Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Infrastruktur Hexagon

KAJIAN INTENSITAS HUJAN DENGAN DEBIT BANJIR SERTA INTEGRASI DENGAN SISTEM INFORMASI BENCANA (STUDI KASUS DAS DINOYO KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER) Totok Dwi Kuryant, Silvi Yustitia Eka Pratiwi Nanang Saiful Rizal
HEXAGON Vol 1, No 1 (2016): HEXAGON
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v1i1.196

Abstract

Banjir merupakan peristiwa alam yang sangat sering terjadi. Hal ini terjadi karena perubahan iklim global, perubahan tata guna lahan yang sangat ekstrim dan kurangnya sistem informasi kebencanaan. Banjir bandang di Kecamatan Panti pada tanggal 31 Desember 2005 dan 1 Januari 2006 telah merenggut korban jiwa sebanyak 73 orang, 7605 jiwa diungsikan, merusak rumah sejumlah 385 buah  serta beberapa fasilitas umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara curah hujan, intensitas, debit banjir, tinggi air, kecepatan aliran dan status kebencanaan yang disandang dengan mengintegrasi curah hujan serta debit banjir menggunakan modifikasi stasiun penakar hujan. Metode yang digunakan untuk mencari debit dalam penelitian ini adalah Hidrograf Banjir metode Nakayasu. Dari hasil perhitungan didapatkan debit pada saat banjir bandang adalah 157,66 m3/dt dengan kecepatan aliran 2,686 m/dt sehingga daya tampung dari sungai mengalami kelebihan kapasitas dari debit sungai normal yakni 133,454 m3/dt. Dari hasil pengolahan data oleh sensor hujan dan mikrokontroler didapatkan tampilan pada komputer berupa tinggi curah hujan dan status kebencanaan yang disandang. Kata kunci       : Banjir, Debit, Status Kebencanaan
ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1 Kusuma, Agung Tejo; Rizal, Nanang Saiful; Abadi, Taufan Abadi
HEXAGON Vol 2, No 02 (2016): Hexagon
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i02.1126

Abstract

Kabupaten Bondowoso adalah sebuah kawasan yang banyak dilewati oleh beberapa aliran sungai  dengan sungai induknya adalah Sungai Sampean sering mengalami banjir. Banjir yang terjadi pada kawasan ini disebabkan oleh karena limpasan dari bagian hulu kemudian kapasitas penampang sungai tidak mampu menampung sehingga air sungai meluap dan menggenangi daerah disekitarnya. Maka perlu dilakukan sebuah analisa kapasitas penampang sungai mulai dari bagian hulu sampai dengan hilir Sungai Sampean dengan menggunakan program bantu HEC-RAS 4.1. tujuan dari penelitian ini mengetahui debit banjir puncak yang terjadi di Sungai Sampean Bondowoso, mengevaluasi kapasitas penampang Sungai Sampean dengan program bantu HEC-RAS Versi 4.1, engetahui alternatif penanggulangan banjir yang terjadi di sepanjang Sungai Sampean. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal : Debit puncak banjir Sungai Sampean di dapat dari hasil perhitungan sebesar 356.587 m3/s dengan periode ulang 5 tahun. Dari hasil analisa kapasitas penampang Sungai Sampean menggunakan HEC-RAS, didapat beberapa titik yang mengalami banjir. Banjir terparah terjadi pada River Sta.41 dengan tinggi 4.45 meter.
KAJIAN PENGEMBANGAN SENSOR PERINGATAN DINI BANJIR DENGAN MODIFIKASI STASIUN PENCATATAN HUJAN Rizal, Nanang Saiful; Nilogiri, Agung
HEXAGON Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i1.1436

Abstract

Terjadinya bencana banjir di Kecamatan Panti Kabupaten Jember  agak sulit diprediksikan sehingga akan kesulitan melakukan antisipasi. Pada tahun 2009 sekitar 8.936 hektare hutan gundul, maka tatkala turun hujan deras mudah menimbulkan banjir dan longsor, air bah yang datang berwarna coklat karena bercampur lumpur akibat longsorang yang terjadi secara terus menerus. Menurut catatan Satkorlak Bencana Kabupaten Jember, kejadian banjir tahun 2009 telah menimbulkan banyak korban diantaranya 250 orang meninggal, 120 orang tidak ditemukan atau hilang dan sekitar  86 hewan piaran hilang dan mati. Bencana banjir telah menimbulkan trauma bagi masyarakat, sehingga pada saat hujan terjadi dengan intensitas dan durasi yang tinggi timbul was-was dari masyarakat dan kekhawatiran peristiwa terjadinya bencana banjir dan longsor  terulang lagi.  Akhirnya secara psikologis masyarakat tidak dapat menjalani kehidupan secara tenang dan tentram.  Maka langkah antisipasi perlu dilakukan, yaitu dengan melakukan menciptakan sebuah teknologi sensor untuk peringatan dini banjir, sehingga kejadian bencana dapat diketahui  beberapa jam sebelum  terjadi dan kerugian akibat bencana banjir juga dapat diminimalisir. Bahkan dengan didukung ketersediaan sistim infomasi, sensor ini akan memberitahukan kepada masyarakat secara otomatis berapa lama lagi banjir akan terjadi termasuk besaran debit puncak yang akan terjadi termasuk tingkatan bencana yang akan terjadi. Adapun target khusus penelitian ini adalah diperolehnya sebuah alat sensor banjir yang integrasi dengan stasiun pengukur hujan sebagai sistim informasi peringatan dini banjir. Tahapan kegiatannya adalah pengumpulan peta administrasi wilayah, survey posisi dan tata letak stasiun hujan yang ada layout, perancangan sensor stasiun hujan, kalibrasi sensor,  integrasi sistim informasi dan pemasangan sensor di lokasi penelitian. Sistim modifikasi stasiun hujan otomatis telah dibuat sebanyak 3 buah dan telah berhasil diintegrasikan dengan sistim informasi bencana banjir telah dibuat. Setelah dilakukan beberapa kali test lapangan diperoleh hasil bahwa sensor dapat merekam data tinggi hujan sampai dengan 200 mm dengan tingkat kesalahan kurang dari 10 % serta dapat menyajikan sistim informasi bencana yang terdiri dari debit banjir, tinggi air banjir dan status bencana.Kata Kunci : Bena, Sensor, Banjir, Stasiun, Hujan.
KAJIAN PEMBUATAN SUMUR RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN GENANGAN AIR DI KAWASAN KAMPUS Rizal, Nanang Saiful; ., Khairul Iqbal; ., Moh Abduh
HEXAGON Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i2.1427

Abstract

Drainase adalah salah satu fasilitas yang digunakan untuk mengalirkan air agar tidak mengakibatkan genangan yang dapat mengganggu aktifitas penduduk, perekonomian. Di kawasan pemukiman kampus Kecamatan Sumbersari kabupaten Jember terdapat permasalahan banjir yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi serta perubahan peruntukan lahan cukup signifikan. Perubahan peruntukan lahan yang semula sawah atau lahan kosong menjadi permukiman. Adanya perubahan tata guna lahan tersebut mengakibatkan limpasan (runoff) akan bertambah besar. Disamping itu adanya pengendapan sedimen sehingga mengurangi luas penampang basah, akibatnya dimensi saluran drainase yang ada tidak dapat menampung debit banjir maksimum. Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang terjadi karena, maka perlu suatu perencanaan sumur resapan. Setelah dilakukan analisa dan kajian diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya : pada perhitungan debit banjir rencana, hampir semua dimensi saluran drainase existing sudah tidak dapat melewatkan debit banjir rencana kecuali pada saluran Jalan Kalimantan F1, Jalam Kalimantan F2 dan Jalan Mastrip H1. Jika dilakukan peresapan air, maka diperlukan sumur resapan pada masing-masing ruas dengan total sebanyak 4146 Buah. Kata Kunci : Drainase, sumur, resapan, banjir
KAJIAN NERACA AIR KAWASAN AKIBAT PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH OLEH SEKTOR PERTANIAN Effendi, Rahmat; Rizal, Nanang Saiful; Abadi, Taufan
HEXAGON Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i1.1432

Abstract

Water balance can be used as a guide to the presence or absence of water in an area. In the concept of the hydrological cycle that the amount of water in a certain area on the surface of the earth is influenced by the amount of water entering (input) and out (put) in a certain period. Balance input and water output somewhere known as water balance. Since water is dynamic, the water balance value changes from time to time so that somewhere there may be surplus or deficit. If the shortage and excess water is in extreme circumstances can certainly cause disasters, such as floods or drought. The disaster can be prevented or mitigated if good management of the land and the environment is carried out. The water balance is a water balance for agricultural land use in general. This balance sheet is useful in considering the suitability of agricultural land, arranging planting and harvesting schedules, arranging irrigation water supply in the right amount and time. It cannot be denied that some areas of Java and Madura have experienced water shortages, of all the water earth 97.5% is salt water, fresh water is 2.5%.This not entirely surface water and ground water. In Kabupaten Jember, especially in the area of underground water sampling (ABT) conducted by drilling wells in community development projects from the results of this study is expected to help and provide solutions to communities in the study area in the form of water buildings for storage of agricultural water reserves.Keywords:Reviewof Craft Balance
ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1 Agung Tejo Kusuma; Nanang Saiful Rizal; Taufan Abadi Abadi
HEXAGON Vol 2, No 02 (2016): Hexagon
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i02.1126

Abstract

Kabupaten Bondowoso adalah sebuah kawasan yang banyak dilewati oleh beberapa aliran sungai  dengan sungai induknya adalah Sungai Sampean sering mengalami banjir. Banjir yang terjadi pada kawasan ini disebabkan oleh karena limpasan dari bagian hulu kemudian kapasitas penampang sungai tidak mampu menampung sehingga air sungai meluap dan menggenangi daerah disekitarnya. Maka perlu dilakukan sebuah analisa kapasitas penampang sungai mulai dari bagian hulu sampai dengan hilir Sungai Sampean dengan menggunakan program bantu HEC-RAS 4.1. tujuan dari penelitian ini mengetahui debit banjir puncak yang terjadi di Sungai Sampean Bondowoso, mengevaluasi kapasitas penampang Sungai Sampean dengan program bantu HEC-RAS Versi 4.1, engetahui alternatif penanggulangan banjir yang terjadi di sepanjang Sungai Sampean. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal : Debit puncak banjir Sungai Sampean di dapat dari hasil perhitungan sebesar 356.587 m3/s dengan periode ulang 5 tahun. Dari hasil analisa kapasitas penampang Sungai Sampean menggunakan HEC-RAS, didapat beberapa titik yang mengalami banjir. Banjir terparah terjadi pada River Sta.41 dengan tinggi 4.45 meter.
KAJIAN PENGEMBANGAN SENSOR PERINGATAN DINI BANJIR DENGAN MODIFIKASI STASIUN PENCATATAN HUJAN Nanang Saiful Rizal; Agung Nilogiri
HEXAGON Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i1.1436

Abstract

Terjadinya bencana banjir di Kecamatan Panti Kabupaten Jember  agak sulit diprediksikan sehingga akan kesulitan melakukan antisipasi. Pada tahun 2009 sekitar 8.936 hektare hutan gundul, maka tatkala turun hujan deras mudah menimbulkan banjir dan longsor, air bah yang datang berwarna coklat karena bercampur lumpur akibat longsorang yang terjadi secara terus menerus. Menurut catatan Satkorlak Bencana Kabupaten Jember, kejadian banjir tahun 2009 telah menimbulkan banyak korban diantaranya 250 orang meninggal, 120 orang tidak ditemukan atau hilang dan sekitar  86 hewan piaran hilang dan mati. Bencana banjir telah menimbulkan trauma bagi masyarakat, sehingga pada saat hujan terjadi dengan intensitas dan durasi yang tinggi timbul was-was dari masyarakat dan kekhawatiran peristiwa terjadinya bencana banjir dan longsor  terulang lagi.  Akhirnya secara psikologis masyarakat tidak dapat menjalani kehidupan secara tenang dan tentram.  Maka langkah antisipasi perlu dilakukan, yaitu dengan melakukan menciptakan sebuah teknologi sensor untuk peringatan dini banjir, sehingga kejadian bencana dapat diketahui  beberapa jam sebelum  terjadi dan kerugian akibat bencana banjir juga dapat diminimalisir. Bahkan dengan didukung ketersediaan sistim infomasi, sensor ini akan memberitahukan kepada masyarakat secara otomatis berapa lama lagi banjir akan terjadi termasuk besaran debit puncak yang akan terjadi termasuk tingkatan bencana yang akan terjadi. Adapun target khusus penelitian ini adalah diperolehnya sebuah alat sensor banjir yang integrasi dengan stasiun pengukur hujan sebagai sistim informasi peringatan dini banjir. Tahapan kegiatannya adalah pengumpulan peta administrasi wilayah, survey posisi dan tata letak stasiun hujan yang ada layout, perancangan sensor stasiun hujan, kalibrasi sensor,  integrasi sistim informasi dan pemasangan sensor di lokasi penelitian. Sistim modifikasi stasiun hujan otomatis telah dibuat sebanyak 3 buah dan telah berhasil diintegrasikan dengan sistim informasi bencana banjir telah dibuat. Setelah dilakukan beberapa kali test lapangan diperoleh hasil bahwa sensor dapat merekam data tinggi hujan sampai dengan 200 mm dengan tingkat kesalahan kurang dari 10 % serta dapat menyajikan sistim informasi bencana yang terdiri dari debit banjir, tinggi air banjir dan status bencana.Kata Kunci : Bena, Sensor, Banjir, Stasiun, Hujan.
KAJIAN PEMBUATAN SUMUR RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN GENANGAN AIR DI KAWASAN KAMPUS Nanang Saiful Rizal; Khairul Iqbal .; Moh Abduh .
HEXAGON Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i2.1427

Abstract

Drainase adalah salah satu fasilitas yang digunakan untuk mengalirkan air agar tidak mengakibatkan genangan yang dapat mengganggu aktifitas penduduk, perekonomian. Di kawasan pemukiman kampus Kecamatan Sumbersari kabupaten Jember terdapat permasalahan banjir yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi serta perubahan peruntukan lahan cukup signifikan. Perubahan peruntukan lahan yang semula sawah atau lahan kosong menjadi permukiman. Adanya perubahan tata guna lahan tersebut mengakibatkan limpasan (runoff) akan bertambah besar. Disamping itu adanya pengendapan sedimen sehingga mengurangi luas penampang basah, akibatnya dimensi saluran drainase yang ada tidak dapat menampung debit banjir maksimum. Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang terjadi karena, maka perlu suatu perencanaan sumur resapan. Setelah dilakukan analisa dan kajian diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya : pada perhitungan debit banjir rencana, hampir semua dimensi saluran drainase existing sudah tidak dapat melewatkan debit banjir rencana kecuali pada saluran Jalan Kalimantan F1, Jalam Kalimantan F2 dan Jalan Mastrip H1. Jika dilakukan peresapan air, maka diperlukan sumur resapan pada masing-masing ruas dengan total sebanyak 4146 Buah. Kata Kunci : Drainase, sumur, resapan, banjir
KAJIAN NERACA AIR KAWASAN AKIBAT PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH OLEH SEKTOR PERTANIAN Rahmat Effendi; Nanang Saiful Rizal; Taufan Abadi
HEXAGON Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v2i1.1432

Abstract

Water balance can be used as a guide to the presence or absence of water in an area. In the concept of the hydrological cycle that the amount of water in a certain area on the surface of the earth is influenced by the amount of water entering (input) and out (put) in a certain period. Balance input and water output somewhere known as water balance. Since water is dynamic, the water balance value changes from time to time so that somewhere there may be surplus or deficit. If the shortage and excess water is in extreme circumstances can certainly cause disasters, such as floods or drought. The disaster can be prevented or mitigated if good management of the land and the environment is carried out. The water balance is a water balance for agricultural land use in general. This balance sheet is useful in considering the suitability of agricultural land, arranging planting and harvesting schedules, arranging irrigation water supply in the right amount and time. It cannot be denied that some areas of Java and Madura have experienced water shortages, of all the water earth 97.5% is salt water, fresh water is 2.5%.This not entirely surface water and ground water. In Kabupaten Jember, especially in the area of underground water sampling (ABT) conducted by drilling wells in community development projects from the results of this study is expected to help and provide solutions to communities in the study area in the form of water buildings for storage of agricultural water reserves.Keywords:Reviewof Craft Balance
KALIBRASI PARAMETER HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENTUK RADIAL DENGAN APLIKASI HEC-HMS Nanang Saiful Rizal; Hilfi Harisan Ahmad; Khairul Iqbal; Noor Salim
HEXAGON Vol 6, No 2 (2021): HEXAGON
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v6i2.6598

Abstract

One of the hydrological responses in a watershed is influenced by the shape of the watershed (DAS). Lempake watershed with an area of 194.50 km2 has a radial shape. So it is necessary to develop a model to determine the factors that influence the watershed with Radial Shapes using HEC HMS. The modeling that has been obtained at once can be used to calculate the inflow that enters the Lempake Dam, especially when there is significant rainfall. This study aims to obtain the value or magnitude of the parameters in the watershed with a radial shape, then the parameters obtained can be used to estimate the design flood discharge in a watershed with a radial shape. The research stage is to calculate the planned flood discharge from rain data from 2010 to 2019 with HEC HMS and then calibrate it with the flood discharge from field observations. from 2010 to 2019. Based on the results of the analysis, it was obtained that the planned flood discharge entering the Lemapke dam was m3/s and from the modeling results, the parameters of the radial type watershed were obtained, namely the CN value of 95 and the Initial Abstraction (Ia) value of 0.11 . This result has a correlation coefficient of 75%. with a relative error rate of 30%.