Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

SINTESIS BEADS KITOSAN TERIKAT-SILANG TRIPOLIOSFAT DENGAN PENAMBAHAN POROGEN UNTUK ABSORPSI ASAM HUMAT Jihan Askia; Dahlena Ariyani; Uripto Trisno Santoso
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.052 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v15i1.9706

Abstract

Sintesis beads kitosan-TPP untuk absorpsi asam humat telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi TPP, porogen (NaHCO3), persentase penggembungan dan kapasitas absorpsi. Beads kitosan-TPP disintesis dengan meneteskan larutan kitosan 2% (b/v) ke dalam larutan tripolifosfat. Beads kitosan-TPP kemudian dikarakterisasi stabilitas, porositas, persentase pembengkakan, serta penentuan kapasitas absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan penambahan TPP dengan konsentrasi 0,75% (b/v) menunjukkan stabilitas beads kitosan-TPP yang baik, penambahan porogen (NaHCO3) menghasilkan pori yang lebih besar pada beads kitosan-TPP, persentase swelling terbesar adalah 76,51%, dan kapasitas aborpsi asam humat pada beads kitosan-TPP pada λmaks 200 nm adalah 25% atau 1,50 (mg/g) dan pada λmaks 400 nm 66,57% atau 11,34 (mg/g).
KAJIAN AKTIVITAS KATALIS Ag/ZEOLIT-TiO2 PADA DEGRADASI FOTOKATALITIK FENOL MENGGUNAKAN LAMPU UV Rodiansono Rodiansono; Sulfi Adam; Uripto Trisno Santoso
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.824 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v2i1.2016

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang degradasi fotokatalitik fenol menggunakan fotokatalis zeolit-TiO2 (Ze-Ti) dan Ag/Ze-Ti, hasil modifikasi dari zeolit alam aktif (ZAA) dengan TiO2 teremban Ag. Preparasi katalis dilakukan dengan metode impregnasi basah yang dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500 oC selama 3 jam, dengan variasi Ag (% b/b) : 1; 1,5; 2; dan 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa impregnasi TiO2 dalam zeolit alam aktif dapat meningkatkan aktivitas fotokatalis TiO2 dalam mendegradasi fenol. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa impregnasi Ag dapat meningkatkan aktivitas fotokatalis Ze-Ti dan mencapai optimum pada jumlah Ag teremban sebanyak 2 %. Kata kunci : fotokatalis, degradasi, fenol, Zeolit, TiO2. 
KONTROL SELEKTIFITAS KATALIS ALLOY DUA LOGAM Ni-Ag PADA HIDROGENASI FURFURAL MENJADI FURFURIL ALKOHOL DAN TETRAHIDROFURFURIL ALKOHOL Rodiansono Rodiansono; Maria Dewi Astuti; Uripto Trisno Santoso; Azidi Irwan; Dwi Rasy Mujiyanti; Risnu Aritofa; Karlini Karlini; Abdurahman Abdurahman; Adi Maulana
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.15 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v12i2.4822

Abstract

Kontrol selektifitas katalis alloy dua logam Ni-Ag ruah dan terembankan telah diselidiki secara sistematik dengan cara mengevaluasi pengaruh variasi rasio molar Ni/Ag, temperatur hidrotermal, waktu hidrotermal, dan pemilihan padatan pengemban yang sesuai dalam reaksi hidrogenasi selektif furfural. Rasio molar divariasi dari 0,75; 1,5; 2,0; dan 3;0, variasi temperatur hidrotermal dari 373 K, 423 K, dan 473 K selama 24 jam, sedangkan waktu hidrotermal divariasi dari 2-8 jam pada temperatur hidrotermal 523 K. Empat jenis padatan pengemban yang berbeda yaitu titanium oksida (TiO2), karbon aktif (C), gamma-alumina (g-Al2O3), dan aluminium hidroksida (AlOH) telah digunakan untuk katalis alloy Ni-Ag(3.0). Katalis Ni-Ag dengan rasio molar Ni/Ag = 1,5 dan 3,0 memiliki aktifitas dan selektifitas yang paling baik dalam reaksi hidrogenasi furfural menjadi furfuril alkoho dan tetrahidrofurfuril alkohol. Kenaikan temperatur hidrotermal dalam proses sintesis katalis Ni-Ag dan perubahan waktu hidrotermal untuk temperatur 523 K tidak secara signifikan meningkatkan kinerja katalis Ni-Ag(1,5) untuk reaksi yang sama. Katalis Ni-Ag(3.0) yang termbankan pada TiO2 memiliki aktifitas dan selektifitas yang superior dibandingkan dengan ruah dan pengemban yang lain.
KUANTIFIKASI TOKSISITAS Cr(III) DAN Cr(VI) TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL DAN KERAPATAN SELNYA Ahmad Budi Junaidi; Ahmad Riadi; Rahmat Yunus; Uripto Trisno Santoso
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.08 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v4i2.2056

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh Cr(VI) dan Cr(III) terhadap pertumbuhan fitoplankton berdasarkan pengukuran kerapatan sel dan peningkatan konsentrasi klorofil. Fitolankton dikultur dalam media yang diberi nutrien dan mengandung Cr(VI) atau Cr(III) dengan konsentrasi bervariasi. Kerapatan sel dan konsentrasi klorofil ditentukan pada waktu kultur 16, 24, 32, 40, 48, 56 jam. Konsentrasi klorofil ditentukan secara spektrofotometri. Kerapatan sel dihitung menggunakan haemocytometer dengan pengamatan di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cr(VI) dan Cr(III) menghambat laju pertumbuhan fitoplankton. Besarnya hambatan laju pertumbuhan sebanding dengan besarnya konsentrasi Cr(VI) dan Cr(III) dalam media kultur. Secara kuantitatif diperoleh harga EC50 Cr(VI) dan Cr(III) terhadap laju pertumbuhan fitoplankton berdasarkan kerapatan sel, masing-masing sebesar 0,0005 dan 0,0014 ppm, sedangkan berdasarkan konsentrasi klorofil, masing-masing sebesar 0,0012 dan 0,0056 ppm. Hal ini mengindikasikan bahwa Cr(VI) lebih toksik daripada Cr(III) terhadap pertumbuhan fitoplankton. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan kerapatan sel sebagai parameter pertumbuhan fitoplankton yang dipengaruhi Cr(VI) dan Cr(III) memiliki sensitivitas yang lebih baik daripada penggunaan parameter peningkatan konsentrasi klorofil. Kata Kunci : Konsentrasi klorofil, kerapatan sel, Fitoplankton, Cr(VI), Cr(III). 
Peningkatan Akurasi Model Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas Antibakteri Senyawa Turunan Asam Monokloroasetat Menggunakan Metode Semiempirik Rm1 Dan Pemilihan Deskriptor Kamilia Mustikasari; Uripto Trisno Santoso; Dahlena Ariyani; Melissa Melissa
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jstk.v1i1.4986

Abstract

Kajian peningkatan akurasi model hubungan struktur-aktivitas antibakteri senyawa turunan asam monokloroasetat telah dilakukan dengan menggunakan metode semiempirik RM1 dan pemilihan deskriptor. Perhitungan nilai deskriptor dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Chem3D 15.1 dan Hyperchem 8.0. Analisis korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2016. Data aktivitas antibakteri MIC diperoleh dari literatur dan dinyatakan sebagai pMIC dalam μM/mL. Dari 15 buah deskriptor yang diuji, ada 6 deskriptor yang dapat dijadikan model persamaan HKSA yang dapat meningkatkan akurasi yaitu: polarisabilitas (ɑ), muatan bersih atom Cl (qCl1), momen dipol (µ), muatan bersih atom C2 (qC2), dan molecular topology index (MTI).
Adsorption of Congo Red onto Humic Acid Isolated from Peat Soil Gambut Regency, South Kalimantan Umaningrum, Dewi; Nurmasari, Radna; Santoso, Uripto Trisno; Astuti, Maria Dewi; Pradita, Hapsari Tyas
Molekul Vol 18 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2023.18.2.8685

Abstract

Humic acid is one of the green materials for wastewater treatment including for removal dyes as an adsorbent. Humic acid was isolated from peat soil, Gambut Regency, South Kalimantan following International Humic Substances Society method, and used to adsorb Congo red. The adsorption process was carried out in a batch system and the effect of pH, contact time, and adsorption capacity of Congo red on humic acid were studied. The adsorbent characterization by using FTIR. The results showed that the adsorption of Congo red on humic acid occurred at the optimum pH of pH 6, the optimum contact time was 120 minutes. The adsorption capacity of Congo red onto humic acid of 33.33 mg/g and follows the Langmuir model with R2 = 0.9926. The characterization of humic acid functional groups before and after adsorption of Congo red showed that the signal at 1,712.79 cm-1 were shifted to 1,705.07 cm-1 and 1,273.02 cm-1 were shifted to 1,265.30 cm-1. These suggested that the mechanism interaction was the electrostatic interaction between -NH3+ functional group of Congo red group and -COO- functional group of humic acid. It means that humic acid isolated from peat soil could be used as an adsorbent for the removal Congo red.
Characterization of Alginate-Cellulose-Kaolin Composites for Slow-Release Urea Fertilizer Sunardi, Sunardi; Faramitha, Gusti Nia; Santoso, Uripto Trisno
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 8 No 3 (2021): Edition for January 2021
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2021.8-sun

Abstract

Research on the effect of cellulose and kaolin addition to alginate-cellulose-kaolin composites' characteristics as a slow-release agent of urea fertilizer has been done. The technique used in composites' preparation is an extrusion technique using 2% CaCl2 solution as a cross-linker. The compositions of alginate-cellulose-kaolin were varied to determine their effect on composites' characteristics such as diameter, color, swelling ratio, entrapment efficiency, and release of urea. The results showed that the diameter of beads in wet condition produced ranges from 2.98 to 3.54 mm, whereas the diameter of dry beads ranges from 1.22 to 1.92 mm. The addition of cellulose and kaolin affected the color of the beads produced based on CIE Lab analysis. The value of the swelling ratio decreased with the addition of cellulose and kaolin. The entrapment efficiency of urea in beads obtained ranged from 37.25 to 45.06%. The release of urea in aqueous media showed that cellulose and kaolin's addition into the alginate affected the amount of released urea.
Study Effect of Chitosan-Epichlorohydrin Macropore Beads on Decreasing the Value of Total Dissolved Solid (TDS) and Dyes in Sasirangan Liquid Waste Treatment Ariyani, Dahlena; Hilma, Nabila Khairiyatul; Utami, Umi Baroroh Lili; Santoso, Uripto Trisno; Mujiyanti, Dwi Rasy
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 11 No 1 (2023): Edition for May 2023
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598//ijcr.2023.11-muj

Abstract

Sasirangan liquid waste contains contaminants that are quite dangerous, characterized by high values of total dissolved solids and dyestuffs. This study aims to determine the effect of dose and pH on chitosan-epichlorohydrin macropore beads. The parameters of the measured waste are total dissolved solids and dyestuffs. The process of absorption of sasirangan liquid waste characterizes by FTIR. The results showed that chitosan-epichlorohydrin beads that interacted with sasirangan liquid waste had optimum results at a chitosan dose of 600 mL/L, with a decrease in the total value of dissolved solid by 2161 mg/L and a decrease in dye by 84.78%. Chitosan-epichlorohydrin beads at pH against total dissolved solid gave optimum results at pH 7 with a reduction in the total dissolved solid value of 2269 mg/L, while pH against dyestuffs gave optimum results at pH 3 with a decrease of 94.09%. The interaction between chitosan and chitosan-epichlorohydrin beads occurred a shift in wave numbers from 943 cm-1 to 932 cm-1 showing the C-O-C group and the chitosan-epichlorohydrin beads spectra with waste at wave numbers 3013-3618 cm-1 to 3007-3631 cm-1 the O-H vibration group overlapped the N-H vibration and showed the result that the beads Chitosan-epichlorohydrin/adsorb sasirangan liquid waste.
Pelatihan GLP (Good Laboratory Practice) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di MAN 2 Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan Idris, Muddatstsir; Sanjaya, Rahmat Eko; Yunus, Rahmat; Umaningrum, Dewi; Sunardi, Sunardi; Santoso, Uripto Trisno; Irwan, Azidi; Istikowati, Wiwin Tyas
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v9i2.5913

Abstract

Laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) seperti labotarorium kimia, fisika, dan biologi merupakan laboratorium dengan risiko tinggi dan memerlukan pengelolaan yang baik agar kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan lancar dan aman. Penerapan GLP (Good Laboratory Practice) dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) di laboratorium berperan penting dalam meminimalkan risiko dan kecelakaan kerja di laboratorium. Olehnya itu, tujuan kegiatan pelatihan ini adalah memberikan pemahaman terhadap guru, pengelola laboratorium dan siswa mengenai pentingnya penerapan GLP dan K3 di laboratorium. Metode yang digunakan untuk memberikan pemahaman kepada guru, pengelola laboratorium, dan siswa kelas XII MAN 2 Hulu Sungai Selatan (HSS) adalah pemaparan materi di kelas. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, peserta memberikan respon yang positif terhadap kegiatan ini dan memiliki pemahaman yang baik terkait GLP dan K3 setelah mengikuti pelatihan. Kegiatan ini dapat mewujudkan GLP dan K3 di laboratorium sehingga praktikum, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancar. Kata Kunci: Good Laboratory Practice, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Laboratorium