. Service lightning BMKG information in this article shows that at certain times the lightning spread very evenly in the region of South Sumatra and Java. Service lightning hazard information is very useful to support the protection functions of national resources.
Analisis Upaya Mitigasi Pemerintah Kota Semarang Untuk Mengurangi Risiko Bencana Banjir Guna Mendukung Keamanan Nasional Putra, Dimas Raka Kurniawan; Pratama, Alif Hanugrah Insan Nanda; Syamsunasir, Syamsunasir; Widana, I Dewa Ketut Kerta; Wilopo, Wilopo
PendIPA Journal of Science Education Vol 6, No 2 (2022): March - June
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.6.2.422-427

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis upaya mitigasi dalam penanganan banjir di Kota Semarang untuk mendukung keamanan nasional. Bencana merupakan salah satu bentuk ancaman non-militer dalam keamanan nasional. Dalam keamanan nasional, bencana sebagai salah satu tolak ukur bahwa negara tersebut aman atau tidak. Bencana sangat mengancam kehidupan sosial masyarakat yang berlaku yang pada akhirnya mengancam keamanan nasional suatu negara. Ancaman yang dirasakan penduduk Indonesia adalah semakin marak terjadinya kejadian bencana yang terjadi di hampir seluruh Indonesia. Kota Semarang yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah memiliki ancaman berupa banjir. Banjir di Kota Semarang pada tahun 2017 - 2021. Mitigasi bencana adalah salah satu bentuk usaha pemerintah Kota Semarang guna mengurangi risiko bencana banjir. Salah satu bentuk mitigasi yang dilakukan pemerintah Kota Semarang adalah pembangunan sungai Banjir Kanal Barat dan juga sungai Banjir Kanal Timur. Dengan dibangunnya kedua sungai Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat diharapkan dapat mengurangi bencana banjir yang terjadi di Kota Semarang. Pemerintah juga harus memperbaiki rencana kontinjensi terhadap bencana banjir supaya pemerintah tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk menghadapi bencana banjir kedepannya melalui mitigasi.
LAFIAL: Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum Kemandirian Industri Farmasi Menuju Ketahanan Kesehatan Nasional Dandung Ruskar; Septianita Hastuti; Heri Wahyudi; I Dewa Ketut Kerta Widana; Rio Khoirudin Apriyadi
PendIPA Journal of Science Education Vol 5, No 3 (2021): JULY - OCTOBER
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.5.3.300-308

Abstract

[LAFIAL: COVID-19 Pandemic As The Pharmaceutical Industry's Independence Momentum Towards National Health Resilience] Ninety percent of the distribution of medicinal raw materials and medical devices of the domestic pharmaceutical industry is sourced from imports from other countries. One of the exporter countries is China which still feels it has sovereignty over part of the North Natuna Sea (LNU) in the South China Sea conflict (LCS). In the conflict, Indonesia vehemently denies any unilateral claims from China. This has the potential to stop import access to Indonesia which ultimately has an impact on the development of the domestic pharmaceutical industry. In Presidential Instruction No. 6 of 2016, the government wants the realization of the resilience of the domestic pharmaceutical industry. Industrial resilience in the pharmaceutical sector has multi-benefits including accelerating national economic growth, meeting the scarcity of pharmaceutical products and medical devices as a result of COVID-19, and at the same time reducing import dependence on medicinal raw materials and medical devices. Navy Pharmaceutical Institute (LAFIAL) as the military pharmaceutical industry has a strategic capacity and role against both military and nonmilitary threats that can harm the health of the people of Indonesia. The involvement of LAFIAL is expected to further encourage and strengthen the independence of the pharmaceutical industry. This article is qualitative research through a descriptive approach with an analysis of studies from several references to describe the current pharmaceutical industry profile and the COVID-19 pandemic impact affecting the pharmaceutical industry independence, coupled with interviews from several sources. The interview results provide an overview of how the  LAFIAL benefits as a military pharmaceutical industry to support health defense, especially during the COVID-19 pandemic.
Upaya Mitigasi Bencana Banjir di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh untuk Mendukung Keamanan Nasional Islamia Kharimah; Dewi Wahyuni; Aprilyanto Aprilyanto; I Dewa Ketut Kerta Widana
PendIPA Journal of Science Education Vol 6, No 1 (2022): November - February
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.6.1.57-63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya mitigasi dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Pidie Jaya untuk mendukung keamanan nasional.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara yang diperoleh secara online menggunakan aplikasi zoom meeting pada tanggal 22-25 Maret 2021 dengan melibatkan beberapa instansi di Kabupaten Pidie Jaya yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Pekerjaan Umum. Data sekunder didapatkan melalui dokumen yang dimiliki oleh instansi terkait dengan bencana banjir. Hasil penelitian ini diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya telah melakukan upaya-upaya mitigasi untuk bencana banjir seperti, melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait, melakukan identifikasi kawasan rawan bencana, melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi tentang penanggulangan bencana, serta memperkuat struktural di kawasan tebing Krueng Meureudu, Krueng Putu, dan Krueng Jeulanga. Namun, upaya tersebut tidak berjalan maksimal karena salah satu faktor penyebab banjir masih belum dihilangkan. Solusi yang dapat ditawarkan oleh penulis adalah perlu dilakukan pembuatan rencana kontinjensi dan dokumen kawasan rawan bencana, perlu adanya early warning system untuk bencana banjir, serta penguatan hukum bagi pelaku pembalakan liar di kawasan hulu sungai yang menjadi salah satu faktor penyebab banjir.
Lesson Learned Dari Kecelakaan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Untuk Meningkatkan Mitigasi Reaktor Serba Guna Gerrit Augustinus Siwabessy (RSG-GAS) Dewi Prima Meiliasari; Berton Suar Panjaitan; I Dewa Ketut Kerta Widana; Rio Khoirudin Apriadi; Dwi Cahyadi
PendIPA Journal of Science Education Vol 6, No 2 (2022): March - June
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.6.2.493-500

Abstract

Indonesia dengan wilayah geografi yang relatif sama dengan Jepang dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik menyebabkan Indonesia rawan terhadap gempa tektonik, terlebih Serpong Kota Tangerang Selatan lokasi Reaktor Serba Guna - G.A. Siwabessy (RSG-GAS) berada tercatat dalam buku Katalog Gempabumi Signifikan dan Merusak Tahun 1821-2018, sebagai wilayah berisiko terdampak gempa. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis upaya mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi risiko ancaman bencana akibat kegagalan teknologi di RSG-GAS. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif eksploratif, mengeksplorasi fenomena baru dan mendeskripsikan sesuai pengamatan langsung dari data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber, dan data sekunder melalui studi dokumen milik narasumber dan studi pustaka. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi dengan melakukan investigasi data dari berbagai sumber yang di analisis sesuai dengan kerangka penelitian. Tindakan mitigasi sudah dilakukan sebelum desain disusun, tepatnya pada penentuan calon tapak sampai pada saat ini tahap operasi. Pemutakhiran evaluasi tapak reaktor dilakukan pada aspek kejadian eksternal (aspek kegempaan, kegunungapian, geoteknik, meteorologi dan hidrologi, ulah manusia, serta dispersi zat radioaktif). Pemutakhiran evaluasi tapak dari aspek kejadian eksternal menjadi pertimbangan dalam desain RSG-GAS berbasis mitigasi, termasuk simulasi station balckout yang telah dilakukan di RSG-GAS, untuk mengetahui kapasitas dan kerentanan RSG-GAS terhadap bahaya eksternal yang terjadi seperti di Fukushima Daiichi. Peraturan Perundang-undangan terkait desain mempertimbangkan bahaya eksternal seperti gempabumi dan bahaya lainnya juga sudah diundangkan. Untuk memperkuat kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan perlu dilakukan revisi Peraturan Pemerintah untuk mengatur tanggung jawab dan kewenangannya dalam penanggulangan kedaruratan nuklir untuk menjamin keselamatan masyarakat guna tercipta keamanan nasional.
Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Komunitas Perkotaan Aprilyanto Aprilyanto; Rio Khoirudin Apriyadi; Tri Winugroho; I Dewa Ketut Kerta Widana; Wilopo Wilopo
PendIPA Journal of Science Education Vol 5, No 3 (2021): JULY - OCTOBER
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.5.3.284-291

Abstract

[Urban Community-based Disaster Preparedness] Geographical, hydrological, demographic, and sociological conditions of Indonesia make Indonesia's territory prone to disasters (natural, non-natural, and social). The history of disasters shows a trend of increasing the number of victims and types of disasters. Various efforts are needed in anticipating the possibility of a disaster that will occur, so that preventing risks, reducing risks or even eliminating disaster risks by reducing vulnerability and or increasing the limited capacity of the community is the simplest solution to the complexity of the disaster problem. Disaster risk is the probability of a potential disaster with the consequent damage being a key element. A threat (danger) only becomes a disaster if it affects vulnerable communities. The community is a key element in dealing with disasters, besides being the first to know about a disaster incident, the community is not only an object but also a subject that must be empowered in disaster management. This means that whatever efforts in disaster management must lead to the community. Strategies are needed to increase community resilience to an increasing number of disaster risks. Pre-disaster mitigation and preparedness activities are needed to reduce the vulnerability of a community and to protect the community whenever a disaster occurs. This research contributes to the current knowledge of the urban community preparedness index in terms of disaster preparedness. This descriptive quantitative research uses univariate analysis as the blade of analysis with a sample of 204 respondents who live in the DKI Jakarta area, and were selected randomly. This study uses primary data. Data collection was carried out through an online google form questionnaire directly to residents of DKI Jakarta Province. The results showed that the population of DKI Jakarta Province has various socio-economic characteristics, 77.94% of respondents have had disaster experience, 46.67% of the Material Preparedness Index, 82.52% of the Knowledge and Awareness Index for Preparedness, and 52.94% of the Preparedness Index. Act. Therefore, disaster risk reduction requires the efforts of all stakeholders such as the community (individuals and communities), government agencies, non-governmental organizations (NGOs), and even the business world.
Kajian Risiko Bencana Berdasarkan Jumlah Kejadian dan Dampak Bencana di Indonesia Periode Tahun 2010 – 2020 Mir'atul Azizah; Rio Khoirudin Apriadi; Riskina Tri Januarti; Tri Winugroho; Sugeng Yulianto; Wahyu Kurniawan; I Dewa Ketut Kerta Widana
PendIPA Journal of Science Education Vol 6, No 1 (2022): November - February
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.6.1.35-40

Abstract

“Ring of fire” yang mengelilingi wilayah Indonesia, bonus demografi dan beberapa faktor lainnya membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan terhadap bencana. Hal tersebut seperti yang terekam pada DIBI pada periode tahun 2010 – 2020 terdapat 24.969 kejadian bencana. Penelitian ini merupakan kajian  risiko bahaya bencana berdasarkan jumlah kejadian dan dampak bencana di Indonesia pada periode tersebut. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk menilai risiko bahaya akibat bencana yang terjadi dan kedepannya bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran serta acuan dalam mitigasi, pencegahan, kesiagaan, kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuantitatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bencana yang paling berisiko tinggi adalah banjir. Hal tersebut sesuai dengan data yang terekam oleh Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) frekuensi kejadian banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Dan wilayah Indonesia yang mempunyai risiko bahaya paling tinggi terhadap bencana adalah Provinsi Jawa Barat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semua Provinsi di Indonesia mempunyai risiko bahaya terhadap bencana. Sehingga perlu adanya perhatian lebih terhadap mitigasi, pencegahan, kesiagaan dan kesiapsiagaan sesuai dengan tingkat risiko khususnya bencana banjir dan Jawa Barat. Bencana banjir merupakan bencana yang mempunyai risiko paling tinggi dan Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang mempunyai risiko bahaya paling tinggi terhadap bencana. 
Co-Authors A Ahmad Aam Amirudin Achmed Sukendro Admiral Musa Julius Admiral Musa Julius Admiral Musa Julius Admiral Musa Julius Admiral Musa Julius Admiral Musa Julius Agnes Manuella Agung Mulyo Utomo Aida Rahma Savitri Aida Rahma Savitri Andi Ahmad Aminullah Andi Windra Sandi Aprialiani, Dewi Aprilyanto Aprilyanto Aprilyanto Aprilyanto Aprilyanto, A ARDIANTO, YUNUS Arief Budiarto Bandaso, Rahmat Masri Bangun, Ernalem Bayu Anggi Nugraha Berton Suar Panjaitan Berton Suar Panjaitan Bondan Prakoso Bondan Prakoso, Bondan Cahyo Nugroho D Daryono Dandung Ruskar Dedy Hartono Dewi Prima Meiliasari Dewi Prima Meiliasari Dewi Wahyuni Diane Tanti Poli Djati Cipto Kuncoro Dwi Cahyadi Ermita Sari Fadhiil Ali Hakim Fadhiil Ali Hakim Fadhiil Ali Hakim Fauzi Bahar FIKRI, AHMAD FATKUL Hani Syarifah Hayatul Khairul Rahmat Hendrik Leopatty Heri Wahyudi Heridadi, Heridadi Herlina Risma Juni Saragih Hilmawan, Abimanyu I Gusti Ngurah Willy Hermawan Ifad Fadlurrahman Islami, Hafizh Surya Islamia Kharimah Jihan Fitriyani Joshua Banjarhanor Joshua Banjarnahor Khansa Nur Fathiya M. Syamsul Maarif Mariska Natalia Rande MARSA, JAYARDI MAULANA Maryanti Miftah Ali Mir'atul Azizah Muhammad Sarip Kodar N Nurkhasanah Nrangwesthi Widyaningrum Nurbaiti Ma'rufah Nurbaiti Marufah Pratama, Alif Hanugrah Insan Nanda Pujo Widodo Putra, Dimas Raka Kurniawan Putri Anggraeni Rahmah, Nadiva Awalia Ratna Alam Remir Joseph Eklou Rio Khoirudin Apriadi Rio Khoirudin Apriadi Rio Khoirudin Apriyadi Rio khoirudin Apriyadi Riskina Tri Januarti Risma Suryani Purwanto Rohmat Hidayat Rohmat Hidayat Rudy Teguh Imananta Ruswandi, Dody Sandi, Andi Windra Sari Mardatillah Septianita Hastuti Sri Kartika Sakti Sri Kartika Sakti Subiyanto, Adi Suci Dewi Anugrah Suci Dewi Anugrah Sugeng Yulianto SUNGKONO SANUSI Suwito Syamsul Maarif Syamsunasir Syamsunasir Syamsunasir, Syamsunasir Tatok Yatimantoro Tego Suroso Tri Susilo Tri Winugroho Tri Winugroho Tyas, Titisari Haruming Wahyu Kurniawan Wilopo - Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo, Wilopo