Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

STUDI PENGARUH MEDIA PENGGERUS TERHADAP NILAI P80 PADA BIJIH KROMIT Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Nurliah Jafar; Alam Budiman Thamsi; Muhammad Idris Juradi; F. Firdaus; Suriyanto Bakri
Jurnal Pertambangan Vol 5 No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.093 KB) | DOI: 10.36706/jp.v5i3.463

Abstract

Bijih kromit merupakan salah satu bahan galian yang memiliki kekerasan tertinggi dan berpengaruh pada kemampuan tergerusnya. Semakin keras suatu mineral maka semakin sulit untuk digerus. Penggerusan merupakan proses kominusi yang menggunakan energi terbesar dan memberikan pengaruh pada karakteristik benefisiasi mineral dalam pemrosesan selanjutnya. Berhasilnya suatu proses penggerusan bergantung pada pemilihan kondisi operasi yang sesuai. Salah satu parameter operasi yang mempengaruhi kinerja penggerusan ball mill adalah media penggerusan. Oleh karena itu tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media penggerus pada proses reduksi ukuran bijih kromit yang ditinjau dari nilai P80. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi penggunaan media penggerus pada ball mill skala laboratorium, sehingga terdapat dua perlakuan yang berbeda pada sampel. Proses penggerusan dilakukan selama 15 menit. Pada percobaan pertama, dilakukan penggerusan menggunakan media penggerus berupa bola-bola baja dan sekat (lined). Sedangkan percobaan kedua dilakukan hanya menggunakan media penggerusan bola-bola baja, tanpa sekat (lined). Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa penggerusan dengan menggunakan dua media penggerus yaitu bola-bola baja dan sekat (lined) memberikan ukuran produk yang lebih halus dengan nilai P80 yaitu 2,888 mm dibandingkan dengan penggerusan yang menggunakan satu media penggerus yaitu 4,276 mm.
Analisis Pengaruh Fase Tumbuh Tanaman Eceng Gondok Terhadap Kemampuan Fitoremediasi Cr6+ Pada Limbah Cair Pertambangan Nikel Iis Nursari; Nurliah Jafar; Firman Nullah Yusuf; Moh. Salman Said
Jurnal Geomine Vol 7, No 1 (2019): Edisi April 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.918 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i1.337

Abstract

Pembangunan industri pertambangan yang makin meningkat mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. PT. Vale Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan tambang nikel yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan penambangan PT. Vale Indonesia Tbk. menghasilkan air limbah yang terkontaminasi Cr6+ dengan konsentrasinya 0.56 ppm yang tidak sesuai dengan standar baku mutu air limbah pertambangan nikel yang tercantum pada PERMENLH No.9/2006, maka perlulah treatment berikutnya. Penelitian ini mencoba menggunakan metode fitoremediasi dengan parameter fase tumbuh tanaman eceng gondok terhadap fitoremediasi Cr6+ serta mengetahui penyerapan pH. Pada penelitian ini dilakukan 3 perlakuan pada air limbah, meliputi perlakuan satu air limbah dengan eceng gondok fase tumbuh muda dengan tinggi tanaman 35 cm, perlakuan dua air limbah dengan eceng gondok fase tumbuh sedang dengan tinggi tanaman 35-60 cm, dan perlakuan 3 air limbah dengan eceng gondok fase tumbuh tua dengan tinggi tanaman 60-80 cm, dengan waktu fitoremediasi 7 hari. Tanaman eceng gondok diambil dari perairan Sungai Jeneberang Makassar dengan metode purposife sampling. Untuk analisis kadar logam Cr6+ digunakan metode Spektrofotometri UV berdasarkan SNI 6989.71.2009 di Laboratorium Air dan Lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitoremediasi Cr6+ oleh tanaman eceng gondok mampu mereduksi Cr6+ hingga mencapai konsentrasi 0.2050 ppm yang dilakukan oleh tanaman eceng gondok fase sedang, dengan penyerapan terbaiknya terjadi pada hari pertama. Serta tanaman eceng gondok untuk semua fasenya mampu menurunkan nilai pH air menuju nilai yang lebih netral.
Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Bishop pada Jalan Poros Maros-Bone Kilometer 84,1 Tompo Ladang Kabupaten Maros Abdul Salam Munir; Nurliah Jafar; Habibie Anwar; Muh. Ajwad; Firman Nullah Yusuf; Nur Asmiani; Antonina Pri Martireni
Jurnal Geomine Vol 9, No 2 (2021): Edisi Agustus 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i2.952

Abstract

Lereng yang berada di jalan poros Maros-Bone memiliki kondisi massa batuan dengan pelapukan tinggi, kemiringan lereng curam, dan keberadaannya di tepi jalan yang padat dilalui kendaraan menjadikan lereng tersebut berpotensi tidak stabil. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik lereng serta menghitung faktor keamanan sehingga potensi ketidakstabilan dapat diprediksi. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data secara langsung di lapangan yang di dalamnya dilakukan pengukuran geometri, pengukuran scanline, dan pengambilan conto, conto tersebut selanjutnya melalui tahap preparasi dan pengujian sifat material di laboratorium. Data hasil pengukuran dan pengujian diolah dengan cara perhitungan manual yang menggunakan metode Bishop Disederhanakan untuk menghitung faktor keamanan (FK). Potensi ketidakstabilan diketahui dengan membandingkan rekomendasi nilai faktor keamanan menurut SNI 8460:2017. Perhitungan metode Bishop Disederhanakan dilakukan dengan membuat irisan dan perhitungan ulang atau iterasi hingga mendapatkan nilai FK-F 0,001 serta memenuhi rekomendasi nilai faktor keamanan yang digunakan. Sifat fisik lereng penelitian, yakni bobot isi 12,4 kN/m3 dan sifat mekanik, yakni kohesi 0,6 kPa dan sudut geser dalam 30,45°. Nilai faktor keamanan didapatkan pada iterasi pertama 1,19, kedua 0,92, ketiga 0,96, dan keempat 1,26. Setelah perbandingan nilai FK dengan rekomendasi yang digunakan maka kondisi lereng pada lokasi kestabilan berpotensi tidak stabil karena berada di bawah ambang batas atau rekomendasi SNI 8460:2017. Adanya potensi ketidakstabilan pada lereng tersebut, maka peneliti merekomendasikan lereng diberi perkuatan untuk menjaga stabilitas dan mencegah deformasi pada lereng tersebut.
Analisis Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Penetralan Asam Menggunakan Batugamping Dengan MetodE ABCC Firman Firman; Dewy Kumala Tehuayo; Nurliah Jafar; Habiebie Anwar; Suriyanto Bakri; Abdul Salam Munir; Harwan Harwan; Sitti Riatmi Nurhawaisyah; Firman Nullah Yusuf
Jurnal Geomine Vol 9, No 1 (2021): Edisi April 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i1.900

Abstract

Air asam tambang adalah air yang terbentuk akibat dari kegiatan penambangan dengan pH rendah (pH 6) sebagai dampak dibukanya suatu potensi keasaman batuan, sehingga menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air dan tanah, dimana pembentukannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida. Metode acid buffering characteristc curve (ABCC) melibatkan titrasi lambat sampel dengan asam sambil terus memantau pH. Material yang digunakan dalam proses pengolahan air asam tambang adalah bahan yang memiliki alkalinitas seperti batugamping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan pada proses penetralan asam. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan variabel waktu pengadukan 1, 3 dan 5 menit didapatkan pH awal untuk waktu 1 menit (pH awal 8,45, pH akhir 6,01), waktu pengadukan 3 menit (pH awal 8,51, pH ahir 6,23) dan waktu pengadukan 5 menit (pH awal 8,68, pH ahir 6,71). Dari hasil pengujian kualitas tersebut dapat diketahui bahwa variabel waktu dapat mempengaruhi proses penetralan asam. Semakin lama waktu pengadukan maka waktu (kecepatan) reaksi antara batugamping dengan air asam tambang akan semakin lama sehingga kualitas air yang dihasilkan akan semakin baik pula (pH semakin tinggi).
ANALISIS GLYCOL PADA PROSES DEHYDRATION GAS STASIUN G-8 ASET TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Nurliah Jafar
Jurnal Geomine Vol 4, No 2 (2016): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.846 KB) | DOI: 10.33536/jg.v4i2.56

Abstract

Dalam kegiatan stasiun pengumpul gas menggunakan sistem separasi untuk memisahkan fluida dan gas, salah satunya dengan menggunakan dehydration unit (DHU). Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya losses glycol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji secara teknis kondisi dari alat dehidrasi, mengontrol laju sirkulasi dan meghitung laju sirkulasi. Sistem DHU menggunakan chemical TEG (triethylene glycol) yang akan terus ditambahkan selama proses dehidrasi. Banyaknya penggunaan chemical dikarenakan tidak sesuainya inlet wet gas dengan laju alir glycol di contactor. Pada Bulan Agustus Tahun 2016 laju alir glycol mencapai 12 GPM selama proses regenerasi berlangsung. Sedangkan  glycol  yang berhasil diregenerasi hanya memerlukan laju sirkulasi sebesar 2,28 GPM. Hal ini menyebabkan sering terjadinya losses pada saat pengontakan di contactor karena laju sirkulasi yang masuk tidak sama dengan yang keluar. Pemakaian glycol perharinya mencapai 14,3 gallon, sedangkan glycol yang berhasil diregenerasi dan akan masuk kembali kedalam sistem dehidrasi sebesar 0,45 gallon. Dari hasil tersebut diketahui terdapat kesalahan dalam laju sirkulasi dilapangan yang akan mengakibatkan banyak glycol brubah foam didalam contactor, yaitu tempat pengontakan antara glycol dengan gas basah untuk memisahkan kandungan air yang terbawa oleh gas dari sumur produksi.
ANALISIS KARAKTERISTIK LIMBAH PENGOLAHAN EMAS DAN POTENSI PEMICU AIR ASAM TAMBANG PADA PERTAMBANGAN RAKYAT KELURAHAN POBOYA KAB. DONGGALA, PROV. SULAWESI TENGAH Abdullah Kilian; Sri Widodo; Nurliah Jafar
Jurnal Geomine Vol 6, No 2 (2018): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.558 KB) | DOI: 10.33536/jg.v6i2.208

Abstract

Pengolahan emas menggunakan merkuri di Poboya menyebabkan timbulnya limbah yang dapat mengakibatkan masalah lingkungan di daerah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi air asam tambang yang berasal dari limbah pengolahan emas. Metode yang digunakan yaitu dengan karakterisasi mineralogi dan geokimia. Hasil penelitian menunjukkan terdeteksi adanya mineral sulfida pada setiap sampel yaitu rambergit (FeMnS) dan violarit (FeNi2S4), serta mineral sulfida sekunder yaitu melanterit (FeSO4.7H2O) dan retgersit (NiSO4.6H2O). Kehadiran mineral sulfida pada sampel berpengaruh terhadap pembentukan air asam tambang. Hasil Pengujian terhadap semua sampel terdeteksi unsur- unsur yang banyak terkandung dalam air asam tambang seperti seperti besi (Fe) sebesar 6.975,88?g/g sampai 15.755,67?g/g dengan ambang batas 20?g/g, mangan (Mn) sebesar 202,66?g/g sampai 372,92?g/g dengan ambang batas 0,15?g/g, dan seng (Zn) sebesar 4,98?g/g sampai 75,04?g/g dengan ambang batas 0,06?g/g, semua unsur tersebut telah melebihi ambang batas menurut Badan Standarisasi Nasional (SNI, 2004). Hasil penelitian menunjukkan limbah pengolahan emas di lokasi penelitian berpotensi menimbulkan air asam tambang.
Analisis Karakteristik Penetralan Fly Ash Batubara Terhadap Air Asam Dengan Metode Acid Buffer Characteristic Curve Mubdiana Arifin; Mohammad salman said; Firman Nullah Yusuf; Harwan Harwan; Citra Aulian Chalik; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Nurliah Jafar; Nur Asmiani; Andi Fahdli Heriansyah; Ansariah Ansariah; Agus A Budiman
Jurnal Geomine Vol 9, No 3 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i3.980

Abstract

Fly ash atau abu terbang batubara yang dihasilkan oleh sisa pembakaran batubara hanya dianggap sebagai limbah B3 dan sangat kurang dari segi pemanfaatan, pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa fly ash ternyata memiliki sifat alkalinitas yang dapat menetralkan air asam tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik penetralan  fly ash batubara terhadap air asam . Untuk menganalisis karakteristik penetralan fly ash digunakan metode Acid Buffer Characteristic Curve (ABCC), metode ini menggunakan system titrasi asam HCl dan H2SO4 (0.5 Molar) kedalam sampel dengan jumlah 0,4 ml setiap satu kali titrasi dan titrasi akan terus dilakukan sampai dengan pH 2. Kandungan fly ash dominan terdiri dari silaka (SiO2) 40.13%, Alumunium oksida Al2O3) 13,71%, Kalsium oksida (CaO) 12.50%, Besi Oksida (FeO) 20%. Hasil uji static nilai Acid Neutralizing Capacity dari fly ash adalah 337,88 kgH2SO4/ton dan nilai NAPP -326 kgH2SO4/ton ini mengindikasikan sifat alkalinitas yang tinggi dari fly ash. Grafik ABCC menunjukan karakteristik penetealan pada fly ash kurang maksimal pada pH diatas netral karena kandungan CaO yang tidak terlalu besar sehingga kapasitas buffer pada range pH tersebut tidak maksimal berbeda dengan karakteristik penetralan pada  pH dibawah netral (6-3) fly ash sangat baik pada range pH tersebut karena kandungan gypsum, magnesium, dan alumunium oksida yang bereaksi pada range pH tersebut. Dari hasil pengujian ABCC mendeskripsikan bahwa karakteristik penetralan pada fly ash cukup baik tetapi memiliki kapasitas penyangga (buffer capacity) yang kecil pada pH 7-10.
PEMETAAN KEMAJUAN PENAMBANGAN PADA PIT X DAERAH MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH Muliadi Muliadi; Anshariah Anshariah; Nurliah Jafar
Jurnal Geomine Vol 6, No 1 (2018): Edisi April
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.559 KB) | DOI: 10.33536/jg.v6i1.181

Abstract

Pada proses penambangan bijih nikel akan mengalami kemajuan setiap hari yang tentunya akan menyebabkan perubahan bentang alam daerah penelitian. Penelitian kemajuan penambangan ini berada di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemajuan penambangan dan mengetahui tonase bijih nikel yang dihasilkan serta mengetahui penyebab perbedaan bijih nikel hasil eksplorasi dengan hasil kemajuan penambangan. Pengukuran kemajuan kegiatan penambangan dilakukan dengan menggunakan alat total station untuk mendapatkan posisi planimetris berupa easthing, northing, dan elevasi. Pengukuran dilakukan dengan metode poligon sehingga membentuk segi banyak. Dari hasil pengolahan data pengukuran didapatkan besar kemajuan pada minggu pertama 2.994,75m2 dengan volume 7955.83 m3, minggu ke dua 5.511.9 m2 dengan volume 9772.16m3, minggu ke tiga 8.185,09m2 dengan volume 13204.6 m3dan minggu ke empat 11.123,77m2 dengan volume 12076.38m3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa besar kemajuan 11.123,77m2 dan tonase bijih yang diperoleh dari data kemajuan tambang yaitu 72.659,63ton sedangkan data tonase bijih hasil eksplorasi denganCOG ≥ 1.5% dan density 1.7 adalah 128.044,2ton. Penyebab perbedaan tonase dari kegiatan penambangan dengan hasil eksplorasi tersebut dikarenakan kegiatan penambangan dan endapan nikel yang bersifat heterogen.
IDENTIFIKASI SEBARAN NIKEL LATERIT BERDASARKAN HASIL TEST PIT KECAMATAN KABAENA KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Nurliah Jafar
Jurnal Geomine Vol 5, No 2 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.384 KB) | DOI: 10.33536/jg.v5i2.134

Abstract

Test pit merupakan salah satu kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang representative mengenai bentuk dan letak endapan bahan galian secara garis besar. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sebaran endapan nikel laterit berdasarkan hasil test pit dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran arah sebaran endapan nikel laterit. Data yang diperoleh dari hasil analisis test pit antara lain data collar, data assay dan data litologi. Dari hasil penelitian diketahui pada zona limonite nilai kadar Ni, 1,38 – 1,79 % dengan penyebaran ke arah selatan, barat dan timur laut. Pada zona saprolite nilai kadar Ni, 1,8 – 2,35% dengan penyebaran ke arah timur laut, timur, utara dan barat laut. Sedangkan pada zona bedrock nilai kadar, 0,01-0,07 % dan arah sebarannya merata. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penyebaran endapan nikel laterit relatif mengarah ke timur laut dengan nilai kadar 1,38-2,35%.
ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN UNSUR NIKEL (Ni) DAN BESI (Fe) DARI DATA TITIK BOR DENGAN REALISASI PENAMBANGAN Nurliah Jafar
Jurnal Geomine Vol 4, No 2 (2016): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.116 KB) | DOI: 10.33536/jg.v4i2.53

Abstract

Salah satu kendala dalam penambangan nikel adalah adanya perubahan kadar nikel (Ni) dan kadar besi (Fe) dari data hasil pemboran yang tidak sesuai dengan kadar hasil realisasi penambangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase perubahan kadar nikel (Ni) dan besi (Fe) dari data hasil pemboran dengan hasil realisasi penambangan. Metode penelitian meliputi pengolahan sampel dari hasil pemboran dan hasil realisasi penambangan di laboratorium untuk diketahui kadarnya. Tahap selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data kadar untuk mengetahui rata-rata dari kadar nikel dan besi. Hasil identifikasi data titik bor menghasilkan kadar rata-rata Ni = 1,90% dan Fe = 22,86% sedangkan hasil kadar rata-rata hasil realisasi penambangan Ni = 1,86% dan Fe = 20,55%. Sedangkan kadar yang hilang akibat proses penambangan yaitu Ni = 0,04% dan Fe = 2,31%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar hasil identifikasi data titik bor mengalami penurunan kadar setelah  ditambang, dimana persentase perubahan nikel sebesar 2,10% sedangkan besi sebesar 10.10%.