Claim Missing Document
Check
Articles

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DBD PADA CIVITAS AKADEMIKA FK UNUD Stan ley; I Kadek Swastika; Luh Ariwati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.017 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes sp. yang sampai saat ini belum ada obatnya dan pengendaliannya dilakukan dengan carapemberantasan vektor salah satunya dengan cara 3M (menutup, menguras, mendaur ulang). Sebagai civitasakademika FK Unud sudah sepantasnya paham dalam upaya preventif pemberantasan sarang nyamuksebagai pencegahan penyakit DBD pada lingkungan rumah dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi pengetahuan dan perilaku civitas akademika FK Unud terhadap pelaksanaan 3M Plussebagai upaya pencegahan DBD.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena penelitimenggunakan metode kuesioner sebagai teknik pengumpulan data serta membandingkan data tersebut.Subjek penelitian adalah anggota civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang terpilihuntuk diteliti. Besarnya sampel berjumlah 100 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pegawai. Padapenelitian ini, pengambilan sampel secara acak. Dari hasil penelitian terhadap 100 responden, tingkatpengetahuan baik sebanyak 34 orang (34%), sedang sebanyak 51 orang (51%), dan kurang sebanyak 15orang (15%). Dari 34 orang yang tingkat pengetahuannya baik, sebanyak 19 orang adalah Dosen (56%), 13orang mahasiswa (38%), sisanya 2 orang adalah pegawai (6%). Dari 51 orang yg berpengetahuan sedangditemukan sebanyak 34 orang adalah mahasiswa (67%), 11 orang pegawai (22%), dan 6 orang dosen (12%).Dan dari 15 orang yang tingkat pengetahuannya rendah 9 adalah pegawai (60%), mahasiswa sebanyak 6orang (40%), dan dosen tidak ada (0%). Dapat Disimpulkan bahwa Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilakupencegahan DBD melalui gerakan 3M Plus di civitas akademika FK Udayana sebagian besar dikategorikanbaik dan sedang. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku DBD melalui gerakan 3M Plus tertinggi adalahdosen serta terendah adalah pegawai. Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, DBD, Civitas akademika FK Unud
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI LARVISIDA TERHADAP LARVA Aedes aegypti DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR, BALI Fuad Adi Rosyadi; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P03

Abstract

Usaha pengendalian terbaik terhadap ancaman wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan membasmi larvanya. Daun sirih merupakan bahan alami yang dapat digunakan untuk membunuh larva Aedes aegypti dengan kandungan zat aktif flavonoid, tanin dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun sirih sebagai larvisida terhadap larva Aedes aegypti di Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian sesuai panduan World Health Organization Pesticide Evaluation Scheme (WHOPES) 2005 yaitu the post test only controlled group design. Sampel berupa larva Aedes aegypti instar III hasil biakan dari nyamuk Aedes aegypti dari Kecamatan Denpasar Selatan. Larva dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok uji dengan konsentrasi ekstrak etanol daun sirih yang berbeda-beda, yaitu 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, dan 0,8% dalam 100ml air. Pada masing-masing kelompok diberi 25 larva dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dari uji penelitian dianalisis menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) dengan Analysis of variance (ANOVA) dan Analisis Probit. Hasil uji Anova diperoleh p<0,05 sehingga terdapat perbedaan yang bermakna. Analisis Probit didapatkan LC50 berada pada konsentrasi 0,208% dan LC90 berada pada konsentrasi 1,090%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirih memiliki efek larvisida terhadap larva Aedes aegypti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar penelitian berikutnya guna mendapatkan larvisida yang lebih efektif. Kata kunci : larva Aedes aegypti, Piper betle L., larvisida
Pengaruh infeksi soil transmitted helminth (STH) terhadap daya ingat dan koordinasi visual-motorik dalam fungsi kognitif anak-anak sdn 1 sulangai, Kabupaten Badung, dan SDN 1 Blandingan, Kabupaten Bangli, Bali Ida Ayu Ide Larassanthi Pratiwi; I Kadek Swastika; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.446 KB)

Abstract

Soil Transmitted Helminth (STH) Infection, indirectly affect cognitive function in children who have a higher susceptibility compared with other age groups. Lack of food intake, indigestion, malabsorption, and poor growth rates are often found in children with ascariasis and trichuriasis. Therefore, helminth infection can cause a decrease in cognitive development of memory and visual-motoric coordination, thus preventing the child from reaching their proper potential growth. The aim of this study is to measure and prove the effect between helminth infection and cognitive function. The study design was cross-sectional observational analysis with 273 respondents were school children of SDN 1 Sulangai, Badung and SDN 1 Blandingan, Bangli. It was applied by using Kato Katz technique in stool sample examination and Wechsler Intelligence Scale for Children III (WISC III) as memory and visual-motoric test. After adjusting for the potential confounder age, sex, and socioeconomic status (SES), obtained children with positive and negative of helminth infection each counted 12 people. Analysis of data through SPSS gradually using Paired Sample T-test with p value of 0.074 and 0.851 (p> 0.05) to know the mean difference of pre-test with post-test of cognitive function. The Independent Sample T-test with p value results on pre-test and post-test cognitive function in relation to the occurrence of helminth infection respectively were 0.922; 1.000; 0.722; and 0.328 (p> 0.05). It was concluded that there was no effect of helminth infection toward cognitive function specifically memory and visual-motoric coordination in SDN 1 Sulangai, Badung and SDN 1 Blandingan, Bangli.Keywords: Soil Transmitted Helminth (STH), cognitive function, school children
PREVALENSI TELUR SOIL TRANSMINTED HELMINTH PADA SAYURAN KUBIS YANG DIJUAL DI KOTA DENPASAR Daondy Friarsa Soeharto; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.663 KB)

Abstract

Infeksi Soil Transmitted Helmiths (STH) merupakan penyakit endemik di banyak negara. Indonesia sebagai negara berkembang menjadi salah satunya. Telur cacing ini sangat lengket sehingga bisa menempel di sayuran, yang apabila masuk ke tubuh manusia bisa berubah menjadi dewasa dan menetap di illeum sebagai parasit dan menyebabkan penyakit. Beberapa penelitian sebelumnya di daerah di luar Bali, menemukan kubis yang telah terinfeksi telur/larva cacing STH dijual di pasar. Penelitian diskriptif ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan metode random sampling, bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi telur/larva cacing STH pada sayuran kubis yang dijual di pasar tradisional yang ada di kota Denpasar, serta jenis telur/larva cacing apa yang paling banyak ditemukan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Parasitologi FK Udayana dengan data berasal dari 60 kubis yang didapatkan dari pasar yang dikelola PD Pasar Denpasar. Hasil penelitian ini didapatkan 16% sampel positif terinfeksi telur/larva cacing STH dengan kubis dari pasar Abian Timbul yang memiliki prevalensi telur/larva cacing terbanyak. Spesies yang paling banyak ditemukan (50%) adalah larva Ancylostoma duodenale. Kata Kunci : Soil-Transmited Helminth, Kubis, Pasar, Infeksi, Prevalensi
PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA MURID TAMAN KANAK-KANAK KUMARA LOKA DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR, BALI TERHADAP KEHADIRAN DAN PEMBIAYAAN VAKSIN DENGUE I Putu Dodik Supartha; I Kadek Swastika; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.344 KB)

Abstract

ABSTRAKBeberapa kandidat vaksin dengue yang dapat memberikan pengaruh terhadap konsep pencegahan dengue di masa depan, masih dalam proses pengembangan danmenghadapi tantangan pembuatan vaksin yang efektif untuk keempat serotype virusdengue sekaligus. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran sikap orang tuamurid Taman Kanak-kanak (TK) Kumara Loka di Kecamatan Denpasar Selatan terhadappembiayaan vaksin dengue. Penelitian ini berupa deskriptif observasional denganpendekatan cross-sectional menggunakan instrumen berupa kuesioner. Sampel penelitianini adalah seluruh orang tua murid (ayah atau ibu) TK Kumara Loka pada tahun ajaran2016/2017 yang memenuhi kriteria inklusi, tidak memenuhi kriteria eksklusi, dan terpilihmelalui consecutive sampling. Dari 85 sampel yang terpilih, 85,9% memiliki tingkatpengetahuan baik atau cukup mengenai dengue, 91,8% menyatakan bersedia atau sangatbersedia untuk dilakukan vaksinasi kepada anak, dan 37,2% menyatakan bersediamembayar biaya vaksinasi pada harga di atas Rp 100.000,00. Tambahan pula, sebesar87,1% subjek menyatakan praktik pencegahan selain vaksinasi masih perlu dilakukansetelah hadirnya vaksin dengue. Simpulan dari penelitian ini adalah pengenalan vaksindengue kepada orang tua murid TK Kumara Loka di masa depan dapat memperolehrespon positif berdasarkan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat digunakansebagai acuan langkah pengenalan vaksin dengue yang terbaik kepada masyarakat. Kata kunci: vaksin dengue, kesediaan vaksinasi, kesediaan pembiayaan vaksin
POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI BAGI AEDES AEGYPTI Maretta Rosabella Purnamasari; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.973 KB)

Abstract

Tingginya kasus demam berdarah dengue disertai munculnya resistensi terhadap temephos, menjadikan penggunaan larvasida alami mulai dipertimbangkan. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah daun pandan wangi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2016 sampai bulan Agustus tahun 2016 dan bertujuan untuk mengetahui efektivitas, LC50, dan LC90 dari ekstrak etanol daun pandan wangi sebagai larvasida bagi Aedes aegypti. Studi ini merupakan murni eksperimental dan memakai post test only control group design. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol (konsentrasi 0%) dan 7 kelompok perlakuan (konsentrasi 0,05%, 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 4%). Replikasi dilakukan empat kali dengan menggunakan 25 larva Aedes aegypti instar III/IV pada tiap-tiap kelompok. Data kematian larva dikumpulkan setelah 24 jam dan didapatkan tidak ada kematian pada kelompok kontrol. Rerata persentase kematian larva pada kelompok perlakuan berturut-turut dari konsentrasi perlakuan terkecil ke terbesar adalah 2%, 5%, 7%, 11%, 14%, 36%, 99%. Uji Kruskal Wallis memperoleh p<0,05 yang artinya diperoleh perbedaan bermakna pada kematian larva antar kelompok. Hasil dari uji Mann Whitney menunjukkan p<0,05 pada konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%, yang masing-masing dibandingkan dengan kontrol. Uji probit memperlihatkan nilai LC50 dan LC90 berturut-turut 2,113% dan 3,497%. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4% efektif sebagai larvasida alami bagi Aedes aegypti, dengan nilai LC50 sebesar 2,113% dan nilai LC90 sebesar 3,497%.
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN PREVALENSI INFEKSI CACING USUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BELANDINGAN, KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI I Gusti Agung Dwi Putri Anjani; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.746 KB)

Abstract

ABSTRAK Infeksi cacing usus merupakan infeksi yang masih banyak diabaikan oleh masyarakat. Penyakit ini umumnya terkait dengan faktor risiko berupa kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku secara rutin, penggunaan alas kaki saat di luar rumah, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan jamban, mengonsumsi obat cacing secara rutin, dan penggunaan penutup makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan prevalensi infeksi cacing usus pada siswa sekolah dasar (SD) Negeri Belandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dan pengambilan sampel dilakukan hanya sekali dengan teknik total sampling. Pemeriksaan feses dilakukan dengan metode Kato-katz di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Faktor risiko yang berperan dalam penularan infeksi cacing usus ditentukan dengan analisis statistik univariat dan bivariat. Infeksi cacing usus pada anak SD N Belandingan didapatkan sebesar 8.8% yang terdiri dari Ascaris lumbricoides, cacing tambang, dan Taenia. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor risiko yang terkait dengan infeksi cacing usus yaitu tidak tersedianya sumber air bersih(nilai p=0,023; RP=5,52 95% IK 1,79-15,3) mencuci tangan dengan air saja(nilai p=0,038; RP=0,31 95% IK 0,11-0,86), dan tidak menggunakan penutup makanan(nilai p=0,029; RP=3,94 95% IK 1,37-11,2). Kata Kunci: Infeksi cacing usus, Faktor risiko, Ascaris lumbricoides, Belandingan ABSTRACT Intestinal worm infection is one of neglected infectious disease. The disease is commonly associated with hand-washing practice, nail cutting habit, use of footwear when playing outdoors, clean water source availability, presence of a latrine, routine antihelminthic drug consumption, and the use of food cover as a risk factor. The aim of this study is to determine the relationship of risk factors to the prevalence of intestinal worm infectionin Belandingan Elementary School students, Kintamani Subdistrict, Bangli District. The type of research is analytic descriptive and sampling is done only once with total sampling technique. Stool examination was done by Kato-katz method in Parasitology Laboratory,Faculty of Medicine Udayana University.Univariate and bivariate statistical analyses were used to determine risk factor variables that play a role in intestinal worm infection. The results showed that prevalence of infection in SD N Belandingan students was 8.8% consisting of Ascaris lumbricoides, hookworm, and Taenia. The result of bivariate analysis showed that risk factors related to intestinal worm infection were clean water source unavailable (p = 0.023, PR = 5.52 CI 95% 1.79-15.3), hand washing with water only (p = 0.038, PR = 0.31 CI 95% 0.11-0.86), and not covering food (value p = 0.029; PR = 3.94 CI 95% 1.37-11.2). Keywords: Intestinal worm infection, Risk factors, Ascaris lumbricoides, Belandingan
Protein Spesifik Cairan Kista Cysticercus bovis pada Sapi Bali yang Diinfeksi dengan Taenia saginata (SPECIFIC PROTEIN OF CYSTICERCUS BOVIS CYST FLUID ON BALI CATTLE EXPERIMENTALLY INFECTED WITH TAENIA SAGINATA) Nyoman Sadra Dharmawan; I Made Dwinata; Kadek Swastika; I Made Damriyasa; Ida Bagus Made Oka; I Nyoman Mantik Astawa
Jurnal Veteriner Vol 14 No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.214 KB)

Abstract

Cysticercus bovis is the larval stage of Taenia saginata, the bovine tapeworm. The infection of thislarval in cattle musculature causes Bovine cysticercosis or Cysticercosis bovis.  Bovine cysticercosis is foundworldwide, but mostly in developing countries, where unhygienic conditions, poor cattle managementpractices, and the absence of meat inspection are common.  The adult Taenia infection in man is referredto as taeniasis.  Taenia saginata taeniasis is also found almost all over the world.  The prevalence ofTaenia saginata taeniasis has reported up to 27.5% in Gianyar Bali. In order to control the diseases,vaccination against the larvae stages in cattle of Taenia saginata may play an important role in controllingthe disease in the endemic regions.  The aims of the present study were to prepare and to investigate theimmunogenic protein as vaccine candidate for controlling  Cysticercus bovis infection in in Bali cattle.Cysticercus protein from the cyst fluid was firstly used to immunize mice and the mice sera were thencollected. Cysticercus proteins then analyzed using sodium dodecyl sulfate-gel electrophoresis (SDS-PAGE).All cysticercus proteins were then visualized by Commasie blue staining. The proteins were also transferredonto nitrocellulose membrane and the immunogenic proteins were visualized by Western Blotting usingimmune sera raised in mice.  By Commasie blue staining, a total of 17 proteins were detected with themolecular weight of 14,86 kDa -122,40 kDa from the smallest to the largest. As many as 7 immunogenicproteins with the molecular weights of 16.81 kDa; 19.22 kDa; 20.98 kDa; 27.41 kDa; 34.02 kDa; 38.31 kDa;and 54.94kDa were detected.
Mosquito-specific viruses (family Flaviviridae, genus Flavivirus) Diisolasi pada Nyamuk Anopheles vagus di Bali Putu Ayu Asri Damayanti; I Nyoman Mantik Astawa; Anak Agung Ayu Mirah Adi; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika; Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; Ni Luh Putu Eka Diarthini
Jurnal Veteriner Vol 22 No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.933 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.2.189

Abstract

Mosquito-specific viruses (MSVs) adalah virus yang hanya dapat bereplikasi pada sel nyamuk. Virus ini terdiri dari berbagai genus, salah satunya yang paling banyak ditemukan adalah dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Namun, data keberadaan dan karakteristik MSVs dan vektornya di Bali saat ini sangat terbatas. Oleh karena itu, pengamatan untuk memperluas penemuan keragaman vektor dan filogenetik MSVs famili Flaviviridae, genus Flavivirus di Bali dilakukan pada tahun 2016-2018. Nyamuk dewasa ditangkap menggunakan light trap dan dikelompokkan berdasarkan spesies. Isolasi dan propagasi virus dilakukan pada galur sel C6/36 dan baby hamster kidney-21 (BHK-21). Identifikasi virus dilakukan dengan menggunakan one step reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Terdapat dua pool yang berasal dari nyamuk Anopheles vagus menampakan cythopathic effect (CPE) hanya pada galur sel C6/36 dari total 158 pool. Virus yang diisolasi memiliki persentase identity sekuen nukleotida tertinggi 97% dan sekuen asam amino 96% dengan virus Culex theileri Flavivirus isolat JKT-8650 yang diisolasi pada tahun 1981. Selanjutnya, virus dinamakan Mosquito Flavivirus Isolate Bali (MFB) dengan accession numbers KY995166 dan KY290258. Analisis filogenetik menunjukan bahwa MFB berada satu kluster dengan Culex theileri Flavivirus (CTFV) dari Indonesia, Culex Flavivuruses-Myanmar, Culex theileri Flavivirus-Portugal, dan Mosquito Flavivirus-Turki. Terdapat delapan nukelotida dan enam asam amino yang berbeda antara MFB dan CTFV Indonesia. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa MSVs dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus berhasil diisolasi dari nyamuk An. vagus di Bali.
Present Situation and Problems of Cysticercosis in Animal in Bali and Papua Nyoman Sadra Dharmawan; Kadek Swastika; I Made Putra; Toni Wandra; Putu Sutisna; Munehiro Okamoto; Akira Ito
Jurnal Veteriner Vol 13 No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.341 KB)

Abstract

Cysticercosis zoonotic parasitic disesase caused by Taenia solium larva, is a major public healthproblem. Cysticercosis results from the development of larval tapeworms in humans harboring adult T.solium or from ingesting soil containing eggs shed in the feces of humans, in areas where there are nolatrines. Humans are accidental intermediate hosts and pigs are the normal intermediate hosts. Clinicallythey are most serious when located in the central nervous system or in the eye where they persist formonths to years. Cysticercosis occurs worldwide primarily in developing country where pigs are raised,pork consumed and poor sanitation allows pigs’ access to human faeces. The occurance of the diseases isexpected to increase in relation to the growing demand for pork in those countries. In Indonesia cyticercosisis still a very important health problem, especially in Bali and Papua. The majority of the populations inBali and Papua are Hindus and Protestants/Catholics, respectively, so pork widely consumed in thoseislands. This brief review summarizes the present situation and problems of cysticercosis in animal inBali and Papua. Epidemiological data of the diseases were obtained from several sources.
Co-Authors Abdulhadi FA Adiputra, I Komang Hotra Akira Ito Anak Agung Ayu Mirah Adi Ariwati, Luh Ariwati, Ni Luh Cokorda Agung Wahyu Purnamasidhi Damayanti, Putu Asri Daondy Friarsa Soeharto Dewa Ayu Agus Sri Laksmi Divya Nirmala, Putu Ayu Fitri N, Moh. Yasin Fuad Adi Rosyadi Hidajati, Sri I Gede Mahardika I Gusti Agung Ayu Chintya Cahyarini I Gusti Agung Dwi Putri Anjani I Gusti Kamasan Arijana I Ketut Tunas I Made Damriyasa I Made Dwinata I Made Putra I Made Sudarmaja I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Putu Dodik Supartha Ida Ayu Dewi Wiryantini Ida Ayu Ide Larassanthi Pratiwi Ida Bagus Made Oka Ida Bagus Putra Adyatma Isyaputri, Rahmadany Ivy Cerelia Valerie Jevon Indra Susanto Kadek Karang Agustina kumara, i made bagus bayu L. Ariwati Latifa, Kurnia Dwi Luh Ariwati Luh Dewi Anggreni Maretta Rosabella Purnamasari Maretta Rosabella Purnamasari Maria Krishnandita Munehiro Okamoto N.L Ariwati N.L.P.E. Diarthini Ni Luh Ariwati Ni Luh Ariwati Ni Luh Komang Sumi Arcani Ni Luh Putu Eka Diarthini Ni Luh Putu Eka Diarthini, Ni Luh Putu Eka Ni Made Pasmiati Setyaningsih Ni Nyoman Agustianingsih Ni Putu Akopita Devi Ni Putu Ayu Elistya Ning Purwani Ni Putu Tamara Bidari Suweta Nyoman Sadra Dharmawan P.A.A. Damayanti Pratisthita Sukadana, I Made Ananda Prajna Purantara, Anak Agung Gede Wiweka Winahya Putu Ari Paramitha Widiani Putu Ayu Asri Damayanti Putu Ayu Larasati Putu Bagus Onicha Baskaranatha Putu Sutisna Sari, Komang Ayu Kartika Shabrina Inderjit Stan ley Sukmawati Basuki Toni Wandra Wulanyani Wulanyani