Articles
PERSEPSI GAY TERHADAP PENYEBAB HOMOSEKSUAL
Azhari, Nanang Khosim;
Susanti, Herni;
Wardani, Ice Yulia
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (77.788 KB)
|
DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.1-6
Orientasi seksual merupakan perasaan ketertarikan secara seksual dan emosional dengan orang lain. Homoseksual merupakan ketertarikan seksual yang terjadi antara sesama jenis kelamin. Hingga saat ini penyebab terjadinya orientasi seksual ini belum dapat dipastikan secara pasti. Prevalensi homoseksual mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu peneliti mencoba menggali penyebab homoseksual dari perspektif pelaku homoseksual sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Data yang terkumpul diolah dengan analisa tematik dan diperoleh 1 tema yaitu pengalaman masa lalumenjadipenyebabhomoseksual yang terbentuk dari 2 kategori (menjadi korban pelecehan seksual dan kurang interaksi dengan ayah). Penelitian ini merekomendasikan peran aktif kedua orang tua dalam mendidik anak sejak kecil. Kata kunci : Gay, homoseksual, peran ayah, pengalaman trauma, pelecehan seksual GAY PERCEPTIONS TO THE CAUSES OF HOMOSEXUALITY ABSTRACTSexual orientation is a sexual and emotional attraction feeling with others. Homosexuality is sexual attraction that happens to people with the same sex. Until now, this sexual orientation cause has not been confirmed yet. Homosexuality prevalence has increased from year to year. For this reason, the researchers try to explore the causes of homosexuality by the perspective of homosexuals themselves. This research is a qualitative research with a descriptive qualitative approach. There are six participants in this study. The collected data is processed with thematic analysis and one theme is obtained, past experience is a cause of homosexuality that is formed from two categories (being victims of sexual abuse and lack of interaction with father). This research recommends the active role of both parents in educating children from childhood. Keywords: Gay, homosexual, father's role, trauma experience, sexual abuse
The Application of Acceptance Commitment Therapy (ACT) and Family Psychoeducation (FPE) to Clients with Scizophrenia and Aggressive Behavior
Buanasari, Andi;
Keliat, Budi Anna;
Susanti, Herni
Nurse Media Journal of Nursing Vol 10, No 1 (2020): (April 2020)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (338.631 KB)
|
DOI: 10.14710/nmjn.v10i1.22220
Background: Aggressive behavior frequently occurs in clients with schizophrenia and causes injuries to the clients themselves, others, and the environment. It becomes one of the most common factors causing rehospitalization in schizophrenic clients. Aggressive behavior can be managed by the intervention administered by nurses in the usual way (treatment as usual; TAU) as well as psychotherapy (acceptance and commitment therapy; ACT and family psychoeducation; FPE).Purpose: This study aimed to investigate the effectiveness of acceptance and commitment therapy (ACT) and family psychoeducation (FPE) on schizophrenic clients with aggressive behavior.Methods: This study used a case series method to report four selected cases of schizophrenic clients with aggressive behavior. Acceptance and commitment therapy (ACT), family psychoeducation (FPE), and treatment as usual (TAU) were delivered to four clients with aggressive behavior for six weeks using the Stuart Stress-Adaptation Model.Results: The finding showed decreased symptoms of aggressive behavior in cognitive, affective, physiological, behavioral, and social aspects and increased ability to control anger, to accept their problems, and to commit to the therapy after ACT, FPE, and TAU interventions.Conclusion: This report showed that TAU, ACT, and FPE effectively decreased the symptoms of aggressive behavior and increased the clients’ ability to control anger.
PENERAPAN TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK DAN TERAPI ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PERUNDUNGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEPLAU
Rahayu, Aty Nurillawaty;
Susanti, Herni;
Daulima, Novy H.C
Gunahumas Vol 2, No 2 (2019): Gunahumas
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK. Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Tulisan ini bertujuan melaporkan pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) dan Terapi Asertif terhadap perkembangan dan kemampuan perilaku asertif anak sekolah dalam mencegah perundungan (bullying) dengan pendekatan model hubungan interpersonal Peplau di Kota Bogor Jawa Barat, Indonesia. Pemberian terapi-terapi ini dilakukan pada dua anak usia sekolah yang dilakukan di masyarakat dalam program Community Mental Health nursing (CMHN). Pemberian TKT terbukti mampu meningkatkan kemampuan anak secara motorik, kognitif, bahasa, moral, spiritual, emosi, kepribadian dan psikososial sedangkan penambahan terapi asertif setelah TKT dapat lebih meningkatkan kemampuan aspek bahasa, emosi dan kemampuan perilaku asertif anak Keluarga dan kader sehat jiwa membantu memudahkan penulis dalam melakukan tindakan keperawatan. Hasil penerapan terapi ini merekomendasikan agar perawat spesialis keperawatan jiwa saat deteksi dini pada anak usia sekolah menggunakan pengkajian perkembangan dan assesment perundungan (bullying), serta bekerjasama dengan perawat CMHN, keluarga dan kader kesehatan jiwa dalam menerapkan TKT dan terapi asertif. Serta Terapi ini juga bisa diterapkan di sekolah dalam program Usaha Kesehatan Jiwa di Sekolah untuk mencegah perundungan (bullying) pada anak. Kata kunci : Anak sekolah; tumbuh kembanng; terapi kelompok terapeutik’ assertiveness training ; Hubungan Interpersonal Peplau
Studi Kasus: Aplikasi Psikoedukasi Keluarga dengan Skizofrenia Selama Pandemi Covid-19 terhadap Ekspresi Emosi Keluarga dan Kepatuhan Pengobatan Pasien
Yuliastuti, Estin;
Susanti, Herni;
Wardani, Ice Yulia
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.9.1.2021.221-234
Keluarga merupakan bagian terpenting dalam proses perawatan skizofrenia dan dapat mengalami perasaan kelebihan beban perawatan dan stress sehingga dapat menimbulkan ekspresi emosi keluarga yang mengakibatkan kurangnya support dalam merawat penderita dan ketidakpatuhan pengobatan pasien. Salah satu intervensi keluarga dengan skizofrenia yang dapat dilakukan yaitu psikoedukasi keluarga. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi psikoedukasi keluarga skizofrenia selama pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) terhadap ekspresi emosi keluarga dan kepatuhan pengobatan pasien. Tn. I (60 tahun) merupakan ayah sekaligus caregiver dari anggota keluarga yang mengidap skizofrenia. Keluarga melaporkan bahwa pasien memiliki riwayat putus obat dengan total skor pengukuran tingkat kepatuhan pengobatan sebanyak 5 (sedang). Selain itu, keluarga memiliki ekspresi kritik dan overprotektif pada pasien dengan total skor pengukuran ekspresi emosi keluarga sebanyak 27 (tinggi). Perawat memberikan intervensi berupa psikoedukasi keluarga secara offline melalui kunjungan rumah dan online melalui video call. Implementasi psikoedukasi keluarga skizofrenia di masa pandemi Covid-19 membutuhkan strategi khusus yang tepat supaya dapat tercapai tujuan akhirnya. Hasil pengukuran akhir didapatkan total skor pengukuran tingkat kepatuhan pengobatan sebanyak 10 (tinggi) dan total skor pengukuran ekspresi emosi keluarga sebanyak 23 (rendah). Psikoedukasi keluarga dapat mengurangi ekspresi emosi keluarga dan meningkatkan kepatuhan minum obat klien.
Studi Kasus: Psikoedukasi Keluarga Online Untuk Menurunkan Beban Perawatan Pada Keluarga Pasien Skizofrenia
Andalasari, Niken;
Keliat, Budi Anna;
Susanti, Herni
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 7, No 1 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Objective:   The role of the family is very important in the care of schizophrenic patients, but it can carry out the burden of care that will directly affect the progress of care for schizophrenic patients to reduce the burden on families in caring for schizophrenic patients. Methods: This article using case study research design. Data was collected by online interview dan observation using video call, The instrument Burden Assessment Schedule (BAS) questionnaire was used to measure the family. The online intervention family psychoeducation was applied to this study. Results:  The nurse performs individual scanning, followed by assessing the family burden using the BAS questionnaire before and after performing  family psychoeducation  for 6 sessions. The entire nursing care process is carried out online using video calls for 2 times per week with a total of 6 meetings for 3 weeks. The result is showing after the intervention there is a decrease in the BAS score from 32 to 25.Conclusion: After performed in 3 weeks family psychoeducation can reduce the burden of care experienced by families so that families can identify problems faced, manage stress, and share roles in caring for patients.
Penerapan Family Psychoeducation Online dalam Mengurangi Anxietas pada Klien Terkonfirmasi Covid-19: Case Report
Eli Saripah;
Novy Helena Catharina Daulima;
Herni Susanti;
Ice Yulia Wardani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/sf12nk302
Backround: Covid-19 patients are prone to experiencing psychological disorders in the form of anxiety and fear. This psychological consequence strikes because the patient has excessive anxiety, especially physical conditions and limited interaction patterns in order to suppress the spread of the Covid-19 virus. Objective: The application of Family Psychoeducation to families based on standard mental nursing care is carried out online for clients to reduce anxiety levels in families who have family members with Covid-19. Methods: This case report uses the application of Family Psychoeducation and nursing care standards for Covid-19 clients who experience anxiety. This case report is based on the experience of clinical practice specializing in 2000 souls which was carried out online during the Covid-19 pandemic. Results: Evaluation has found a decrease in the level of anxiety in clients and families who are confirmed positive for Covid-19 which is done online. The therapist has also given pre and post test SRQ questionnaires where the client's score opens 8 and the SRQ opens 10. In this important case the intervention is carried out in order to reduce anxiety that occurs in the client and family. After the treatment process, the results of the client and family SRQ scores are 6 which means there is a decrease in the stress felt by the client and family during the client's treatment in the hospital. Conclusion: The application of Family Psycoeducation to families based on the standard of mental nursing care is carried out online for clients and families to reduce the level of anxiety in families whose family members have Covid-19 confirmed. The evaluation found that there was a decrease in anxiety levels in clients and families who were confirmed positive for Covid-19 which was carried out online.Keywords: anxiety; covid-19; family psychoeducationABSTRAKLatar belakang: Pasien covid-19 rentan mengalami gangguan psikologis berupa kecemasan dan ketakutan. Konsekuensi psikologis ini menyerang karena pasien memiliki kecemasan berlebih terutama kondisi fisik dan pola interaksi yang serba dibatasi dalam rangka menekan persebaran virus Covid-19. Tujuan: Penerapan Family Psycoeducation pada keluarga berdasarkan standar asuhan keperawatan jiwa dilakukan secara online pada klien untuk mengurangi tingkat kecemasan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan Covid-19. Metode: Laporan kasus ini menggunakan penerapan Family Psychoeducation dan standar asuhan keperawatan pada klien Covid-19 yang mengalami anxietas. Laporan kasus ini berdasarkan pengalaman praktik klinik peminatan keperawatan jiwa yangtelah dilakukan secara online dimasa pandemi Covid-19. Hasil: Evaluasi telah didapatkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada klien dan keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilakukan secara online. Terapis juga telah memberikan pre dan post test kuesioner SRQ dimana nilai skor klien berjumlah 8 dan SRQ pada keluarga berjumlah 10. Dalam hal ini pentingnya intervensi dilakukan dalam rangka mengurangi tingkat kecemasan yang terjadi pada klien dan keluarga. Setelah sebulan proses perawatan, hasil skor SRQ klien dan keluarga berada ≤ 6 yang berarti adanya penurunan stress yang dirasakan oleh klien dan keluarga selama dalam perawatan klien di rumah sakit.Kesimpulan: Penerapan Family Psycoeducation pada keluarga berdasarkan standar asuhan keperawatan jiwa dilakukan secara online pada klien dan keluarga untuk mengurangi tingkat kecemasan pada keluarga yang anggota keluarganya terkonfirmasiCovid-19. Evaluasi yang didapatkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada klien dan keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilakukan secara online.Kata kunci: kecemasan; covid-19; psikoedukasi keluarga
Penurunan Beban dan Peningkatan Kemampuan Merawat Keluarga dengan Klien Halusinasi Melalui Family Psychoeducation
Shanti Wardaningsih;
Budi Anna Keliat;
Herni Susanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 3 (2008): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.7454/jki.v12i3.217
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Family Psychoeducation terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Tempat penelitian dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1 dan Imogiri 1. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel sebanyak 28 untuk masing-masing kelompok kontrol dan intervensi. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan modul intervensi yaitu Family Psychoeducation. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Family Psychoeducation yaitu penurunan beban dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Rekomendasi penelitian ini terutama ditujukan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas agar menfasilitasi untuk penerapan family psychoeducation bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. AbstractThis research aimed to find out the effect of family psychoeducation toward the family burden and ability in taking care of the patient with hallucination. The research was used the quantitative method and quasi experiment approach. This study was carried out in 4 puskesmas in Kabupaten Bantul, which were puskesmas Kasihan 1, Kasihan 2, Sewon 1, and Imogiri 1. The sampling method used the simple random sampling with the total sample of 28 for each control and intervention group. The data was then collected using questionnaire and intervention module which was family psychoeducation. The result of research showed that there was the effect of family psychoeducation, shown by the decrease in family burden and the increase in the family ability in taking care of the patient with hallucination. This study recommended, especially for the health service in puskesmas, to facilitate the implementation of family psychoeducation to the family whose family member was suffered from mental disturbance.
Defisit Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia: Aplikasi Teori Keperawatan Orem
Herni Susanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 2 (2010): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.7454/jki.v13i2.237
AbstrakDefisit perawatan diri pada klien skizofrenia tidak boleh dipandang remeh. Perawat yang terlibat dalam upaya rehabilitasi psikososial perlu memberikan pelayanan kepada klien skizofrenia dengan masalah defisit perawatan diri secara profesional. Salah satu caranya dengan memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kerangka teori yang dikembangkan oleh ahli-ahli di bidang keperawatan. Teori self-care (perawatan diri) oleh Orem memiliki penjelasan yang lengkap tentang konsep perawatan diri, defisit perawatan diri, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah yang muncul. Dalam konteks rehabilitasi, teori Orem sangat sesuai dengan tujuan rehabilitasi yaitu membantu klien untuk memandirikan klien seoptimal mungkin. AbstractMental health nurses should professionally address the self-care deficit problem in schizophrenic patients, especially in the psychosocial rehabilitation phase. The nursing intervention of the self-care deficit patients can be delivered based on the nursing theoretical framework. The Orem’s self-care theory elucidates the concept of self-care, self-care deficit, and its nursing care. In the rehabilitation context, the Orem’s theory is relevant to the aim of rehabilitation – optimalizing the client’s own daily functional capacities.
Peningkatan Kemampuan Komunikasi Ibu Mengelola Emosi Anak Usia Sekolah Melalui Terapi Kelompok Assertiveness Training
Evin Novianti;
Budi Anna Keliat;
Tuti Nuraini;
Herni Susanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 2 (2012): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.7454/jki.v15i2.35
Anak usia sekolah yang belum mampu mengolah masalahnya dengan tepat, rentan berperilaku emosional. Tujuan penelitianmemperoleh gambaran pengaruh terapi kelompok Assertiveness Training (AT) terhadap kemampuan komunikasi ibu mengelolaemosi anak usia sekolah. Sampel pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 32 orang. Hasil penelitianmemperlihatkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi asertif ibu pada kelompok yang mendapat AT meningkat secarabermakna (p< 0,05; α= 0,05). Pada kelompook ibu yang tidak mendapat AT, kemampuan komunikasi ibu menurun secarabermakna (p< 0,05; α= 0,05). Kemampuan anak mengelola emosi meningkat bermakna (p< 0,05; α= 0,05) yang ibunya mengikutiAT, sedangkan pada kelompok yang ibunya tidak mendapat AT menurun bermakna (p< 0,05; α= 0,05). Terapi inidirekomendasikan pada pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya anak usia sekolah.
Penurunan Halusinasi Pada Klien Jiwa Melalui Cognitive Behavior Theraphy
Sri Eka Wahyuni;
Budi Anna Keliat;
Yusron Yusron;
Herni Susanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 3 (2011): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.7454/jki.v14i3.66
Salah satu cara mengatasi halusinasi adalah dengan pemberian cognitive behavior therapy (CBT). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh CBT terhadap halusinasi klien di sebuah rumah sakit di Medan. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pelaksanaan cara mengontrol halusinasi yang bermakna antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat CBT (p< 0,05). Halusinasi menurun secara bermakna pada kelompok yang mendapat CBT (p< 0,05). Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat CBT halusinasi menurun secara tidak bermakna (p> 0,05). CBT direkomendasikan dilakukan pada klien halusinasi sebagai tindakan keperawatan spesialis.