Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN DAGING SIPUT SAWAH (Filopaludina javanica v.d Busch 1844)TERHADAP PENYEMBUHAN TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS WISTAR BETINA YANG DIINDUKSI ASETOSAL Rizka Mulya Miranti; Andreanus A. Soemardji; Siti Kusmardiyani
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 4 No 1 (2020): September 2020
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Siput sawah (Filopaludina javanica v.d Busch 1844) telah digunakan oleh masyarakat Jawa Barat untuk mengobati tukak lambung secara empiris, namun belum ada penelitian yang membuktikan efek tersebut. Pengujian ini merupakan pengujian farmakologi yang bertujuan mengetahui penurunan indeks tukak lambung pada tikus yang diinduksi asetosal. Induksi asetosal dosis 405 mg/kg diberikan selama 10 hari. Daging siput sawah yang telah direbus diberikan selama tiga hari dengan dosis 3,310 g/kg dan dosis 6,620 g/kg. Obat pembanding yang digunakan adalah Lansoprazol dosis 5 mg/kg. Hasil pengujian menunjukan bahwa persentasi penyembuhan dosis 3,310 g/kg adalah sebesar 4,92 % dan dosis 6,620 g/kg sebesar 8,20 %. Indeks tukak lambung pada tikus kelompok uji lebih rendah dari kelompok kontrol positif dengan signifikasi P>0,05. Kata kunci : Siput sawah, Filopaludina javanica v.d Busch 1844, antitukak lambung, asetosal ABSTRACT People in West Java consume rice field snail (Filopaludina javanica v.d Busch 1844) to treat peptic ulcers but no scientific studies have proven that effect. This research is a pharmacological test that aims to determine the reduction in the index of peptic ulcers in mice indusced by acetosal. Rat-peptic ulcer model was induced with acetosal 405 mg/kg body weight for 10 days. Boiled rice snail meat is given for three days at a dose of 3,310 g / kg and a dose of 6,620 g / kg. The comparison drug used is Lansoprazol dose of 5 mg / kg. The results showed that the gastric ulcer healing dose 3,310 g/kg and 6,620 g/kg were 4,92% and 8,20%. Peptic ulcer index in the test group mice was lower than the positive control group even though there was no significant difference (P> 0.05). Keyword: Rice field snail, Filopaludina javanica v.d. Busch 1844, Peptic ulcer activity, Acetosal
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK ESSENCE DARI EKSTRAK KULIT BUAH BALANGKASUA (Lepisanthes alata (Blume) Leenh) Eliza Ardika; Aris Purwanto; Rizka Mulya Miranti
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 5 No 2 (2022): March 2022
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah balangkasua ini memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan essence yang mengandung ekstrak kulit buah balangkasua serta melakukan uji sifat fisik sedian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu ekstrak diperoleh dengan menggunakan metode maserasi, kemudian diformulasi menjadi sediaan essence dengan variasi penambahan ekstrak kulit buah balangkasua masing-masing (FI) kontrol, FII (1%), FIII (3%), FIV (5%). Dilakukan uji sifat fisik sediaan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji Homogenitas, uji viskositas dan uji hedonik. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik ANOVA (Analysis of Variance) dengan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan essence memiliki warna merah-coklat muda hingga merah- coklat tua dengan pH 4,5-7, sediaan homogen, viskositas 8,434-13,040 Poise dan uji hedonik warna 70%- 83%, aroma 70%-77%, bentuk 82%-87% dan kesan lembab 78-88%. Variasi konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap pH dan viskositas essence dari ekstrak kulit buah balangkasua dengan nilai signifikasi <0,05.
EFEKTIVITAS INFUSA JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT PUTIH JANTAN YANG DI INDUKSI OLEUM RICINI DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL Yulis Azizah; Rizka Mulya Miranti; Dedi Hartanto; Retna Eka Dewi
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 3 No. 3: Agustus 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v3i3.6348

Abstract

Red ginger is a plant of the Zingiberaceae family which contains active compounds which are consider to have a major contribution to the anti-diarrheal effect are steroids, tannins, flavonoids, and saponins. The purpose of this study was to determine if red ginger infusion has an antidiarrheal effect and what is the effective dose if it has an anti- diarrheal effect. This research is an experimental with a Completely Randomised plan (CRP) with a one way model. Twenty-four mice were randomly assigned to 6 groups of 4 mice within each group. The Red ginger infusion was tested with 3 different dosage variations; 1.047 g/kgBW, 2.095 g/kgBW, and 4.19 g/kgBW. The Antidiarrheal activity in this study was determined by computing the ratio of the bowel length passed through the marker to total length of the intestine. The results showed that red ginger infusion has an anti-diarrheal effect. Infusion of red ginger at doses of 1.047 g/kg BB, 2.095 g/kg BB and 4.19 g/kgBW, resulting in average ratios of 0.596, 0.37975 and 0.164125, consecutively. Based on a statiscal data analysis with the Mann Whitney Test, it was obtained that the ratio between a dose of 4.19 g / kgBW and the Loperamide comparison group of 4 mg / kgBW dose did not have a meaningful difference. So the most effective dose of red ginger infusion as an anti-diarrhea is 4.19 g/kgBW.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK ETANOL 70% TANAMAN TERATAI PUTIH (Nymphaea nouchali L) Yulianita Pratiwi Indah Lestari; Raudatul Patimah; Mustika Muthaharah; Rizka Mulya Miranti; Tuty Mulyani; Aris Purwanto
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 3 No. 4: September 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v3i4.6551

Abstract

Many aquatic plants grow in these rivers, one of which is the lotus. Lotus (Nymphaea) is a plant that often lives in the swamplands of South Kalimantan, especially Banjarmasin. The lotus is a wild plant in its natural habitat, which is not foreign to Indonesian people. Some Indonesian people only know about the beauty of this plant. It turns out that apart from its beauty, the lotus also has benefits for curing various diseases. The lotus plant can also be used as medicine because it contains several different chemical ingredients in each part. This research aims to determine the antioxidant activity of extracts from various parts of the White Lotus plant (Nymphaea nouchali L) using the DPPH method. The plant parts tested include: flower parts, flower stalks, leaves and petioles. Based on the research results, the highest antioxidant activity test was found in flower extract, namely with an IC50 value of 66.906 μg/mL, and the lowest was found in leaf extract, namely with an IC50 value of 99.449 μg/mL. Quercetin as a comparison standard has an IC50 value of 6.337 μg/mL with a "very strong" antioxidant activity category, while flower extract, flower stalk extract, leaf extract and leaf stalk extract have a "strong" antioxidant activity category.
SKRINING FITOKIMIA DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK DAN FRAKSI BUAH LIMPASU (Baccaurea lanceolate (Miq.) Müll.Arg.) Rizka Mulya Miranti; Siti Nashihah
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 7 No 1 (2023): September 2023
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah limpasu memiliki kandungan flavonoid yang secara empiris telah digunakan masyarakat di Pegunungan Meratus sebagai obat Covid-19. Flavonoid merupakan metabolit sekunder dari tanaman yang memiliki banyak aktivitas diantaranya adalah imunomodulator, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengukur kadar flavonoid total dari ekstrak serta fraksi air dan etil asetat dari buah limpasu. Identifikasi metabolit sekunder menggunakan pereaksi dengan mengamati perubahan warna, sedangkan kandungan total flavonoid diukur menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 433 nm dengan kuersetin sebagai pembanding. Ekstrak buah limpasu diperoleh melalui maserasi menggunakan etanol 70% dan fraksi diperoleh dengan metode fraksinasi cair-cair. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder flavonoid dan alkaloid, sedangkan hasil uji penetapan kadar flavonoid total ekstrak sebesar 0,233±0,0025 %, fraksi air sebesar 0,324±0,0116 % dan fraksi etil asetat sebesar 1,079±0,028 %. Hal ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat buah limpasu memiliki kadar total flavonoid yang paling tinggi.
Edukasi Penggunaan Sunscreen pada Siswa MAN 2 Barito Kuala Miranti, Rizka Mulya; Salsabila, Nur Syifa; Norhikmah, Norhikmah; Nurma, Nurma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 11 (2024): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i11.653

Abstract

Indonesia terletak digaris khatulistiwa dan beriklim tropis sehingga memiliki intensitas paparan matahari yang tinggi. Paparan sinar matahari dapat merusak kulit karena adanya sinar ultraviolet. Efek buruk sinar matahari diperkuat dengan adanya perubahan iklim berupa pemanasan global sehingga diperlukan upaya untuk melindungi kulit dengan menggunakan sunscreen namun belum banyak masyarakat yang menyadari pentingnya penggunaan sunscreen. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa MAN 2 Barito Kuala tentang pentingnya penggunaan sunscreen dan cara penggunaan sunscreen yang benar untuk melindungi kesehatan kulit. Kegiatan ini berupa penyuluhan yang diikuti oleh 30 siswa dengan penyampaian materi dan demonstrasi cara menggunakan sunscreen yang benar. Hasil pretest dan postest dengan menggunakan kuisioner menunjukan peningkatan pengetahuan siswa dan hasil survei kepuasan menunjukan 62,67% sangat puas dan 27,67% merasa puas dengan kegiatan ini.
PENYULUHAN “ISI PIRINGKU” UNTUK PENINGKATAN IMUNITAS ANAK DESA KARANG BUNGA Miranti, Rizka Mulya; Lestari, Yulianita Pratiwi Indah; Mulyani, Tuty; Fajeriyati, Nurul; Rahmawati, Rahmawati; Mustharah, Mustika; Salsabilla, Syifa Aulia; Sazidan, Akhbar Arya Jouraist; Sari, Cindy Fransiska; Amalia, Rizka; Safitri, Salsabila Nurlaila
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2: Mei-Agustus 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i2.3499

Abstract

Many children only want to eat the foods they like, such as sweet, salty, or high-carbohydrate foods, while vegetables and fruits are often ignored. This unbalanced diet can lead to children lacking essential nutrients needed to maintain immunity and optimal growth. "Isi Piringku" is a government program aimed at raising public awareness about balanced nutrition and healthy eating patterns. The activity aims to improve students' understanding in Desa Karang Bunga regarding the importance of a balanced diet through the "Isi Piringku" education program. This activity, conducted on June 27, 2024, utilized presentation media, demonstrations, and evaluations to measure the increase in knowledge and satisfaction. During the activity, students received explanations about the introduction of "Isi Piringku" in arranging a balanced diet, including carbohydrates, proteins, fats, fruits, and vegetables, and demonstrations were conducted. The results of the activity showed an increase in students' understanding of the importance of balanced nutrition, and satisfaction evaluations indicated positive responses from Desa Karang Bunga.
PENGENALAN TANAMAN TIGARUN (CRATAEVA NURVALA BUCH HAM) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK EDUKASI PENYAKIT DIABETES BAGI KELOMPOK IBU PKK DI DESA KARANG BUNGA Lestari, Yulianita Pratiwi Indah; Mulyani, Tuty; Maharani, Dewi; Miranti, Rizka Mulya; Patimah, Raudatul; Fatimah, Fatimah; Muhammad, Muhammad; Fandiny, Yeny; Yuspa, Yuspa
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 3: September-Desember 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i3.3571

Abstract

Desa Karang Bunga terletak di Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki lahan kebun desa dan lahan warga secara pribadi. Banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu diadakan budidaya tanaman Tigarun. Hasil dari tanaman tigarun dan produk olahannya diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan perekonomian dan kesehatan masyarakat di desa tersebut. Selain permasalahan sosial ekonomi diperoleh pula informasi bahwa warga Desa Karang Bunga banyak yang menderita diabetes mellitus dan menduduki urutan penyakit kelima terbanyak diwilayah kecamatan Mandastana. Setiap bagian tanaman Tigarun mengandung senyawa saponin dan tanin yang dapat mencegah peningkatan glukosa darah. Sehingga setiap bagian dari tanaman Tigarun dapat dimanfaatkan untuk membantu menurunkan glukosa darah. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi mengenai khasiat Tigarun untuk kesehatan sekaligus memberikan edukasi penyakit diabetes kepada kelompok ibu PKK di desa tersebu., Selain karena peran pentingnya dalam keluarga juga karena kelompok ini merupakan kelompok paling aktif di Desa Karang Bunga.
EDUKASI TENTANG DIABETES MELLITUS, UPAYA PENCEGAHAN SAMPAI PENGOBATANNYA, MENUJU DESA KARANG BUNGA SEHAT Mulyani, Tuty; Mi’rajunnisa, Mi’rajunnisa; Yulianita Pratiwi Indah Lestari; Rizka Mulya Miranti; Nurul Fajeriyati
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2: Juli 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit akibat penumpukan glukosa dalam darah dan terjadi akibat tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau tidak bisa mempergunakan insulin secara tepat yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia dengan gejala khas yaitu buang air kecil terus menerus (dalam jumlah banyak) dengan rasa manis (kencing manis). Diabetes melitus memerlukan penanganan medis, edukasi tentang self management serta dukungan yang berkelanjutan untuk mencegah penyakit komplikasi akut maupun kronis. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait Diabetes Mellitus, cara pencegahan serta pengobatannya. Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan interaktif, pre-test dan post-test, diskusi tanya jawab dan demonstrasi untuk cara penggunaan insulin dengan benar. Peserta pada penyuluhan ini adalah 20 orang ibu-ibu PKK Desa Katang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala. Kegiatan ini berjalan lancer dan baik. Peserta sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta terkait Diabetes Mellitus, cara pencegahan penyakit hingga penggunaan obat yang tepat.
Efektivitas Sitikolin Dan Pirasetam Pada Perbaikan Neurologis Pasien Stroke Iskemik Di Rsud H. Boejasin Pelaihari Halisa, Siti N; Jihan, Jihan; Ismail, Hasan; Mulyani, Risya; Miranti, Rizka M
Journal of Medicine and Health Vol 7 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v7i2.10379

Abstract

Stroke iskemik merupakan salah satu penyebab utama kecacatan neurologis yang memerlukan intervensi farmakologis yang tepat. Sitikolin dan pirasetam merupakan agen neuroprotektif yang umum digunakan dalam praktik klinis, namun perbandingan efektivitas keduanya masih menjadi perdebatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas kedua obat tersebut terhadap perbaikan fungsi neurologis pasien stroke iskemik, yang dinilai berdasarkan perubahan skor Glasgow Coma Scale (GCS). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif non-eksperimental dengan pendekatan potong lintang dan data retrospektif. Sebanyak 57 pasien memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menerima sitikolin (n=29) dan kelompok yang menerima pirasetam (n=28). Kedua terapi diberikan secara terpisah dengan dosis sitikolin 500–1.000 mg/hari dan pirasetam 4,8–9,6 g/hari selama 7–14 hari perawatan. Analisis statistik menunjukkan peningkatan skor GCS yang signifikan setelah terapi, baik pada kelompok sitikolin (rerata skor 10,5 menjadi 12,8; p<0,001) maupun pada kelompok pirasetam (rerata skor 10,7 menjadi 12,6; p=0,027). Namun, uji Mann–Whitney tidak menunjukkan perbedaan efektivitas yang bermakna antara kedua kelompok (p=0,821). Temuan ini menunjukkan bahwa sitikolin dan pirasetam sama-sama efektif dalam meningkatkan fungsi neurologis pada pasien stroke iskemik, dan keduanya dapat digunakan secara setara berdasarkan pertimbangan klinis dan ketersediaan obat.