Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN UMUM YANG MENJALANI BEDAH CAESAR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO Esther Karina Naomi Tandayu; Widya Astuty Lolo; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 11 No. 1 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.39136

Abstract

ABSTRACTCaesarean section is generally conducted when normal vaginal delivery is not possible due to the risk of other medical complications. Therapy with prophylactic antibiotics is to reduce the incidence of postoperative wound infections. As the variety of prophylactic antibiotic therapy given to caesarean section patients, it is necessary to carry out a cost-effectiveness analysis to find out which treatment therapy is more effective. This research aimed determine a more cost-effective therapy between ceftriaxone and cefotaxime antibiotic treatment in caesarean section patients at Bhayangkara Hospital Manado using descriptive research methods with retrospective data collection in the period January - December 2018. The samples in this research were 14 patients consisting of 9 patients taking ceftriaxone antibiotics and 5 patients taking cefotaxime antibiotics. The results of the research showed that ceftriaxone antibiotic therapy was more costeffective with an ACER value of IDR 28.873/day and the ICER value was IDR 2.488/day.Keywords: Cost Effectiveness Analysis, Pharmaconomics, Prophylactic Antibiotics, Cesarean section.ABSTRAKBedah Caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Terapi dengan pemberian antibiotik profilaksis adalah untuk mengurangi insidensi infeksi luka pasca bedah. Karena beragamnya terapi antibiotik profilaksis yang diberikan kepada pasien bedah caesar perlu dilakukan analisis efektivitas biaya untuk dapat mengetahui terapi pengobatan mana yang lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi yang lebih costeffective antara pengobatan antibiotik seftriakson dan sefotaksim pada pasien bedah caesar di Rumah Sakit Bhayangkara Manado dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif pada periode Januari - Desember 2018. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 pasien yang terdiri dari 9 pasien yang menggunakan antibiotik seftriakson dan 5 pasien yang menggunakan antibiotik sefotaksim. Hasil penelitian menunjukan terapi antibiotik seftriakson lebih cost-effective dengan nilai ACER sebesar Rp. 28.873/hari dan nilai ICER sebesar Rp. 2.488/hari.Kata kunci: Analisis Efektivitas Biaya, Farmakoekonomi, Antibiotik Profilaksis, Bedah Caesar
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. JOHN PIET WANANE KABUPATEN SORONG DENGAN METODE SERVQUAL Melanie Jenifer Togas; Widya Astuty Lolo; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 11 No. 2 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.41727

Abstract

ABSTRACTThe level of patient satisfaction is closely related to pharmaceutical services in hospitals, where patients will feel satisfied if there are similarities in health services between expectations and reality. Weaknesses and shortcomings that exist in hospital services need to be known to make a new standard in service. This study aims to determine the level of satisfaction of outpatients with pharmaceutical installation services at RSUD Dr. John Piet Wanane, Sorong Regency. This type of research is descriptive quantitative by distributing questionnaires to 270 respondents obtained by purposive sampling technique. Based on the research results, the average patient satisfaction is (-0.64), so it can be concluded that the level of satisfaction is in the negative range, which means that the patient is not satisfied with the services provided. Keywords: Patient Satisfaction, Hospital, Outpatient   ABSTRAKTingkat kepuasan pasien berkaitan erat dengan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, dimana pasien akan merasa puas apabila adanya persamaan pelayanan kesehatan antara harapan dan kenyataan. Kelemahan dan kekurangan yang ada pada pelayanan rumah sakit perlu diketahui untuk menjadikan suatu standar baru dalam pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan instalasi farmasi di RSUD Dr. John Piet Wanane Kabupaten Sorong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan membagikan kuesioner kepada 270 responden yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata kepuasan pasien sebesar (-0,64), sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan berada pada rentang negatif yang artinya pasien tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Kata kunci: Kepuasan Pasien, Rumah Sakit, Rawat Jalan
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Chelsi Stelin; Widya Astuty Lolo; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 11 No. 2 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.41736

Abstract

ABSTRACTPatient satisfaction is the result of health services received by each patient.  The better the service received by the patient, the greater the patient satisfaction. The purpose of this study was to determine satisfaction level of patients who are participating in the National Health Insurance on pharmaceutical services at Paniki Bawah Public Health Center, Manado City. This research was a descriptive study using a non-probability sampling method with a purposive sampling technique. The parameters used were the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The study was conducted by distributing questionnaires to 283 respondents who met the inclusion and exclusion criteria.  The results of the study obtained an average patient satisfaction of (0.03), so it can be concluded that the satisfaction level of National Health Insurance patients at Paniki Bawah Public Health Center Manado City is in the positive range, which means that the patients are satisfied with the services provided. Keywords: Public Health Center, National Health Insurance, Satisfaction Level.  ABSTRAKKepuasan pasien adalah hasil dari pelayanan kesehatan yang diterima oleh setiap pasien. Semakin baik pelayanan yang diterima pasien, maka kepuasan pasien akan semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Paniki Bawah, Kota Manado. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode non-probability sampling dengan Teknik purposive sampling. Parameter yang digunakan adalah dimensi sarana fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Penelitian dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner kepada 283 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kepuasan pasien sebesar (0,03) sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado berada pada rentang positif yang artinya pasien puas dengan pelayanan yang diberikan. Kata Kunci: Puskesmas, Jaminan Kesehatan Nasional, Tingkat Kepuasan.
EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WEDA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH Septi C. F. Hitto; Gayatri Citraningtyas; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 11 No. 2 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.41737

Abstract

ABSTRACTAccess to medicine is a human right. One of the determinants of drug access is the availability of drugs in health care facilities. The availability of drugs needs to be maintained to meet the demand or need for drugs. Determining the need for pharmaceutical supplies is a formidable challenge that must be faced by pharmacists who work in hospitals. The study is aimed at recognizing the availability of drugs in patients at the Weda pharmaceuticals installation, Halmahera district, in August 2021, based on formulating a public hospital hospital database in 2021/2022. This study is a prospectional cross-sectional study. According to a study conducted at the rsud weda pharmaceutical installation, Halmahera district has a total of 302 prescription sheets with an average number of prescription items prescribed by 816 and a total of 784 submitted to a 784 percentage of drug availability in August 2021 of 96. According to research, availability of drugs at the Weda pharmaceutical installation, which is measured by comparing the amount of drugs submitted and the amount prescribed, results from an evaluation with a high level of drug availability to 96. Keywords:  Availability Of Drugs, Pharmaceuticals Installation, Weda Hospital. ABSTRAKAkses terhadap obat merupakan hak asasi manusia. Salah satu faktor penentu akses obat adalah ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat perlu dijaga untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan obat. Menentukan kebutuhan perbekalan farmasi merupakan tantangan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi yang bekerja di Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan obat pada pasien di Instalasi Farmasi RSUD Weda, Kabupaten Halmahera Tengah periode Agustus 2021 berdasarkan Formularium Rumah Sakit Umum Daerah Weda 2021/2022. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode prospektif. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Weda, Kabupaten Halmahera Tengah terdapat 302 lembar resep dengan total jumlah item obat yang diresepkan sebanyak 816 dan jumlah item obat yang diserahkan sebanyak 784 sehingga diperoleh presentase total ketersediaan obat pada bulan Agustus tahun 2021 sebesar 96. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ketersediaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Weda yang diukur dengan membandingkan jumlah obat yang diserahkan dan jumlah obat yang diresepkan maka diperoleh hasil evaluasi dengan tingkat ketersediaan obat dengan kategori baik dengan nilai persentase ketersediaan obat yaitu 96. Kata Kunci: Ketersediaan Obat, Instalasi Farmasi, RSUD Weda
ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS KABUPATEN MINAHASA UTARA Stacy Harry Tamawiwy; Widya Astuty Lolo; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 11 No. 2 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.41743

Abstract

ABSTRACT Pharmaceutical service standards have been regulated in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 74 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Public Health Center, but there are pharmaceutical service activities that have not been implemented, including destruction and withdrawal of drugs, monitoring of drug side effects, and drug therapy monitoring. This study aims to determine the percentage of compliance with the application of pharmaceutical standards at the Health Center of North Minahasa Regency based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 74 of 2016. This research is a descriptive type of research with a prospective and retrospective approach. The population in this study were all Public Health Centers in North Minahasa Regency and the sample in this study were Public Health Center located on Jalan Manado - Bitung as many as 4. Retrieval of data are through interviews, questionnaires, and observations. Based on the results of the study, the percentage of compliance with the application of pharmaceutical service standards with the Minister of Health Number 74 of 2016 is 72,14%. It can be concluded that the suitability of the application of pharmaceutical service standards at the Health Center of North Minahasa Regency is included in the sufficient category. Keyword: Public Health Center, Pharmaceutical Service Standards. ABSTRAK Standar pelayanan kefarmasian telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarnasian di Puskesmas, akan tetapi terdapat kegiatan pelayanan kefarmasian yang belum terlaksana, antara lain pemusnahan dan penarikan obat, monitoring efek samping obat, serta pemantauan terapi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kesesuaian penerapan standar kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan prospektif dan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Puskesmas di Kabupaten Minahasa Utara dan sampel dalam penelitian ini yaitu Puskesmas yang berada di Jalan Manado – Bitung sebanyak 4 Puskesmas. Pengambilan data melalui wawancara, kuesioner, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase kesesuaian penerapan standar pelayanan kefarmasian dengan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 sebesar 72,14%. Dapat disimpulkan bahwa kesesuaiaan penerapan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara termasuk dalam kategori cukup. Kata Kunci: Puskesmas, Standar Pelayanan Kefarmasian
Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran amurang Kabupaten Minahasa Selatan Karlah Frylina Kantu; Gayatri Citraningtyas; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 12 No. 1 (2023): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.12.2023.42929

Abstract

Depository is a significant stage in medicine administration. A great depository guarantees safety and maintains medicine quality. Hence, it can minimize hospital’s losses caused by spoiled medications. This study aimed to evaluate the medicine depository at GMIM Kalooran Hospital in Amurang. This study employed descriptive observational methods, and data gathering techniques used direct observation to existing systems and interviews. Study findings indicated that medicine Depository at Pharmacy Installation of GMIM Kalooran Hospital in Amurang not was in accordance with the standard of Hospitals pharmaceutical treatment based on Health Regulation number 72 (2016), Director General of Pharmaceutical (2010). However, facilities and infrastructures still required improvements such as insufficient shelves and pallets due to inadequate sizes of warehouses and no installed security systems.  It is highly recommended to notice matters which are not in accordance with the standardized indicators of medicine depository as well as the defective and incompetent facilities.
Evaluasi Manajemen Pengelolaan Obat di Puskesmas Teling Atas Kota Manado Jonathan Tumiwa; Gayatri Citraningtyas; Imam Jayanto
PHARMACON Vol. 13 No. 1 (2024): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.13.2024.49454

Abstract

Pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker penanggung jawab di puskesmas yang berkaitan dengan sediaan farmasi dalam rangka meningkatkan kesehatan pasien. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Teling Atas Manado karena belum ada penelitian sebelumnya mengenai pengelolaan obat di puskesmas. Evaluasi suplai harus dilakukan karena bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas, Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Permenkes No. 74 tahun 2016 sebagai standar dalam pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas, agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan standar yang ada. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Maret 2023. Hasil penelitian menunjukan bahwa Puskesmas Teling Atas kota Manado telah mengikuti standar Permenkes No 74 tahun 2016 dengan baik secara keseluruhan
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan The Celup Herbal di Desa Kema III Kabupaten Minahasa Utara Irma Antasionasti; Surya Sumantri Abdullah; Imam Jayanto; Meilani Jayanti
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/f0ge0z49

Abstract

Desa Kema III terletak di pinggir pantai dengan intensitas cahaya matahari yang sangat kuat sehingga dapat menghasilkan suatu senyawa radikal bebas yang disebut reactive oxygen species (ROS) yang dapat menginisiasi terjadinya penyakit degeneratif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan teh herbal yang kaya antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Kegiatan dilakukan melalui 4 tahapan yang terdiri dari tahap persiapan, tahap penyuluhan, tahap pelatihan, dan tahap pendampingan. Berdasarkan hasil kegiatan, mitra dapat memahami kandungan senyawa dari tanaman herbal pala, secang, jahe, kayu manis, dan cengkeh sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan dalam menangkal radikal bebas. Selain itu, mitra juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan tanaman herbal menjadi sediaan teh herbal.
Pemberian Penyuluhan dan Pembuatan Manisan Jeruk Bali Upaya Pencegahan Stanting di Desa Cranggang, Dukuh Karang Panas, Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Ricka Islamiyati; Bagus Riyanto; Rohmatun Nafiah; Vera Fitriana; Imam Jayanto
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/4d40ws57

Abstract

Desa Cranggang merupakan sebuah desa yang terdapat didataran tinggi Kabupaten Kudus. Desa ini masih sangat asri hijau dan natural, karena masih begitu banyaknya pohon-pohon yang hijau dan juga rindang serta udara yang masih sejuk dan segar. Pada tahun 2020, Desa Cranggang mendapat predikat desa Swasembada. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Data tentang kependudukan di desa Cranggang belum up to date. Pemanfaatan dan pengelolaan rumah kaca masih belum maksimal. Masih ada kejadian stunting di desa Cranggang, walaupun tidak setinggi desa Kandangmas. Program kerja pertama kami adalah melakukan kegiatan edukasi mengenai stunting pada ibu balita di posyandu. Program kerja kedua kami adalah melakukan kegiatan edukasi mengenai jus buah pada anak-anak PAUD. Program kerja ketiga kami adalah melakukan kegiatan pembelajaran tambahan mengenai desain pada siswa/i di SD 3 Cranggang dengan bantuan aplikasi Canva. Program kerja keempat kami adalah melakukan kegiatan edukasi mengenai pentingnya kebersihan diri pada siswa/i di SD 3 Cranggang. Program kerja terakhir kami adalah melakukan kegiatan penyuluhan cara pembuatan manisan dari kulit buah jeruk bali pada ibu-ibu. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum program pengabdian dapat dikatakan sukses dan lancar meskipun banyak hambatan yang terjadi, akan tetapi semua itu dapat terselesaikan dengan baik.
PKM Pelatihan dan Pendampingan Produksi Sabun Organik Pala Kelompok Ibu Dusun Kema III dan Ibu Majelis Ta’lim Al Munawarah di Minahasa Utara Surya Sumantri Abdullah; Irma Antasionasti; Angelina Stevany Regina Masengi; Imam Jayanto; Rezky Putri Indarwati Abdullah
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/vnfax265

Abstract

Mata pencaharian masyarakat Desa Kema III kabupaten Minahasa Utara sebagian besar adalah nelayan. Sebagian besar perempuan di desa Kema III adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja terdiri dari komunitas majelis taklim dan kelompok ibu dusun. Namun, kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan hasil tangkapan tidak menentu. Kelompok Ibu di Desa Kema III menganggur dan tidak punya penghasilan. Hal ini tentu sangat memberatkan beban ekonomi keluarga terutama ditambah dengan inflasi dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok masyarakat yang harus tetap dipenuhi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan produk sabun dengan tetap memperhatikan kualitas yang memenuhi standar kesehatan dengan memanfaatkan bahan organik minyak Pala. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali perempuan di Desa Kema III dengan ketrampilan pembuatan produk sabun yang dapat digunakan sebagai rintisan usaha untuk menopang ekonomi keluarga. Kegiatan dilakukan melalui 4 tahapan yang terdiri dari tahap persiapan, tahap penyuluhan, tahap pelatihan, dan tahap pendampingan. Hasil dari kegiatan ini, peserta pelatihan mendapatkan keterampilan untuk memproduksi produk sabun yang dapat dapat dipasarkan di lingkungan tempat tinggal mereka.