Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS LINGKUNGAN As'ari, Ruli; Fadjarajani, Siti
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 15, No 1 (2018): January 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v15i1.11888

Abstract

Kota Tasikmalaya memiliki kawasan permukiman kumuh yang berlokasi di Kelurahan Bantarsari Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Karakteristik wilayah pemukiman tersebut memiliki kepadatan penduduk tinggi, jarak antara rumah berhimpitan, Luas rumah yang sangat sempit (rata-rata hanya 3-4 bata), sebagian besar rumah tidak ada sekat antara kamar tidur dengan ruang tamum ruang keluarga, dan dapur, serta tidak memiliki MCK pribadi. Terbentuknya kawasan permukiman kumuh menjadi salah satu kendala dalam Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif survey. Analisis kawasan dan Wilayah Perencanaan dilakukan secara sistematis dilakukan dengan meninjau aspek; 1) Perkembangan Sosial-Kependudukan, 2) Prospek Pertumbuhan Ekonomi, 3) Daya Dukung Fisik dan Lingkungan, selain itu analisis dilakukan dengan analsisi SWOT.pengembangan sarana dan prasarana di wilayah Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Penyelesaian permasalahan pemukiman kumuh melalui konsep lingkungan permukiman yang berwawasan lingkungan, penyelesaian permasalahan kegiatan penambangan bahan galian C melalui upaya reklamasi lahan, dan penyelesaian permasalahan kepadatan penduduk yang tinggi melalui upaya keseimbangan penduduk dan daya dukung lingkungan setempat. Hasil Penelitian dapat diketahui bahwa konsep penataan permukiman kumuh yang cocok untuk dikembangan dalam penataan lingkungan yaitu Model Land Sharing, yaitu penataan ulang di atas lahan dengan tingkat kepemilikan masyarakat cukup tinggi.
The Use of Local Landscape as a Field Laboratory for Geography of Education Ruli As'ari; Erni Mulyanie
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 19 No 2 (2019): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.599 KB) | DOI: 10.21009/spatial.192.1

Abstract

Geographical skills that need to be shared by each geographer in general are map skills, field skills, and satellite image interpretation skills. To achieve field skills competency, a location is needed to be used as material for practicum studies for each subject. The Geography Education Field Laboratory can be studied in depth based on an analysis of the level of learning needs. The basis of the lab location requirements as a laboratory is seen from the laboratory function as an area to carry out careful and accurate testing and measurement of the phenomenon under study. The study was carried out through the identification of local landscapes by delineating the area through the utilization of satellite citera, and identifying potential from each area that was chosen descriptively. In this study, the Gunung Galunggung area can be used as a Physical Field Laboratory for Geography and Kampung Naga Education can be used as a Field Laboratory for Social and Cultural Geography.
Zonasi Pemanfaatan Lahan Pasca Penambangan Pasir di pesisir Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Ruli As'ari; Erni Mulyanie; Dede Rohmat
JURNAL GEOGRAFI Vol 11, No 2 (2019): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v11i2.10712

Abstract

Aktivitas tambang pasir besi di Pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Beberapa permasalahan pasca penambangan pasir besi yaitu; rusaknya ekosistem, kondisi lahan yang rusak, pemukiman penduduk terganggu polusi, rusaknya prasarana transportasi dan terjadi konflik di masyarakat. Kondisi pantai pasca penambangan pasir besi saat ini sudah mengalami perubahan, beberapa kawasan telah di manfaatkan untuk budidaya udang vannamei. Diperlukan zonifikasi kawasan pemanfaatan lahan pantai pasca penambangan pasir besi untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul akibat aktivitas penambangan pasir besi. Metode penelitian ini adalah Deskriptif Survey, teknik pengumpulan data melaui survey lapangan, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Analisis data dilakukan melalui Pemetaan Kawasan Pantai Cipatujah dengan mengklasifikasikan kawasan menjadi tiga zona utama berdasarkan karakteristik aktivitas masayarakat dan potensi setiap kawasan pantai pasca penambangan pasir besi. Lokasi Penelitian di Kawasan Pantai Selatan yang berada di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Hasil Penelitian menunjukkan zonasi kawasan reklamasi lahan pasca penambangan pair besi di Kecamatan Cipatujah dibagi menjadi 3 Zona diantaranya: Zona I: merupakann zona kawasan budidaya udang vannamei, Zona II: Zona Kawasan Pariwisata, Zona III: zona kawasan konservasi.Kata Kunci: Zonasi, Reklamasi lahan, Pasir BesiIron sand mining activities at Cipatujah Beach Tasikmalaya District have a negative impact on the environment. Some problems post iron sand mining are; damage to the ecosystem, damaged land conditions, pollution of the population, damage to transportation infrastructure and conflict in the community. The condition of the coast after iron sand mining has changed, some areas have been utilized for Vannamei shrimp cultivation. Zonification of coastal land use areas is needed after iron sand mining to minimise the negative impacts arising from iron sand mining activities. The method used in this study is a descriptive survey method with data collection techniques used in field surveys, interviews, documentation studies and literature studies. Data analysis was carried out through Mapping the Cipatujah Coast Area by classifying the area into three main zones based on the characteristics of community activities and the potential of each coastal area after iron sand mining. Research Sites on the South Coast in the Cipatujah District of Tasikmalaya Regency. The results showed zoning of the land reclamation area after iron pair mining in Cipatujah subdistrict was divided into 3 zones including Zone I: zone of Vannamei shrimp cultivation area, Zone II: Tourism Zone, and Zone III: zone of ecological conservation.Keywords: Zoning, land reclamation, Sand, Mining, Coastal
PENGARUH LAMA BELAJAR PAUD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD (Studi Pada Siswa SD Faforit di Kota Tasikmalaya) YUS DARUSMAN; RULI AS'ARI; LULU YULIANI
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jpls.v2i1.453

Abstract

ABSTRAK: Tujuan yang ingin dicapai dari penilitian ini adalah menemukan besarnya pengaruh lama belajar di PAUD terhadap prestasi belajar siswa di SD. Lama Belar di  PAUD  ada yang 1 tahun hingga 4 tahun, mulai dari umur 3-4  tahun pada kelompok bermain (KOBER) atau Play Group hingga umur 5-6 tahun pada Taman Kanak-kanak, kelas 0 kecil dan 0 besar atau (pra Sekolah). penelitian akan digunakan penelitian kuantitatif  pada SD-SD Vaforit yang ada kota Tasikmalaya, yaitu SD Citapen, SD Nagarawangi, SD galungung, dan SD Pengadilan. Sampel adalah siswa SD kelas 1. Data prestasi belajar diambil dari nilai raport  kelas 1. Data lama belajar di PAUD diambil dari buku induk siswa SD ditambah wawancara dengan Guru kelas 1 SD dan dekumentasi yang ada di sekolah. Analisis  data digunakan regresi dan korelasi non farametrik dengan anlisis jalur atau Pert Analisis. Hasil penelitian akan bermanfaat bagi pemerintah, Tutor PAUD dan guru SD bahwa idealnya lama belajar di PAUD dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SD. Sekaligus akan menambah keyakinan atau menggugurkan keyakinan bahwa lama belajar di PAUD berpengaruh terhadap prestasi belajar di SD dan bahkan terhadap belajar selanjutnya.Kesimpulan penelitian ini pada beberapa SD yang Ada dikota Tasikmalaya, hanya menerima siswanya yang pernah belajar di PAUD. Begitu pentingnya PAUD sehingga menjadi syarat untuk masuk  SD dikota – kota besar. Sementara didaerah –daerah masih banyak penduduk yang tidak memiliki PAUD dan bahkan apabila adapun letaknya sulit dijangkau oleh anak seusia PAUD. Kata Kunci : Lama belajar , Prestasi belajar, Siswa SD 
Analisis Sumber Belajar Berbasis Laboratorium Lapangan dalam Pembelajaran Geografi Triyan Subhiansyah; Siti Fadjarajani; Ruli As'ari
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 1 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Februari)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i1.1158

Abstract

Geography learning is very relevant outside the classroom by utilizing the environment. However, there are difficulties for teachers in applying learning outside the classroom due to a lack of knowledge of relevant locations as field learning resources, especially for geography learning. This research is intended to analyze the utilization of the potential of the Bantarujeg District, Majalengka Regency as a field-based learning resource for geography learning. The type of research used is descriptive qualitative with natural observation method. The results showed that in the Bantarujeg District, Majalengka Regency had the potential as a source of field learning for geography learning that teachers and students could use to support geography learning.
Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Klasifikasi Awan Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Ajeng Putu Habsah; Ruli As’ari; Mega Prani Ningsih; Fahmi Fahrudin Fadirubun
SOSEARCH : Social Science Educational Research Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan IPS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/sosearch.v3n2.p81-86

Abstract

Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya dalam pembagunan dengan melakukan kegiatan belajar, sehingga perlu dilakukan proses pembelajaran yang baik dan aktf dengan interaksi timbal balik antara pendidik dengan peserta didik. Model discovery learning merupakan kegiatan pembelajaran yang diharapkan peserta didik tidak hanya disajikan dengan materi saja, tetapi peserta didik dapat mencari atau menemukan sendiri dengan pemecahan masalah menjadi sebuah bentuk akhir. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik di SMA Budaya Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian pra-eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Kawali. Pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik Simple Random Sampling atau sampel secara pengacakan kelas dengan asumsi populasi homogen yang akan ditentukan satu kelas dengan mengambil dua kelas penelitian yaitu X IPS 1 dan X IPS 2 masing-masing sebanyak 30 orang. Teknik analisis data berupa analisis deskriptif melalui penyajian data berupa mean (rata-rata) dan standar deviasi, dan analisis inferensial yaitu teknik presentase, rata-rata dan standar deviasi, yang selanjutnya akan diuji hipotesis dengan menggunakan uji t-test dengan rumus. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar geografi pada materi klasifikasi awan sangat baik dan berpengaruh positif.
Potensi Lubang Timah Waterfall Sebagai Objek Wisata Di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis Muhammad Mazdi Rezqi; Ruli As’ari; Anita Eka Putri
Jurnal Penelitian Geografi (JPG) Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Penelitian Geografi (JPG)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi Lubang Timah Waterfall sebagai objek wisata di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dengan melihat variabel atraksi, aksesibilitas, amenitas, akomodasi, dan ancilliary. Untuk variabel atraksi di Lubang Timah Waterfall sendiri terdapat air terjun yang indah, terdapat sungai yang jernih, dan berenang dengan menikmati suasana alam yang tenang. Dari variabel aksesibilitas akses jalan untuk menuju ke Lubang Timah Waterfall sedikit memadai karena kondisinya yang masih bebatuan dan karena berada di kaki gunung sawal jadi rawan longsor dan tidak ada petunjuk jalan untuk kita dapat sampai di objek wisata Lubang Timah Waterfall tersebut. Dari segi amenitas sudah terdapat warung yang menyediakan makanan serta minuman untuk pengunjung, terdapat fasilitas umum seperti WC dan sarana ibadah. Dari variabel akomodasi tempat penginapan atau home stay belum tersedia, tetapi pengunjung bisa menginap di sana dengan cara camping. Serta dari segi ancilliary terdapat organisasi yang mendukung pengelolaan wisata di Lubang Timah Waterfall. Kata kunci: Ciamis; lubang timah waterfall; pariwisata DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpg.v11.i2.27724
Strategi Pengembangan Potensi Gunung Demang Dalam Mendukung Pencanangan Desa Wisata Di Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya Wita Yustiana; Siti Fadjarajani; Ruli As`ari
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v5i2.7793

Abstract

Pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan agar dapat menarik wisatawan untuk dapat berkunjung pada suatu objek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan wisata Gunung Demang yang dapat digunakan oleh pemerintah desa, pengelola wisata maupun masyarakat lokal dalam mendukung pencanangan Desa Wisata di Desa Bojonggambir, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa objek wisata Gunung Demang memiliki potensi alam, potensi budaya dan potensi buatan yang ideal untuk dikembangkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan potensi wisata Gunung Demang yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam proses pengembangan potensi wisata desa Gunung Demang dalam mendukung pencanangan Desa Wisata di Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya yaitu: 1) Strategi pengembangan wisata berbasis kepedesaan melalui potensi alam dan budaya 2) Strategi pengembangan sarana dan prasarana wisata 3) Strategi pengembangan wahana 4) Strategi pengembangan makanan/minuman khas Kawasan Gunung Demang 5) Strategi pengembangan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia 6) Strategi pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata 7) Strategi pengembangan penampilan kesenian tradisional dan atraksi 8) Strategi pengembangan Sapta Pesona.
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU MENJAGA KELESTARIAN KAWASAN BUKIT SEPULUH RIBU DI KOTA TASIKMALAYA Ruli As’ari
GeoEco Vol 4, No 1 (2018): GeoEco Januari 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ge.v4i1.19166

Abstract

Tasikmalaya is known as the City of Ten thousand hill. The hill spread to the southeast of the mouth of the depression of Mount Galunggung, with varying heights. The hill is then known as The Ten Thousand Hills of Tasikmalaya or Bukit Ten Thousand Tasikmalaya. The method used in this study is a quantitative correlational description with data collection techniques through observation, questionnaire and documentation study. The results showed; (1) There is a relationship between knowledge about environmental conservation and community behavior in preserving the hill area indicated by the correlation value (r) of 0.355 which is at low level; (2) There is correlation between society attitude in preserving environment and society behavior in preserving hill area indicated by correlation value (r) equal to 0,501 which is at medium level; (3) The relationship between knowledge about environmental conservation and public attitudes in preserving the environment with its behavior in preserving the hill area is indicated by the correlation value (r) of 0.442 which is at a moderate level.Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, hill ten thousand
DEVELOPMENT OF A NATURAL LABORATORY MODEL BASED ON LOCAL WISDOM TO ENHANCE DISASTER LITERACY Ruli Asari; Siti Fadjarajani; Liah Badriah; Ai Siti Nurjamilah; Mohammad Zohir Bin Ahmad Shaari
GeoEco Vol 11, No 1 (2025): GeoEco January 2025
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ge.v11i1.95089

Abstract

This study presents a natural laboratory model based on local wisdom to improve disaster literacy, drawing on the indigenous knowledge of Kampung Naga and Kampung Kuta in West Java, Indonesia. By integrating traditional disaster mitigation practices, such as Ngasuh Lembur and Sedekah Bumi, with modern tools like Geographic Information Systems (GIS), the research offers a culturally tailored disaster education framework. The model, tested by 120 Geography Education students at Universitas Siliwangi, demonstrated a 32% improvement in students' understanding of disaster risks. The synergy between cultural traditions and modern techniques fostered stronger engagement and deeper retention of disaster preparedness knowledge. Feedback highlighted the importance of balancing cultural authenticity with technological innovation, leading to refinements that enhanced both relevance and effectiveness. This study addresses a critical gap in disaster education by offering a sustainable, adaptable framework that bridges local wisdom and formal education, making it applicable across diverse cultural and environmental settings globally.