Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Majalah Farmaseutik

Efek Kombinasi 2,4 D Dan Kinetin Pada Pembentukan Kalus Daun Catharanthus roseus (L.) G. Don Serta Deteksi Alkaloidnya Khoiriyah, Siti; Santosa, Djoko; Purwantini, Indah
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i3.82593

Abstract

Catharanthus roseus (L.) G. Don dikenal dengan tapak dara merupakan tanaman obat tradisional, yang telah dibudidayakan sebagai tanaman penghasil senyawa alkaloid vinkristin dan vinblastin sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi 2,4 D dan kinetin terhadap keberhasilan pembentukan dan pertumbuhan kalus serta mengetahui adanya kandungan senyawa alkaloid pada kalus. Eksplan diinokulasi dalam media Murashige-Skoog (MS) padat yang ditambahkan 2,4 D 1 mg/L dan kinetin 4 mg/L untuk menghasilkan kalus, kemudian kalus disubkultur dan dipanen setelah berumur 21 hari. Kalus dimaserasi dengan etanol p.a. Identifikasi senyawa dilakukan menggunakan KLT dengan fase diam silika gel 60 F254  dan fase gerak berupa kloroform:metanol (9:1). Bercak pada pelat KLT dideteksi dengan sinar UV 254 dan 366 nm serta pereaksi Dragendorff. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi 2,4 D 1 mg/L dan kinetin 4 mg/L berpengaruh dalam memacu keberhasilan pembentukan dan pertumbuhan kalus dengan rata-rata berat basah dan berat kering kalus masing-masing sebesar 2,359 dan 0,249 gram. Hasil identifikasi senyawa menunjukkan bahwa pada kalus dan tanaman asal mengandung alkaloid yang kemungkinan sama, yaitu senyawa dengan nilai Rf 0,89 dan 0,86.
Study on the Utilization of Medicinal Plants by the Community of Uelawu Village, Konawe District, Southeast Sulawesi Tahoangako, Sarmadhan Saputra; Santosa, Djoko; Fakhrudin, Nanang
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i3.84448

Abstract

Ethnomedicine is the science related to ethnicity and medicine. Ethnomedicine studies are basically carried out to understand health culture from the point of view of local community knowledge, especially the medical system that has become a community tradition for generations. Local genius of the use of medicinal plants to prevent and treat various diseases has been passed down from generation to generation by ethnic groups in Southeast Sulawesi. Ethnomedicine research on medicinal plants in Uelawu Village, Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province aims to find out the types of plants that are efficacious as traditional medicines, how to prepare them, the doses used and how to use them in traditional medicine. The research method used was snowball sampling, through interviews with the people of Uelawu Village using a questionnaire covering the type of disease, herb, or single plant used (local name of the plant, part of the plant used, and method of preparation). Each local plant name used is determined and its Latin name is determined and a herbarium is made. The results showed that in Uelawu Village, Konawe District, Southeast Sulawesi Province, there were 25 species from 15 plant families that were used by the traditional community of Uelawu Village as ingredients for plant ingredients. The most used part of the plant is the leaves. Preparation of medicinal plant ingredients by boiling and then drinking is the method most often used by traditional communities living in Uelawu Village in utilizing medicinal plants as a medium for traditional medicine.
Potensi Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) di Indonesia Sebagai Sumber Daya Alam dan Bahan Baku Obat Antibakteri dan Antijamur Pradana, Andi; Santosa, Djoko; Sulaiman, Teuku Nanda Saifullah
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.86004

Abstract

Popularitas tanaman sebagai penanganan infeksi mikroba kian meningkat. Cengkeh adalah tanaman dengan kandungan senyawa kimia utama eugenol yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Review ini dibuat menggunakan data sekunder dari database literatur ilmiah PubMed, Scopus, Google Scholar, SINTA, dan Science-Direct yang bertujuan untuk melihat potensi dari ektrak etanol bunga, daun dan batang cengkeh sebagai agen antimikroba. Aktivitas antibakteri E. coli dari daun dan bunga secara berturut-turut 20% (14,6mm); 31,25% (14mm). Daya hambat terhadap bakteri S. aureus dari batang, daun, bunga secara berturut-turut 40% (21,5mm); 50% (14,66mm); 62,50% (5mm). Aktivitas antibakteri terhadap S. mutans dari bunga dan daun secara berturut-turut 40% (18,83mm); 40% (12mm). Aktivitas bunga cengkeh terhadap jamur C. albicans konsentrasi 12,5% (20mm) dan memiliki KHM 1 μL/mL (44mm).
POTENSI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PEMBUATAN CARBOXYMETHYLCELLULOSE – Natrium (CMC-Na) : review Nugraheni, Heka Mareta; Zai, Khadijah; Santosa, Djoko
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i2.93539

Abstract

Carboxymethylcellulose – Natrium (CMC-Na) merupakan salah satu senyawa turunan dari selulosa yang memiliki berbagai kegunaan baik pada bidang farmasi, tekstile, konstruksi dan makanan. CMC-Na dapat diperoleh dari bahan alam yang mengandung selulosa seperti batang tumbuhan, kayu, daun, kulit buah, tangkai maupun serabut. Berdasarkan banyaknya kegunaan dan berlimpahnya bahan alam sebagai bahan utama pembuatan CMC-Na menjadikan banyaknya penelitian terkait sintesis CMC-Na. Review artikel ini bertujuan untuk membahas potensi bahan alam sebagai bahan baku dalam pembuatan CMC-Na. Pencarian arikel dilakukan secara online melalui Google Scholar dengan katakunci tertentu untuk mendapatkan informasi terbaru yang dipubikasi pada tahun 2013 sampai tahun 2022. Proses sintesis CMC-Na melalui beberapa tahapan, yaitu delignifikasi, bleaching, alkalisasi dan karboksimetilasi. Disisi lain, terdapat beberapa faktor yang perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut, seperti proses ekstraksi selulosa, konsentrasi NaOH dan Natrium Monokloroasetat yang dgunakan, serta waktu dan suhu. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam mempengaruhi kualitas CMC-Na yang dihasilkan, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa bahan alam yang tersedia melimpah di Indonesia dapat menghasilkan produk CMC-Na dengan kualitas yang baik.