Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK TERPURIFIKASI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP TRANSLOKASI PROTEIN GLUT-4 PADA TIKUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 RESISTEN INSULIN Nugroho, Agung Endro; Lindawati, Novena Yety; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.168 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp62-69

Abstract

Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees) dan herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman obat unggulan yang sedang dikembangkan sebagai obat tradisional salah satunya sebagai antidiabetes. Penelitian bertujuan untuk melihat efek kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dan herba pegagan terhadap translokasi protein GLUT-4 pada tikus diabetes mellitus tipe 2 resisten dibandingkan dengan penggunaan dari masing-masing ekstrak. Dalam penelitian digunakan 8 kelompok perlakuan dimana 3 kelompok diberi kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dengan herba pegagan:  kelompok I (912,1: 300); kelompok II (651,5 : 500); kelompok III (390,9 : 700) dalam mg/kg BB;  kelompok IV (ekstrak terpurifikasi herba sambiloto 1303 mg/kg BB); kelompok V (ekstrak terpurifikasi herba   pegagan  1000 mg/kg BB),   kelompok   VI   (kontrol   positif  metformin 45mg/kg BB),   kelompok  VII (kontrol negatif CMC-Na 0,5%), dan kelompok VIII (kontrol normal). Parameter yang diukur data semi kuantitatif translokasi protein GLUT 4 pada sel otot paha (soleus muscle) dengan metode Immunohistochemistry. Hewan uji diabetes mellitus tipe 2 resisten insulin dibuat dengan pembebanan fruktosa (1,8 g/kg BB) dan pakan kaya lemak (campuran pakan pelet 95% dan 5% kuning telur bebek serta lemak babi 5 mL/ 200 g BB) selama 70 hari. Penetapan kondisi resisten insulin hewan uji digunakan 3 parameter meliputi kadar glukosa darah, uji kadar lemak (trigliserida, LDL, kolesterol dan HDL), dan uji daya hipoglikemik glibenklamid yang dibandingkan dengan kontrol normal. Hasil uji resisten insulin dengan analisis statistik Independent Sample-t Test menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0,05) antara tikus normal dengan tikus diit lemak-fruktosa pada hari ke-50 dan ke-70. Hal ini mengindikasikan tikus diit lemak-fruktosa terindikasi DM tipe 2 resisten insulin. Pengaruh kelompok I (kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dengan herba pegagan (912,1 : 300 mg/kg BB) terhadap translokasi protein GLUT-4 lebih baik jika dibandingkan dengan pengaruh dari masing-masing ekstrak dengan signifikan p<0,05 dengan analisis oneway ANOVA.
PENGARUH MINYAK ATSIRI DAN EKSTRAK ETANOLIK BEBAS MINYAK ATSIRI DARI RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. klon merah) TERHADAP EFEK APRODISIAKA PADA TIKUS JANTAN Pramono, Suwijiyo; Nurlaila, Nurlaila; Anandita, Dipta Wana
Majalah Obat Tradisional Vol 17, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.229 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ17iss1pp8-14

Abstract

Gangguan reproduksi kini banyak dialami terutama pria akibat berbagai faktor. Jahe merah sering digunakan untuk mengatasi gangguan seksual pria. Oleoresin yang terdapat di dalam jahe merah dilaporkan memiliki efek sebagai aprodisiaka. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek minyak atsiri dan ekstrak etanolik bebas minyak atsiri sebagai aprodisiaka. Minyak atsiri jahe merah diambil dengan cara destilasi sementara simplisia bebas minyak atsiri diekstraksi dengan etanol 70%. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok yang dipejani suspensi ekstrak etanolik jahe merah (140 mg/kg BB), emulsi minyak atsiri (15 μl/kg BB), kontrol positif suspensi ekstrak pasak bumi (500 mg/kg BB), kontrol positif suspensi serbuk jahe merah (2,5 g/kg BB), dan kontrol negatif suspensi CMC Na 1%. Pemejanan dilakukan secara oral setiap hari selama 32 hari. Parameter yang diamati adalah frekuensi introduction, climbing, dan coitus. Hasil penelitian menunjukkan suspensi minyak atsiri mampu meningkatkan libido meskipun tidak sebesar suspensi ekstrak pasak bumi, sementara suspensi ekstrak etanol jahe merah dan kontrol positif suspensi serbuk jahe merah tidak mampu meningkatkan libido dan aktivitas seksual dibanding kontrol negatif.
OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga (L.) Stuntz) DENGAN KOMBINASI BAHAN PEMANIS MANITOL DAN SUKROSA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN mufrod, Mufrod; Pramono, Suwijiyo; Aufiya, Duhita
Majalah Obat Tradisional Vol 17, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.575 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ17iss3pp%p

Abstract

Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Stuntz) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya sebagai tonikum. Lengkuas sebagai tonikum masih digunakan secara tradisional, sehingga dosis tidak tetap dan tidak praktis, maka perlu dilakukan formulasi. Tablet hisap dipilih untuk formulasi lengkuas karena praktis dan nyaman. Rasa merupakan parameter yang penting untuk tablet hisap. Oleh karena itu digunakan campuran antara manitol dan sukrosa. Penelitian ini bertujuan untuk optimasi formula tablet hisap menggunakan campuran manitol dan sukrosa dengan metode Simplex Lattice Design.  Ekstrak rimpang lengkuas diperoleh dengan maserasi menggunakan etanol 70%. Tablet hisap dibuat dalam tiga formula yaitu Formula A (100%:0%), Formula B (50%:50%), dan Formula C (0%:100%) dengan metode SLD secara granulasi basah. Massa granul diayak melalui pengayak no. 10 dan dikeringkan dalam oven suhu 60°C, kemudian granul kering dicampur homogen dengan Mg stearat-talk, selanjutnya diuji sifat fisik meliputi kecepatan alir dan kompaktibilitas. Granul dikempa menjadi tablet dan diuji sifat fisik, meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu larut, serta tanggap rasa. Data yang diperoleh digunakan untuk membuat profil sifat fisik granul dan rasa dari tablet. Formula optimum dipilih berdasarkan respon total tertinggi. Kemudian dibuat tablet berdasarkan formula optimum dan diuji sifat fisik granul dan tablet. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan secara teoritik dan statistik menggunakan T-test. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formula optimum tablet hisap ekstrak rimpang lengkuas adalah formula dengan perbandingan 25% manitol : 75% sukrosa. Kecepatan alir dan kompaktibilitas granul formula optimum berbeda bermakna antara verifikasi dengan perhitungan SLD, sedangkan waktu larut dan tanggap rasa tablet berbeda tidak bermakna. Komposisi sukrosa yang dominan dapat menaikkan respon kompaktibilitas granul, waktu larut, dan tanggap rasa tablet hisap, menurunkan respon kecepatan alir granul.
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DAN KURKUMINOIDNYA TERHADAP EFEK ANALGETIK PADA MENCIT Wicaksono, Arko Jatmiko; Yuniarti, Nunung; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 20, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.4 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ20iss1pp%p

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek analgetik dari minyak atsiri rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.), kurkuminoid, dan kombinasi keduanya. Penyarian kurkuminoid dilakukan dengan pelarut etil asetat dan heksan. Minyak atsiri diperoleh dari hasil destilasi air-uap. Uji analgetik dilakukan dengan metode formalin tes (20µL formalin 1%, intraplantar) terhadap mencit jantan galur Swiss (30±5g), umur 2 bulan. Kelompok uji meliputi CMC-Na 0,5 % p.o. (kontrol negatif), indometasin 4 mg/kgBB p.o. dan i.p. (kontrol positif), kurkuminoid 48 mg/kgBB p.o., minyak atsiri 24mg/kgBB p.o, serta kombinasinya p.o. Injeksi formalin dilakukan 1 jam setelah pemejanan sampel. Data licking time diambil pada fase I (menit 0-5) dan fase II (10-30menit) setelah injeksi formalin. Fase I mengindikasikan nyeri yang terjadi pada daerah susunan saraf pusat (SSP) sedangkan fase II pada daerah perifer. Hasil uji terhadap fase I menunjukkan daya analgetik indometasin p.o sebesar (4,96±3,26 %) dan i.p. (4,54±1,65%). Kurkuminoid dan minyak atsiri masing-masing (1,22±0,89%) dan (28,8±8,48%), sedangkan campuran (42,14±5,6%). Kurniawan (2007) melaporkan bahwa besarnya daya analgetik fase I pada morfin 5 mg/kgBB p.o. adalah (69,68±2,17%). Pada fase II minyak atsiri memiliki daya analgetik sebesar (74,63±1,97%), campuran minyak atsiri (24mg/kgBB) dan kurkuminoid (48 mg/kgBB) memiliki daya analgetik sebesar (67,56±0,59%), indometasin i.p. (49,46±1,08%) dan p.o (49,82±0,91%), serta kurkuminoid (44,80±1,46%).
PERBANDINGAN METODE PEMBUATAN EKSTRAK TERPURIFIKASI BEE PROPOLIS DARI LEBAH MADU (Apis mellifera) BERDASARKAN KADAR FLAVONOID TOTAL DIHITUNG SEBAGAI RUTIN Pramono, Suwijiyo; Puspitasari, Agustina Dian
Majalah Obat Tradisional Vol 20, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.89 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ20iss2pp81-86

Abstract

Propolis adalah campuran kompleks lilin lebah, gula, dan getah pepohonan kumpulan lebah madu (Apis mellifera). Salah satu kandungan yang memiliki efek farmakologis adalah flavonoidnya. Flavonoid dapat diperoleh dalam kadar dan kemurnian tinggi dengan dibuat ekstrak terpurifikasi. Ekstraksi dilakukan dengan etanol 96%, dilanjutkan purifikasi dengan etanol 30%, kloroform dan etil asetat untuk metode I, serta air panas dan etil asetat untuk metode II. Kandungan flavonoid dideteksi dengan Kromatografi Lapis Tipis, fase diam silika gel 60F 254, fase gerak n-butanol-asam asetat-air (3:1:1 % v/v). Kadar flavonoid total diukur dengan  spektrofotometer UV-Vis berdasarkan metode Zou, dihitung sebagai rutin. Hasil dianalisis dengan paired sample t-test. Rerata kadar flavonoid total dari ekstrak propolis belum terpurifikasi yaitu 1,23 ± 0,37 %b/b. Metode I dan II dapat digunakan untuk mempurifikasi ekstrak etanol 96% propolis, menghasilkan kadar flavonoid total yaitu 9,97 ± 1,57 (8,1 kali) dan 11,78 ± 1,30 %b/b (9,6 kali). Uji paired sample t-test dengan SPSS 16.00 menunjukkan efektivitas purifikasi dengan nilai Sig = 0,048.
AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK TERPURIFIKASI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burn.F.) NESS.) DAN METFORMIN PADA TIKUS DM TIPE 2 RESISTEN INSULIN Syamsul, Eka Siswanto; Nugroho, Agung Endro; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.952 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss3pp%p

Abstract

Sambiloto (A. paniculata) merupakan tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit Diabetes Mellitus (DM). Dalam terapi DM terdapat kemungkinan pemakaian bersama-sama dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO), misalnya: metformin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dan metformin terhadap peningkatan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus DM tipe 2 resisten insulin. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode acak lengkap pola searah. Hewan uji yang digunakan dibagi 4 kelompok, kelompok 1:  pemberian metformin 45 mg/kg BB (kontrol positif), kelompok 2: pemberian ekstrak terpurifikasi herba sambiloto 434,6 mg/kg BB, kelompok 3: pemberian kombinasi metformin 45 mg/kg BB dengan ekstrak 434,6 mg/kg BB (kombinasi 1), dan kelompok 4: pemberian metformin 22,5 mg/kg BB dengan ekstrak 434,6 mg/kg BB (kombinasi 2). Hewan uji DM tipe 2 resisten insulin dibuat dengan pemberian fruktosa 1,8 g/kg BB dan makanan kaya lemak selama 50 hari. Penetapan kadar glukosa darah menggunakan reagen kit. Pengamatan ekspresi GLUT-4 pada sel otot menggunakan teknik imunohistokimia. Resistensi insulin pada tikus diuji menggunakan 3 parameter, yaitu: (1) uji kadar glukosa darah preprandial dan postprandial; (2) aktivitas hipoglikemik glibenklamid; dan (3) pengamatan ekspresi protein GLUT-4 pada jaringan otot. Hasil menunjukkan bahwa hewan uji telah resisten insulin. Hasil uji aktivitas antidiabetes menunjukkan bahwa persen daya hipoglikemik kombinasi 1 dan 2 lebih rendah dibandingkan dengan pemberian metformin atau ekstrak terpurifikasi secara tunggal (p<0,05). Dari hasil di atas disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak sambiloto terpurifikasi dengan metformin tidak meningkatkan potensi antidiabetes dari penggunaan tunggalnya.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI LARUT AIR EKSTRAK ETANOLIK PISANG KAPAS (Musa paradisiaca L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH SECARA IN VIVO DAN PELACAKAN SENYAWA AKTIFNYA Yuniarti, Nunung; Maulawati, Rina Nur; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.089 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp55-61

Abstract

Buah pisang merupakan salah satu pangan Indonesia yang memiliki berbagai khasiat. Dalam masyarakat, pisang kapas (Musa paradisiaca L.) dikenal sebagai pencahar atau laksan sehingga dapat digunakan untuk pengobatan sembelit. Sebuah penelitian melaporkan bahwa ekstrak kloroformik dan ekstrak etanolik pisang kapas dapat berkhasiat sebagai antidiabetes. Namun, belum dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak kloroformik dan ekstrak etanolik pisang kapas serta uji aktivitasnya sebagai antidiabetes. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas sebagai antidiabetes pada tikus serta pelacakan senyawa aktifnya.  Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa oral yaitu dengan tikus normal yang dibebani glukosa. Waktu pembebanan glukosa adalah 60 menit, baik pada kelompok kontrol (CMC Na) maupun pada kelompok perlakuan. Semua perlakuan diberikan secara peroral dan dosis tunggal. Kadar glukosa darah ditetapkan secara enzimatis dengan reagen GOD-PAP. Kromatografi kertas digunakan untuk pemeriksaan kualitatif senyawa yang terkandung di dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas.  Pemberian fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas dosis 0,25 g/kgBB menurunkan kadar glukosa darah sebesar 22,28 ± 0,76 %. Senyawa yang terdapat dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas adalah senyawa pereduksi, asam-asam amino, atau reduktor lain, seperti sakarida selain glukosa dan asam-asam tanaman.  
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI FLAVONOID BEBAS ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO(Andrographis paniculata) Nur Rachmani, Eka Prasasti; Pramono, Suwijiyo; Nugroho, Agung Endro
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.761 KB) | DOI: 10.35799/pmj.1.2.2018.21642

Abstract

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI FLAVONOID BEBAS ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO(Andrographis paniculata)Eka Prasasti Nur Rachmani1,2*), Suwijiyo Pramono1), Agung Endro Nugroho1)1)Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta2)JurusanFarmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto, Jawa TengahCorresponding author: ekasholehah@yahoo.com081391280002 ABSTRACTThis study aims to determine the antioxidant activity of andrographolide-free flavonoid fraction (FFBA) from bitter herbs (Andrographis paniculata). FFBA is a fraction that contains flavonoids and the andrographolide compounds has been removed. The antioxidant activity of FFBA was tested using the method of reducing free radicals from DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) and using quercetin as a standard. The results showed that FFBA has antioxidant activity with strong activity with IC50 value of 88.98 μg / mL while quercetin has a very strong activity with IC50 value of 3.42 μg / mL.Key Words : antioxidant, Andrographis paniculata, DPPH, flavonoidABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada fraksi flavonoid bebas andrografolid (FFBA) dari herba sambiloto (Andrographis paniculata). FFBA merupakan fraksi yang mengandung flavonoid dan sudah dihilangkan kandungan senyawa andrografolid. Aktivitas antioksidan FFBA diuji dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas dari DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) dengan baku pembanding kuersetin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FFBA memiliki aktivitas antioksidan dengan aktivitas yang kuat yaitu dengan nilai IC50sebesar88.98 μg/mL sedangkan kuersetin memiliki aktivitas yang sangat kuat yaitu dengan nilai sebesar 3,42 μg/mL.Kata kunci :antioksidan, Andrographis paniculata, DPPH, flavonoid
PENGEMBANGAN FORMULA SIRUP ZINK DARI EKSTRAK IKAN BILIH (Mystacoleucus- padangensis) SEBAGAI ALTERNATIF SUPLEMENTASI ZINK ORGANIK PADA ANAK PENDEK (STUNTED) USIA 12-36 BULAN Yuniritha, Eva; Juffrie, Mohammad; Ismail, Djauhar; Pramono, Suwijiyo
GIZI INDONESIA Vol 38, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.085 KB)

Abstract

Sirup zink ekstrak ikan bilih dibuat dari formulasi sirup dengan bahan dasar ikan bilih (mystacoleucus padangensis) yang mempunyai kandungan zink 27,8 mg/100 gram, lebih tinggi dibandingkan bahan pangan lain. Pemanfaatan ekstrak ikan bilih sebagai alternatif suplementasi zink organik untuk mengatasi defisiensi zink perlu diteliti dalam upaya percepatan penanggulangan masalah anak pendek (stunted) pada anak umur 12-36 bulan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula sirup zink dari ekstrak ikan bilih (mystacoleuseus padangensis) sebagai alternatif suplementasi zink organik pada anak pendek (stunted). Penelitian eksperimental laboratorium ini dimulai dari ekstraksi ikan bilih dengan metode yang standar dilakukan di laboratorium Biologi dan Sediaan Cair Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ekstrak ikan bilih mengandung kadar zink yang sangat tinggi (161,97 mg/100 gram), di formulasi menjadi formula sirup suspensi, dengan sediaan utama estrak Zink Citrat, Vitamin A dan protein, ditambah sirup simplek (64%), CMC-Na, Asam Citrat, perasa buah dan pewarna. Formula sirup suplementasi zink ini memenuhi syarat International Zinc Nutrition Consultative Group (IZiNCG), dengan 3 formulasi terbaik berdasarkan uji organoleptik, yaitu formula F 4.1, F 2.2 dan F 2.3. Formula sirup zink dari ektrak ikan bilih dapat dijadikan sebagai alternatif suplementasi zink organik untuk menanggulangi defisiensi zink pada anak pendek (stunted).ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF ZINC SYRUP FORMULA FROM BILIH FISH EXTRACT (Mystacoleucus-padangensis) AS AN ALTERNATIVE FOR ZINC ORGANIC SUPPLEMENTATION IN STUNTED CHILDREN AGED 12-36 MONTH The extract of bilih fish (mystaleuseuspadangensis) zinc syrup is made from basic ingredient of bilih fish which contains 27,8 mg zinc/100 gram syrup. It is much higher than other food zinc source. The use of the extract of bilih fish as an alternative of organic zinc supplementation can be used for those who have zinc deficiency. Therefore, it is essential to be studied as an alternative intervention program for stunting in children aged 12-36 months. This objective of this study is to develop zinc formula syrup from the extract of bilih fish (mystaleuseuspadangensis) as an organic zinc supplementation for stunted children. This laboratory experimental research is begun by extracting the fish bilih using a standard method. The extract of bilih fish is formulated in the form of suspension syrup, at the laboratory of Biology and Liquid Preparation in the Faculty of Pharmacy, Gajah Mada University in Yogyakarta. The extract of bilih fish is very high in zinc content (161, 97 mg/100 gram), with main preparation of Zinc Citrate, Vitamin A and protein, added with simplex syrup (64%), CMC-Na, Citric Acid, fruit flavor and food color subtances. This supplement syrup formula is based on International Zinc Nutrition Consultative Group (IZiNCG), with 3 best formulas based on organoleptic test, formula F 4.1, F 2.2 and F 2.3. The zinc syrup formula from extract of bilih fish could be an alternative of organic zinc supplementation to address zinc deficiency in stunted children.Keywords: extract bilih, zinc supplementation, stunting
Antiproliferative activity and caspase enhancement properties of Annona muricata leaves extract against colorectal cancer cells Indrawati, Lili; Ascobat, Purwantyastuti; Bela, Budiman; Abdullah, Murdani; Surono, Ingrid S.; Pramono, Suwijiyo
Medical Journal of Indonesia Vol 25, No 3 (2016): September
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.684 KB) | DOI: 10.13181/mji.v25i3.1449

Abstract

Background: The prevalence of colorectal cancer is rising in Asia including Indonesia. Annona muricata tea leaves, that is traditionally used for maintaining health, and lately being used by cancer patients. The objectives of this study is to investigate its effects in human colorectal cancer cell in vitro and ex vivo.Methods: Thirty patients with colorectal cancer (CRC) were enrolled in a randomized double-blind placebo-controlled trial. They were equally divided into two groups: those treated with 300 mg A. muricata leaf extract and placebo daily for 8 weeks. Serum from supplemented CRC patients of both groups was compared for caspase 9 and caspase 8 enhancement activity. Antiproliferative effect of water extract of A. muricata leaves and its fractions were evaluated against colorectal cancer cell line (DLD-1 and COLO 205) compared with 5-fluorouracil and placebo, the dose range was 62.5-2,000 µg/mL. Method used was 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT) assay. Data were analyzed by Mann-Whitney U test. The p value was set at 0.05.Results: Ethanol-soluble fraction of A. muricata leaves extract water extract (ESFAM) leaves extract had cytotoxicity effects on DLD-1 as well as COLO 205 cell line, as shown by the lower IC50 compared to 5-fluorouracil and placebo, 20.59 μg/mL and 654.9μg/mL, respectively. Serum of subjects supplemented with extract significantly induced caspase 9 (p=0.001) activity of DLD-1 colorectal cancer cell line, but not for caspase 8 activity (p=0.372).Conclusion: The study's results suggest the cytotoxicity potential of  A. muricata  leaves extract  in in vitro and ex vivo studies.