Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Aktualisasi Nilai-nilai ‘Puputan’ dalam Pembangunan Karakter Bangsa I Gde Parimartha
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 1 No 2 (2011): BALI DALAM GLOBALISASI DAN GLOKALISASI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.212 KB)

Abstract

AbstractThis article seeks to analyze the actualisation of the values and spiritof puputan (war until the end) by connecting it to current attempts of nationand charater building in Indonesia. It examines the values of puputan inits social and historical context and relates them to contemporary issuesin Indonesia. The topic of character building gains high currency inthe backdrop of moral degradation marked by cases of corruption,destruction, and violence. Bali has inherited the spirit of puputan fromthe struggle against Dutch colonialism; it is therefore a challenging taskto examine how far this set of values can contribute to the developmentof national character. The article argues that values inherent in the spiritof puputan, such as loyalty, honesty, bravery, trust, and optimism, arerelevant to the current attempts at national character building.
PERLUNYA BADAN PENGELOLA WARISAN BUDAYA DUNIA DI DAERAH PROVINSI BALI I Gde Parimartha
Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 No. 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/pi.2.2.2017.58-64

Abstract

Pemerintah Provinsi Bali sepakat menjadikan situs-situs itu sebagai areal yang dipertahankan keberadaannya, sebagai situs yang dilindungi dari berbagai upaya perubahan atau perusakan atas keadaan dan makna yang diberikan kepadanya. Suatu situs diakui sebagai WBD bukan perkara gampang. Pengakuan didapat melalui suatu proses pengkajian yang mendalam mengenai keadaan, fungsi dan makna yang dimiliki oleh situs tersebut. Dalam bidang kehidupan sosial, masyarakat Bali memiliki bentuk-bentuk sistem organisasi sosial, seperti desa, banjar, dan subak yang berfungsi mewadahi kreativitas manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Terakhir, benda-benda hasil karya manusia Bali, seperti: candi, rumah, keris, kain-kain dalam berbagai corak yang menunjukkan juga adanya konsep atau ide-ide di dalamnya. Namun ketika di dalam hasil karya manusia itu juga terselip ide atau gagasan, maka hasil karya itu (keris maupun kain), dapat juga dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Memperhatikan keadaan situs Warisan Budaya Dunia seperti demikian, tampak penting dirumuskan Ranperda yang kemudian dapat menjadi Perda Badan Pengelola Warisan Budaya Dunia. Formulasi peraturan tersebut diharapkan dapat dijadikan payung hukum dalam praktek pengelolaan, tanpa mengabaikan hal-hal penting yang menjadi keistimewaan atau kekhususan wilayah yang dijadikan WBD. Dalam hubungan ini, juga penting adanya kesamaan persepsi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam menjalankan tugas melestarikan nilai warisan kebudayaan Bali.