Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Manusia dan Lingkungan

ISOLASI, SKRINING DAN IDENTIFIKASI JAMUR XILANOLITIK LOKAL YANG BERPOTENSI SEBAGAI AGENSIA PEMUTIH PULP YANG RAMAH LINGKUNGAN (Isolation, Screening and Identification Xylanolytic Local Fungi that Potentially as Pulp Bleaching Agents) Elisa Nurnawati; Sebastian Margino; Erni Martani; Sarto Sarto
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 21, No 3 (2014): November
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18559

Abstract

ABSTRAKXilanase merupakan enzim yang berfungsi luas dalam bidang industri. Xilanase digunakan sebagai perlakuan awal proses pemutihan kertas di industri pulp dan kertas sehingga dapat mengurangi penggunaan senyawa klorin yang berbahaya bagi lingkungan. Xilanase yang cocok digunakan dalam industri pulp dan kertas seharusnya bebas dari aktivitas selulase. Jamur merupakan salah satu kelompok mikrobia yang mampu menghasilkan xilanase. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat jamur unggul lokal penghasil xilanase dari tanah yang diasumsikan memiliki kandungan xilan tinggi. Tanah di sekitar industri pulp dan kertas; hutan akasia di Kab. Muara Enim dan Ogan Ilir, Sumatera Selatan; hutan Wanagama, Yogyakarta; penggergajian kayu di kota Palembang dan Yogyakarta serta TPA Palembang digunakan sebagai sumber isolat jamur. Berdasarkan skrining awal dalam media basal xilan agar diketahui bahwa dari 111 isolat jamur yang diperoleh, sebagian besar mempunyai potensi menghasilkan xilanase, akan tetapi hanya 12 isolat yang mempunyai kemampuan xilanolitik tinggi. Skrining selanjutnya dilakukan pada media basal xilan cair menunjukkan bahwa jamur yang diidentifikasi sebagai Chaetomium globosum, Penicillium simplicissimum, Aspergillus tamarii dan Monocillium sp. berpotensi unggul dalam menghasilkan xilanase dibandingkan isolat lainnya berdasarkan aktivitas enzim spesifiknya. Keempat jamur tersebut diketahui juga memiliki aktivitas lignolitik dan selulolitik. Oleh karena itu, xilanase yang diproduksi ke empat jamur tersebut berpotensi dikembangkan sebagai agen pemutih pulp.ABSTRACTXylanase has great potential for industry application. Application of xylanase can be done in pretreatment of pulp bleaching in the pulp and paper industry. Enzyme application can reduce the use of chlorine compounds that are harmful to the environment. Therefore, xylanase that used in pulp bleaching should be free of cellulase activity. Fungi are one of the groups of microbes that are able to produce xylanase. The aims of this study was to obtain local xylanase-producing fungal isolates from soil that assumed contain of xylan. The source of fungal isolates were the soil around the pulp and paper industry; Acacia forests in the district Ogan Ilir and Muara Enim, South Sumatra; Wanagama, Yogyakarta; sawmills in Palembang and Yogyakarta; and Palembang landfill. Based on the initial screening in the agar basal medium, 111 fungal isolates were obtained. Most of them were the xylanase-producing fungi, but only 12 fungal isolates that have high xylanolytic capabilities. Further screening was performed on xylan liquid basal medium. The results showed that the fungus identified as Chaetomium globosum, Penicillium simplicissimum, Aspergillus tamarii and Monocillium have higher xylanase specific activity than the other isolates. They were also have lignolytic and cellulolytic activities. Therefore, fungal xylanase potentially developed as a pulp bleaching agent.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI JAMUR PENDEGRADASI ZAT PEWARNA TEKSTIL (Isolation and Characterization of dye-degrading Fungi) Erni Martani; Sebastian Margino; Elisa Nurnawati
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 18, No 2 (2011): Juli
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18817

Abstract

ABSTRAKIndustri tekstil tidak saja menghasilkan sandang yang merupakan kebutuhan primer manusia, tetapi juga mengeluarkan limbah yang berpotensi sebagai penyebab pencemaran lingkungan. Komponen utama limbah industri ini adalah berbagai jenis zat pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat-isolat jamur yang mampu mendegradasi beberapa jenis zat pewarna tekstil. Isolasi dilakukan menggunakan metode surface plating di atas medium Potato Dextrose Agar, dan seleksi kemampuan degradasi pewarna berdasarkan atas toleransi terhadap konsentrasi zat pewarna, serta besar dan kecepatan dekolorisasi beberapa jenis zat pewarna. Sebagai parameter awal digunakan enam zat pewarna tekstil. Isolat-isolat unggul kemudian diidentifikasi awal berdasar atas morfologi mikroskopis terhadap miseliumnya. Dalam penelitian ini juga digunakan beberapa kultur murni jamur pembusuk putih sebagai pembanding. Dalam penelitian ini digunakan limbah cair dan padat beberapa industri tekstil dan industri pulp & paper, tanah gambut dari Kalimantan Tengah dan Riau, tanah sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir, serta tanah seresah hutan. Dari berbagai sumber tersebut diperoleh 101 isolat jamur. Uji dekolorisasi kualitatif terhadap 6 zat pewarna menghasilkan 6 isolat unggul yang mampu mendekolorisasi lebih dari tiga jenis pewarna dengan kecepatan relatif tinggi. Masing-masing isolat unggul memiliki spesifikasi dalam daya dekolorisasi terhadap ke 6 jenis pewarna. Identifikasi awal terhadap isolat unggul menunjukkan bahwa mereka berasal dari genus Aspergillus, Cladosporium, Penicillium dan Stachybotrys. Sedangkan uji terhadap kultur jamur pembusuk putih sebagai pembanding menghasilkan 2 kultur unggul, yaitu: Phanerochaete chrysosporium dan Pleurotus ostreatus. Secara umum kemampuan dekolorisasi isolat-isolat jamur kebanyakan masih di bawah kemampuan kedua kultur murni tersebut, namun beberapa isolat justru memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan kultur pembanding.ABSTRACTThe aim of this study was to isolate textile dye degrading fungi from many kinds of sample. Isolation was done using surface plating method on Potato Dextrose Agar medium. Degradation ability was measured based on dye decolorization of agar medium. The selection of isolates was based on ability to decolorize some types of dye, rate of decolorization, and tolerance to dye concentration, respectively. Six kinds dye, namely Basic fuchsin, Crystal violet, Direct blue, Methylene blue, Rhodamine B, and Safranine were used in this study. Six species of lignin degrading white rot fungi were used as positive controls. More than 100 fungal strains could be isolated from waste water and solid wastes of textile and pulp & paper industries, peat soils from Central Kalimantan and Riau, and forest soil. Examination on dye decolorization resulted in 6 selected isolates (coded as JKNT-1, JKSC-1, KRMS 5, TPA-4, TPA-10, and JYGC-1; and 2 species of lignin degrading white rot fungi, namely Phanerochaete chrysosporium and Pleurotus ostreatus. Decolorization of dye was depended on the fungal species and type of dye, i.e. one species decolorized some dyes but not the others. Methylene Blue was decolorized more readily than other dyes. In general, dye decolorization activity of fungal isolates was lower than the lignin degrading fungi. Microscopic examination indicated that the isolates of JKNT 1 and KRMS-5 were come from the genus Penicillium, the genus of JKSC-1 was Stachybotrys, the TPA-4 and JYGC-1 were Cladosporium, and TPA-10 isolate was included in genus of Aspergillus.