Shinta Prawitasari
Department Of Obstetrics And Gynaecology, Faculty Of Medicine, Public Health And Nursing, Universitas Gadjah Mada/Dr Sardjito Hospital, Yogyakarta, Indonesia

Published : 63 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Reproduksi

Pengaruh Metode Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Kader tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Hanifah Mirzanie; Shinta Prawitasari; Shofwal Widad
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.393 KB) | DOI: 10.22146/jkr.42373

Abstract

Latar Belakang: Kanker leher rahim adalah penyebab kematian wanita terbanyak kedua di Indonesia. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan deteksi dini. Untuk mencapai cakupan deteksi dini yang baik perlu peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya, faktor risiko, pencegahan, dan deteksi dini.Tujuan Penelitian: Membandingkan efektivitas metode promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap para kader kesehatan mengenai deteksi dini kanker leher rahim.Metode penelitian: Quasi eksperimental. Subyek adalah kader kesehatan Kecamatan Gedongtengen. Intervensi berupa penyuluhan dengan leaflet atau tanpa leaflet mengenai deteksi dini kanker leher rahim. Desain penelitian adalah pre-test dan post-test. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dengan 30 pertanyaan pengetahuan dan 19 pertanyaan sikap yang dinyatakan sahih dan andal melalui uji korelasi Perason. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon, Uji Mann Whitney, uji korelasi Pearson dan uji regresi linier berganda.Tempat penelitian: Kecamatan Gedongtengen, Daerah Istimewa YogyakartaHasil: Dari 128 responden, penyuluhan dengan atau tanpa leaflet meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan secara bermakna (p =0,000), tetapi besar peningkatan ini tidak berbeda secara bermakna (p=0,175 dan p=0,740). Variabel luar yang berpengaruh dengan korelasi negatif pada peningkatan pengetahuan adalah penghasilan (p=0,006). Variabel luar yang berpengaruh pada peningkatan sikap dengan korelasi negatif adalah pendidikan (p=0,009).Kesimpulan: Penyuluhan dengan atau tanpa pemberian leaflet tidak berbeda untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan.Kata kunci: deteksi dini; kanker leher rahim; kader kesehatan; promosi kesehatan
Efikasi Misoprostol Rektal Intraoperasi Seksio Cesarea Versus Oksitosin dalam Mengurangi Jumlah Perdarahan untuk Mencegah Perdarahan Post Partum Milhan Milhan; Ariawan Soejoenoes; Shinta Prawitasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.344 KB) | DOI: 10.22146/jkr.48773

Abstract

Latar Belakang : Perdarahan post partum adalah salah satu etiologi kematian ibu. Setelah operasi caesar, uterotonik dalam bentuk infus oksitosin (20-40 IU) atau misoprostol rektal (200-600 μg) diberikan untuk kontraksi uterus pasca operasi pada pasien pada risiko perdarahan post partum. Penelitian ini dibuat membandingkan kedua agen uterotonik  tersebut.Tujuan : Mengetahui perbandingan penggunaan misoprostol rektal tiga tablet (600 ugr) dan penggunaan oksitosin 20 IU  selama operasi seksio cesarea dalam mengurangi jumlah perdarahan untuk mencegah perdarahan post partum di fasilitas kesehatan tingkat lanjut.Metode : Penelitian ini adalah  double blind randomised controlled trial. Populasi penelitian adalah pasien rawat inap ruang kebidanan dan kandungan RSUD Datu Sanggul, Rantau. Besar sampel ditentukan dengan rumus Kirkwood dan Steme sebesar 98. Secara acak peserta dibagi ke kelompok misoprostol dan oksitosin. Farmasi menyediakan obat penelitian dan plasebo dalam bentuk yang tidak dapat dikenali. Untuk kelompok misoprostol disiapkan tablet misoprostol 600 μg untuk digunakan secara rektal ditambah spuit yang sudah diisi sebelumnya larutan saline normal. Kelompok oksitosin disiapkan tablet plasebo untuk digunakan secara rektal ditambah jarum suntik dengan oksitosin 20 IU dan larutan normal saline.Hasil dan Pembahasan: Didapatkan kelompok 1 (misoprostol) dari 42 sampel, yang mengalami perdarahan kurang dari 1000 ml sebanyak 41 sampel (97,6%) dan yang perdarahan lebih dari atau sama dengan 1000 ml sebanyak 1 sampel (2,38%). Sedangkan kelompok 2 (oksitosin) dari 42 sampel yang mengalami perdarahan kurang dari 1000 ml sebanyak 36 sampel (85,7% ) dan yang perdarahan lebih dari 1000 ml sebanyak 6 sampel  (14,3% )Kesimpulan: Ada perbedaan bermakna antara jumlah perdarahan kelompok misoprostol dengan jumlah perdarahan kelompok oksitosin. Karena mean rank kelompok misoprostol lebih rendah dapat disimpulkan bahwa: “Jumlah perdarahan pada penggunaan misoprostol rektal tiga tablet (600 ugr) lebih sedikit dibanding penggunaan oksitosin 20 IU selama operasi seksio cesarea”. Di antara variabel-variabel perancu, riwayat partus lama dan adanya faktor keterlambatan, berhubungan dengan  jumlah perdarahan. Variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi jumlah atau banyaknya perdarahan adalah variabel “ada terlambat/tidak”. Kata Kunci: Jumlah Perdarahan, Oksitosin, Misoprostol, Perdarahan Postpartum
Hubungan Maternal Early Obstetric Warning Score (MEOWS) dengan Perawatan di Intensive Care Unit pada Pasien Preeklamsia Berat di RSUP DR. Sardjito Yosi Tamara; Muhammad Lutfi; Shinta Prawitasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.652 KB) | DOI: 10.22146/jkr.49330

Abstract

Latar Belakang: Preeklamsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Preeklamsia dapat setiap saat mengalami perburukan, sehingga dibutuhkan suatu metode yang mudah digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi adanya perburukan. Salah satunya adalah Modified Early Obstetrics Warning Score (MEOWS) yang merupakan salah satu parameter untuk memudahkan mendeteksi secara dini adanya risiko tinggi pada pasien obstetri. Diharapkan perburukan yang terjadi dapat dicegah atau dikurangi risikonya dengan menempatkan pasien preeklamsia berat menurut level of care disesuaikan dengan kebutuhan pasien.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mencari cut off point skor MEOWS pada pasien preeklamsia berat dalam menentukan tempat perawatan.  Metode: Penelitian dengan desain kohort retrospektif. Data diambil dari rekam medis, dengan subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian dikumpulkan, diolah dan dilakukan analisis data univariat, bivariat dan multivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel.Hasil dan Pembahasan: Sampel pada penelitian ini berjumlah 187 subyek penelitian. Karakteristik skor MEOWS IGD ≥8 berjumlah 70 subyek dan skor MEOWS IGD <8 berjumlah 117 subyek. Pasien yang dirawat di ICU berjumlah 15 subyek dan yang dirawat selain di ICU berjumlah 174 subyek. Hasil perhitungan mendapatkan nilai cut off point skor MEOWS adalah 7,5 (dibulatkan menjadi skor 8). Terdapat hubungan bermakna antara skor MEOWS ≥8 dengan perawatan di ICU (RR 3,34; CI 95%: 1,19-9,38). Terdapat hubungan yang bermakna juga antara skor MEOWS ≥ 8 dengan kejadian bayi IUFD (RR 9,91; CI 95%: 2,098-40,27).Kesimpulan: Pasien preeklamsia berat dengan skor MEOWS ≥8 memiliki risiko untuk dirawat di ICU 3,34 kali lipat dibandingkan dengan pasien preeklamsia berat dengan skor MEOWS <8. Pasien preeklamsia berat dengan skor MEOWS ≥8 memiliki risiko untuk kejadian bayi IUFD 9,91 kali lipat dibandingkan dengan pasien preeklamsia berat dengan skor MEOWS <8.  Kata Kunci: Modified Early Obstetric Warning Score (MEOWS); preeklamsia berat; intensive care unit 
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Prognosis Fetal dan Maternal pada Kehamilan dengan Kanker Ovarium Efriyan Imantika; Shinta Prawitasari; Diah Rumekti Hadiati
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.597 KB) | DOI: 10.22146/jkr.51766

Abstract

Background: Pregnancy complicated by ovarian cancer presents relation between controlled growth in pregnancy and uncontrolled growth in cancer. The management of pregnancy illustrate conflict between optimal maternal therapy and fetal life for best prognosis at all. The incidence was low but it occured in reproductive age women and most found in the first pregnancy. It is important to analyze factors that improve the prognosis of pregnancy and appropiate management to prevent fetal and maternal morbidity and mortality. Objectives: To analyze factor on pregnancy complicated by ovarian cancer that improve fetal and maternal prognosisMethods: This is descriptive analytic study with cohort retrospective design using medical records of pregnancy patient complicated by ovarian cancer that underwent treatment at Sardjito Hospital Yogyakarta on 2010, January till 2017, December. All statistical analysis were done by statistic software for computer.Results: There were 18 research subjek had been undergone treatment at Sardjito Hospital for 8 years. Factors on pregnancy related to prognosis of pregnancy complicated by ovarian cancer were late gestational age at the cancer diagnosis and epithelial histopathology type. That factors have better prognosis than early gestational age and non-epithelial histopathology clinically (p=0.18; CI 95% 0.4-104.2; OR 6,5) and (p=0.29; CI 95% 0.36-30.12; OR 3.28). Timing of surgery intervention improve prognosis of pregnancy statistically and clinically significant (p=0.02; OR=4.2). Conclusion: Factors on pregnancy complicated by ovarian cancer that is late gestational age at the cancer diagnosis, epithelial histopathology type and timing of surgery intervention type II-III improved fetal and maternal prognosis. Best management of pregnancy lead to better prognosis.Keywords: prognosis of pregnancy, ovarian cancer. 
Perbandingan Pemberian Parasetamol Oral dan Ketorolak Intravena dalam Membantu Keberhasilan Menyusui Pasca Seksio Sesarea Dalri Nur Fidina; Ahsanudin Attamimi; Shinta Prawitasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.713 KB) | DOI: 10.22146/jkr.53481

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemberian parasetamol 1000 mg oral dan injeksi ketorolak 30 mg intravena dalam mengatasi nyeri terhadap keberhasilan menyusui pasca seksio sesarea. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non blinding, randomized controlled trial yang membagi subyek penelitian menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapat injeksi ketorolak 30 mg intravena dan kelompok perlakuan adalah yang mendapat parasetamol 1000 mg per oral yang kemudian dinilai nyeri dengan VAS dan keberhasilan menyusui dengan skor LATCH pada 24 jam setelah seksio sesarea. Chi square serta risiko relatif dipakai untuk uji statistik untuk membandingan 2 proporsi. Hasil: Penelitian ini melibatkan 86 subjek. Pada pemberian parasetamol 1000 mg per oral dan ketorolak 30 mg intravena didapatkan hasil tidak perbedaan bermakna terhadap nyeri (RR 1,16; 95% CI 0,84-1,16). Angka keberhasilan menyusui pada kedua kelompok dengan efek tidak nyeri dan nyeri didapatkan hasil tidak berbeda bermakna secara statistik. Kesimpulan: Pemberian parasetamol 1000 mg per oral tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan pemberian injeksi ketorolak 30 mg intravena terhadap nyeri dan keberhasilan menyusui pasca seksio sesarea.   Kata Kunci: parasetamol, ketorolak, seksio sesarea, keberhasilan menyusui, nyeri
Hubungan antara Preeklampsia Berat Awitan Dini dengan Pertumbuhan Janina Terhambat pada Pasien Preeklamsia Beratdi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Miftakhul Muslichah; Shinta Prawitasari; Irwan Taufiqur Rachman
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.59812

Abstract

Latar      Belakang: Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) merupakan salah satu komplikasi janin yang sering terjadi pada pasien Preeklamsia Berat (PEB) dan eklamsia. Angka kejadian PEB awitan dini berkisar 5-20% dari keseluruhan kasus preeklamsia yang berhubungan dengan neonatal morbiditas dan mortalitas, dimana angka kejadian PJT sendiri berkisar 3-7%, sedangkan angka kejadian PEB awitan lanjut sebesar 75-80% dari keseluruhan kasus preeklamsia yang berhubungan dengan maternal morbiditas.Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara PEB awitan dini dan kejadian PJT di rumah sakit Sardjito Yogyakarta.Metode: rancangan penelitian adalah cross sectional study Populasi penelitian adalah pasien preeklamsia dengan janin tunggal yang lahir di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2013-2015. Sampel penelitian adalah pasien PEB berjumlah 135 subyek, PEB awitan dini 105 subyek, dan awitan lanjut 30 subyek. Uji chi square digunakan untuk menghitung prevalensi PJT pada PEB awitan dini dan lanjut. Stratifikasi mantel-haneszel dilakukan untuk menilai variabel perancu. Multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil dan Pembahasan: subyek dengan PEB awitan dini adalah 51 subyek (48,57%) yang mengalami PJT sedangkan awitan lanjut adalah 7 subyek (23,33%). Subyek dengan PEB awitan dini dan preeklamsia genuine memiliki prevalensi PJT lebih tinggi RP (CI 95%)=2,453 (1,170-5,141) dan p=0,007. Prevalensi PJT pada PEB awitan dini, OR (CI95%)=3,257 (1,244-8,530) dan p=0,016; usia OR (CI 95%)=0,488 (0,202–1,178) dan p=0,111; paritas OR (CI 95%)=1,159 (0,461–2,912) dan p=0,11; jenis PE OR (CI 95%)=0,730 (0,294–1,814) dan p=0,498; dan derajat proteinuria OR (CI 95%)=0,955 (0,464–1,968) dan p=0,901. Kesimpulan: PEB awitan dini mempunyai hubungan yang signifikan dengan PJT. Kata kunci: PEB; PEB awitan dini; PEB awitan lanjut; PJT.
Hubungan antara Stres dan Pola Menstruasi pada Remaja Perempuan Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Yogyakarta Hardiknas Steven Saneba; Nuring Pangastuti; Shinta Prawitasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.65753

Abstract

Latar Belakang: Perubahan pada siklus menstruasi dapat disebabkan oleh kelainan primer maupun sekunder pada organ reproduksi. Stres merupakan salah satu penyebab gangguan sekunder pada sistem reproduksi yang dapat menyebabkan functional hypothalamic amenorrhea (FHA), premature ovarian failure (POF), atau perubahan pada karakteristik siklus menstruasi melalui penekanan pada aksis hipotalamus-pituitari-gonad. Beberapa penelitian mendukung pernyataan ini, namun masih terdapat variasi untuk mengidentifikasi ambang batas dimana tingkat stres dapat mengganggu siklus menstruasi.Tujuan: Mengetahui bagaimana hubungan antara stres dengan gangguan menstruasi pada remaja perempuan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di  kota Yogyakarta.Metode: Metode penelitian ini adalah Cross-sectional. Subyek penelitian terdiri dari remaja perempuan kelas X dan XI SMA Negeri di kota Yogyakarta yang berusia 15-18 tahun dan data-data diperoleh melalui pengisian kuesioner online. Gangguan menstruasi ditentukan berdasarkan kriteria The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) abnormal uterine bleeding (AUB) system-1 tahun 2018 yang direvisi. Tingkat stres diukur melalui skor Perceived Stress Scale (PSS) dan variabel luar yang dievaluasi adalah indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan intensitas sedang. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan  analisis regresi logistik.Hasil: Dari total 596 responder yang memenuhi kriteria inklusi, prevalensi tingkat stres tinggi sebesar 70,47% dan gangguan menstruasi sebesar 43,29%. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres tinggi (p= 0,830; RP 1,022), indeks massa tubuh (p= 0,542; RP 1,094), maupun aktivitas fisik intensitas sedang (p= 0,717; RP 1,045) terhadap gangguan menstruasi. Hasil yang sama ditunjukkan melalui analisis multivariat.Kesimpulan: Tingkat stres tinggi ditemukan pada sebagian besar remaja perempuan di kota Yogyakarta, namun tidak terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap gangguan menstruasi.Kata kunci: gangguan menstruasi, stres, remaja perempuan
Ketepatan Rumus Risanto untuk Memprediksi Berat Lahir Janin pada Ibu dengan Berat Badan Berlebih Nadia Mutiara Zahra; Shinta Prawitasari; Vicky Admiral Aprizano; Muhammad Nurhadi Rahman; Risanto Siswosudarmo
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.64595

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Pengukuran taksiran berat janin (TBJ) harus dilakukan seakurat mungkin agar dapat mencerminkan keadaan janin yang sesungguhnya guna merencanakan manajemen persalinan. Rumus Risanto adalah salah satu rumus TBJ yang yang praktis digunakan dengan memanfaatkan komponen tinggi fundus uteri (TFU). Namun, sering kali, penentuan TFU pada ibu hamil dengan berat badan berlebih sulit dilakukan secara teliti, akibat dari tingginya ketebalan lemak subkutan abdomen. Sehingga, terdapat kemungkinan penurunan ketepatan pengukuran TBJ menggunakan TFU pada ibu dengan berat badan berlebih.Tujuan: Untuk menilai ketepatan rumus Risanto dalam memprediksi berat lahir janin pada ibu dengan berat badan berlebih.Metode: Desain penelitian nested cross sectional, yang bersarang pada penelitian induk oleh author pada tahun 2018. Subjek yang terlibat yakni ibu hamil aterm dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥25 kg/m2 di RSUP dr Sardjito dan beberapa RS jejaring. Selisih antara rata-rata taksiran berat janin rumus Risanto (TBJR) dan berat bayi lahir (BBL) dianalisis menggunakan paired t-test. Kemudian, TBJR dinilai ketepatannya menggunakan rata-rata persentase kesalahan absolut, serta proporsi kasus yang berada pada persentase kesalahan absolut ≤5%, ≤10%, ≤15%, dan ≤20%. TBJ dikatakan akurat apabila rata-rata persentase kesalahan absolut ≤10% dan/atau jumlah kasus dengan TBJ yang berada pada rentang ± 10% dari BBL sebanyak >75%.Hasil dan Pembahasan: Dari 205 subjek penelitian didapatkan rata-rata TBJR sebesar 3050,49 ± 421,96 gram (rentang 1995-4745 gram). Sedangkan, rata-rata BBL sebesar 3129,29 ± 406,67 gram (rentang 1800-4880 gram). TBJR cenderung memberikan hasil taksiran yang lebih kecil daripada BBL, dengan selisih rerata diantara keduanya (∆mean) sebesar 78,8 gram (95% CI: 50,031-107,569 dan nilai P=0,000). Artinya terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik. Namun, apabila ∆mean diubah kedalam persentase maka akan didapatkan selisih rata-rata sebesar 2,52%. Selain itu, didapatkan rata-rata persentase kesalahan absolut sebesar 5,8 ± 4,11 %. Apabila dilihat proporsi data yang berada pada persentase kesalahan absolut ≤5%, ≤10%, ≤15%, dan ≤20%, maka berturut turut didapatkan cakupan sebesar 47,3%, 85,9%, 96,6%, dan 100% dari keseluruhan data.Kesimpulan: Rumus Risanto dapat dikatakan akurat dalam memperkirakan BBL pada ibu dengan berat badan berlebih berdasarkan indikator rata-rata persentase kesalahan absolut ≤10% dan jumlah kasus dengan TBJR yang berada pada rentang ±10% dari BBL sebanyak >75%. AbstractBackground: Estimated Fetal Weight (EFW) needs to be as accurate as possible to reflect the actual condition of the fetus for labor-management planning. Risanto’s formula is one of the easy to use formula to estimate fetal weight using fundal height (FH). But, oftentimes, the measurement of fundal height in overweight pregnant mothers is hard to be done precisely due to the thickness of the abdominal subcutaneous fat layer. Therefore, there is a possibility of a decrease in EFW’s accuracy in overweight mothers by using FH measurement.Objective: To determine the accuracy of Risanto’s formula in estimating fetal weight in overweight mothers.Method: It was a cross-sectional study nested within research by author in 2018. Mothers at term pregnancies with body mass index (BMI) ≥25 kg/m2 from Sardjito and affiliated hospitals were included in the study. The difference between the mean Risanto’s estimated fetal weight (R_EFW) and the mean actual birth weight (ABW) was analyzed using a paired t-test. Later on, the accuracy of R_EFW was analyzed based on the mean absolute percentage error and the number of cases within ≤5%, ≤10%, ≤15%, and ≤20% absolute percentage error. EFW can be defined as accurate if the mean absolute percentage error is ≤10% and/or the number of EFW within ± 10% from the ABW is >75%.Results and Discussion: From the 205 research subjects, the mean R_EFW was 3050,49 ± 421,96 gram (ranged from 1995 to 4745 gram), while the mean ABW was 3129,29 ± 406,67 gram (ranged from 1800-4880 gram). Risanto’s formula tends to give a smaller estimation compared to the ABW with the mean difference (∆mean) between the two was 78,8 gram (95% CI: 50,031-107,569 and P=0,000). The mean difference was statistically significant. But, if we convert the ∆mean into a percentage, the mean difference was 2,52%. Other than that, the mean absolute percentage error was 5,8 ± 4,11 %. The number of case within the absolute percentage error of ≤5%, ≤10%, ≤15%, and ≤20% was 47,3%, 85,9%, 96,6%, and 100% from the overall data in consecutive order.Conclusion: Risanto’s formula was accurate in estimating fetal birth weight in overweight mothers based on the two indicators, in which the mean absolute percentage error was ≤10% and the number of cases within the ± 10% from the ABW was >75%.
Infeksi Covid-19 pada Ibu Hamil dan Kejadian Anomali Kongenital: Scoping Review Patricia Alika Kurniawan; Eugenia Maria Alodia Hartono; Shinta Prawitasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.74685

Abstract

Latar belakang: Covid-19 (coronavirus disease 2019) disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Coronavirus (SARS-CoV 2). Ibu hamil memiliki risiko lebih untuk terkena infeksi, termasuk infeksi covid-19. Transmisi vertikal dari ibu hamil ke janin tampaknya tidak terjadi pada infeksi covid-19, namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa laporan menemukan adanya maternal vascular malperfusion dan intervilositis histiositik kronis dengan nekrosis tropoblas pada plasenta ibu yang terinfeksi covid-19, dimana dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan janin dalam rahim. Hingga saat ini, dampak infeksi SARS-CoV 2 pada kehamilan masih banyak belum diketahui. Namun demikian, infeksi SARS-CoV 2 memiliki potensi untuk menyebabkan komplikasi kehamilan pada trimester 1 meliputi keguguran dan anomali kongenital.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh infeksi covid-19 pada ibu hamil dan kejadian anomali kongenital pada janin.Metode: Penelitian ini menggunakan metode scoping review. Jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan dikumpulkan dan dianalisis. Kriteria inklusi yakni jurnal yang membahas infeksi covid-19 pada ibu hamil terkait luaran bayi dengan kelainan kongenital. Kriteria eksklusi meliputi jurnal yang tidak berbahasa inggris ataupun tidak full text. Pencarian jurnal dilakukan di PubMed. Hasil tinjauan data disajikan dalam bentuk tabel.Hasil dan Pembahasan: Penelitian dilakukan pada 9 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 6 jurnal tidak menunjukkan adanya hubungan anomali kongenital pada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi covid 19. Tiga dari enam jurnal tersebut tidak menemukan anomali kongenital, sedangkan tiga jurnal lainnya secara berurutan menyatakan tidak adanya hubungan antara infeksi covid-19 maternal dengan gangguan pendengaran, penyakit jantung bawaan, serta perlambatan perkembangan saraf (gangguan pendengaran dan retinopati prematuritas) bayi. Satu jurnal menyimpulkan adanya hasil peningkatan abnormalitas transien motorik halus yang signifikan. Satu jurnal menyimpulkan adanya kemungkinan abnormalitas mata yang disebabkan oleh transmisi fetomaternal covid-19 atau efek indirek dari infeksi covid-19 maternal pada saat perkembangan traktus optikus. Satu jurnal lainnya tidak dapat menyimpulkan hasil abnormal MRI otak pada 3 subyek bayi memiliki korelasi dengan paparan covid 19 pada saat kehamilan. Adapun sebanyak dua jurnal menemukan adanya insufisiensi plasenta pada subyek yang terinfeksi covid-19.Kesimpulan: Hubungan antara anomali kongenital dan infeksi covid-19 maternal masih perlu diteliti lebih lanjut. Hingga saat ini, belum dapat disimpulkan apakah infeksi covid-19 pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya anomali kongenital pada janin.
Hubungan Seksio Sesarea Crash dengan Luaran Maternal di RSUP Dr.Sardjito Satriagraha, Oky Ardian; Prawitasari, Shinta; Siswishanto, Rukmono
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.94728

Abstract

Background: Crash caesarean section is performed because there is a life-threatening condition to the mother or fetus. The duration between a decision is made to perform a caesarean section until delivery the baby is termed decisions to delivery interval (DDI) or response time. Response time of 30 minutes from the decision to baby delivered is considered to prevent complications and worsen maternal conditions.Objective: To assess the relationship between response time in crash caesarean section with maternal outcome at Dr. Sardjito Hospital.Method: This study was cross sectional method using secondary data from the medical record. The subjects were all pregnant women who underwent crash caesarean section and met the inclusion criteria from January 2021 to December 2022 at Dr. Sardjito Hospital.Results and Discussion: There were 38 cases that met the criteria from 114 cases of crash caesarean section during the period January 2021 to December 2022. From the data obtained, response time of £ 30 minutes was 4 (10,5%) cases and response time > 30 minutes was 34 (89,5%) %) cases. There was no significant relationship between the duration of response time and the maternal outcomes of ICU care, blood transfusion, length of hospital stay, or surgical wound infection (p>0,05). From bivariate analysis, maternal outcomes ICU care was statistically significant relationship of preoperative Hb level <8 g/dL (p=0,003; RR 2,500; 95% CI 1,613-3,875) and severe antepartum hemorrhage (p=0,000; RR 9,880; 95% CI 1,484-65,787). From bivariate analysis, severe antepartum hemorrhage was statistically significant against maternal outcomes blood transfusion (p=0,000; RR 2,600; 95% CI 1,307-5,171).Conclusion: There was no relationship between the duration of response time for crash caesarean section based on maternal indications with maternal outcomes (ICU care, blood transfusion, length of hospital stay, and surgical wound infections) at Dr. Sardjito Hospital. There is a significant relationship between severe antepartum hemorrhage with maternal outcomes of ICU care and blood transfusion. Keywords: crash caesarean section, response time, DDI, maternal outcome
Co-Authors Adi Heru Sutomo Adintyo Rahman, Muhammad Nur Adolfina Nilasari Ahsanudin Attamimi Ajeng Arumsari Yayi Pramesti, Ajeng Arumsari Amiruddin Amiruddin Anisa, Tiara Aulia Ardhanu Kusumanto Ariawan Soejoenoes Astuti, Dyah Puji Beti Wulansari Brantas Prayoga Carla Raymondalexas Marchira Carla Raymondalexas Marchira, Carla Raymondalexas Chairunisa, Ratu Chamy Rahmatiqa Dalri Nur Fidina Diah Rumekti Hadiati Diannisa I E Sangun Efriyan Imantika Eka Mega Sari Ernawati Ernawati Eugenia Maria Alodia Hartono Evi Septiani Fidina, Dalri Nur Hafizh, Muhammad Raihan Hanif Reza Hanifah Mirzanie Harahap, Sarah Geltri Hardiknas Steven Saneba Herlina Pradjatmo Heru Pradjatmo ika putri ika putri Indraswari, Lathifa N Irwan Taufiqur Rachman Ismail Joko Sutresno Kartika Wijayanti Kartika Wijayanti Lathifa N Indraswari Leo Prawirodihardjo Leo Prawirodihardjo Leo Prawirodihardjo Lisa Soldat Ludovikus, Ludovikus Madarina Julia Madarina Julia Mailintina, Yurita Maya Safitri Miftakhul Muslichah Milhan Milhan Milhan Milhan, Milhan Mirzanie, Hanifah Mohammad Hakimi Mora Claramita muhammad hafiizh, muhammad Muhammad Hakimi Muhammad Hakimi Muhammad Lutfi Muhammad Lutfi Muhammad Nurhadi Rahman Muslichah, Miftakhul Nadia Mutiara Zahra Nani Emma Nani Emma Naufal, Hanif Zain Nuring Pangastuti Nuring Pangastuti Nuring Pangastuti, Nuring Ova Emilia Panjaitan, Ribka Sabarina Patricia Alika Kurniawan Pradjatmo, Herlina Prima Daniyati Kusuma Prima Daniyati Kusuma Rahmaningsih, Ary Ramba, Hardin La Refti, Weni Guslia Ridwan, Rizal Risanto Siswosudarmo Rizal Ridwan Rohmah, Ulfa Nur Rukmono Siswishanto Sangun, Diannisa I E Santi Yuliani Saputra, Aldi Sari, Eka Mega Satriagraha, Oky Ardian Shofwal Widad Sibualamu, Khalida Ziah Siswanto Agus Wilopo Soejoenoes, Ariawan Suarti, Ni Made Sumarah Sumarah Sumarah Sumarah Sumarni Sumarni Sutresno, Ismail Joko Tamara, Yosi Tri Setyaningsih Udayani, Ni Putu Eka Chandra Vicky Admiral Aprizano Wahyudi Istiono Wenny Wenny Wenny, Wenny Winda Nurmayani M Yari, Yarwin Yayuk Hartriyanti Yosi Tamara