Claim Missing Document
Check
Articles

PENENTUAN DAERAH RAWAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Supriadi, Iffa Ocktafia; Dewi, Citra; Rahmadi, Eko
Jurnal Penelitian Geografi (JPG) Vol 10, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Geografi (JPG)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpg.v10i2.24186

Abstract

Kota Bandar Lampung menurut data dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung, kota ini merupakan daerah yang memiliki jumlah penyalahgunaan narkoba yang paling banyak dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk penentuan daerah rawan penyalahgunaan narkoba di Bandar Lampung menggunakan sistem informasi geografis. Metode yang digunakan yaitu scoring, pembobotan parameter menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan overlay seluruh parameter yang mempengaruhi suatu wilayah rawan terjadinya penyalahgunaan narkoba. Penerapan teknik overlay menggunakan sistem informasi geografis. Parameter yang digunakan yaitu kepadatan penduduk, tingkat kemiskinan, daerah kumuh, tingkat kriminalitas, tingkat pendidikan (tamatan), jenis pekerjaan, tingkat perceraian dan jarak ke terminal. Hasil perhitungan parameter menunjukkan tingkat kriminalitas adalah parameter yang paling dominan dengan bobot 25%, tingkat kemiskinan 17%, jenis pekerjaan 14%, kepadatan penduduk 12%, tingkat pendidikan 12%, jarak ke terminal 8% serta daerah kumuh dan tingkat perceraian memberi kontribusi terkecil dengan bobot 6%. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa daerah yang termasuk kategori sangat tinggi menjadi lokasi penyalahgunaan narkoba terdapat pada 32 kelurahan, kategori rawan terdapat 36 kelurahan dan cukup rawan terdapat 58 kelurahan. Dengan luas wilayah untuk tingkat sangat rawan 4032,207963 Ha (21,94%), rawan yaitu 5471,04702 Ha (29,78%) dan cukup rawan 8872,430536 Ha (48,28%). Kata Kunci: Penyalahgunaan Narkoba, Daerah Rawan, SIGDOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpg.v10.i2.24186 Full Text:PDF (BAHASA INDONESIA) ReferencesDona, F. M., & Setiawan, S. (2015). Pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di jawa timur dengan analisis regresi spasial. Jurnal sains dan seni ITS.Drs. Tricahyono N.H.,M.Si dan Siti Dahlia, S.Pd.,M.Sc. 2017. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis Dasar. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.Nadian Maretta. 2019. Kajian Lokasi Potensial Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Kabupaten Pesawaran Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) . Universitas Lampung.Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2018 Tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas TerhadapPerumahan umuh dan Permukiman KumuhPuslitdatin BNN RI dan Pulitkes UI. 2017. Hasil Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2017 BNN RI dan Pulitkes UI. Jakarta : BNN RI.Rahman, A. (2008). Penentuan Kriteria Yang Paling Berpengaruh Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di CV. Rimba Sentosa Sukoharjo.(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).Riyanto, P. EP, & Hendi Indelarko. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Yogyakarta: Penerbit Gava Media.Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. Pengantar Dasar-Dasar Statistika. Politeknik Kesehatan Surakarta.Setyaningrum, P., & Giyarsih, S. R. (2012). Identifikasi tingkat kerentanan social ekonomi penduduk bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta terhadap bencana lahar Merapi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia.Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : PT. Alfabet. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.Wibisono, Ari. 2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan daerah Rawan Kriminalitas di Polresta Kepolisian Resort Kota Surabaya Timur. Surabaya : ITS Surabaya.
Bantuan Teknis Pembuatan Peta Batas Dusun di Dusun Marga Taqwa Desa Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Sumanjaya, Erlan; Rahmadi, Eko; Novianti, Tika Christy; Mayasari, Rizka
Nemui Nyimah Vol. 3 No. 2 (2023): Nemui Nyimah Vol.3 No.2 2023
Publisher : FT Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/nm.v3i2.103

Abstract

Desa Natar merupakan desa dengan luas daerah terbesar sebesar 16,15 km2 terhadap luas kecamatan Lampung Selatan. Dengan luas yang dimiliki, desa Natar juga memiliki 16.143 penduduk dengan persentase pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 8,42% dari tahun 2010. Tingginya persentase pertumbuhan penduduk ini tentunya diiringi dengan pesatnya perkembangan wilayah tersebut, sehingga diperlukan adanya pembaharuan terkait batas wilayah administatif secara berkala. Hal ini senada dengan apabila ditinjau dari aspek spasial kewilayahan masih banyak wilayah desa yang belum memiliki batas yang jelas, dan peta wilayah desa dibuat sesuai kaidah peta yang terstandarisasi. Kondisi ini akan menyebabkan tidak jelasnya luas wilayah desa. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2016 tentang Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa sudah diatur dengan sangat jelas dan rinci. Oleh karena itu, untuk memenuhi data terbaru mengenai kondisi dusun yang berbasis spasial maka perlu dilakukan pemetaan situasi batas dusun. Berdasarkan kebutuhan yang diperlukan maka kami memberikan bantuan teknis berupa kegiatan pemetaan batas dusun di Dusun Marga Taqwa, Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Peta batas desa dibuat dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan metode RTK-NTRIP. Hasil dari pengabdian di dusun Marga Taqwa diperoleh sebanyak 113 koordinat batas dusun dengan total area membentang sebesar 173 Ha.
Analisis potensi daerah resapan air di Kabupaten Pringsewu - Propinsi Lampung Simanjuntak, Dessi Natalya; Rahmadi, Eko; Dewi, Citra
REKAYASA: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 26 No. 1 (2022)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rekrjits.v26i1.52

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah yang berpotensi sebagai daerah resapan air di Kabupaten Pringsewu.Kawasan resapan air sendiri sangat penting bagi Kabupaten Pringsewu untuk menanggulangi banjir maupun kekeringan. Oleh karena hal tersebut, maka perlu melakukan pemetaan denganPemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan untuk penentuan nilai harkat bobot masing-masing parameter menggunakan metode Analytichal Hierarchy Process (AHP). Hasil penentuan kawasan daerah resapan air menggunakan metode scoring, pembobotan dan overlay dengan menggunakan 5 parameter yaitu tutupan lahan, curah hujan, jenis tanah, kelerengan dan formasi batuan, serta sudah dilakukan validasi di lapangan dapat disimpulkan bahwa sudah cukup valid atau daerah resapan air dapat diterima. Dengan faktor yang paling berpengaruh yaitu tutupan lahan. Kabupaten Pringsewu masuk termasuk kategori berpotensi sebagai daerah resapan air karena 50% luasannya masuk kedalam tingkat berpotensi sebagai daerah resapan air. Dimana luasan terbesar untuk tingkat berpotensi sebagai daerah resapan air berada di kecamatan Pagelaran Utara yaitu sebesar 17%, sedangkan untuk luasan terkecil pada tingkat berpotensi sebagai daerah resapan air berada di kecamatan Banyumas sebesar 2.3%.
PENDEFINISIAN KOORDINAT ULP2 TERHADAP ITRF 2014 MENGGUNAKAN KOMBINASI SATELIT GPS DAN GLONASS Bimantara, Muhammad Bimo; Fadly, Romi; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1916

Abstract

Sistem satelit navigasi dalam perkembangannya saat ini tergabung dalam satu sistem, yaitu sistem GNNS. Sistem GNSS ini terdiri dari beberapa sistem satelit, yaitu GPS, Glonass, Galileo, Compass/Beidou, IRNSS, dan QZSS. Dengan semakin banyaknya sistem satelit GNSS yang beroperasi, maka jumlah satelit yang teramati akan lebih banyak, sehingga geometri satelit akan menjadi lebih baik dan lebih kuat, dan ketelitian serta parameter yang akan diestimasi juga akan semakin baik. Universitas Lampung memiliki satu titik ikat yaitu ULP1 akan tetapi kondisi lingkungan yang berada disekitar titik dapat menyebabkan menurunnya kualitas data yang didapatkan menggunakan pengamatan GNSS, sehingga perlu dilakukan pendefinisian koordinat definitif titik baru bernama titik ULP2 menggunakan sistem satelit GPS, GLONASS, dan kombinasinya.Penelitian ini berfokus pada pendefinisian titik ULP2 serta perbandingan ketelitian koordinat yang dihasilkan dari sistem satelit GPS, GLONASS, dan kombinasinya. Data yang digunakan dalam penelitian  ini meliputi data pengamatan GNSS doy 303 dan 304, serta data pendukung seperti: data pengamatan titik ikat,data final orbit, dan data broadcast ephemeris. Pengolahan menggunakan perangkat ilmiah GAMIT. Penelitian ini menghasilkan nilai koordinat definitif titik ULP2 yaitu -1669327,66710 (X), 6127212,68640 (Y), - 592068,03845 (Z), koordinat geodetik ialah -5,3620393069⸰ (lintang), 105,2400573554⸰(bujur) dan 130,56824 meter (tinggi elipsoid) dan untuk koordinat UTM zona 48S ialah 526596,3370 meter (Timur) dan 9407310,9970 meter (Utara). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, nilai koordinat yang dihasilkan dari sistem satelit GLONASS secara statistik tidak memiliki perbedaaan dengan nilai koordinat yang dihasilkan dari sistem satelit GNSS ataupun sistem satelit GPS.Kata Kunci: GNSS, definitif, ULP2, GAMIT
PENGUJIAN AKURASI DAN KETELITIAN PLANIMETRIK PADA PEMETAAN BIDANG TANAH SKALA BESAR MENGGUNAKAN WAHANA UDARA DJI PHANTOM 4 Prabowo, Panji; Murdapa, Fauzan; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1917

Abstract

Kebutuhan pengukuran dan pemetaan bidang tanah di Indonesia masih sangat tinggi, dimana masih banyak bidang-bidang tanah yang belum terpetakan. Untuk itu dibutuhkan metode pengukuran dan pemetaan bidangtanah yang efektif dan efisien untuk menunjang terlaksananya pemetaan bidang tanah tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan selain terestris adalah metode fotogrametri menggunakan wahana pesawat tanpa awak atau biasa disebut UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Pengujian ketelitian geometri dilakukan dengan berpedoman pada Perka BIG Nomor 15 Tahun 2014. Sedangkan pengujian ketelitian planimetrik dilakukan dengan membandingkan luas dan jarak dari sampel bidang-bidang tanah antara hasil pengukuran menggunakan UAV (metode fotogrametri) dengan hasil pengukuran terestris yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997. Pengujian akurasi yang dilakukan, seluruh orthofoto yang dihasilkan memenuhi standar ketelitian geometri peta RBI serta ketelitian peta dasar pendaftaran dengan nilai RMSE Horizontal sebesar 0,152 meter danRMSE Vertikal 0,296 meter. Selain itu, seluruh sampel memiliki topografi relatif terjal maupun landai yang di overlay kan dengan peta orthofoto, selisih luasan terkecil 0,0215 m² dengan toleransi kesalahan 12,734 m²,dan selisih luasan terbesar 12,2016 m² dengan toleransi kesalahan 32,703 m².Kata Kunci: Bidang Tanah, Ketelitian Geometri, Ketelitian Planimetrik, UAV  
PENDEFINISIAN KOORDINAT ULP2 UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP ITRF 2014 SERTA ANALISA PENGGUNAAN TIGA MACAM RECEIVER YANG BERBEDA Putri, Gita Nindya; Fadly, Romi; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1918

Abstract

Survei Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan suatu metode penentuan posisi yang dapat digunakan untuk menentukan Titik Kontrol Geodetik, baik untuk skala nasional, regional, atau global. Universitas Lampung telah memiliki titik kontrol BM (BenchMark) bernama ULP1. Pada saat ini, kondisi di sekitar titik ULP1 telah ditumbuhi banyak pohon tinggi.Hal tersebut dapat menjadi objek penghalang sinyal satelit dan menyebabkan kesalahan yang serius pada hasil ketelitian posisi jika dilakukan pengukuran. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian pengamatan GNSS untuk mendefinisikan titik kontrol baru yaitu titik ULP2. Titik ULP2 berada di Universitas Lampung tepatnya dijalan depan Perpustakaan Unila. Periode penelitian dimulai tanggal 30 Oktober 2018 hingga 28 Januari 2019. Jenis metode pengamatan yang digunakan adalah metode statik dan menggunakan tiga macam receiver GNSS yang berbeda. Data hasilpengamatan diolah menggunakan software TEQC dan GAMIT/GLOBK untuk mendapatkan koordinat. Uji statistik digunakan untuk melihat signifikansi koordinat antara tiga macam receiver GNSS yang berbeda. Hasil pengolahan menggunakan GAMIT/GLOBK adalah koordinat definitif titik ULP2 Universitas Lampung. Koordinat geodetis, 5.3620393436° LS dan 105.2400574228° BT, koordinat kartesian, X = -1669327.66658 m ± 0.01214 m, Y = 6127212.65601 m ± 0.03929 m, dan Z = -592068.03976 m ± 0.00685 m, koordinat UTM 48S, E = 526596.3444 m, N = 9407310.9929 m, h = 130.5390 m. Hasil uji statistik menggunakan uji t tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada semua skenario, yang artinya penggunaan receiver yang berbeda tidak berpengaruh besar terhadap koordinat yang dihasilkan.Kata kunci: pendefinisian titik koordinat, GAMIT/GLOBK, receiver GNSS.
PENDEFINISIAN KOORDINAT ULP2 UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP ITRF 2014 MENGGUNAKAN TITIK IKAT IGS DAN CORS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Restiana, Restiana; Fadly, Romi; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1919

Abstract

Perkembangan teknologi GNNS dapat digunakan untuk penentuan posisi Titik Kontrol Geodetik. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UNILA telah memiliki Titik Kontrol Geodetik, yaitu titik ULP1. Saat ini, penggunaan titik ULP1 mulai terhambat dengan adanya pepohonan dan bangunan yang menghalangi penerimaan sinyal satelit sehingga mempengaruhi kualitas data pengamatan. Oleh sebab itu, dilakukan pembuatan titik kontrol baru dilokasi yang bebas hambatan dan titik tersebut diberi nama ULP2. Penelitian ini dilakukan untuk mendefinisikan koordinat titik ULP2 menggunakan titik ikat IGS dan CORS BIG terhadap ITRF 2014. Metode pengamatan menggunakan survei GNSS secara statik selama empat hari, yaitu tanggal 30 Oktober sampai dengan 2 November 2018. Pengolahan data dilakukan dengan software GAMIT/GLOBK menggunakan tiga skenario pengolahan untuk mendapatkan koordinat yang teliti. Uji signifikansi dilakukan untuk melihat signifikansi perbedaan koordinat yang dihasilkan secara statistik.Hasil penelitian berupa koordinat definitif titik ULP2 dalam UTM zona 48S arah E = 526596,336 m, N = 9407310,9954 m, dan h = 130,6185 m. Koordinat geodetis 5.3620393213ᴼ LS dan 105.240057347ᴼ BT.Koordinat kartesian 3D sumbu X = -1669327,67933 m ± 0,00232 m, Y = 6127212,73483 m ± 0,00173 m, dan Z = -592068,04474 m ± 0,00984 m. Hasil uji-t menunjukkan bahwa skenario I, II, dan III tidak memilikiperbedaan koordinat yang signifikan. Titik ikat yang paling optimal dihasilkan dari penggunaan titik ikat IGS dengan distribusi titik yang merata. Selain itu, penggunaan titik ikat dengan distribusi titik yang merata dapat menghasilkan konfigurasi jaring yang baik. Panjang baseline yang optimal berkisar antara 565 km sampai dengan 2.806 km dengan nilai simpangan baku yang kecil pada arah E = 2,4 mm, N = 1,8 mm, dan h = 9,9 mm.Kata kunci: GAMIT/GLOBK Pendefinisian koordinat, Titik ikat, ULP2
KAJIAN PENGOLAHAN DATA GPS MENGGUNAKAN SOFTWARE ONLINE BERBASIS DIFFERENSIAL Dogruyol, Radovan Baypara; Murdapa, Fauzan; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1920

Abstract

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Kehadiran teknologi GPS memberikan peluang akuisisi data koordinat (lintang, bujur,dan tinggi) secara cepat, tepat, dan dengan ketelitian yang cukup baik. Pada aspek strategi/metode pengolahan data, ada beberapa perangkat lunak (software) pengolahan data GPS yang beredar di pasaran pada saat ini.Secara umum software pengolah data GPS dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu software komersil dan software ilmiah. Pada era ini kemajuan teknologi khususnya teknologi internet sudah sangat berkembang, beberapa website dari instansi pemerintahan geospasial suatu negara dan kalangan swasta yang menawarkan jasa pengolahan data GPS secara online. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hasil data software onlinemenggunakan data pengamatan GPS dengan lama pengamatan dan tipe orbit berbeda. Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana Pengaruh Lama Pengamatan Dan Penggunaan Tipe Orbit Terhadap Pengolahan Data GPS Menggunakan Software Online Berbasis Diferensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengamatan dan penggunaan tipe orbit terhadap koordinat yang dihasilkan oleh software online berbasis diferensial AUSPOS dan OPUS juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari software online berbasis diferensial AUSPOS dan OPUS.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah adalah pengamatan dengan GPS geodetik di beberapa titik pengamatan yang di olah menggunakan software online berbasis diferensial yaitu AUSPOS dan OPUS serta software ilmiah GAMIT/GLOBK. Data dalam penelitian ini berupa koordinat kartesian yang dihasilkan software online dan software ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pengamatan dan tipe orbit berpengaruh pada selisih koordinat yang dihasilkan oleh software online AUSPOS dan OPUS, serta selisih koordinat yang dihasilkan dari hasil perbandingan dengan software ilmiah GAMIT/GLOBK tidak terlalu signifkan, Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi kalangan akademik maupun non akademik yang ingin menggunakanhasil olahan koordinat software online AUSPOS dan OPUS.Kata kunci: GPS, AUSPOS, OPUS
ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oktaria, Dwi Yosa; Armijon, Armijon; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 01 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i01.1921

Abstract

Kecamatan Natar merupakan kecamatan dengan populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Lampung Selatan, terus mengalami peningkatan kebutuhan lahan. Akibatnya penggunaan lahan akan mengalami alih fungsi sehingga dapat membuat masalah dalam penataan ruangnya, yaitu akan timbul lahan yang fungsinya tidak sesuai dengan RTRW. Oleh karena ituperlu ada monitoring agar penggunaan lahan terus sejalan dengan RTRW. Monitoring dapat diketahui dengan melakukan perhitungan luas perubahan penggunaan lahan, analisis kesesuaian penggunaan lahan di terhadap RTRW serta analisis faktor–faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Penelitian ini dilakukan dengan membuat peta penggunaan lahan eksisting dengan Penginderaan Jauh yang dibandingkan dengan peta penggunaan tahun rencana (RTRW) untuk menghasilkan peta perubahan penggunaan lahan. Kemudian dilakukan validasi lapangan untuk selanjutnya dilakukan uji akurasi menggunakan matriks konfusi. Peta perubahan penggunaan lahan tadi kemudian dibandingkan dengan peta pola ruang RTRW untuk dianalisis kesesuaiannya. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.Berdasarkan analisis perubahan penggunaan lahan didapatkan hasil berupa lahan yang mengalami perubahan seluas 3302.662 ha (13%). Sedangkan penggunaan lahan yang tidak mengalami perubahan seluas 21954.56 ha (87%). Sementara itu hasil analisis kesesuaian didapatkan sebesar 20.153,10 ha (79,8%) penggunaan lahan yang sesuai dengan RTRW dan5.104,11 ha (20,2%) yang tidak sesuai dengan RTRW. Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan adalah kepadatan penduduk dan aksesibilitas ke ibukota provinsi.Kata kunci: Kesesuaian, Penggunaan Lahan, Perubahan Pernggunaan Lahan, Rencana Tata  RuangWilayah.
ANALISA DEFORMASI SELAT SUNDA PRA DAN PASCA ERUPSI GUNUNG ANAK KRAKATAU 22 DESEMBER 2018 BERDASARKAN DATA CORS-BIG Ningsih, Sri Ayu; Murdapa, Fauzan; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2087

Abstract

Selat Sunda merupakan selat yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pada selat ini terdapat gunung api yang aktif yaitu AnakKrakatau. Pada 22 Desember 2018 Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dan terjadi longsoran bawah laut sekitar 64 hektar. Berdasarkan kejadian tersebut, maka perlu dilakukannya penelitian mengenai deformasi yang terjadi di wilayah Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi.Penelitian ini berfokus pada penentuan kecepatan pergeseran dan regangan menggunakan data pengamatan titik CORS di sekitar Selat Sunda yang dikelola oleh BIG. Pengolahan data menggunakan software GAMIT.Uji statistik bertujuan untuk mengetahui sebelum dan sesudah erupsi Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda mengalami perubahan pola pergeseran secara signifikan atau tidak.Hasil penelitian ini adalah, vektor pergeseran Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi, yang masih dipengaruhi Blok Sunda dominan ke arah Timur, dengan besar pergeseran sebelum erupsi 6,477 mm/tahun sampai 28,058 mm/tahun, sedangkan sesudah erupsi 14,309 mm/tahun sampai 23,774 mm/tahun. Vektor pergeseran Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi, yang terbebas dari pengaruh Blok Sunda arahnya beragam disetiap titik, dengan besar pergeseran sebelum erupsi 6,446 mm/tahun sampai 19,012 mm/tahun, sedangkan sesudah erupsi 3,122 mm/tahun sampai 19,841 mm/tahun. Secara statistik pola pergeseran sebelum dan sesudah erupsi, Selat Sunda tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pola regangan Selat Sunda sebelum erupsi, mengalami proses ekstensi seluruhnya,dengan nilai ekstensi terbesar adalah 0,4594 μstrain, sedangkan sesudah erupsi mengalami proses kompresi seluruhnya, dengan nilai kompresi terbesar adalah -0,6362 μstrain. Kata Kunci: Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau, Deformasi, CORS, GAMIT.