Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

OPTIMALISASI FORMULASI BROWN RICE NOODLE DENGAN APLIKASI PROGRAM LINIER Sholichin, Sholichin; Effendi, Muhammad Supli; Ikrawan, Yusep
Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.702 KB)

Abstract

Mi merupakan produk yang popular karena disukai dan cara penyajiannya mudah dan cepat, namun bahan baku berupa gandum masih harus impor, sehingga perlu upaya substitusi bahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan formulasi Brown Rice Noodle dengan aplikasi program linier. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 5 faktor formulasi yaitu F1 (tepung brown rice 44,9% dan tapioka 0%), F2 (tepung brown rice 42,1% dan tapioka 2,8%), F3 (tepung brown rice 39,3% dan tapioka 5,6%), F4 (tepung brown rice 36,5% dan tapioka 8,4%), dan F5 (tepung brown rice 33,7% dan tapioka 11,2%). Hasil penelitian berdasarkan uji fisik brown rice noodle diketahui bahwa F5 memiliki karakteristik adonan yang paling mudah dibentuk menjadi mi, dan memiliki karakteristik mi kering yang paling baik dari segi bentuk maupun tekstur. Selain itu, F5 memiliki daya serap air tertinggi (138,5%) dan cooking loss(17,3%). Hasil uji organoleptik brown rice noodle secara keseluruhan, produk terbaik adalah F5 (nilai rerata 3,975). Adapun hasil uji kimia brown rice noodle diperoleh bahwa semua formula telah memenuhi standar mutu I mi kering dengan kadar protein minimal 11% dan kadar air maksimal 8%, kecuali F2 memiliki kadar air sedikit lebih tinggi (8,26%).
HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MENCUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN HAIs (FLEBITIS) DI RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA ., Sholichin; Ain, Annisa; Siulina, Margaretha
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : STIKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.255 KB)

Abstract

Rumah  sakit  adalah  sistem  pelayanan  kesehatan  yang  didalamnya terdapat sistem  surveilens sebagai upaya pengendalian dan pencegahan infeksi karena rumah sakit merupakan salah satu sumber infeksi seperti kejadian flebitis. Tindakan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi ini yaitu melakukan cuci tangan sesuai standar prosedur operasional dengan menggunakan metode handwash atau handscrub.  Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui hubungan kepatuhan mencuci tangan perawat dengan kejadian HAIs (Flebitis) di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 23 perawat IGD dan 23 pasien yang terpasang infus oleh perawat di IGD. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Sebanyak 56,5% perawat yang kurang patuh dalam melaksanakan cuci tangan sesuai prosedur, angka kejadian flebitis 44%. Sedangkan perawat patuh mencuci tangan 43,5%, tidak terjadi flebitis 56%. Hasil analisis menunjukan ada hubungan antara kepatuhan perawat mencuci tangan dengan kejadian HAIs (flebitis) (p=0,000), (p < 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan kepatuhan perawat mencuci tangan dengan kejadian HAIs (Flebitis). Diharapakan semua perawat dapat melakukan cuci tangan sesuai Standar Prosedur Operasional  (SPO) dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan sehingga angka kejadian HAIs (Flebitis) tidak terjadi.
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN LAUT MENJADI PRODUK FISH STICK Alina Hizni; Sholichin Sholichin
Dharmakarya Vol 10, No 1 (2021): Maret, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i1.23286

Abstract

Salah satu upaya peningkatan konsumsi ikan melalui pengolahan ikan teri menjadi fish stick. Target kegiatan yaitu memberdayakan kader posyandu dalam pengembangan produk fish stick, melatih jiwa kewirausahaan kader posyandu, dan mendapatkan penghasilan dari usaha fish stick bagi kader posyandu. Luaran kegiatan ini adalah diversifikasi produk pangan berupa fish stick.Tahapan kegiatan terdiri dari tahap persiapan (pembuatan model formula fish stick, analisis kandungan gizi fish stick, pembuatan desain kemasan dan label produk), tahap pelaksanaan (pelatihan kewirausahaan, praktek pembuatan fish stick dan praktek mandiri), dan tahap evaluasi (Evaluasi hasil penjualan fish stick, dan take over pembinaan usaha ke pihak kelurahan dan puskesmas). Hasil kegiatan ini diperoleh satu formula Fish stick terbaik berdasarkan hasil uji organoletik yaitu F1 (nilai rerata 3,96) dengan komposisi bahan baku terigu (45%), ikan teri jengki segar (45%), margarin (3.6%), daun jeruk (1.5%), baking powder (0.1%), penyedap rasa (1.2%), garam (0.6%) dan air (3.0%). Adapun kandungan gizi fish stick terbaik per 100 gr adalah energi (412 kkal), air (4.4 g), protein (8.8 g), lemak (7.7 g), dan karbohidrat (77.0 g). Modal fish stick per bungkus sebesar Rp. 4.361 dengan harga jual Rp. 10.000, maka keuntungan sebesar 129%. Keuntungan yang besar menjadi acuan bahwa program kewirausahaan fish stick layak untuk dikembangkan sebagai cabang usaha yang menguntungkan.
MANAJEMEN MASJID SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PESERTA DIDIK Muhammad Najib; Novan Ardy Wiyani; Sholichin S
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 19 No 01 (2014): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v19i01.10

Abstract

This study is a qualitative study. The objective of this study was to find out the managerial activity which was done by Biah section to use school mosque as character education laboratory for students at SMP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto Center Java. The interview, observation, and documentation were used to collect the data. The data were analyzed by general inductive approach. Based on the result of the study it was found that there were four activities that were done by Biah section to use school mosque as character education laboratory for students. The first is to plan the school mosque activity as character education laboratory. The second is to organize the school mosque activity as character education laboratory. The third is to implement the school mosque activity as character education laboratory, and the last is to evaluate the school mosque activity as character education laboratory.
PENERAPAN TQM DALAM PENDIDIKAN AKHLAK Novan Ardy Wiyani; Muhammad Najib; Sholichin Sholichin
Jurnal Pendidikan Islam Vol 28, No 2 (2013): MEDIA PENDIDIKAN JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v28i2.545

Abstract

This study is proposed to know the steps in implementing Total Quality Management (TQM) to form the character of students in elementary Al Irshad Al Islamiyyah 02 Purwokerto. The research used cualitative-descriptive approach. Data collection techniques used in this research were interviews, observation and documentation. Data were collected through triangulation and analyzed by using inductive data analysis techniques following three steps: namely note taking, organizing and coding. The research result shows that there are five steps taken in implementing TQM to form the character of students in elementary Al Irshad Al Islamiyyah 02 Purwokerto. First, Improving student’s character continuously. Second, establishing quality assurance for the student’s character. Third, changing the culture of schools to shape the character of the students. Fourth, changing school organization to form the character of students. Fifth, establishing the network with guardians of students in shaping the character of students.
Community Empowerment Based on Food Processing Technology Tempe Becomes Tempe Stick Alina Hizni; . Sholichin; . Samuel
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2018): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.4.2.135-142

Abstract

Tempe is one of the processed products of soybeans. Tempe can be further processed into tempe stick by the community through science and technology based entrepreneurship. The targets of this activities are community empowerment in product development, entrepreneurship training and earning extra income. The output of this activities is the diversification of food in the form of healthy food products such as tempe stick. The activities consists of 1) preparation stage (Formulation of formula, analysis of nutritional content of best formula, and manufacture of packaging design and product label); 2) Implementation stage (Entrepreneurship Training, Practice of making tempe stick, Mentoring and Production Monitoring); and 3) Evaluation Stage (Evaluation of sales of stick stick). The result of this activities is obtained a best tempe stick formula with the composition of raw material is wheat (45.0), tempe (45.0), margarine (3.6), lime leaves (1.5), baking powder (0.1), salt (0.6), and water (3.0) with nutrient content per 100 gr tempe stick is energy (464 kcal), water (4.96 g), protein (13.03 g), fat (19.47 g), and carbohydrate (59.08 g). Capital per pack business (100 g) of IDR 3.742 with the selling price of IDR 8.000, then the profit of IDR 4.258 per pack (113.8%). Based on the results of these activities it can be concluded that tempe stick is a nutritious snack food that is feasible to be developed as a profitable business branch.
Pengukuran Respon Kelelahan Menggunakan FACIT Score Pada Pasien Jantung Yang Mendapatkan Perawatan Di Ruang Intensif Nur Sri Wahyuni; Chrisyen Damanik; Sholichin .
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 1 No 1 (2020): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.675 KB) | DOI: 10.35728/jkw.v1i1.406

Abstract

Latar belakang: Terganggunya fungsi jantung menyebabkan nutrisi dan oksigen yang dipompa ke sel di seluruh tubuh menjadi berkurang. Akibatnya, produksi energi berkurang dan menimbulkan respon kelelahan secara subyektif berupa rasa tidak berdaya baik fisik maupun psikologis pada pasien jantung. Tujuan: Mengetahui hasil pengukuran respon kelelahan menggunakan FACIT score pada pasien jantung yang mendapatkan perawatan di ruang intensif. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan studi deskriptif dan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di ruang intensif di salah satu rumah sakit Kecamatan Tenggarong, yang melibatkan 12 pasien dengan teknik total sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien jantung yang mendapatkan perawatan intensif, dengan penyakit penyerta, menggunakan nasal kanul dan simple mask, dan berusia ≥ 15 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner FACIT Score yang telah tervalidasi, dan analisis data dengan statistik deskriptif. Hasil: Skor kelelahan pada pasien berada pada median 21,00 dengan rentang skor 0-30. Sebagian besar pasien berada dalam kategori lelah. Kesimpulan: Sebagian besar pasien jantung yang mendapatkan perawatan di ruang intensif berada dalam rentang lelah. Rekomendasi: Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada pasien jantung, maupun dalam penelitian eksperimen mengenai manajemen kelelahan pada pasien jantung. Kata kunci: kelelahan, pasien jantung, FACIT score
OPTIMALISASI FORMULASI BROWN RICE NOODLE DENGAN APLIKASI PROGRAM LINIER Sholichin Sholichin; Muhammad Supli Effendi; Yusep Ikrawan
Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/bmi.v14i2.217

Abstract

Mi merupakan produk yang popular karena disukai dan cara penyajiannya mudah dan cepat, namun bahan baku berupa gandum masih harus impor, sehingga perlu upaya substitusi bahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan formulasi Brown Rice Noodle dengan aplikasi program linier. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 5 faktor formulasi yaitu F1 (tepung brown rice 44,9% dan tapioka 0%), F2 (tepung brown rice 42,1% dan tapioka 2,8%), F3 (tepung brown rice 39,3% dan tapioka 5,6%), F4 (tepung brown rice 36,5% dan tapioka 8,4%), dan F5 (tepung brown rice 33,7% dan tapioka 11,2%). Hasil penelitian berdasarkan uji fisik brown rice noodle diketahui bahwa F5 memiliki karakteristik adonan yang paling mudah dibentuk menjadi mi, dan memiliki karakteristik mi kering yang paling baik dari segi bentuk maupun tekstur. Selain itu, F5 memiliki daya serap air tertinggi (138,5%) dan cooking loss(17,3%). Hasil uji organoleptik brown rice noodle secara keseluruhan, produk terbaik adalah F5 (nilai rerata 3,975). Adapun hasil uji kimia brown rice noodle diperoleh bahwa semua formula telah memenuhi standar mutu I mi kering dengan kadar protein minimal 11% dan kadar air maksimal 8%, kecuali F2 memiliki kadar air sedikit lebih tinggi (8,26%).
Personal Characters Management : Caring Spiritualitas Increased Nursing Practice Implementation in Aji Muhammad Parikesit Hospital Tenggarong Kutai Kartanegara Anik Puji Rahayu; Ika Fikriah; Sholichin Sholichin; Ediyar Miharja; Iwan Samsugito
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 3, No 1 (2020): JKPBK Juni 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.094 KB) | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v3i1.3462

Abstract

Background It is important for nurses to recognize and integrate the dimensions of body, mind, and spirit in their daily clinical practice (Dossey, 2005). If the client's needs are not met in one of the dimensions that can cause health and welfare problems. 94% of patients visiting hospitals in the US believe that spiritual health is as important as physical health. The need to get the attention that understanding caring alone is not enough to make a nurse can provide good service. Based on Maslow's theory that a person will do his work in accordance with the level of his needs. Understanding of a nurse who is at the level 5 stage of self-actualization, actually only wants to provide satisfaction for the achievement of personal self-actualization. If only the understanding of the concept of nurses was already at level 6. The importance of changing the mindset of nurses with the concept of caring spirituality so that nurses are fully aware of the deepest heart to get true blessing and happiness when nurses care for patients and afterward. Result The survey results from the 6-month in-house training process were able to increase the caring spirituality of nurses, which in turn was able to increase the application of services in nursing in hospitals. AM Parikesit Tenggarong. Furthermore, it is expected that nurses must increase their knowledge and understand the true concept of caring spirituality and be able to apply it in providing nursing care services to patients.Keywords: caring, spiritualis, nursing practice,
Studi Komparatif Kadar Gula Darah Sebelum Dan Sesudah Melakukan Relaksasi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di PKM Juanda Samarinda Sholichin Sholichin
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 2, No 1 (2019): JKPBK 1 Juni 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.551 KB) | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v2i1.3481

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen menggunakan kontrol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar perbedaan kadar gula darah pasien diabetes mellitus sebelum dan sesudah melakukan relaksasi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di PKM Juanda Samarinda.. Sampel penelitian ini berjumlah 20 orang responden yang ditentukan berdadarkan tingkat kepekaan tes kemaknaan sebesar 0,80 (1-beta), terdiri dari 20 orang responden.. Pengambilan sampel dengancarapurposed sampling. Pengujian ada atau tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah melakukan latihan relaksasi adalah dengan uji paired-Sample T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik signifikan terjadi penurunan kadar gula darah rata-rata sebesar 8,80 mg/dL sesudah relaksasi, dengan nilai p = 0,005, allpha 95%. Angka penurunan tertinggi terjadi pada hari ketujuh relaksasi, angka terendah terjadi pada hari kelima setelah rutin melakukan latihan. Pengujian dilakukan pada hari pertama, ketiga, kelima dan hari ketujuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara signifikan relaksasi dapat menurunkan kadar gula darah pasien diabetes melitus yang menjalani perawatan di PKM Juanda. Kata kunci : kadar gula darah, relaksasi, ulkus diabetikum