Masalah sampah merupakan isu besar, terutama dengan ditutupnya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan dalam menampung sampah dari Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta. Di Padukuhan Nayan, sampah organik dan anorganik dibuang di pekarangan dan di sungai atau dibakar oleh sebagian warga sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengganggu Kesehatan. Masyarakat belum mempunyai pengetahuan mengelola sampah organic menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan, padahal sampah organik berpotensi dimanfaatkan menjadi produk bermanfaat dan bisa bernilai ekonomi. Maka dari itu kegiatan ini bertujuan untukĀ mengedukasi dan melatih masyarakat dalam mengelola sampah organik menjadi ekoenzim yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Kegiatan dilakukan melalui sosialisasi, pemberian materi, praktek pembuatan dan pemanfaatan ekoenzim, monitoring dan evaluasi kegiatan kepada 45 peserta yang terdiri dari warga pedukuhan Nayan. Pelatihan dilakukan pada 7 September 2024, dengan pemantauan setiapĀ bulan sekali selama 3 bulan. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap materi dan praktek pembuatan ekoenzim yang dapat dilihat dari penilaian evaluasi oleh peserta dengan hasil sangat baik. Setelah pelatihan, mereka berhasil mengaplikasikan teknik pembuatan ekoenzim dalam mengelola sampah organik rumah tangga. Ekoenzim yang dihasilkan digunakan untuk pupuk dan pembersih lantai. Kegiatan ini juga menunjukkan peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan, yang mendukung tujuan SDGs ke-12 terkait produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Pelatihan pembuatan ekoenzim berhasil meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan berkontribusi pada pengelolaan lingkungan sekitar menuju pembangunan berkelanjutan.