Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pengaruh Family Psychoeducation terhadap Beban dan Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Halusinasi di Kabupaten Bantul Tahun 2007 Wardaningsih, Shanti
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mental dosorder in brief range of time and surely long-range, will result the burden client, family and also state. The aim of this research is to know the influence of Family Psychoeducation toward family abilities and burdens to care of clients with hallucination. This research uses quantitative method with experimental quasi approaching. This research was take on 4 Public Health Center (Puskesmas) at Bantul District that are Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 and Imogiri 1. Samples was taken by used simple random sampling as much 28 samples for control & intervention groups . Data collected by using questionnaire and intervention modul that is FPE. Data analyzed by using chi-square and paired test, withp-value result < 0,05. The Result of this research influenced of FPE, which are decreasing burden and increasing family abilities to care of clients with hallucination. Also concluded that characteristics of the family and client are not as confounding variable. The result of the research is recommend the health services of Puskesmas to facilitate application FPE for families, which have member suffering mental disorderGangguan jiwa dalam kurun waktu singkat apalagi jangka panjang, akan mengakibatkan beban pada klien, keluarga serta negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Family Psychoeducation terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Tempat penelitian dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 dan Imogiri 1. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan sampel sebanyak 28 untuk kelompok kontrol dan intervensi. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan modul intervensi yaitu Family Psychoeducation. Analisa data menggunakan chi- square dan paired t test, dengan hasil p-value < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Family Psychoeducation yaitu penurunan beban dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Selain itu didapatkan bahwa karakteristik keluarga dan klien tidak menjadi variabel konfonding. Rekomendasi penelitian ini terutama ditujukan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas agar menfasilitasi untuk penerapan family psychoeducation bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Pandangan Pengobat Tradisional Terhadap Gangguan Jiwa: A Literature Review Baharta, Muhammad Chaidar; Wardaningsih, Shanti
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.901 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i2.307

Abstract

Dewasa kini, banyak perdebatan tentang kesehatan mental secara global yang semakin membutuhkan dan mempertimbangkan kolaborasi antara pengobatan berbasis biomedik dan tradisional. Meskipun pada saat ini tidak banyak penelitian yang menuliskan variable yang akan mempengaruhi kolaborasi tersebut. Tujuan dari literature review ini adalah untuk menganalisa hasil penelitian terkait pengaruh pengobatan tradisional terhadap pasien dengan gangguan mental.Penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan studi literature dari beberapa database, yaitu PubMed, Clinical key dan google scholar. Secara total, literature review terdiri dari 5 jurnal; 5 penelitian melaporkan hasil yang efektif terkait kolaborasi antara pengobat tradisional dan pengobatan medis dalam menangani pasien dengan gangguan mental. Berdasarkan penelitian ini bahwa, pengobat tradisional bisa dijadikan referensi pengobatan bagi pasien dengan gangguan mental. Kolaborasi antara praktisi kesehatan dan tradisional dapat memberikan pengobatan yang lebih konverhensif dan efektif, meningkatkan akses perawatan dan berpotensi mengurangi beban penyakit mental yang dialami oleh pasien.
NURSING PROVISION IN PSYCHOLOGICAL ASPECT MANAGEMENT OF NATURAL DISASTER Munandar, Arif; Wardaningsih, Shanti
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2018): JULI
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.298 KB) | DOI: 10.22219/jk.v9i2.5311

Abstract

Natural disasters are an event or series of events caused by natural phenomena such as earthquakes, tsunamis, volcanoes, floods, droughts, hurricanes and landslides, resulting in human casualties, environmental damage, property losses objects, and psychological effects. Therefore, the need for nurse preparedness is especially special on the psychological aspect aside from the physical aspect. Nurse personnel is the first milestone that will be sought by the people affected by disaster, because nurses as the front line in a health service has a responsibility and a big role in handling the patient's daily emergency and disaster strikes. To know nurse preparedness in psychological aspect in facing natural disaster. The writing of this journal uses a literature study approach from several sources selected based on the criteria set by the author. The research journal was obtained from several databases, namely PubMed and BioMedCentral (BMC) Psychiatry. In total, the literature review consists of 10 journals, 4 studies report effective outcomes including knowledge, skills, self-awareness, interest, intellectual, cooperation, and motivation need to be prepared to support disaster management, 5 research reports that nurses need to prepare themselves on the psychological aspect in the form of cognitive, intellectual, interest, attitude, clinical skills education and rescue comprehension with basic principles of psychosocial support. Last 1 study reported the result that the need for training for administrators on hospital management in disaster preparedness. The psychological aspect is very important that must be prepared by the nurse in facing natural disaster, thus preventing the occurrence of psychological impact (in the form of psychological disorders such as depression, anxiety and other mental disorders) either self-nurse or victim to be handled by natural disaster happen.
Gambaran Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Wilayah Kecamatan Kasihan Bantul Wardaningsih, Shanti; Rochmawati, Elya; Sutarjo, Puji
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v10i1.1562

Abstract

Family Coping Strategy remains important method that implemented by member of family, even treating the mentality disorder patient among family members becomes necessity because of the increasing number of mentality disorder relapse, which predicted to get setback into the patient, as much as 95% of patients become chronic along their lives. This research attempts at investigating and identifying general description of family coping strategy in treating psychological disorder patient in Puskesmas, Kasihan Bantul Yogyakarta. It is qualitative research using in-depth interview. Determining of participant by using purposive sampling. Number ofparticipants is five person particularly members whose closed relationship, staying at the same place and interacting with patientfor at least years. With range of age is 17-65 years old. The result of this research is referred to previous researches which seeking for determinant faktors for instances, internal family coping strategy and external family coping strategy. This research concludes that description offamily coping strategy in treating patient with mentality disorder can be seen through several factors for instance factor offaith, financial, knowledge, type of communication, and social support.Strategi koping keluarga merupakan upaya penting yang harus dilakukan oleh anggota keluarga, bahkan dalam merawat penderita gangguan jiwa dikalangan keluarga menjadi hal paling pokok. Angka kekambuhan gangguan jiwa semakin meningkat, diperkirakan sebesar 95% pasien menjadi kronik dengan gejala-gejala sepanjang hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi koping keluarga dalam merawat penderita gangguan jiwa di wilayah Kecamatan Kasihan Bantul. Penelitian ini menggunakan rancangan fenomologi dengan metode wawancara mendalam (indeepth interview) merupakan penelitian kualitatif. Pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling. Jumlah partisipan 5 orang yaitu keluarga yang masih ada hubungan darah dengan penderita gangguan jiwa yang mengalami gangguan jiwa minimal 5 tahun dan tinggal satu rumah serta berinteraksi langsung dengan penderita, umur 17-65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran strategi koping keluarga dalam merawat pasien skizofrenia dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dan tipe-tipe strategi koping yang sering digunakan oleh keluarga yaitu strategi koping keluarga internal dan strategi koping keluarga eksternal. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah yaitu faktor keyakinan, keuangan, pengetahuan, pola- pola komunikasi, dukungan sosial. Strategi koping yang sering digunakan dapat dilihat dari tipe-tipe strategi koping keluarga yaitu strategi koping keluarga internal berupa mengandalkan kelompok keluarga, pengontrolan makna dari masalah, pemecahan masalah bersama-sama dan pengungkapan bersama.
Pengaruh Intervensi Doa dan Dzikir Al-Ma’tsurat terhadap Skor Depresi pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Mlati 1 Wardaningsih, Shanti; Widyaningrum, Dian Pepriana
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 2, No 2 (2018): Indonesian Journal Of Nursing Practices
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.718 KB) | DOI: 10.18196/ijnp.2179

Abstract

AbstrakLatar belakang : Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang dapat menyebabkan depresi. Penanganan depresi dapat dilakukan secara farmakologi dan non-farmakologi. Salah satu penanganannya dengan doa dan dzikir Al-Ma’tsurat. Metode ini mempunyai manfaat seperti kenyamanan dan ketenangan pada hati terutama ketika mengalami depresi. Tujuan  : Untuk mengetahui pengaruh doa dan dzikir Al-Ma’tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus di Puskesmas Mlati 1.Metode : Quasy experiment with (Non Equivalent Control Group) Pretest Posttest. Jumlah sampel 34 responden terdiri dari 17 responden kelompok kontrol dan 17 responden kelompok intervensi dengan teknik Purpossive Samping untuk menentukan kelompok kontrol dan intervensi dengan menggunakan intervensi doa dan dzikir Al-Ma’tsurat. Data diuji dengan uji parametrik Paired T-test dan Independent T-test.Hasil : Terdapat pengaruh doa dan dzikir al-ma’tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus. hasil paired T-test kelompok kontrol nilai p value =0,350 tidak terdapat pengaruh signifikan. Sedangkan kelompok intervensi nilai p value=0,000, menunjukkan adanya pengaruh intervensi doa dan dzikir al-ma’tsurat. Analisa dengan menggunakan Independent T-test, didapatkan p value =0,000 pada post-test kedua kelompok menunjukkan perbedaan secara signifikan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai asuhan keperawatan holistik dalam penanganan depresi pasien diabetes melitus.              Kesimpulan : Terdapat pengaruh doa dan dzikir Al-Ma’tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus. Kata kunci : Doa dan Dzikir Al-Ma’tsurat, Depresi, Diabetes Melitus AbstractBackground: Diabetes mellitus is a metabolic disease that can cause depression. Treatment of depression can be done pharmacologically and non-pharmacologically. One of non-pharmacology treatment is with prayer and dhikr Al-Ma'tsurat. This method has benefits such as comfort and tranquility in the mind especially when someone is depressed.Objective: The study is to know the influence of prayer and dhikr Al-Ma'tsurat against depression score of Diabetes Mellitus patient at the Public Health Centre (PHC) Mlati 1.Method: Quasi-experiment with Pretest-Posttest (Non-Equivalent Control Group). The sample size of 34 respondents consisted of 17 control group respondents and 17 respondents of the intervention group with Purposive Sampling technique to determine the control group and intervention by using the intervention of prayer and dhikr Al-Ma'tsurat. Data were tested with parametric Paired T-test and Independent T-test.Result: There is an influence of prayer and dhikr Al-Ma'tsurat against depression score of diabetes mellitus patient. Result paired T-test control group value p-value = 0.350 there is no significant influence. While the intervention group value p-value = 0,000, indicating the influence of prayer intervention and dhikr Al-Ma'tsurat. Analysis of Independent T-test p-value = 0.000 in the post-test of both groups showed significant differences. The results of this study can be used as holistic nursing care in the treatment of diabetes mellitus patients depression.Conclusion: There is the influence of prayer and dhikr Al-Ma'tsurat against depression scores of patients with diabetes mellitus. Keywords: Prayer and Dhikr Al-Ma'tsurat, Depression, Diabetes Mellitus.
Pengaruh Family Psychoeducation terhadap Beban dan Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Halusinasi di Kabupaten Bantul Tahun 2007 Wardaningsih, Shanti
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i2.1674

Abstract

Mental dosorder in brief range of time and surely long-range, will result the burden client, family and also state. The aim of this research is to know the influence of Family Psychoeducation toward family abilities and burdens to care of clients with hallucination. This research uses quantitative method with experimental quasi approaching. This research was take on 4 Public Health Center (Puskesmas) at Bantul District that are Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 and Imogiri 1. Samples was taken by used simple random sampling as much 28 samples for control intervention groups . Data collected by using questionnaire and intervention modul that is FPE. Data analyzed by using chi-square and paired test, withp-value result 0,05. The Result of this research influenced of FPE, which are decreasing burden and increasing family abilities to care of clients with hallucination. Also concluded that characteristics of the family and client are not as confounding variable. The result of the research is recommend the health services of Puskesmas to facilitate application FPE for families, which have member suffering mental disorderGangguan jiwa dalam kurun waktu singkat apalagi jangka panjang, akan mengakibatkan beban pada klien, keluarga serta negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Family Psychoeducation terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Tempat penelitian dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 dan Imogiri 1. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan sampel sebanyak 28 untuk kelompok kontrol dan intervensi. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan modul intervensi yaitu Family Psychoeducation. Analisa data menggunakan chi- square dan paired t test, dengan hasil p-value 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Family Psychoeducation yaitu penurunan beban dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Selain itu didapatkan bahwa karakteristik keluarga dan klien tidak menjadi variabel konfonding. Rekomendasi penelitian ini terutama ditujukan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas agar menfasilitasi untuk penerapan family psychoeducation bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Perception of Community Health Workers in Indonesia toward Patients with Mental Disorders Shanti Wardaningsih; Takayuki Kageyama
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 5, No 1: March 2016
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.366 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v5i1.4759

Abstract

In Indonesia, there are any community health volunteers called Kader. Although Kaders are members of mental health volunteer, they sometimes show negative attitude to psychotic persons, even they have already got some training about mental health. The aims of this study were to investigate 1) how is Kader's perception compare to the other countries, 2) how will they consult compare to the other countries 3) how is comparison of Kaders’ perception to mental disorder person between trained and untrained. The method of this research is a descriptive explorative using survey study. This study was held on June to September 2013. It was conducted in five districts of Yogyakarta area with 619 respondents. The Questionnaires used contained three sections are follows; Part A is about Demographic Data, Part B two case vignettes (taken from MacArthur Health Module of the 1996 general Social Survey) and Part C about Kaders experiences. The perception of Kader as part of the community is lower than the general residence in the United States and Japan. The comparison between trained and untrained Kaders shown that trained Kaders has better perception toward patient with mental disorder. These results suggest that actual experiences in meeting the cases contributed to the improvement of Kaders’ perception better than the previous mental health training did. It might be Kaders with short experience are explored information Kaders should be trained with more structured curriculum and recruiting Kader is recommended to recruit the young generation.
PERAN GURU DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING Bayu Seto Rindi Atmojo; Shanti Wardaningsih
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v10i2.164

Abstract

Perilaku bullying merupakan perilaku kekerasaan yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain merasa tidak dilakukan atas dasar perbedaan pada penampilan, budaya, agama dan lain-lain. Perilaku bullying yang terjadi mulai dari lingkungan pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam dapat berupa verbal maupun fisik.Peran guru terhadap bullying pada siswa yaitu sebagai orang yang membimbing atau yang memberi nasehat dan mengarahkan serta membina siswa sehingga dapat mengatasi kasus atau masalah yang terjadi mengenai bullying dan agar dapat meminimalisir bullying yang terjadi disekolah, sehingga perilaku siswa bisa menjadi lebih baik.Tujuan:Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mencegah perilaku bullying di sekolah. Desain:Literatur review Metode: penelesuran menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, Studi ini diperoleh dan dicari secara elektronik dengan database yaitu google cendekia(2013-2017) dan sage journals (2013-2107). Strategi pencarian yang dilakukan dengan istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut: “Bullying”, “Prevention”, “Teacher”. Hasil analisis menunjukkan bahwa peran guru dalam sekolah sangat penting dalam menurunkan dan menekan perilaku bullying siswa. Pencegahan tersebut dilakukan dengan cara membentuk karakter siswa dan menjalin hubungan yang positif dengan siswa. Kesimpulan:Guru memiliki peran penting dalam menekan angka kejadian bullying siswa
PENGALAMAN PERILAKU SEKSUAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA STUDI: FENOMENOLOGI Nurwijaya Fitri; Shanti Wardaningsih
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v11i2.239

Abstract

Pendahuluan : Skizofrenia merupakan suatu ganguan neurobiologikal pada bagian otak yang persisten, serius dengan munculnya gejala psikotik berupa delusi, halusinasi, gangguan mood dan pikiran yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi kepribadian, pikiran, ingatan dan persepsi serta dapat menimbulkan kerusakan pada fungsi utama kehidupan baik secara individu, keluarga maupun komunitas. Gejala yang muncul pada penderita pasien skizofrenia akibat dari pengobatan antipsikotik selama dalam perawatan di rumah sakit ataupun pengobatan rawat jalan mengalami masalah seksual salah satunya masalah perilaku seksual dimana perilaku seksual adalah semua bentuk perilaku yang terjadi karena didorong oleh hasrat seksual baik lawan jenis maupun sesama jenis yang dimulai dari perasaan tertarik sampai pada tingkah laku bermesraan, bercumbu, berkencan sampai bersenggama. Tujuan penelitian: Untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku seksual pada pasien skizofrenia di Poli Psikiatrik. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitataif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam terhadap beberapa partisipan dan observasi menggunakan panduan wawancara. Peneliti menggunakan alat bantu seperti alat perekam (voice Recorder), catatan lapangan dan alat tulis agar hasil wawancara dapat disimpan dengan baik. Hasil penelitian; Hasil wawancara peneliti dengan partisipan didapatkan beberapa tema yang diperoleh melalui pengkatagorian ungkapan partisipan berjumlah tiga tema. Tema berupa upaya penyaluran hasrat, pendorong dan penekan penyaluran seksual, dan keputusan dalam penyaluran kebutuhan seksual. Kesimpulan: Hasil penelitian ini partisipan mengungkapan adanya masalah seksual akibat penolakan pasangan terhadap kebutuhan seksual, tidak adanya pelampiasan terhadap penyaluran seksual dan tidak tersalurnya kebutuhan seksual. Informasi ini dapat dijadikan acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi tentang masalah perilaku seksual pada pasien skizofrenia.
Penurunan Beban dan Peningkatan Kemampuan Merawat Keluarga dengan Klien Halusinasi Melalui Family Psychoeducation Shanti Wardaningsih; Budi Anna Keliat; Herni Susanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 3 (2008): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i3.217

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Family Psychoeducation terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Tempat penelitian dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 dan Imogiri 1. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel sebanyak 28 untuk masing-masing kelompok kontrol dan intervensi. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan modul intervensi yaitu Family Psychoeducation. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Family Psychoeducation yaitu penurunan beban dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Rekomendasi penelitian ini terutama ditujukan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas agar menfasilitasi untuk penerapan family psychoeducation bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. AbstractThis research aimed to find out the effect of family psychoeducation toward the family burden and ability in taking care of the patient with hallucination. The research was used the quantitative method and quasi experiment approach. This study was carried out in 4 puskesmas in Kabupaten Bantul, which were puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1, and Imogiri 1. The sampling method used the simple random sampling with the total sample of 28 for each control and intervention group. The data was then collected using questionnaire and intervention module which was family psychoeducation. The result of research showed that there was the effect of family psychoeducation, shown by the decrease in family burden and the increase in the family ability in taking care of the patient with hallucination. This study recommended, especially for the health service in puskesmas, to facilitate the implementation of family psychoeducation to the family whose family member was suffered from mental disturbance.