Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

POLA PERGERAKAN KATAK BATU BERBINTIK HITAM (Staurois gutattus Gunther, 1859) DI GUNUNG POTENG KALIMANTAN BARAT Jakaria, Mohamad; Junardi, Junardi; Riyandi, Riyandi
Jurnal Protobiont Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v9i1.40063

Abstract

Movement patterns has been observed in black-spotted rock frog (Staurois gutattus). The aim of this study was to obtain data movement patterns. This research was conducted at Mountain Poteng, West Kalimantan. Data were analized graphically to explain the relationship between the used parameters. There are 20 individual frogs were observed for 24 hours by using a spool track, which consists of 10 males and females. Chi square test result values of alignment grooves conducted on 20 individual frogs were observed during the 24 hours of observation showed that the χ2 count < χ2 table with a value of (χ2 = 0,61 < 3,481, p = 0,05; Chi square test), it shows that the pattern of movement of male and female frogs do not stay away from the starting point of observation.
SKRINING BAKTERI BERPOTENSI PENDEGRADASI POLIETILEN OXO-DEGRADABLE DARI TANAH GAMBUT DI SEKITAR TPA KUALA DUA RASAU JAYA Firdaus, Nadhifah Rizqi; Rahmawati, Rahmawati; Riyandi, Riyandi
Jurnal Protobiont Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v8i3.36680

Abstract

The use of polyoethylene degradable polyethylene in Indonesia, especially in West Kalimantan, is high enough to potentially cause environmental pollution. One way to resolve pollution caused by polyethylene oxo-degradable plastic waste is to utilize isolates from the peat soil around the Kuala Dua Final Disposal Site, Rasau Jaya, which is able to degrade oxo-degradable polyethylene. This research aims to determine the bacterial genera that can to be expected to degrade Oxo-Degradable Polyethylene. Samples were taken from peat soil with the incubation method of oxo-degradable polyethylene for 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks. Isolation use the pour plate method with Enrichment Broth Media and Enrichment Agar Media. The isolation results obtained 9 (nine) bacterial isolates which are distinguished based on incubation time and morphological characters.
KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI KAWASAN IUPHHK-HTI PT. MUARA SUNGAI LANDAK KABUPATEN MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT Ricco, Fredicus; Kustiati, Kustiati; Riyandi, Riyandi
Jurnal Protobiont Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v8i3.36965

Abstract

Insect is a dominant group of animals on earth with the most common number of species and individuals compared to other animal groups. Research about insect diversity in the forest area of IUPHHK-HTI PT. Muara Sungai Landak in swamp peat forest should be done to know its role. The research was aimed to determine the species of insects and to know the effect of environmental factors to insects in the area of PT. Muara Sungai Landak. Insects collected from five different age groups of plants with trapping methods using pit fall trap, yellow pan trap, and light trap. Insects found in the area of PT. Muara Sungai Landak counted as many as to 282 individuals consisting of 18 species, 15 families, and 6 orders. The most widely found number of individuals was the species of Condylostylus longicornis. The highest diversity value was found in the two-year plant age group with a diversity value of H' = 1,69654, while the lowest diversity value was found in the three-year plant age group with the value H ' = 1,20751
KARAKTERISTIK HABITAT KATAK CAPAPUYA Barbouroula kalimantanensis (Iskandar, 1978) (AMFIBIA: ANURA) DI DUA SUB-DAS MELAWI KALIMANTAN BARAT Wijaya, Syuryadi; Junardi, Junardi; Riyandi, Riyandi
Jurnal Protobiont Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v9i2.45562

Abstract

Capapuya or Barbourula kalimantanensis is an endemic lungless frog in Borneo that live in water, but data on this frog's habitat is still very limited. This study aims to obtain data on habitat characteristics and in the Melawi sub-watershed, namely the Mentatai and Ella stream. The research was conducted in August-December 2019. Each location is divided into three stations with each station divided into three points. Data were collected during the day and night by measuring the characteristics of water, vegetation, and recording temperature and humidity. The results of this study found three individuals of B. kalimantanensis in the Mentatai and one individual in the Ella stream. The habitat of B. kalimantanensis in the Mentatai and Ella stream is characterized by a rocky substrate, shallow water (<1 m), high dissolved oxygen content, low carbon dioxide content and riparian vegetation dominated by Dipterocarpace.
Peningkatan Kepedulian Masyarakat Kecamatan Pontianak Timur Terhadap Kesehatan Melalui Media Leaflet Rousdy, Diah Wulandari; Linda, Riza; Kustiati, Kustiati; Yanti, Ari Hepi; Rahmawati, Rahmawati; Riyandi, Riyandi; Junardi, Junardi; Ifadatin, Siti; Rusmiyanto, Elvi; Setyawati, Tri Rima; Kurniatuhadi, Rikhsan; Rafdinal, Rafdinal; Turnip, Masnur; Zakiah, Zulfa; Mukarlina, Mukarlina; Lovadi, Irwan; Saputra, Firman
Jurnal Pengabdi Vol 4, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jplp2km.v4i1.44379

Abstract

Kesehatan merupakan faktor kebutuhan utama manusia untuk dapat melangsungkan aktivitas hidup dengan sempurna. Kesehatan masyarakat terganggu bila terdapat kuman yang menginfeksi tubuh. Corona  atau Severe  Acute  Respiratory  Syndrome Coronavirus  2 (SARS- CoV-2) adalah virus yang menyerang  sistem pernapasan. Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Data bulan April 2020, Kecamatan Pontianak Timur dilaporkan mempunyai angka kasus positif Covid-19 paling tinggi diantara kecamatan lain di Kota Pontianak.  Kelurahan di Kecamatan Pontianak Timur yang dilaporkan mempunyai angka kasus Covid-19 antara lain Kelurahan Tanjung Hulu, Kelurahan Parit Mayor, Kelurahan Banjar Serasan, Kelurahan Tambelan Sampit, Kelurahan Dalam Bugis dan Kelurahan Tanjung Hilir. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan cara mengatasi permasalahan kesehatan sangat perlu dilakukan  suatu bentuk sosialisasi dengan cara memberikan edukasi tentang permasalahan kesehatan dan cara mengatasinya. Cara yang sangat memungkinkan pada masa pandemi ini adalah dengan tidak langsung bertatap muka namun dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui leaflet dan contoh produk.  Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi kesehatan dalam mencegah Covid-19 kepada masyarakat. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan penyuluhan melalui leaflet yaitu cara pembuatan hand sanitizer dan masker serta contoh  produk hand sanitizer dan masker yang diberikan kepada masyarakat. Sebelum pelaksanaan kegiatan, sebagian besar masyarakat (90%) di Kecamatan Pontianak Timur belum menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang benar. Setelah pelaksanaan kegiatan diperoleh hasil berupa peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat (100%, n=100 orang) mengenai upaya pencegahan Covid-19 serta cara pembuatan masker dan hand sanitizer.
Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Taman Wisata Alam Hutan Gambut Baning Sintang YPandayu Putra, Harits Yowansyah; Yanti, Ari Hepi; Riyandi, Riyandi
Life Science Vol 10 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v10i1.47172

Abstract

Research about bird species diversity in Nature Park of Peat Forest Baning Sintang was conducted in December 2018 to February 2019. This study aims to obtain information about bird species diversity in four types area Nature Park of Peat Forest Baning Sintang and influence of vegetation, noise levels and human activities for bird species diversity. Data collection is done by determining the point and time of observation, observation of bird diversity, vegetation, measuring environment parameters, noise levels and human activities. The results of data collection were analyzed to description analysis and PCA. The results showed 32 species of birds and 989 birds were found. The highest diversity index is the primary forest type area (H '= 2.51) and the lowest diversity index is the residential type area (H' = 0.62). Based on PCA analysis, humidity is the most influential environmental factor in primary forest, while noise is the most influential environmental factor in residential. Keywords: diversity; bird; Baning Sintang Forest, keanekaragaman; burung; Hutan Baning Sintang Penelitian tentang Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Taman Wisata Alam Hutan Gambut Baning Sintang telah dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai Februari 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung di empat tipe kawasan TWA Hutan Gambut Baning Sintang dan pengaruh vegetasi, tingkat kebisingan dan aktivitas manusia terhadap keanekaragaman jenis burung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menentukan titik dan waktu pengamatan, pengambilan data keanekaragaman dan kekayaan burung, vegetasi, mengukur parameter lingkungan, tingkat kebisingan dan aktivitas manusia. Hasil pengumpulan data dianalisis dan dihubungkan dengan analisis deskripsi dan PCA. Hasil yang diperoleh menunjukkan 32 jenis burung dan 989 ekor burung yang ditemukan. Indeks keanekaragaman tertinggi berada di tipe penutupan lahan hutan primer (H’ = 2,51) dan indeks keanekaragaman terendah berada di tipe penutupan lahan pemukiman (H’ = 0,62). Berdasarkan analisis PCA, kelembaban adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh di hutan primer, sedangkan suara adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh di pemukiman. Keywords: diversity; bird; Baning Sintang Forest, keanekaragaman; burung; Hutan Baning Sintang
PEMANFAATAN RUANG VERTIKAL PADA AKTIVITAS HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus wurmbii) DI STASIUN RISET CABANG PANTI TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG, KALIMANTAN BARAT Awit Mulyawarman; Tri Rima Setyawati; Riyandi Riyandi
BERITA BIOLOGI Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v19i1.3802

Abstract

Orangutans are solitary animals from the Pongidae family. There are three sub-species of Bornean orangutans, i.e. Pongo pygmaeus wurmbii, P. pygmaeus pygmaeus and P. pygmaeus morio, all of which are highly endangered. Orangutans carry out several daily activities such as eating, moving, resting, and nesting in the tree canopy. However, it has yet remains unknown on how their behaviours vary with tree height. This study aimed to determine the frequency of presence, daily activities of orangutans, and vertical space utilization in orangutan activities in the natural habitat of the Panti Branch Research Station, Gunung Palung National Park. This study used the Focal Animal Sampling method with a two minute time interval for ± 12 hours and was studied for over six months. The focal orangutans whose activities were recorded during the study consisted of 12 individuals divided into 3 age groups, namely the adult, adolescent, and juvenile age groups. The results showed that the daily activity of orangutan was observed on 36 species of trees with the greatest frequency found on Garcinia sp. and Syzigium sp. accounted for33% each. The female orangutans were found to be more dominant in feeding activities (3.93 per day), while male orangutans spent more time for resting activities (4.56 hours per day). The utilization of vertical space in young male orangutans took place in tall trees and eating activities occurred at an altitude of 33.6 m. On average, teenage female orangutans choose tree to make their nests in trees 30 m high. 
Penjatuhan Pidana Penjara Terhadap Anak Dalam Perspektif Teori Restorative Justice (Studi Putusan Nomor : 20PID/SUS-Anak/2015/PN.PDG) Riyandi Riyandi; Junior B Gregorius
JURNAL HUKUM STAATRECHTS Vol 3, No 1 (2020): JURNAL STAATRECHTS
Publisher : Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/sr.v2i2.4873

Abstract

Banyaknya tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh anak akhir-akhir ini telah sangat memperhatinkan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, penegak hukum wajib mengupayakan diversi bagi anak yang terlibat tindak pidana. Anak yang melakukan tindak pidana pencabulan diberikan sanksi tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam kasus anak sebagai pelaku pencabulan tentunya tidak mudah untuk memutuskan sanksi pidana kepada mereka, mengingat mereka merupakan seorang anak yang masih memiliki hak-hak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, untuk menjaga dan melindungi hak-hak Anak yang Berkonflik dengan Hukum ini, maka disusunlah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Atas Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam Putusan Nomor: 20Pid/Sus-Anak/2015/PN.Pdg tidak sesuai dengan Undang-Undang perlindungan Anak dan serta tidak sesuai dengan penerapan konsep teori Restorative Justice. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang digunakan yaitu Yuridis Normatif. (1) Apakah penjatuhan pidana penjara terhadap anak dalam Putusan Nomor: 20Pid/Sus-Anak/2015/PN.Pdg sudah sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan anak? (2) Bagaimanakah seharusnya hukuman terhadap anak dalam kasus Putusan Nomor:  20Pid/Sus-Anak/2015/PN.Pdg jika dikaji dari perspektif teori Restorative Justice?. Dari Hasil Penelitian diperoleh kesimpulan pembahasan bahwa (1) Penjatuhan pidana penjara terhadap anak tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 59 ayat (1) huruf n jo. Pasal 71A Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 yang dimana anak melakukan penyimpangan sosial jadi seharusnya disesuaikan dengan ketentuan Pasal 71 A UUPA. (2) Penerapan hukum yang ideal seharusnya di kembalikan kepada orang tua atau di berikan pelatihan atau bimbingan karena pemidanaan adalah sebagai upaya terakhir (Ultimum Remedium) sesuai dengan Pasal 3 huruf g  jo. Pasal 81 Ayat (5) .Kata Kunci: Penjatuhan Pidana Penjara, Anak, Teori Restorative Justice
Keanekaragaman Jenis Reptil pada Ekosistem Hutan Rawa Gambut di Desa Sedahan Jaya Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat Pratama, Ferdian Wira; Junardi, Junardi; Riyandi, Riyandi; Izza, Qothrun; Leo, Sandy; Setiawan, Endro
ZOO INDONESIA Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i1.4532

Abstract

Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) salah satu taman nasional di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki tipe ekosistem beragam dan ditopang berbagai kawasan penyangga. Desa Sedahan Jaya sebagai salah satu kawasan penyangga TNGP memiliki ekosistem yang didominasi hutan rawa gambut. Kemampuan menyerap air yang tinggi pada hutan rawa gambut menjadikan kondisi tersebut cenderung lembap yang mana merupakan karakter bagi habitat reptil. Reptil yang ditemukan terbagi menjadi 2 ordo, Squamata dan Testudinata yang terdiri atas 13 famili, 24 genus, dan 28 jenis. C. pubisulcus dan Eutropis multifasciata jadi jenis reptil yang paling banyak ditemukan di semua jalur pengamatan. Hasil beberapa analisis indeks menunjukkan bahwa keanekaragaman tergolong sedang (2,05 ≤ H´ ≤ 2,49), kemerataan tergolong tinggi (0,85 ≤ E ≤ 0,88), tidak ada dominansi suatu jenis tertentu (0,13 ≤ C ≤ 0,15), serta kekayaan jenis yang tergolong tinggi di lokasi 1 dibandingkan lokasi 2 (Dmglokasi1: 4,23; Dmglokasi2: 3,19). Faktor lingkungan tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar lokasi, suhu air berkisar 24,55-26,08°C, suhu udara 24,75-24,81°C, suhu tanah 25,25-25,56°C, pH air tergolong asam dengan nilai 3,88-5,60, pH tanah cenderung netral dengan nilai 6,22-7, kelembapan udara 72-74,38%, dan kelembapan tanah dengan rentang yang luas dari kering hingga lembap.
Keanekaragaman Jenis Reptil pada Ekosistem Hutan Rawa Gambut di Desa Sedahan Jaya Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat Pratama, Ferdian Wira; Junardi, Junardi; Riyandi, Riyandi; Izza, Qothrun; Leo, Sandy; Setiawan, Endro
ZOO INDONESIA Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i1.4532

Abstract

Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) salah satu taman nasional di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki tipe ekosistem beragam dan ditopang berbagai kawasan penyangga. Desa Sedahan Jaya sebagai salah satu kawasan penyangga TNGP memiliki ekosistem yang didominasi hutan rawa gambut. Kemampuan menyerap air yang tinggi pada hutan rawa gambut menjadikan kondisi tersebut cenderung lembap yang mana merupakan karakter bagi habitat reptil. Reptil yang ditemukan terbagi menjadi 2 ordo, Squamata dan Testudinata yang terdiri atas 13 famili, 24 genus, dan 28 jenis. C. pubisulcus dan Eutropis multifasciata jadi jenis reptil yang paling banyak ditemukan di semua jalur pengamatan. Hasil beberapa analisis indeks menunjukkan bahwa keanekaragaman tergolong sedang (2,05 ≤ H´ ≤ 2,49), kemerataan tergolong tinggi (0,85 ≤ E ≤ 0,88), tidak ada dominansi suatu jenis tertentu (0,13 ≤ C ≤ 0,15), serta kekayaan jenis yang tergolong tinggi di lokasi 1 dibandingkan lokasi 2 (Dmglokasi1: 4,23; Dmglokasi2: 3,19). Faktor lingkungan tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar lokasi, suhu air berkisar 24,55-26,08°C, suhu udara 24,75-24,81°C, suhu tanah 25,25-25,56°C, pH air tergolong asam dengan nilai 3,88-5,60, pH tanah cenderung netral dengan nilai 6,22-7, kelembapan udara 72-74,38%, dan kelembapan tanah dengan rentang yang luas dari kering hingga lembap.