Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Jurnal Ilmiah Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana

PROGRAM IPTEKS PEMBUATAN TASBIH ROSARIO KHAS KAYU CENDANA Harijono Harijono; Asrial Asrial; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 13 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.4 KB)

Abstract

Tujuan sepesifik dari kegiatan program Ipteks bagi masyarakat ini adalah ditujukan kepada industri kecil yang bergerak pembuatan tasbeh rosario yang berada wilayah Kupang dengan aktivitas kegiatan memberikan pengetahuan kepada UKM mitra tentang teknologi untuk proses pekerjaan pembuatan tasbeh rosario berupa mesin bubut kayu. Adapun materi yang akan disajikan adalah 1) pengenalan teknologi pembubutan bahan kayu cendana, 2) bahan dan alat yang digunakan untuk finishing pembuatan tasbeh dan rosario, 3) aplikasi alat yang digunakan untuk membetuk tasbeh dan rosario. Teknologi pembuatan untuk tasbeh dan rosario adalah teknologi yang memerlukan ketekunan terutama cara pembulatan bahan kayu yang lebih efisien dengan cara kerja yang tidak memakan waktu lama efisien dan produktif. UKM mitra pembuatan tasbeh dan rosario yang pada saat ini masih langka dan terbatas khususnya bahan baku kayu cendana, maka diperlukan diversifikasi tasbeh dan rosario dengan melakukan berbagai bentuk yang menarik dengan variasi. Dengan demikian produk tasbeh dan rosario yang ada di UKM mitra perlu yang lebih menarik dengan sentuhan teknologi yang telah dirancang akan menghasilkan bentuk yang lebih artistik.Luaran yang dihasilkan dalam penerapan ipteks bagi UKM mitra kelompok pembuat tasbeh dan rosario 1) hasil secara fisik yang diperoleh selama kegiatan ini finishing pembuatan tasbeh dan rosario menggunakan plitur dan alat penghalus, 2) hasil non fisik adalah berupa seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh kalayak sasaran dari kegiatan cara melakukan kegiatan finishing akhir pembuatan tasbeh dan rosario.
KAJIAN LINGKUNGAN POTENSI DAN MANFAAT BATU KARANG PULAU TIMOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Adrianus Amheka; Nonce Farida Tuati; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 13 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.351 KB)

Abstract

Penggunaan tanah di Nusa Tenggara Timur mencatat peningkatan setiap tahunnya. Keadaan ini sejalan dengan pertumbuhan perekonomian daerah. Dari luas wilayah 4.734.990 ha, kurang lebih 1.660.250 ha (35,6%) merupakan kawasan non budi daya dan sisanya seluas 3.074.740 ha (64,96 %) merupakan kawasan yang di budidayakan oleh masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan masyarakat pembangunan infrastrutur. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh LIPI dari aspek geologi di daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdapat sejumlah bahan tambang. Salah satunya bahan tambang tersebut adalah batu karang bahkan marmer. Batu gamping atau istilah yang sering dipergunakan oleh penduduk setempat batu karang banyak sekali tersebar di daerah pulau Timor dan pulau-pulau lain di wilayah Nusa Tenggara Timur. Pengembangan potensi ekonomi bahan tambang dan bahan galian di Propinsi Nusa Tenggara Timur terbentur keterbatasan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi dan sumber dana. Oleh karena itu, perlu memanfaatkan bahan batu sebagai bahan dasar bangunan dengan konsentrasi dampak lingkungan untuk menunjang infra struktur di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur.
RECOVERY KONSENTRAT PASIR BESI MENGGUNAKAN ALAT SLUICE BOX Yusuf Rumbino; Ika F. Krisnasiwi
Jurnal Teknologi Vol 13 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.409 KB)

Abstract

Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan dalam bentuk gumuk pasir-gumuk pasir di sepanjang dataran pantai, antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua. Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pyrhotit (Fe.nSn), pirit (FeS), markasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya, antara lain: Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V. Dikatakan pasir besi karena pasir ini memiliki konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Alat sluice box dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi bahan galian berdasarkan sifat fisik dari bahan galian yaitu berat jenis. Beberapa penunjang parameter dari keberhasilan alat sluice box ditentukan dari bahan pembuatan alat sluice box, dimensi alat, kemiringan, debit air yang digunakan dan jenis riffle yang digunakan pada sluice box. Masing-masing parameter tersebut menghasilkan recovery yang berbeda-beda.
PENGARUH KECEPATAN ALIRAN AIR PADA PENCUCIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN OPERASIONAL JIGGING Yusuf Rumbino; Jeremias Nepafay; Steven Masu
Jurnal Teknologi Vol 13 No 2 (2019): Nopember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.374 KB)

Abstract

Endapan pasir besi pada umumnya mengandung mineral utama, seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pyrhotit (Fe.nSn), pirit (FeS), markasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya, antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V. Dikatakan pasir besi karena pasir ini memiliki konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Salah satu pemanfaatan pasir besi adalalah untuk produksi pigmen, diperlukan magnetit dengan kemurnian tinggi (di atas 95%), bebas dari kontaminan kimia dan dengan ukuran partikel lebih kecil dari 100 μm. Pemisahan menggunakan jig adalah salah satu metode konsentrasi gravitasi tertua. Bahkan cara ini yang tersebar luas dalam pencucian batubara karena presisi pemisahan yang tinggi, efektivitas biaya, dan laju produksi yang tinggi. Jig adalah pemisah gravitasi yang menggunakan denyut (ekspansi berulang dan kontraksi lapisan vertikal partikel) air. Hasil dari gerakan ini adalah stratifikasi unggun, di mana kerapatan bahan terbelah secara berurutan dari atas ke bawah (Spotisswood, 1982, Tsunekawa, 2005).
PENENTUAN LAJU PENGENDAPAN PARTIKEL DI KOLAM PENAMPUNGAN AIR HASIL PENCUCIAN BIJIH MANGAN Yusuf Rumbino; Kezia Abigael
Jurnal Teknologi Vol 14 No 1 (2020): MEI
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.457 KB)

Abstract

Sedimentasi adalah operasional pemisahan padatan dari larutannya menggunakan gaya gravitasi. Proses sedimentasi seringkali digunakan dalam proses-proses industrial untuk menjernihkan air limbah, dalam proses pengendapan partikel dalam pembuatan makanan, pengendapan kristal dari larutan induk, pengendapan bubur kertas atau pulp pada industry pembuatan kertas dan sebagainya. Kecepatan sedimentasi didefinisikan sebagai laju pengurangan atau penurunan ketinggian daerah batas slurry (cairan lumpur) dengan supernatant (liquid jernih) pada suhu seragam untuk mencegah pergeserean fluida karena konveksi (Foust A.S, 1980) Pada keadaan awal, konsentrasi slurry adalah seragam di seluruh bagian tabung. Keadaan ini disebut free settling, dimana padatan bergerak turun hanya karena gaya gravitasi. Kecepatan yang konstan ini disebabkan oleh konsentrasi di lapisan batas yang relatif masih kecil, sehingga pengaruh gaya tarik-menarik antar partikel, gaya gesek dan gaya tumbukan antar partikel dapat diabaikan. Laju pengendapan partikel padat dalam zat cair dapat dibagi beberapa factor yaitu berat jenis dan partikel, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air, aliran dalam bak pengendap. Dalam penelitian bertujuan untuk menghitung laju pengendapan lumpur pada RS Besar dalam 1 shift (7 jam kerja). Hasil penentuan laju pengendapan nantinya dapat dimanfaatkan untuk menentukan banyaknya padatan sedimen sehingga dapat ditentukan waktu pengerukan lumpur pada kolam RS Besar dan untuk menentukan waktu penambahan air tangka. Prosedur dari percobaan yang akan dilakukan adalah pertama mengambil sampel slurry) dari hasil pencucian yang ada di kolam pengendapan RS Besar dan mengukur volume slurry dengan gelas ukur yang berdiameter 9,5 cm dengan ukuran 500 ml.
EVALUASI KINERJA UNIT PEREMUK BATUAN (CRUSHING PLANT) DI CV. X DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Maria Elvera Bhau Wale; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 14 No 2 (2020): Nopember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.426 KB)

Abstract

Evaluasi kinerja di unit crushing plant dilakukan untuk mengetahui kapasitas alat, nilai efisiensi kerja serta nilai ketersediaan alat. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggabungkan studi literatur dan data pengamatan di lapangan, data dari lapangan diolah menggunakan persamaan produktifitas alat. Perhitungan pada setiap rangkaian unit peremuk berdasarkan spesifikasi dan umpan yang masuk pada alat peremuk diperoleh hasil perhitungan kapasitas nyata pada alat jaw crusher I sebesar 52 ton/jam, jaw crusher II sebesar 24 ton/jam, cone crusher 48 ton/jam. Sedangkan kapasitas pada belt conveyor BC01 5,6952 m3/jam, BC02 7,8105 m3/jam, BC03 8,8675 m3/jam, BC04 8,8675 m3/jam, BC05 8,3614 m3/jam, BC06 11,3420 m3/jam, BC07 9,8941 m3/jam, BC08 32,610 m3/jam, BC09 34,310 m3/jam, BC10 35,287 dan perhitungan kapasitas screen deck I 336,49 ton/jam dengan efisensi 70,3%, deck II 219,42 ton/jam dengan efisensi 95%, deck III 166,61 ton/jam dengan efisiensi 26,1%, deck IV 164,96 ton/jam dengan efisiensi 5%. Nilai efisensi dan efektifitas kerja dengan waktu kerja efektif selama 25 hari sebesar 110 jam diperoleh nilai efisiensi kerja 70,9% dan nilai efektifitas 97 %. (3) Nilai ketersediaan alat peremuk hopper (MA;97,3%, PA;97,7%, UA; 86,5%, EU; 84,5%), jaw crusher (MA;96,8%, PA;97,2%, UA; 86,5%, EU; 84,1%), cone (MA;94,7%, PA;95,4%, UA; 86,5%, EU; 82,6%), Belt (MA;98,2%, PA;99,1%, UA; 86,5%, EU; 85,1%). Berdasarkan hasil perhitungan dan evaluasi pada unit peremuk CV. X diperoleh hasil produksi dari semua produk selama 25 hari dengan rata-rata waktu kerja 6,2 jam/hari adalah 2.257,208 ton/bulan dengan total pengumpanan 2.324,92 ton/bulan dan tidak memenuhi target produksi perbulan sebesar 2500 ton/bulan. Setelah dilakukan simulasi upaya peningkatan hasil produksi dengan menekan atau mengurangi waktu hambatan kerja selama 25 hari dengan rata-rata jam kerja 7 jam/hari terjadi peningkatan atau tercapainya hasil produksi sebesar 2.508,132 ton/bulan dengan total pengumpanan sebesar 2.912,75 ton bulan.
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI MENGGUNAKAN METODE NET PRESENT VALUE (NPV), METODE INTERNAL RATE of RETURN (IRR) PAYBACK PERIOD (PBP) PADA UNIT STONE CRUSHER di CV. X KAB. KUPANG PROV. NTT Getrudis Maria Abuk; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 14 No 2 (2020): Nopember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.628 KB)

Abstract

Kebutuhan material dalam pelaksanaan pembangunan dari waktu ke waktu semakin meningkat sehingga secara tidak langsung mengharuskan alat beroperasi secara terus menerus dan mengakibatkan kerusakan pada alat (cone crusher). Oleh karena itu, diperlukan pergantian alat guna membantu memenuhi kebutuhan material tersebut dan tentunya membutuhkan biaya (investasi) yang besar serta perlu dilakukan analisa kelayakan investasi dari alat yang akan digunakan. Alat berat yang ditinjau adalah cone crusher tipe HPT300, cone crusher tipe CSB75 dan cone crusher HST100. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur, metode praktek langsung di lapangan, dan metode wawancara. Untuk melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan microsoft excel 2007 dan menggunakan 3 metode kriteria penilaian investasi yaitu metode Net Present Value (NPV), metode Internal Rate of Return (IRR) dan metode Payback Period (PP). (1) Cone crusher tipe HPT300 pada perhitungan Net Present Value (NPV) menghasilkan keuntungan sebesar Rp 8.223.186.001 angka ini lebih besar dari 0 maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) menghasilkan angka 553% dan angka ini lebih besar dari MARR yaitu 25% maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Payback Period (PP) menghasilkan 1.33 dan angka ini lebih kecil dibandingkan umur investasi maka investasi layak dijalankan. (2) Cone crusher tipe CSB75 pada perhitungan Net Present Value (NPV) menghasilkan keuntungan sebesar Rp 3.101.791.506 angka ini lebih besar dari 0 maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) menghasilkan angka 245% dan angka ini lebih besar dari MARR yaitu 25% maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Payback Period (PP) menghasilkan 1.69 dan angka ini lebih kecil dibandingkan umur investasi maka investasi layak dijalankan. (3) Cone crusher tipe HST100 pada perhitungan Net Present Value (NPV) menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.778.740.695 angka ini lebih besar dari 0 maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) menghasilkan angka 255% dan angka ini lebih besar dari MARR yaitu 25% maka investasi ini layak dijalankan. Perhitungan Payback Period (PP) menghasilkan 1.70 dan angka ini lebih kecil dibandingkan umur investasi maka investasi layak dijalankan.
EVALUASI KINERJA CRUSHING PLANT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI MATERIAL BATU PECAH DI CV SUMBER JAYA ATAMBUA KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Anita Oktoviana L.P.G.M Thomas; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 15 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.243 KB)

Abstract

CV Sumber Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor dan leveransi. CV Sumber Jaya memiliki pabrik peremukan yang berlokasi di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada kegiatan peremukan material, CV Sumber Jaya menggunakan crusher tipe Shanpau PE 400 x 600 yang dibantu oleh alat muat excavator Hyundai R220-9SH dan alat angkut dumptruck Isuzu Elf NKR 71 HD 125 PS. Permasalahan yang terjadi adalah target produksi material batu pecah sebesar 250 ton/hari yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi kinerja dari alat-alat tersebut dan berpengaruh terhadap nilai produktivitas dari alat muat, alat angkut, serta crusher. Berdasarkan hasil penelitian, produksi material batu pecah hanya mencapai 200 ton/hari, sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produksinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi liniear multivariate untuk mengetahui nilai optimum dari hasil produksi sebagai variabel dependennya dan produktivitas alat muat sebagai variabel dependen (X1), alat angkut sebagai variabel dependen (X2) dan crusher sebagai variabel dependen (X3). Diperoleh persamaan regresi dari penelitian ini yakni Y = 90,6203 + 0,436105X1 + 5,013709X2 + 2,070335X3 Dan berdasarkan peningkatan waktu kerja efektifnya maka nilai minimum untuk produksi berdasarkan estimasi persamaan regresi adalah sebesar 253,8 ton dan nilai maksimumnya sebesar 293,7 ton sehingga target produksi dapat tercapai.
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CLOSED SIDE SETTING (CSS) TERHADAP DISTRIBUSI UKURAN PRODUK PADA UNIT CRUSHING PLANT PT. ABC Christine Nahas; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 15 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.6 KB)

Abstract

Berkembangnya pembangunan dan insfrastruktur di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengakibatkan peningkatan permintaan pasar akan batu pecah sebagai bahan dasar konstruksi bangunan dan jalan. Mengatasi kebutuhan batu pecah tersebut PT. ABC memproduksi batu pecah jenis, 3/5, 2/3, ½, split dan abu-batu. Pada bulan Oktober terjadi peningkatan permintaan konsumen terhadap batu pecah jenis 2/3 sehingga perusahaan melakukan upaya peningkatan produksi batu pecah 2/3 dengan cara melakukan perubahan closed side setting (CSS) pada secondary jaw crusher. Sebelum dilakukan peningkatan produk batu pecah 2/3, PT. ABC memproduksi batu pecah 3/5 distribusi ukuran -75+38 mm sebesar 57,87% atau 12,28 ton/jam, batu pecah 2/3 distribusi ukuran -38,1+19,1 sebesar 28,43% atau 6,03 ton/jam, batu pecah ½ distribusi ukuran -19,1+9,6 mm sebesar 2,77% atau 0,5 ton/jam, split distribusi ukuran -13,2+6,3 mm sebesar 5,19% atau 1,10 ton/jam dan abu batu distribusi ukuran -6,3 mm sebesar 5,73% atau 1,21 ton/jam, dengan distribusi ukuran produk yang dominan berukuran - 75+50,8 mm. Ukuran closed side setting secondary jaw crusher yang dipakai 70 mm. Berdasarkan data-data tersebut perusahaan mengharapkan peningkatan produksi batu pecah 2/3 dengan ukuran fraksi -30+20 mm menjadi sebesar 50 %. Upaya perusahaan untuk meningkatkan produksi batu pecah 2/3 sebesar 50% dengan melakukan pengaturan ulang closed side setting menjadi 50 mm. Setelah dilakukan perubahan closed side setting menjadi 50 mm maka didapatkan target produksi perusahaan untuk batu pecah 2/3 distribusi ukuran -38,1+19,1 mm sebesar 53,52% atau 12,28 ton/jam. Adapun terjadi peningkatan pula pada produksi batu pecah ½ distribusi ukuran -19,1+9,6 mm sebesar 5,72 % atau 1,31 ton/jam, split distribusi ukuran -13,2+4,75 mm sebesar 6,94% atau 1,6 ton/jam, dan abu batu distribusi ukuran -6,3 mm sebesar 14,98 % atau 3,43 ton/jam. Sedangkan produk 3/5 distribusi ukuran -50,8+25,4 mm menurun menjadi 18,81% atau 4,31 ton/jam.
KARAKTERISTIK LEMPUNG DAN PASIR PANTAI SEBAGAI BAHAN BAKU GERABAH DI DESA AMPERA KECAMATAN ALOR BARAT LAUT KABUPATEN ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR Irmayanti Jamila Bambali; Yusuf Rumbino
Jurnal Teknologi Vol 15 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.451 KB)

Abstract

Desa Ampera merupakan desa di Kabupaten Alor yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai pembuat keramik gerabah. Perajin keramik gerabah ini sudah dilakukan secara turun temurun. Proses pembuatan keramik gerabah di desa ini memanfaatkan lempung sebagai bahan baku utama dan pasir pantai sebagai bahan tambahan. Sebagai bahan baku keramik gerabah penggunaan lempung dan pasir pantai di Desa Ampera pada umumnya belum diketahui dengan tepat karakteristiknya berupa sifat-sifat fisik, struktur mineral dan jenis mineralnya. Hal ini pun mengakibatkan proses pencampuran lempung dan pasir pantai yang jika tidak sesuai dapat membuat kerusakan dan hangus pada badan keramik gerabah saat proses pembakaran. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lempung dan pasir pantai serta mengetahui komposisi terbaik lempung dan pasir pantai sebagai bahan baku gerabah yang berkualitas baik di daerah penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah perhitungan matematis dan metode grafik dengan pengujian sifat fisik dan kimia berupa XRD, XRF, Analisis ukuran butir, Atterberg Limit, berat jenis, susut kering, uji plastisitas sederana, susut bakar, porositas dan kuat tekan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lempung pada lokasi penelitian termasuk dalam lempung organik berbutir halus dengan plastisitas rendah sampai sedang dengan nilai kadar air 28,48%, pengujian Atterberg Limit: LL 46,12%, PL 27,21%, IP 18,4%, pengujan distribusi ukuran butir saringan no 10 sebesar 94,11%, lolos saringan no 40 sebesar 84,8% dan lolos saringan no 200 sebesar 75% dan Pengujian berat jenis (sfecific gravity) sebesar 2.45 gr/cm. Komposisi mineral lempung diketahui melalui analisis XRD didominasi mineral-mineral Halloysite, Quartz, Albite, Magnetite, Illite dan Nontronite, pada pengujian XRF senyawa oksida SiO2 memiliki presentase tertinggi yakni 46,91% sehingga tanah liat pada lokasi penelitian termasuk ke dalam tanah liat Earthenware. Pada pengujian distribusi ukuran butir pasir pantai termasuk dalam golongan pasir berbutir halus dengan pengujian XRD pasir pantai pada lokasi penelitian memiliki unsur silika lebih banyak dari unsur oksida yang mengandung mineral Albite, Anorthoclase, Quartz, Magnetite dan Illite. Pada pengujian komposisi terbaik keramik gerabah nilai susut kering 10%, susut bakar 2,20%, nilai porositas 24,47% dan nilai kuat tekan 118.51 Kgf/cm2. Dari hasil uji coba maka diperoleh komposisi lempung dan pasir pantai sebagai bahan Baku gerabah yang baik adalah komposisi lempung dan pasir pantai (5:1).