Bisnis Apartemen merupakan usaha yang dilakukan oleh pengembang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang ditanamkan. Dalam pengembangan bisnis Apartemen ini, , Studi kelayakan merupakan aspek penting dalam proyek konstruksi guna melihat dampak investasi terhadap peningkatan pendapat antara rencana pembangunan proyek dan realisasi setelah proyek dilaksanakan. Apartemen Grand Sungkono Lagoon yang akan dibangun pada lahan seluas 4.516 m² Dengan luas dasar bangunan seluas 1.209 m2. Investasi pada pembangunan proyek ini memerlukan biaya yang besar, sehingga perlu dilakukan analisa kelayakan Teknis, analisa kelayakan finansial dan analisa sensitivitas untuk mengetahui kelayakan pada proyek pembangunan apartemen ini, Data yang diperlukan adalah site plan, gambar kerja, dan HSPK Kota Surabaya 2019.Data tersebut diolah menggunakan metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR), Berdasarkan dari Hasil kajian kelayakan teknis untuk apartemen Orlin sendiri diperoleh KDB sebesar 26,77%, KLB sebesar 14,10%, sehingga analisa tersebut dikatakan sesuai parameter kelayakan, Dalam perhitungan finansial dengan masai nvestasi selama 10 tahun menggunakan parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR), Setelah dilakukan perhitungan analisa finansial, pembangunan Tower Orlin dikatakan layak dengan menghasilkan MARR = 11,20% diperoleh biaya investasi sebesar Rp 557.367.280.654; NPV sebesar Rp. 207,599,344,809; BCR sebesar 1,52; PP selama 2 Tahun 1 Bulan; dan IRR sebesar 39.16%. Analisa sensitivitas dengan parameter harga jual unit dan tingkat suku bunga, Apabila harga jual unit apartemen Tower Orlin diturunkan hingga 40% akan menghasilkan NPV bernilai negatif dan pada tingkat suku bunga mencapai 39.16% atau bisa dinyatakan tidak layak .