Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Basic Mining Geotechnical Training in Mining Geology Department Vocational School (SMK) Aviation Techno Makassar: Pelatihan Basic Geoteknik Tambang Jurusan Geologi Pertambangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penerbang Techno Terapan Kota Makassar Anwar, Habibie; Munir, Abd. Salam
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.485 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang328

Abstract

The main target of the Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI program for SMK Penerbang Techno Terapan is to prepare early for the ability of the students of the Mining Geology Department to be able to starter Mining Geotechnics before entering the world of work, this is related to the Geology and Mining fields in the learning process teaching in high schools. The problems experienced by partners are limitations in knowledge regarding Mining Geotechnics, especially in open mines and underground mines, with this training, it can indirectly teach students to interpret Geotechnical data in the field and assist in working neatly, planned and effective every time, so that the expected result is to facilitate knowledge and improve the quality of students in learning Mining Geotechnical training. Abstrak Program Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI kepada mitra SMK Penerbang Techno Terapan Makassar adalah mempersiapkan secara dini kemampuan para taruna-taruni Jurusan Geologi Pertambangan agar dapat menguasai Geoteknik Tambang sebelum memasuki dunia kerja, hal ini terkait dengan bidang Geologi dan Pertambangan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Permasalahan yang dialami oleh mitra yaitu keterbatasan dalam ilmu pengetahuan berkenaan Geoteknik Tambang terutama pada tambang terbuka dan tambang bawah tanah, dengan adanya pelatihan ini, secara tidak langsung dapat mengajarkan kepada taruna-taruni untuk menginterpretasikan data Geoteknik yang ada dilapangan dan membantu dalam bekerja secara rapi, terencana dan efektif setiap waktu, sehingga hasil yang diharapkan adalah memperlancar ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas para taruna-taruni dalam mempelajari dan menguasai pelatihan Geoteknik Tambang.
Basic Mining Geotechnical Training in Mining Geology Department Vocational School (SMK) Aviation Techno Makassar: Pelatihan Basic Geoteknik Tambang Jurusan Geologi Pertambangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penerbang Techno Terapan Kota Makassar Habibie Anwar; Abd. Salam Munir
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.485 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang328

Abstract

The main target of the Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI program for SMK Penerbang Techno Terapan is to prepare early for the ability of the students of the Mining Geology Department to be able to starter Mining Geotechnics before entering the world of work, this is related to the Geology and Mining fields in the learning process teaching in high schools. The problems experienced by partners are limitations in knowledge regarding Mining Geotechnics, especially in open mines and underground mines, with this training, it can indirectly teach students to interpret Geotechnical data in the field and assist in working neatly, planned and effective every time, so that the expected result is to facilitate knowledge and improve the quality of students in learning Mining Geotechnical training. Abstrak Program Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI kepada mitra SMK Penerbang Techno Terapan Makassar adalah mempersiapkan secara dini kemampuan para taruna-taruni Jurusan Geologi Pertambangan agar dapat menguasai Geoteknik Tambang sebelum memasuki dunia kerja, hal ini terkait dengan bidang Geologi dan Pertambangan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Permasalahan yang dialami oleh mitra yaitu keterbatasan dalam ilmu pengetahuan berkenaan Geoteknik Tambang terutama pada tambang terbuka dan tambang bawah tanah, dengan adanya pelatihan ini, secara tidak langsung dapat mengajarkan kepada taruna-taruni untuk menginterpretasikan data Geoteknik yang ada dilapangan dan membantu dalam bekerja secara rapi, terencana dan efektif setiap waktu, sehingga hasil yang diharapkan adalah memperlancar ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas para taruna-taruni dalam mempelajari dan menguasai pelatihan Geoteknik Tambang.
Analisis probabilitas kelongsoran pada lereng Jalan Raya Km 88,4 Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros Yevi Ikram Karim; Alfian Nawir; Abdul Salam Munir
Jurnal Himasapta Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Himasapta Volume 6 Nomor 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v6i2.3969

Abstract

Jalur jalan di KM 88,4 Kabupaten Maros merupakan bentang alam pegunungan yang memiliki banyak tebing terjal dengan aktivitas transportasi yang padat. Kondisi ini memungkinkan terjadinya potensi longsor. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai probabilitas kelongsoran untuk mengetahui potensi terjadinya longsor pada lereng tersebut. Potensi longsor diketahui dengan menghitung nilai Faktor Keamanan (FK) dan Probabilitas Kelongsoran (PK) yang diperoleh dengan cara mengetahui geometri lereng, sifat fisik dari pengujian uji sifat fisik dan sifat mekanik dari pengujian kuat geser. Data penelitian didapatkan dengan observasi dan pengukuran langsung di lapangan dan pengujian sifat material di Laboratorium Geomekanika FTI UMI. Pengolahan data untuk mendapatkan nilai FK dan PK dilakukan dengan bantuan program komputer dengan metode perhitungan Bishop dan dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas longsor. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini maka didapatkan nilai Faktor Keamanan (FK) sebesar 0,65 dan Probabilitas Kelongsoran (PK) sebesar 77,1%. Kedua nilai tersebut memberikan gambaran bahwa lereng pada lokasi penelitian berpotensi tidak stabil berdasarkan SRK Consulting tahun 2011 sehingga lereng tersebut membutuhkan penanganan sejak dini untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Kata-kata kunci: probabilitas longsor, faktor keamanan, lereng jalan
KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN PROGRAM SLOPE/W PADA PIT GN-10 PULAU GAG KABUPATEN RAJA AMPAT PAPUA BARAT Abdul Salam Munir Abdul Salam Munir
Jurnal Geomine Vol 6, No 3 (2018): Edisi Desember 2018
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.289 KB) | DOI: 10.33536/jg.v6i3.248

Abstract

Kestabilan lereng merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menerapkan penambangan yang aman dan produktif serta berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kemiringan lereng yang aman diterapkan pada Pit GN-10 Pulau Gag. Studi kestabilan lereng ini menggunakan program komputer Slope/W dengan memasukkan data geometri lereng dan parameter yang telah didapatkan dari hasil pengeboran geoteknik dan pengujian laboratorium mekanika tanah. Program ini menghitung nilai faktor keamanan pada setiap kemiringan lereng yang telah disimulasikan, yakni 40°, 45°, 50°, 55° dan 60°. Hasil perhitungan menunjukkan kemiringan lereng 40°-50° menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1,2, sedangkan kemiringan lereng 55°-60° menghasilkan nilai faktor keamanan di bawah 1,2. Nilai faktor keamanan pada setiap kemiringan lereng yang telah disimulasikan, kemudian dilakukan perbandingan dengan nilai standar minimum faktor keamanan lereng yang dianggap stabil. Berdasarkan hasil studi kestabilan lereng tersebut, maka kemiringan lereng yang dapat diterapkan pada Pit GN-10 maksimum 50° dengan nilai faktor keamanan menggunakan metode Bishop 1,269.
Karakterisasi Kandungan Mineral dan Sifat Kerentanan Magnetik Pasir Besi Pantai Galesong Takalar Sulawesi Selatan Suriyanto Bakri; Alfian Nawir; Miftah Farid; Muhammad Idris Juradi; Firdaus F; Muhamad Hardin Wakila; Emi Prasetyawati Umar; Arif Nurwaskito; Abdul Salam Munir; Hasbi Bakri; Alam Budiman Thamsi
Jurnal Geomine Vol 9, No 3 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i3.1115

Abstract

Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi yang terdapat di sepanjang pantai terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air dan gelombang terhadap batuan asal. Keterdapatan pasir besi di Pantai Galesong Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan namun belum pernah dilakukan karakterisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral dan kerentanan magnetik pasir besi Pantai Galesong. Metode yang digunakan menggunakan analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF) untuk jenis dan kadar mineralnya dan pada penentuan kerentanan magnetik yaitu dengan menggunakan alat Magnetic Susceptibility Meter. Hasil penelitian menunjukkan pasir besi daerah penelitian tersusun dari mineral kalsium magnesium, kuarsa, hornblende, biotit, siderite, magnetit dan hematit dengan kadar Fe2O3 sampel SB-1 dan sampel SB-2 masing-masing yaitu 19,89% dan 17,32% dengan kerentanan magnetik antara 68,51 x 10-5 m3kg-1 – 151,06 x 10-5 m3kg-1.
Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Bishop pada Jalan Poros Maros-Bone Kilometer 84,1 Tompo Ladang Kabupaten Maros Abdul Salam Munir; Nurliah Jafar; Habibie Anwar; Muh. Ajwad; Firman Nullah Yusuf; Nur Asmiani; Antonina Pri Martireni
Jurnal Geomine Vol 9, No 2 (2021): Edisi Agustus 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i2.952

Abstract

Lereng yang berada di jalan poros Maros-Bone memiliki kondisi massa batuan dengan pelapukan tinggi, kemiringan lereng curam, dan keberadaannya di tepi jalan yang padat dilalui kendaraan menjadikan lereng tersebut berpotensi tidak stabil. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik lereng serta menghitung faktor keamanan sehingga potensi ketidakstabilan dapat diprediksi. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data secara langsung di lapangan yang di dalamnya dilakukan pengukuran geometri, pengukuran scanline, dan pengambilan conto, conto tersebut selanjutnya melalui tahap preparasi dan pengujian sifat material di laboratorium. Data hasil pengukuran dan pengujian diolah dengan cara perhitungan manual yang menggunakan metode Bishop Disederhanakan untuk menghitung faktor keamanan (FK). Potensi ketidakstabilan diketahui dengan membandingkan rekomendasi nilai faktor keamanan menurut SNI 8460:2017. Perhitungan metode Bishop Disederhanakan dilakukan dengan membuat irisan dan perhitungan ulang atau iterasi hingga mendapatkan nilai FK-F 0,001 serta memenuhi rekomendasi nilai faktor keamanan yang digunakan. Sifat fisik lereng penelitian, yakni bobot isi 12,4 kN/m3 dan sifat mekanik, yakni kohesi 0,6 kPa dan sudut geser dalam 30,45°. Nilai faktor keamanan didapatkan pada iterasi pertama 1,19, kedua 0,92, ketiga 0,96, dan keempat 1,26. Setelah perbandingan nilai FK dengan rekomendasi yang digunakan maka kondisi lereng pada lokasi kestabilan berpotensi tidak stabil karena berada di bawah ambang batas atau rekomendasi SNI 8460:2017. Adanya potensi ketidakstabilan pada lereng tersebut, maka peneliti merekomendasikan lereng diberi perkuatan untuk menjaga stabilitas dan mencegah deformasi pada lereng tersebut.
Kajian Sistem Penyaliran Tambang Batubara Bengalon Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur Haeruddin Haeruddin; Anshariah Anshariah; Arif Nurwaskito; Abdul Salam Munir
Jurnal Geomine Vol 7, No 1 (2019): Edisi April 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.126 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i1.334

Abstract

Salah satu kegiatan penting yang dilakukan pada usaha pertambangan adalah penyaliran tambang. Tujuan penelitian ini mengetahui debit air limpasan yang masuk Sump, mengetahui luasan catchment area dan mengetahui debit outlet pompa. Metode penelitian yang dilakukan observasi langsung ke lapangan yang meliputi luas paritan dan diameter pipa. Air masuk terkumpul di sump harus dapat dikeluarkan dari tambang hingga kering. Hasil debit pompa aktual 227 Liter/detik atau 0,227 m3/detik, 817,2 m3/jam dengan volume sump 4.269.344 m3. Luas paritan 3,99 m2, pompa yang digunakan adalah pompa multiflo 420EX dengan jenis pipa HDPE (High Density Polytethylene) dengan diameter pipa adalah 14 inch dan panjang pipa adalah 1500 m. Penyaliran tambang yang digunakan pada pit A mine dewatering yang terdiri dari paritan (open channel) dan sump, air yang masuk ke dalam lokasi penambang adalah air limpasan, air limpasan yang masuk ke tambang adalah 3.469,28 m3/jam, luas catchment area yang didapat yaitu 683,71 Ha, yang terdiri dari daerah dasar pit dan jenjang 595,88 Ha dan rehab 87,83 Ha.
Analisis Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Penetralan Asam Menggunakan Batugamping Dengan MetodE ABCC Firman Firman; Dewy Kumala Tehuayo; Nurliah Jafar; Habiebie Anwar; Suriyanto Bakri; Abdul Salam Munir; Harwan Harwan; Sitti Riatmi Nurhawaisyah; Firman Nullah Yusuf
Jurnal Geomine Vol 9, No 1 (2021): Edisi April 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i1.900

Abstract

Air asam tambang adalah air yang terbentuk akibat dari kegiatan penambangan dengan pH rendah (pH 6) sebagai dampak dibukanya suatu potensi keasaman batuan, sehingga menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air dan tanah, dimana pembentukannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida. Metode acid buffering characteristc curve (ABCC) melibatkan titrasi lambat sampel dengan asam sambil terus memantau pH. Material yang digunakan dalam proses pengolahan air asam tambang adalah bahan yang memiliki alkalinitas seperti batugamping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan pada proses penetralan asam. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan variabel waktu pengadukan 1, 3 dan 5 menit didapatkan pH awal untuk waktu 1 menit (pH awal 8,45, pH akhir 6,01), waktu pengadukan 3 menit (pH awal 8,51, pH ahir 6,23) dan waktu pengadukan 5 menit (pH awal 8,68, pH ahir 6,71). Dari hasil pengujian kualitas tersebut dapat diketahui bahwa variabel waktu dapat mempengaruhi proses penetralan asam. Semakin lama waktu pengadukan maka waktu (kecepatan) reaksi antara batugamping dengan air asam tambang akan semakin lama sehingga kualitas air yang dihasilkan akan semakin baik pula (pH semakin tinggi).
ANALISIS KESTABILAN LERENG DISPOSAL IPD PQRT PIT WEST MENGGUNAKAN METODE BISHOP PT BUMA JOB SITE LATI KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR Sri Wahyuni; Nurliah Jafar; Habibie Anwar; Abd. Salam Munir
Geosapta Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i1.7702

Abstract

Disposal merupakan tempat pembuangan material yang berada di dalam tambang maupun di luar area penambangan atau biasa disebut IPD (in pit dump) dan OPD (out pit dump). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kestabilan lereng dari segi keamanan. Adanya perubahan dari geometri lereng ini dapat mengurangi masalah yang mungkin akan terjadi, yang dapat menyebabkan lereng mengalami pergerakan. Untuk menganalisis dan pengolahan data menggunakan software Rocscience slide dengan metode bishop. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada disposal PQRT Pit West diperoleh empat sayatan, lereng aktual sayatan A sampai D mendapatkan hasil FK > 1,3. Selanjutnya untuk perencanaan penutupan lumpur pada area kaki disposal sayatan A sampai D didapatkan FK < 1,3 dimana geometri yang digunakan yaitu standar dari perusahaan dengan tinggi jenjang tunggal 10 meter, dengan slope 450 untuk single slope dan lebar jenjang tunggal 30 meter. Hasil ini, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah terjadinya gangguan kestabilan lereng disposal seperti merancang ulang geometri lereng, maka didapatkan geometri yang sesuai dimana FK > 1,3 lereng dinyatakan stabil atau aman, yaitu lebar jenjang 50 sampai 100 meter dengan tinggi lereng keseluruhan 44 meter, sudut keseluruhan lereng 70, sesuai dengan SOP (Standar Operasional Perusahaan) apabila faktor keamanan lereng timbunan dengan tinggi lereng < 100 meter, maka minimum FK yaitu 1,3. Kata kunci: disposal, kestabilan lereng, faktor keamanan, sayatan
ANALISA KUALITAS BATUGAMPING SEBAGAI BAHAN BAKU SEMEN PADA DAERAH WAANGU-ANGU KAB. BUTON PROV. SULAWESI TENGGARA Muhamad Hardin Wakila; Citra Auliani Chalik; Nur Asmiani; Abdul Salam Munir; Muhammad Idris Juradi; Annisa Annisa
Geosapta Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i1.8623

Abstract

Saat ini industri semen tengah gencar dikembangkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, sehingga eksplorasi batugamping sebagai bahan baku semen sedang intens dilakukan. Salah satu daerah yang prospek untuk eksplorasi batugamping adalah daerah Waangu-angu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini dikarenakan kondisi geologi daerah penelitian yang didominasi oleh batuan sedimen, khususnya batugamping. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas batugamping di daerah penelitian untuk digunakan sebagai bahan baku semen dan menentukan sebaran batugamping di daerah penelitian. Metodologi penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang terdiri dari pengambilan data lapangan, analisa laborotorium, dan interprestasi peta. Berdasarkan hasil analisa XRF, dapat diketahui bahwa keseluruhan sampel pada 3 stasiun pengamatan menunjukkan kandungan CaO yang cukup tinggi yakni mencapai 55 %, sehingga batugamping pada daerah penelitian dapat dikategorikan ke dalam batugamping kualitas tinggi (high grade limestone) karena memiliki kandungan CaO > 48 %. Sedangkan dari hasil interpretasi peta dapat diketahui arah sebaran umum batugamping di daerah peneltian adalah relatif ke arah timur laut-barat daya. Jadi dapat disimpulkan batugamping pada daerah penelitian memiliki kualitas yang tinggi (high grade limestone) sehingga baik digunakan untuk bahan baku semen dan arah sebarannya relatif ke arah timur laut-barat daya. Kata-kata kunci: batugamping, semen, XRF, arah sebaran, CaO.