Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PRODUKSI GAS METANA DARI LIMBAH JERAMI PADI DENGAN INOKULASI MIKROORGANISME RUMEN SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Noviyanto, Noviyanto; Amirotus S, Farah; Uli A, Veny; Anwar, Hazrul; Gunawan, Setiyo; Widjaja, Tri
Jurnal Teknik Kimia Vol 9, No 2 (2015): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v9i2.704

Abstract

Sumber daya minyak dan gas alam dunia yang berasal dari energi fosil semakin berkurang. Sehingga pengembangan penelitian sumber energi alternatif semakin sering dilakukan, salah satunya adalah produksi gas metana secara anaerobik. Gas metana menghasilkan rasio energi output/input yang cukup besar yaitu 28 Mj/Mj. Sumber gas metana yang dipakai dalam penelitian ini adalah biomassa berlignoselulosa berupa limbah jerami padi, karena jumlahnya mencapai 180 juta ton tiap tahunnya dan sebanyak 36-62% dibuang dan dibakar oleh masyarakat. Selama ini fermentasi anaerobik biomassa berlignoselulosa banyak mengalami kendala, karena sulitnya tiga polymer selulosa, lignoselulosa dan hemiselulosa dipecah oleh bakteri penghasil metana.Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh mikroorganisme rumen dalam produksi biogas dari limbah jerami padi. Diharapkan dengan inokulasi mikroorganisme rumen, yield metana yang dihasilkan lebih baik dan prosesnya bisa lebih cepat sehingga limbah jerami padi bisa dimanfaatkan menjadi sumber energy terbarukan.Metodologi penelitian yang dilakukan pertama-tama adalah mem-pretreatment jerami padi dengan thermal dan mekanis untuk memudahkan degradasi terhadap lignin yang mengganggu fermentasi anaerobik jerami padi, kemudian menginokulasikan mikroorganisme rumen dengan variabel volume 5%, 10% dan 15%. Kondisi operasi penelitian dengan sistem batch selama 21 hari, pH 6-7, suhu 30–40oC, dan tekanan 1 atm. Hasil penelitian terbaik sementara adalah konsentrasi CH4 pada variabel 15% pada hari ke – 21 sebesar 56.484 ppm.
PENGARUH POROSITAS PACKING STEEL WOOL TERHADAP PRESSURE DROP DIDALAM PACKED BED COLUMN PADA DISTILASI CAMPURAN ETANOL-AMIL-ALKOHOL-AIR Dhaniswara, Trisna Kumala; Widjaja, Tri; Altway, Ali
Journal of Research and Technology Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.652 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2582225

Abstract

Inventories of petroleum fuels are increasingly depleted and will someday run out. These shortcomings can be overcome by using alternative fuels, such as ethanol. Based on this, it is necessary to research and development of ethanol as a fuel. One way is with a separation in a packed distillation column. This study aims to assess the mass transfer phenomena that occur in the process of distilling a mixture of ethanol-water-amyl alcohol packed in column. In addition, this study aims to optimize temperature and reflux to obtain the highest levels of ethanol. This research method uses packed bed distillation system with the batch process. Feed used is synthetic ethanol, water, and solvent. Solvent used were amyl alcohol. Doing distillation with heating temperature is maintained. Distillation is done in the packing of stainless steel wool. Research carried out in a batch process with a variable temperature of  79°C; 84°C; 91°C; and porosity packing 20%; 30%; 40%; 50%; 60%; 70%; 80%.
Performance of Submerged Membrane Bioreactor Combined with Powdered Activated Carbon Addition for the Treatment of an Industrial Wastewater Widjaja, Tri; Altway, Ali; Soeprijanto, Soeprijanto
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 21, No 1 (2010)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v21i1.24

Abstract

Membrane technology is one of the alternative solutions to overcome industrial wastewater treatment developed nowadays. The addition of PAC (Powdered Activated Carbon) in the activated sludge using Submerged Membrane Adsorption Hybrid Bioreactor (SMAHBR) is expected to increase the organic material removal. The purpose of this study was to determine the performance of submerged membrane bioreactor and activated carbon adsorption capacity of organic materials in wastewater. This study used SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut – Surabaya, Indonesia) waste as activated sludge operated at Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS) concentrations of 8000 and 15000 mg/l, and Chemical Oxygen Demand (COD) concentrations of 1500, 2500 mg/l, Sludge Retention Time (SRT) of 10;20; and 30 days and activated carbon variables of 0%; 2.5%; 5%; 7.5%; 10%. The results showed that the fouling potential occurred at high MLSS where the COD removal occurred at PAC addition of 10% reaching 91.86%. High Soluble Microbial Product (SMP) accumulation (± 10 mg/l) occurred in short SRT and high MLSS concentration. PAC addition resulted in decreased microorganisms in the reactor and better effluent of SMAHBR, as a result, the performance of the submerged membrane bioreactor would be restored.
Pengaruh perbandingan nutrisi terhadap pengolahan minyak secara biologis dengan bakteri mixed-culture Tri Widjaja; Lindu Sunarko
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2008.7.1.7

Abstract

The physical crude oil waste treatment still leaves dissolved organic.  The process must be continued by biological waste treatment.   The oil waste treatment was investigated by biological process: batch and continuous. It used mixed bacterial culture that was isolated from biological crude oil waste preparation. The influence of composition nutrient C:N:P was research using nutrient composition  100:10:1, 100:5:1  and  100:1:1  for batch and continuous experiment. Batch experiment is using initial COD concentration inlet (864, 691, 410 and 225 ppm), bacterial concentration (10%, 20% and 30% as b/v) beside nutrient composition influences. Continuous experiment is using influent flow rate 36 l h-1, influent COD contents 300 mg l-1, dissolved oxygen in aeration tank condition is maintained 2 mg l-1. Suspended solid (SS) concentration is maintained 1000 mg l-1 and sludge age 15 days. The batch research showed that maximum decreasing of COD was happened in initial COD 691 ppm, microbial concentration 10% (b/v) or 0,05 gr/500 ml solution with nutrient composition 100:10:1 elimination ability 83,8% and decreasing maximum oil contents 81,8%. The microbial identification result are obtained that main microorganism are Pseudomonas, Micrococcus and Vibrio. The continuous research obtained that maximum elimination COD values  70% at composition nutrient  100: 10:1. Keywords: mixed-culture bacterial, aeration tank AbstrakPengolahan secara fisik limbah minyak mentah masih menyisakan organik terlarut. Untuk itu perlu dilanjutkan dengan pengolahan limbah secara biologis. Penelitian pengolahan limbah minyak telah dilakukan secara biologis baik dengan batch maupun kontinyu. Digunakan bakteri kultur campuran yang telah diisolasi dari berbagai tempat pengolahan limbah biologis minyak mentah. Pengaruh nutrisi C:N:P telah dilakukan variasi dengan perbandingan 100:10:1, 100:5:1 dan 100:1:1 baik untuk percobaan batch maupun kontinyu. Percobaan secara batch dilakukan dengan variabel adalah konsentrasi COD awal yang masuk (864, 691, 410 dan 225 ppm), konsentrasi bakteri (10%, 20% dan 30% sebagai b/v) disamping pengaruh perbandingan nutrisi. Sedangkan percobaan secara kontinyu dilakukan menggunakan laju alir influent 36 l h-1, kandungan COD influent 300 mg l-1 , kondisi tangki aerasi kondisi oksigen terlarut dijaga minimum 2 mg l-1, konsentrasi padatan  tersuspensi (SS) dipertahankan 1000 mg l-1 dan umur lumpur 15 hari. Hasil penelitian batch menunjukkan bahwa pada COD awal 69I ppm, konsentrasi mikroba 10% (b/v) atau 0,05 gr/500 ml larutan dengan nutrisi 100:10:1 terjadi penurunan COD tertinggi dengan kemampuan penyisihan sebesar 83,8% serta mampu  menurunkan kandungan minyak tertinggi sebesar 81,8%. Hasil identifikasi bakteri didapatkan mikroba yang berperan adalah Pseudomonas, Micrococcus dan Vibrio. Sedangkan untuk percobaan kontinyu diperoleh hasil bahwa penyisihan COD tertinggi dihasilkan pada perbandingan nutrisi C:N:P = 100:10:1 sebesar 70%. Kata Kunci: bakteri kultur campuran; tangki aerasi
Pemanfaatan Biji Buah Nyamplung (Callophylum Inophylum) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodisel Bayu Biru Chandra; Filan Setiawan; Setiyo Gunawan; Tri Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.535 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2359

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia. Sepanjang sekitar 95000 Km merupakan habitat penting bagi vegetasi mangrove dan biota nya. Sebuah survei tahun 2007 menunjukkan bahwa 20% dari garis pantai rusak, dan tanah aktif terancam oleh erosi. Reboisasi penanaman vegetasi pantai dilakukan oleh pemerintah daerah. Salah satunya adalah Calophyllum Inophyllum. Potensi penggunaan benih C.Inophyllum tidak jelas sampai sekarang. Oleh karena itu, komposisi dan analisia C. Inophyllum dan minyak akan diselidiki. Dari hasil, ditemukan bahwa biji buah C. inophyllum mengandung lemak kasar (63,1%), serat kasar (16,64%), abu (3,22%), protein (3,42%), kelembaban (4,15%), dan ekstrak nitrogen bebas (13.62%). Itu juga memiliki nilai kalori 6092 kal / g. Its lipid asam lemak bebas yang terkandung (8,23%), monogliserida (3,93%), digliserida (3,37%), trigliserida (81.06%) dan bioactive (3,4%).
Pengaruh Variasi Mikroorganisme dan Pelarut Dalam Produksi Etanol Dari Nira Tebu (Sachharum officinarum) Dengan Proses Fermentasi Ekstraktif Yusfa Anugrah Baihaki; Rana Rahdiana; Tri Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.896 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6460

Abstract

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) didunia semakin tahun mengalami peningkatan tajam. Salah satu energi alternatif yang didorong pemerintah Indonesia adalah dengan memproduksi bioetanol. Salah satu bahan yang sangat berpotensial sebagai bahan baku utama dalam pembuatan bioetanol adalah nira batang tebu. Upaya peningkatan produktivitas etanol dilakukan secara kontinyu dikarenakan pada fermentasi konvensional terdapat kendala pada produktivitas dan konsentrasi etanol yang rendah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk produksi etanol dengan keunggulan keterpaduan proses dan rendah energi yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar desain untuk rancang bangun skala industri kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa terbaik dari variasi mikroorganisme dan pelarut yang digunakan dalam memproduksi etanol dengan proses fermentasi ekstraktif dan untuk mengetahui karakteristik kinerja sistem fermentasi kontinyu dalam bioreaktor packed bed dengan variasi mikroorganisme. Dalam penelitian ini digunakan macam variasi mikroorganisme Zymomonasmobilis A3 termutasi dan campuran Saccharomyces cerevisiae dan Pichiastipitis dengan sistem tanpa recycle dan pelarut n-Amyl Alcohol. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa proses fermentasi kontinyu dan ekstraksi tanpa recycle menggunakan Zymomonas mobilis A3 dan pelarut n-Amyl Alkohol memberikan hasil produktivitas dan yield yang terbaik, yaitu sebesar 133,417 g/l.jam dan 35,049%.
Optimasi Proses Produksi Etanol dari Molases Menggunakan Teknik Fermentasi- Ekstraktif Firda Atikah Rosyadi; Kurnia Putri Prasavitri; Tri Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.598 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6459

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan yield dan produktivitas etanol menggunakan fermentasi kontinyu pada packed bed bioreaktor dan proses fermentasi yang diintegrasikan proses ekstraksi dengan recycle dari rafinat yang dikembalikan pada fermentor serta mengetahui jenis pelarut yang terbaik untuk proses fermentasi ekstraktif ditinjau dari sifat inhibisi serta melakukan optimasi dengan mengembangkan model matematis dari proses fermentasi-ekstraktif menggunakan MATLAB 7.0 dengan metode Golden Section serta membandingkan hasilnya antara eksperimen dan pemodelannya. Pada proses ini digunakan molases sebagai bahan baku dan n-amyl alcohol, 1-octanol dan 1-dodecanol sebagai solvent pada proses ekstraksi. Konsentrasi awal molases adalah 161,14 g/L (17%). Variabel recycle ratio yang digunakan sebesar 40%, 50%, 60% dan 70% terhadap feed. Pelarut yang digunakan ada tiga macam berdasarkan jumlah atom C-nya yaitu n-amyl alcohol (C-5), 1-octanol (C-8), dan 1-dodecanol(C-12). Konsentrasi gula reduksi sisa dianalisa dengan metode DNS (Dinitrosalisilic acid), sedangkan kadar etanol dianalisa dengan metode Gas Cromatography (CG). Fermentasi-ekstraktif dilakukan secara eksperimen dan pemodelan dengan metode Golden Section. Yield optimum untuk pelarut n-amyl alcohol adalah sebesar 10,0049%. Pada recycle ratio 0.4 . Nilai yield optimum yang didapatkan untuk pelarut 1-octanol dan 1-dodecanol adalah saat tidak ada recycle sebesar 9,9949% dan 9,992%. Berdasarkan hasil tersebut maka diketahui bahwa n-amyl-alkohol merupakan pelarut terbaik yang digunakan pada proses fermentasi ekstraktif.
Pemisahan Campuran Etanol-Oktanol-Air dengan Metode Distilasi dalam Structured Packing Adesya Abdullah; Rahmatunnisa Nur Salikha; Tri Widjaja; Setiyo Gunawan
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.264 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6495

Abstract

Keberadaan bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan bahan bakar berbahan fosil sudah menjadi suatu kebutuhan utama masyarakat dunia, namun keberadaannya saat ini semakin menipis. Salah satu potensi yang relatif besar adalah pengembangan bioetanol menggunakan metode fermentasi ekstraktif. Hasil bioetanol dari metode fermentasi ekstraktif masih rendah, yaitu sekitar 15% sehingga diperlukan penelitian untuk pemurniannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kadar etanol tertinggi dengan metode distilasi dalam structured packing. Dari hasil penelitian didapatkan pada variabel suhu 80ᵒC pada porositas 20%, 40% dan 60% didapatkan kadar etanol sebesar 88,24% ; 91,95% dan 85,85%.
Food Grade Ehanol Production With Fermentation And Distillation Process Using Stem Sorghum Yuliana Setyowati; Aniendia Candra Suminta; Tri Widjaja; Setiyo Gunawan
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.465 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8361

Abstract

10% -12% of sugar in its stem which is the optimum sugar concentration in fermentation process for bioethanol production. Sorghum has a high potential to be developed as a raw material for food-grade ethanol production which can be used to support food-grade ethanol demand in Indonesia through a fermentation process. This research focused on the effect of microorganism varieties in the fermentation process which are mutant Zymomonas mobilis (A3), Saccharomyces cerevisiae and Pichia stipitis mixture. The Research for purification process are separated into two parts, distillation with steel wool structured packing and dehydration process using molecular sieve and eliminating impurities using activated carbon. The research can be concluded that the best productivity shown in continuous fermentation in the amount of 84.049 (g / L.hr) using the mixture of Saccharomyces cerevisiae and Pichia stipitis. The highest percentage of ethanol yield produced in batch fermentation using the mixture of Saccharomyces cerevisiae and Pichia stipitis that is equal to 51.269%. And for the adsorption, the best result shown in continuous fermentation by using Zymomonas Mobilis of 88.374%..
Produksi Garam Farmasi dari Garam Rakyat Yumarta Tansil; Yuyun Belina; Tri Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.58 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16427

Abstract

Garam rakyat memiliki kandungan NaCl yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan garam farmasi. Garam ini diolah agar menghasilkan kadar NaCl 99,5 % dengan kandungan impiuritis yang sangat kecil. Garam farmasi memiliki peranan penting dalam bahan baku obat dan bahan kosmetika. Pembuatan garam dengan proses vacuum pan (Multiple Effect Evaporation) biasanya biasanya digunakan saturated brine atau leburan garam kasar yang berasal dari dalam tanah atau laut. Proses pengendapan dibantu dengan penambahan campuran caustic soda, soda ash dan barium chloride sehingga didapatkan larutan garam. Setelah proses pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan dengan evaporator multi efek (multiple effect evaporator). Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine untuk memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses pemisahan garam dan larutan brine. Garam yang telah dimurnikan kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Garam (sodium chloride) kemudian siap dikemas dan dipasarkan. Kapasitas produksi pabrik sebesar 20.000 ton/tahun dan bahan baku yang dibutuhkan sebanyak 60.606 kg/hari, Pabrik beroperasi secara kontinyu selama 24 jam/hari, 330 hari operasi /tahun. Pendirian pabrik garam farmasi memerlukan biaya investasi modal tetap (fixed capital) sebesar Rp. 193.535.460.147,35, modal kerja (working capital) Rp. 174.181.914.132,62, investasi total Rp. , Biaya produksi per tahun Rp. 110.765.128.461,91, dan hasil penjualan pertahun Rp. 200.000.000.000. Dari analisa ekonomi didapatkan BEP 33,51%, POT sesudah pajak 5,99 tahun. Dari segi teknik dan ekonomi, pabrik garam farmasi ini layak untuk didirikan.