Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kolaboratif Sains

Asuhan Keperawatan Pada An. A Usia 26 Bulan Implementasi Terapi Komperes Bawang Merah Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Dengan Diagnosis Keperawatan Hipertermia Di Wilayah Kerja Uptd Talise: Nursing Care For 26-Month-Old A, Implementing Shallot Compress Therapy To Reduce Body Temperature With The Nursing Diagnosis Of Hyperthermia In Talise Public Health Center Working Area Zahra Rusli, Siti; Iriani, Indri; Rabiah, Rabiah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 10: Oktober 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i10.8674

Abstract

Latar Belakang Hipertermia merupakan suatu kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas batas normal (>38°C), yang sering terjadi pada anak usia balita sebagai respon terhadap infeksi atau gangguan sistem tubuh lainnya. Kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti dehidrasi, kejang demam, hingga gangguan neurologis jika tidak ditangani dengan tepat. Tujuan penelitian ini untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada An. A Usia 26 Bulan Implementasi Terapi Kompres Bawang Merah Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Dengan Diagnosis Keperawatan Hipertermia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi kasus deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah klien anak dengan diagnosis hipertermia yang berada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Talise, sampel adalah klien anak dengan masalah hipertermia. Hasil penelitian dari pengkajian yang di lakukan kepada An. A di temukan data subjektif ibu klien mengatakan klien demam sejak 2 hari yang lalu, demam dirasakan pada malam hari, batuk berdahak, gelisah, rewel, flu dan sulit tidur klien juga nampak suhu tubuh meningkat diatas batas normal, kulit teraba hangat, gelisah dan rewel. Tanda-tanda vital : TD= 106/63 mmhg, N= 150x/mnt, S= 38,4°C, RR= 55 x/mnt.diagnosa yang ditemukan pada anak an. A yaitu hipertermia. Setelah diberikan terapi kompres bawang merah terjadi penurunan suhu tubuh yaitu pada implementasi h-1 didapatkan hasil tubuh dari di dapatkan hasil suhu tubuh dari 38,4°C menjadi 38,0°C. Pada implementasi hari ke 2 di temukan hasil suhu tubuh dari 37,9°C menjadi 37,7°C dan pada implementasi hari ke 3 di temukan hasil suhu tubuh dari 37,6°C menjadi 36,6°C. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa adanya penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat. Pada hari pertama pengkajian didapatkan hasil suhu tubuh 38,4°C. Setelah dilakukan tindakan terapi kompres bawang merah sampai hari ke-3, suhu tubuh menurun menjadi 36,6°C.
Implementasi Manajemen Nutrisi pada Ny.N Kasus Diabetes Melitus dengan Masalah Defisit Nutrisi Di Ruangan Seroja Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah: Nutrition Management Implementation In Mrs N Case Of Diabetes Mellitus With Nutrition Deficit Problems In Seroja Room Undata General Hospital Central Sulawesi Province S, Kasmawati; Febrianti, Nur; Rabiah, Rabiah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 2: FEBRUARI 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i2.4336

Abstract

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki 2 tipe yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 1 berasal dari faktor genetik, lingkungan, usia, faktor lain pada diabetes tipe 2 antara lain gaya hidup dan obesitas. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi kasus deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah, sampel adalah pasien dengan masalah defisit nutrisi pada kasus diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian dari pengkajian yang dilakukan pada Ny.N ditemukan data subjektif, Ny.N mengatakan sesak nafas ± 10 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dada, batuk berdahak, rasa lelah, mual dan muntah. Saat dilakukan pengkajian pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37oC, RR : 22 x/menit, Ny.N tampak pucat, mukosa bibir kering, IMT dari Ny.N yaitu 18 kategori kurus. Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen nutrisi pada implementasi H-1 didapatkan hasil Ny.N tidak memiliki alergi pada makanan maupun minuman, BB 57 kg, Ny.N tidak menghabiskan makanan karena tidak nafsu makan, pada implementasi H-2 didapatkan hasil Ny,N menghabiskan makanan hanya setengah piring saja, pada implementasi H-3 didapatkan hasil Ny.N sudah mampu menghabiskan makanannya. Evaluasi yang didapatkan yaitu S: Ny.N mengatakan makan 3x sehari dan sudah mulai menghabiskan makanannya, O: Ny.N tampak sudah tidak pucat, A: masalah defisit nutrisi teratasi, P: Hentikan intervensi(pasien rencana pulang). Dari penelitian ini bahwa adanya perubahan status nutrisi membaik, dari implementasi H-1 makanan tidak dihabiskan, nafsu makan menurun, implementasi H-2 makanan dihabiskan hanya setengah piring saja kemudian di implementasi H-3 Ny.N makanan telah dihabiskan.