Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Efek Pelaparan dan Akumulasi Polifosfat terhadap Biopresipitasi Uranium pada Bacillus cereus A66 Octavia, Bernadetta; Yuwono, Triwibowo; Taftazani, Agus
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.828 KB) | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.02.05

Abstract

Pelaparan dan akumulasi polifosfat pada bakteri diduga dapat meningkatkan biopresipitasi uranium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pelaparan dan akumulasi polifosfat terhadap peningkatan biopresipitasi uranium pada Bacillus cereus A66. Pada penelitian ini B. cereus A66 ditumbuhkan terlebih dahulu (prakultur) dalam Tryptone Glucose Yeast Extract (TGY), pada suhu ruang (± 28ºC) hingga fase logaritmik (± 16 jam). Pada perlakuan pertama, prakultur B. cereus A66 diberi perlakuan pelaparan fosfat dalam medium P-free, selanjutnya dipindahkan ke medium P-uptake untuk akumulasi fosfat. Untuk mengamati biopresipitasi uranium, sel bakteri dipindahkan ke dalam larutan uranium 1 mM. Pada perlakuan kedua, prakultur B. cereus A66 langsung dipindahkan ke dalam larutan uranium tanpa fase pelaparan dan akumulasi polifosfat. Sedangkan pada perlakuan ketiga,  B. cereus A66 tanpa fase pelaparan dikultur dalam medium P-uptake kemudian dipindahkan ke larutan uranium. Pada perlakuan keempat, B. cereus A66 dikondisikan dengan pelaparan fosfat dalam medium P-free, diikuti dengan pemindahan ke dalam larutan uranium. Perlakuan kedua, ketiga dan keempat dirancang untuk mengkonfirmasi efek perlakuan pertama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. cereus A66 yang mengalami pelaparan fosfat dapat mengakumulasi fosfat delapan kali lebih banyak ketika dipindahkan ke medium P-uptake, dibandingkan dengan B. cereus A66 yang tidak mengalami pelaparan fosfat. Selain itu, B. cereus A66 yang mengakumulasi lebih banyak fosfat juga menunjukkan peningkatan biopresipitasi uranium sebesar 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan B. cereus A66 yang tidak mengalami pelaparan fosfat. Fenomena ini diyakini digerakkan oleh metabolisme polifosfat yang dikontrol oleh aktivitas gen PPK dan PPX. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak polifosfat terakumulasi dalam sel, semakin meningkat respon biopresipitasi uranium dalam hal jumlah uranium yang diambil dari larutan dan efisiensi waktu pengambilannya. Strategi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk bioremediasi air dan tanah yang terkontaminasi uranium.
Efek Pelaparan dan Akumulasi Polifosfat terhadap Biopresipitasi Uranium pada Bacillus cereus A66 Bernadetta Octavia; Triwibowo Yuwono; Agus Taftazani
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.02.05

Abstract

Pelaparan dan akumulasi polifosfat pada bakteri diduga dapat meningkatkan biopresipitasi uranium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pelaparan dan akumulasi polifosfat terhadap peningkatan biopresipitasi uranium pada Bacillus cereus A66. Pada penelitian ini B. cereus A66 ditumbuhkan terlebih dahulu (prakultur) dalam Tryptone Glucose Yeast Extract (TGY), pada suhu ruang (± 28ºC) hingga fase logaritmik (± 16 jam). Pada perlakuan pertama, prakultur B. cereus A66 diberi perlakuan pelaparan fosfat dalam medium P-free, selanjutnya dipindahkan ke medium P-uptake untuk akumulasi fosfat. Untuk mengamati biopresipitasi uranium, sel bakteri dipindahkan ke dalam larutan uranium 1 mM. Pada perlakuan kedua, prakultur B. cereus A66 langsung dipindahkan ke dalam larutan uranium tanpa fase pelaparan dan akumulasi polifosfat. Sedangkan pada perlakuan ketiga,  B. cereus A66 tanpa fase pelaparan dikultur dalam medium P-uptake kemudian dipindahkan ke larutan uranium. Pada perlakuan keempat, B. cereus A66 dikondisikan dengan pelaparan fosfat dalam medium P-free, diikuti dengan pemindahan ke dalam larutan uranium. Perlakuan kedua, ketiga dan keempat dirancang untuk mengkonfirmasi efek perlakuan pertama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. cereus A66 yang mengalami pelaparan fosfat dapat mengakumulasi fosfat delapan kali lebih banyak ketika dipindahkan ke medium P-uptake, dibandingkan dengan B. cereus A66 yang tidak mengalami pelaparan fosfat. Selain itu, B. cereus A66 yang mengakumulasi lebih banyak fosfat juga menunjukkan peningkatan biopresipitasi uranium sebesar 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan B. cereus A66 yang tidak mengalami pelaparan fosfat. Fenomena ini diyakini digerakkan oleh metabolisme polifosfat yang dikontrol oleh aktivitas gen PPK dan PPX. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak polifosfat terakumulasi dalam sel, semakin meningkat respon biopresipitasi uranium dalam hal jumlah uranium yang diambil dari larutan dan efisiensi waktu pengambilannya. Strategi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk bioremediasi air dan tanah yang terkontaminasi uranium.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MOLEKULAR BAKTERI TOLERAN URANIUM YANG BERPOTENSI DALAM BIOPRESIPITASI URANIUM Bernadetta Octavia; Triwibowo Yuwono; Agus Taftazani
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 21 Nomor 1 Januari 2018
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.982 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2018.21.1.3909

Abstract

Penelitian mengenai bakteri toleran uranium yang berpotensi dalam biopresipitasi uranium telah dilakukan. Untuk menetapkan bakteri yang paling toleran uranium maka dilakukan skrining bertingkat dengan medium TGY cair yang mengandung larutan uranium dengan konsentrasi 0,4 mM; 0,8 mM; 1 mM; dan 2 mM terhadap isolat bakteri yang telah diisolasi dari limbah radioaktif cair aktivitas rendah fase organik dan fase air yang dimiliki oleh PSTA BATAN Yogyakarta. Dari hasil skrining awal (preliminary screening) ini diperoleh 51 isolat bakteri toleran uranium. Setelah dilakukan karakterisasi yang meliputi pengecatan Gram, pengamatan bentuk sel dan morfologi koloni serta penghitungan kinetika pertumbuhan dan dikombinasikan dengan teknik rep-PCR maka diperoleh 26 klaster dari 51 isolat bakteri pada tingkat keserupaan (similarity) 83%. Selanjutnya dari tiap klaster dipilih satu isolat dengan laju pertumbuhan spesifik (µ) tertinggi. Dengan demikian didapatkan 26 isolat bakteri toleran uranium yang   diuji selanjutnya sebagai bakteri polifosfat. Untuk mendapatkan bakteri polifosfat maka isolat bakteri ini ditumbuhkan dalam medium agar plate yang tidak mengandung P dan diinkubasikan selama 5 hari pada suhu ruang untuk diamati daya hidup (viability) dan perkembangannya. Berdasarkan hasil seleksi ini diperoleh 7 isolat bakteri polifosfat yang mampu tumbuh dan berkembang dengan menggunakan cadangan polifosfat di dalam selnya sebagai sumber energi dan berpotensi dalam biopresipitasi uranium.  Bakteri polifosfat ini diberi kode : A-14, A-25, A- 66, A-67 I, O-21, O-27 dan O-29. Selain karakterisasi dilakukan pula identifikasi molekular berdasarkan urutan nukleotida gen 16S rRNA terhadap 7 isolat bakteri polifosfat. Hasil analisis hubungan filogenetik 7 isolat bakteri polifosfat menggunakan bakteri acuan Bacillus cereus ATCC 14579 dan Acinetobacter radioresisten DSM 6976 dengan melihat nilai keserupaan dan perbedaan  nukleotida maka dapat ditetapkan bahwa isolat bakteri dengan kode A-35, A-14, A-66, O-27, O-21, dan O-29 memiliki kemiripan dengan Bacillus cereus sedangkan isolat bakteri dengan kode A-67 I memiliki kemiripan dengan Acinetobacter radioresistens.
GENETIC DIVISION OF URANIUM RESISTEN BACTERIA AND URANIUM BIOREMEDIATION STRATEGY Bernadetta Octavia; Siti Umniyatie; Aris Bastianudin; L Sembiring
Jurnal Penelitian Saintek Vol 16, No 1: April 2011
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15781.965 KB) | DOI: 10.21831/jps.v16i1.1737

Abstract

Penelitian    tentang keanekaragaman genetik bakteri resisten uranium yang berpotensi  dalam  strategi  bioremediasi  uranium  telah  dilakukan.  Pada  tahun pertama  penelitian  multi  tahun  ini  telah  berhasil  memperoleh  4  isolat  bakteri resisten uranium dari limbah uranium fasa organik TBP- kerosin yang berasal dari reaktor riset "Kartini" BATAN Yogyakarta.Metode  isolasi diawali  dengan  metode enrichment dalam  medium  Glukosa  cair dengan        penggojokan  yang dimaksudkan untuk mengaktifkan kembali metabolisme  bakteri aerob dalam sampel limbah uranium. Selanjutnya dilakukan isolasi selektif dengan Quadrant  streak method pada medium Nutrien  agar yang mengandung  uranium dalam bentuk garam uranium yaitu uranil nitrat sebesar 20 ppm. Isolat-isolat  bakteri resisten  uranium yang diperoleh diseleksi berdasarkan pola pertumbuhan  dan pola resistensinya  dalam variasi konsentrasi  uranium  20, 40, 60, 80, 100 ppm, pada interval waktu 24 jam dengan mengukur optical  density masing-masing kultur bakteri pada panjang gelombang 620 nm menggunakan spektrofotometer, Karakterisasi dan identifikasi fenotip dilakukan berdasarkan pengujian karakter morfologi koloni, morfologi sel, sifat fisiologis dan sifat biokimiawi  masing-masing   isolat  bakteri. Hasil karaktersasi dan identifikasi fenotip dianalisis  dengan  sistematik numerik-fenetik untuk melihat kemiripan di antara isolat bakteri resisten uranium dan genus bakteri acuan.Hasil  penelitian menunjukkan bahwa ke 4 isolat bakteri resisten uranium memiliki  perbedaan yang cukup signifikan dengan ke 4 genus bakteri acuan karena hanya memiliki level kemiripan 60%. Sedangkan ke 4 isolat bakteri resiten uranium juga  menunjukkan perbedaan meskipun memiliki level kemiripan 90%, dan ini berarti  bahwa terdapat keanekaragaman isolat bakteri resistan uranium yang diisolasi dari limbah uranium fase organik TBP- kerosin. Berdasarkan  pola pertumbuhan  dan pola resistensinya maka ke 4 isolat bakteri ini berpotensi untuk dikembangkan dalam   program  bioremediasi  uranium, setelah ditumbuhkan selama 48 jam. Kala  kunci:  keanekaragaman    genetic,   resistensi,   uranium,   bioremediasi
PEMANFAATAN BAKTERI UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI CEMARAN MERKURI Bernadetta Octavia
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 2, No 2 (1997): 1997
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.012 KB) | DOI: 10.21831/hum.v2i2.7311

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi bakteri yang resisten terhadap merkuri sebagai biosorbent merkuri. Melalui penelitian ini telah diisolasi 64 isolat bakteri yang resisten terhadap 3 macam senyawa merkuri pada konsentrasi 1µg/ml. bakteri tersebut diisolasi dari air dan sedimen Sungai Banjir Kanal Barat Semarang dengan metode enrichment. Selanjutnya dilakukan seleksi untuk memperoleh isolate yang paling resisten terhadap merkuri dengan cara meneumbuhkannya dalam medium yang mengandung merkuri pada konsentrasi yang semakin meningkat.Hasil seleksi menetapkan isolate no 11(Pseudomonas sp) sebagai isolate yang paling resisten karena mampu tumbuh dengan baik pada konsentrasi merkuri (sebagai HgCl) 20µg/ml. Isolat ini selanjutnya dipakai dalam penelitian yang mencangkup pengaruh senyawa merkuri(HgCl2) terhadap pertumbuhan sel bakteri, kemampuan sel bakteri mengaakumulasikan merkuri dari medium selama pertumbuhan, dan pada system  resting cell, serta penentuan letak akumulasi merkuri pada sel bakteri. Pertumbuhan sel bakteri dipantau dengan spektrofometer pada panjang gelombang 600nm, sedangkan konsentrasi merkuri ditentukan dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pertumbuhan sel bakteri terhambat kecuali bila inoculum ditumbuhkan dalam medium yang mengandung merkuri. Bakteri yang ditumbuhkan dalam medium cair yang mengandung merkuri dari medium pertumbuhan sebesar 94% selama tiga jam masa inkubasi, dan ditemukan pula bahwa 85% merkuriyang hilang dari medium diakumulasikan di dlam sel. System resting cell tidak mampu menurunkan konsentrasi merkuri dalam larutan.
Detection DETEKSI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA PROSES BIODETERIORASI ARSIP FOTO MEMORY OF THE WORLD (MOW) RESTORASI CANDI BOROBUDUR Imam Riadi; Bernadetta Octavia; Mohamad Habibi
Borobudur Vol. 15 No. 1 (2021): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v15i1.255

Abstract

ABSTRACT This study aims to identify the genus of mold in the biodeterioration process of the photo archive of Memory of the World (MoW) restoration of Borobudur Temple and the potential for the enzymatic activity of these molds. The type of research method chosen is descriptive qualitative. Starting with survey sampling and sampling. Inoculation of fungi using the streak method on PDA medium. Mold identification based on macroscopic and microscopic observations of fungi. The results of characterization were then identified using the matching profile method using the mold identification reference book. The identification results resulted in six genera of contaminant molds in the biodeterioration of the MoW photo archive of the Borobudur Temple restoration. The genera identified included: Acremonium (69.66 %%), Penicillium (14.59%), Aspergillus (3.36%), Culvularia (2.24%) Fusarium (1.12%), and Pleurostomophora (1.12%) and some sterile mycelia. The types of biodeterioration in the photo collection include mold growth, discolored spots, peeling off layers, and damage to the substrate in the photo. Based on literature search, all mold genera found as the cause of biodeterioration has the potential to have proteinase, gelatinase, and cellulase enzymes. Keywords: Biodeterioration; Mold; Photograph; Memory of the World; Borobudur Temple
STUDI KEANEKARAGAMAN KAPANG PADA PROSES BIODETERIORASI BATUAN CANDI MENDUT Fellary Pangesti; Bernadetta Octavia; Nahar Cahyandaru
Borobudur Vol. 16 No. 1 (2022): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v16i1.269

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus kapang yang berpotensi menyebabkan kerusakan serta mengetahui jenis biodeteriorasi yang terjadi pada batuan Candi Mendut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian diawali dengan survey sampling yang dilakukan berdasarkan pada syarat : kenampakan miselium, spora, bercak warna, dan kerusakan substrat. Identifikasi kapang dilakukan secara konvensional berdasarkan pengamatan makroskopik dan mikroskopik pada kapang. Hasil dari karakterisasi dan identifikasi kemudian diidentifikasi dengan metode profile matching. Hasil penelitian menunjukkan kapang kontaminan yang berpotensi sebagai penyebab kerusakan pada batuan Candi Mendut adalah Penicillium (37,5%), Aspergillus (21,25%), Acremonium (28,75%), Scopulariopsis (15,3%), Chrysonilia (3,75 %), Mucor (1,25 %) dan Arthrinium (1,25 %). Genus Acremonium, Mucor dan Arthrinium berpotensi dalam kerusakan biologis yang terjadi pada batuan, serta genus Aspergillus, Penicillium, dan Scopulariopsis memicu terjadinya biofilm hitam pada batuan dan membentuk noda hitam pada batuan. Sedangkan genus Chrysonilia tidak berpotensi menyebabkan kerusakan pada batuan candi
DETEKSI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA PROSES BIODETERIORASI BATUAN CANDI PAWON Putri Nur Indahsari; Bernadetta Octavia; Nahar Cahyandaru
Borobudur Vol. 16 No. 2 (2022): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v16i2.294

Abstract

This research attempts to know diversity of the moulds found in the biodeterioration process of Pawon Temple stone and identifying the type of damage caused by the moulds in the biodeterioration process of Pawon Temple stone. Survey sampling of Pawon Temple rocks based on the conditions: damp, weathered, cracked, and there is a yellowish-white crust. Sampling is done by swab technique using sterile cotton bud and scraping technique using scalpel. Identification of macroscopic and microscopic mold with profile matching method based on the book Pengenalan Kapang Tropik Umum, Descriptions of Medical Fungi, Identification of Pathogenic Fungi. The identification finds six genus are Penicillium (13%), Paecilomyces (59.4%), Mucor (15.9%), Stachybotrys (2.8%), Aspergillus (4.3%) and Cladosporium (2.8%). The genus of kalag in Pawon Temple is based on the search of libraries and journals potentially as agents of color formation, exfoliation of rocks and formation of postules and alevol.
PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS DAN BARANG KERAJINAN SEBAGAI UPAYA OPTIMASI PENGOLAHAN LIMBAH DAUN SISA ECOPRINT DI KELURAHAN BUGEL, KAPANEWON PANJATAN, KULONPROGO, DIY Tien Aminatun; Kun Sri Budiasih; Suhartini Suhartini; Bernadetta Octavia; Anna Rakhmawati; Rizka Apriani Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA Vol 7, No 1 (2023): Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpmmp.v7i1.56764

Abstract

Berdasarkan analisis situasi, diketahui bahwa kelompok pengrajin Ecoprint di Kalurahan Bugel, Kulonprogo memerlukan pengenalan teknologi sederhana  untuk mengatasi adanya limbah hasil industri yang dihasilkan selama proses pembuatan kerajinan ecoprint. Walaupun limbah yang dihasilkan merupakan limbah organik dan dapat terdegradasi secara alami, namun timbunan limbah yang tidak dikelola dengan baik dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar . Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan PkM ini adalah; (1) mengenalkan masyarakat pengrajin Ecoprint Kalurahan Bugel dengan teknologi sederhana pengolahan limbah yang dapat dilakukan pada tingkat rumah tangga atau usaha kecil menengah yaitu dengan pembuatan kompos dengan bahan dasar limbah daun hasil ecoprint; dan (2) mengadakan pelatihan pembuatan kerajinan dengan memanfaatkan limbah serta mengolahnya menjadi bentuk yang memiliki kegunaan atau bernilai jual.Melihat permasalahan tersebut maka solusi yang ditawarkan melalui Program pengabdian ini adalah; (1) Pengolahan limbah daun menjadi kompos yang dapat dipergunakan warga sebagai pupuk organik alami.. dan (2) Pengelolaan limbah daun menjadi barang kerajinan bernilai jual. Limbah daun sisa hasil industri dapat digunakan sebagai material dalam pembuatan kerajinan lainnya. Dari pelatihan ini, peserta diharapkan dapat menghasilkan produk dari limbah ecoprint yang fungsional serta memiliki nilai jual.Dari hasil analisis terhadap angket kepuasan yang diberikan kepada peserta, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah berhasil; (1) Mengenalkan masyarakat pengrajin Ecoprint Kalurahan Bugel dengan teknologi sederhana pengolahan limbah yang dapat dilakukan pada tingkat rumah tangga atau usaha kecil menengah yaitu dengan pembuatan kompos dengan bahan dasar limbah daun hasil ecoprint; dan (2) Melaksanakan pelatihan pembuatan kerajinan dengan memanfaatkan limbah daun sisa ecoprint menjadi ornament gerabah yang terkesan etnis dan tradisional, yang dapat dihakciptakan.
The Effectiviness of Student Teams Achievement Division and Scrambel Combined Model on Collaborative Skills and Conceptual Knowledge Mastery of Class X SMAN 1 Semparuk on Bacteria Rivaldo Alphrazy; Bernadetta Octavia
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 6 (2023): June
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i6.3544

Abstract

This study aims to analyze whether or not there is a significant difference in collaboration skills and mastery of conceptual knowledge of students who follow the STADBEL combined model learning in the experimental class with students who follow the Make a Match model learning in the control class on the subject of bacteria class X SMAN 1 Semparuk. In this study used non-equivalent control group design. The research sample was students of class X MIPA SMA. Sampling used cluster random sampling technique. The instruments used consisted of conceptual knowledge mastery tests and non-test collaboration skills in the form of questionnaires and self-assessment questionnaires of student responses to learning and student responses to learning models. Learning with the STADBEL combined model can be effective on collaboration skills and mastery of conceptual knowledge of students. A Sig value of 0.027 < 0.05, it is concluded that there is a significant effect of the STADBEL combined model on collaboration skills and mastery of conceptual knowledge of students. These results indicate that the STADBEL combined model effectively improves collaboration skills and mastery of conceptual knowledge of students of SMAN 1 Semparuk class X IPA on the subject of bacteria.