Claim Missing Document
Check
Articles

Sedimentation Analysis Burned Forest Land at Tahura R.Soerjo Ledug Block Fathurizky, Yonny; Muttaqin, Tatag; Waskitho, Nugroho Tri
Journal of Forest Science Avicennia Vol 3, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v3i1.9411

Abstract

Kebakaran merupakan penyebab kerusakan hutan yang paling besar, yang mana dalam waktu singkat dapat menghancurkan kawasan yang cukup luas. Kebakaran hutan ternyata lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada dampak positif terhadap sifat-sifat tanah dan terutama terhadap erosi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui besarnya sedimentasi, dan mengetahui hubungan antara curah hujan dengan sedimentasi yang terjadi pada kawasan bekas kebakaran hutan TAHURA R.Soerjo Blok Ledug. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di Kawasan bekas kebakaran hutan TAHURA R.Soerjo, dengan estimasi ketinggian 1100-1200 mdpl. Terdapat 13 kejadian hujan pada bulan Desember 2018. Curah hujan tertinggi 68,2mm, dan curah hujan terrendah 2,5mm. Nilai muatan sedimen terbesar yaitu 0,94 kg/ha, serta nilai muatan sedimen terkecil yaitu 0,29 kg/ha, dan nilai muatan sedimen rata-ratanya yaitu 0,48 kg/ha rendahnya nilai sedimen yang didapatkan dipengaruhi oleh baiknya kualitas tanah pada lahan tersebut, dan juga dipengaruhi oleh keadaan vegetasi yang rapat dan di dominasi oleh ilalang.
Pengembangan Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan (Resort PTN Gunung Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) Pratiwi, Tityas Indra; Muttaqin, Tatag; Chanan, Moch
Journal of Forest Science Avicennia Vol 2, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v2i1.8369

Abstract

Edelweiss for the tenggerese is the sacred plant, when the Edelweiss became extinct then it will affect the cultural customs of tenggerese. To cope with the extinction of the Edelweiss TNBTS party empower indigenous peoples by creating a tourist village of Edelweiss to maintain continuity, Edelweiss and used to meet the needs of the indigenous. Edelweiss as indigenous because needs as a form of devotion to the deities match the trust community Perched on the Wonokitri. This research aims at 1) to determine the strategy of the development of Village Tourism Edelweiss, 2) to find out the participation of the community. The method used a qualitative descriptive analysis is used to find out the participation of the community. The SWOT analysis is used to determine the development strategy of the tourist village of Edelweiss and continued with the analysis of the SWOT matrix. Research results indicate that the development is done Developing Tourism towards Community Based Tourism; utilization and optimization of tourist attractions with the tourist destination with the elements of education, conservation, culture and economic activity of the community; build and improve the means and infrastructure maintenance tourism is necessary; and increase the promotion and development of better program to attract tourists; as well as conducting training to foster community empowerment and raising public awareness about the management of the tourist village. Participation form community ± 20 persons became a member of the Edelweiss group of farmers manage tourism village of Edelweiss and society did not enter the participating farmers group planted in front of the Edelweiss home and along the way as well as just promoting tourism.
Kajian WTP (Willingness to Pay) Ekowisata Hutan Pinus Terhadap Pendapatan BKPH Bondowoso KPH Bondowoso Yadi, Muhammad Hafif; Triwanto, Joko; Muttaqin, Tatag
Journal of Forest Science Avicennia Vol 2, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v2i2.9371

Abstract

Kekayaan sumberdaya alam hayati dan keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam hayati tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dengan tidak merusak ekosistem yang ada sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari. Tasnan Forest diresmikan oleh Perum Perhutani KPH Bondowoso pada bulan Desember tahun 2016. Sebelum ditetapkan menjadi objek wisata, kawasan wisata Tasnan Forest ini dahulunya adalah tempat persemaian bibit pinus dan tempat penyadapan getah pinus. Wisata ini masih terbilang cukup baru dan hanya memiliki luasan 0,5 ha. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Pebruari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesediaan membayar pengunjung (Willingness To Pay) terhadap wisata Tasnan Forest dan pendapatan perusahaan dengan didirikannya wisata Tasnan Forest. Penelitian ini menggunakan analisis willingness to pay dengan sasaran penelitian yaitu pengunjung domestik wisata Tasnan Forest yang berumur 17 tahun ke atas sebanyak 100 orang responden. Metode valuasi ekonomi yang digunakan adalah Contingent Valuation Method (CVM), metode ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung besaran biaya yang rela dikeluarkan oleh wisatawan untuk dapat menikmati wisata Tasnan Forest sehingga besaran nilai WTP langsung diungkapkan oleh para pengunjung. Berdasarkan data hasil penelitian didapat nilai rata-rata kesediaan membayar pengunjung sebesar Rp. 11.000,00/kunjungan, dengan karakteristik pengunjung yang didominasi oleh perempuan dengan tingkatan umur antara 17 sampai 25 tahun, yang kebanyakan dari pengunjung masih berstatus sebagai pelajar. Sedangkan pada perubahan fungsi lahan yang dilakukan oleh perusahaan sangat baik terutama dari segi ekonomi dengan pendapatan dari ekowisata sebesar Rp. 72.655.000,00/tahun untuk karcis masuknya saja, dibandingkan dengan disadap yaitu sebesar Rp. 2.258.550,00/tahun. Saran didapat yaitu perlu adanya pembaruan fasilitas sarana prasarana dan objek wisata Tasnan Forest serta peningkatan perawatan yang baik dari segi kebersihan tempat wisata sehingga pengunjung bisa lebih nyaman.Kata Kunci: Ekowisata, Ekonomi, WTP
ESTIMASI POPULASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT LUTUNG JAWA(Trachypithecus auratus E. Geoffroy Saint-Hilaire, 1812) DI RESORT BANDEALIT TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Rusdi, Muhammad; Muttaqin, Tatag; Aryanti, Nirmala Ayu
Journal of Forest Science Avicennia Vol 1, No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v1i2.7678

Abstract

Changes in forest areas into agricultural areas and settlements cause the loss of some natural habitats, thus threatening the sustainability of the Javanese Lutung population. One of the Javanese Lutung habitats, Meru Betiri National Park. The purpose of this study was to determine the estimated population of Javanese Lutung and Javanese Lutung habitat characteristics in the Bandealit Resort of Meru Betiri National Park. Habitat characteristics were obtained through analysis of vegetation data, environmental data, and data on feed types by calculating the Important Value Index (INP) and its relation to environmental conditions in each habitat type. Population differences and habitat characteristics in each habitat type are obtained through Analysis of Variance (Anova) using SPSS (Statictical Program for Social Science) software. The results showed that the estimated population of Javanese Lutung in Meru Betiri National Park was 104 individuals found in 11 groups in all habitat types where each group consisted of 6-18 individuals. Components that have a real influence on each habitat type are temperature and humidity.
INTERCEPTION AND INFILTRATION OF RAINWATER ON THE LAND OF EX FOREST FIRE ON TAHURA R. SOERJO LEDUG BLOCK suhermanto, oktavian dwi; Muttaqin, Tatag; Waskitho, Nugroho Tri
Journal of Forest Science Avicennia Vol 2, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v2i1.8311

Abstract

Forest fires often occur in many islands of indonesia including in Kalimantan, Sumatra, Java, Sulawesi and other regions. These fires can lead to damage for ecosystems, flora and fauna, even ecosystem hydrology. One of the hydrological system that was disturbed is the interception and infiltration. Interception is the ability of trees to retain water rain then rereleased in steam. Infiltration is the process of water absorbing into the soil, infiltration capacity is the soil’s ability of absorbing water per unit of time. This research is to know the rest of the tree's ability to retain water, and knowing the infiltration of ex forest fire area on TAHURA R. Soerjo, Ledug blocks. This research was carried out on 17-23 January 2019 in ex forest fire area on TAHURA R. Soerjo, with an elevation of 1100-1200 masl. In the ex forest fire area there are 2 dominant trees species to do measurements of interception, there are Tutup (Mallotus paniculatus) and Klerek (Sapindus rarak DC). The results of the interception on Klerek tree is 10% and Tutup is 60%.  For the capacity of the infiltration is 27, 6 mm/hour. 
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Penutupanparanet terhadap Pertumbuhan Sengon (Paraserianthes falcataria (L.)Nielsen) Prakasa, Muhammad Syahrul Eka; Triwanto, Joko; Muttaqin, Tatag
Journal of Forest Science Avicennia Vol 3, No 2 (2020): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v3i2.9402

Abstract

Sengon atau (P. falcataria (L.) Nielsen).  termasuk famili Leguminoceae. Tanaman ini sangat potensial untuk dipilih sebagai salah satu kayu cepat tumbuh (fast growing species), pengelolaan relatif mudah, sifat kayunya termasuk kelas kuat dan permintaan pasar yang terus meningkat, sedangkan secara ekologis Sengon dapat meningkatkan kualitas lingkungan seperti meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki tata air.  Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi media tanam yang baik dan benar supaya mendapatkan pertumbuhan tanaman yang maksimal dan mengetahui pengaruh dari perlakuan penutupan semai dengan paranet terhadap pertumbuhan sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pengamatan dilakukan dari bulan Januari - April 2019. Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama komposisi media tanam (P) yang terdiri dari 4 level media top soil dan pasir dengan perbandingan 1:1 (kontrol), dan media top soil, pasir dan pupuk kandang (ayam, kambing dan sapi), dengan tiap perlakuan perbandingannya 2:1:1. Faktor kedua perlakuan penutupan paranet (M) yang terdiri dari 3 level tanaman tanpa mendapatkan perlakuan penutupan paranet, tanaman mendapatkan perlakuan penutupan paranet dengan kerapatan 25% dan 50%. Peubah yang di amati yaitu daya perkecambahan, laju perkecambahan, pertumbuhan semai (diameter, tinggi, jumlah daun, bobot basah, bobot kering, dan panjang akar). Apabila hasil analisisnya berpengaruh nyata akan diuji lanjut menggunakan uji Duncan 5%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata terhadap presentase perkecambahan antara komposisi media tanam dan perlakuan intensitas cahaya pada peubah laju perkecambahan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen). Perlakuan terbaik dari penelitian ini yaitu terjadi interaksi yang nyata antara komposisi media tanam dan perlakuan intensitas cahaya pada peubah tinggi semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).  Media tanam topsoil, pasir, dan pupuk kandang kambing dengan perbandingan 2:1:1 merupakan media tanam yang paling sesuai dan baik untuk pertumbuhan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen). Perlakuan tanaman tanpa mendapatkan penutupan paranet merupakan perlakuan yang baik dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan semai sengon (P. falcataria (L.) Nielsen).
STRATEGI PERBAIKAN SISTEM AGROFORESTRI DAN KONSERVASI LAHAN DI DESA PONDOKAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG Arif Cahyo Wibowo, Febri; Triwanto, Joko; Tri Kurniawan, Edwin; Muttaqin, Tatag
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 15 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/forestra.v15i1.3651

Abstract

Production forest area in Pondokagung village needs agroforestry system to meet economic needs and as buffer against natural disasters such as erosion. Research conducted on agroforestry land was carried out to determine agroforestry management as conservation system. Research was conducted in June-August 2019 using data collection methods in the form of land slope measurement, long slope, soil sampling. Retrieve secondary data for monthly rainfall data for 2017-2019 and related studies. Results obtained in agroforestry area had an erosion value in 2018 with a value of 112.19 tons/ ha/year and the slope class agreed to III and II. The area of ​​agroforestry land is removed by mahogany vegetation in SPL 3, while in SPL 1 and 2 it is mountain spruce and SPL 4 area is in mixed form. The level of erosion hazard posed to agroforestry land in location is relative from year to year, so the effect of agroforestry conservation is very good in area are needed that can increase the danger of erosion. Soil fertility conditions in agroforestry land are low with a C-organic content value (0.78%) containing alluvial and podsolic soils with a yellowish red color. The action taken is vegetative conservation techniques, mechanical and tillage
PERHITUNGAN NILAI EROSI DENGAN METODE USLE DI KAWASAN REHABILITASI LAHAN BEKAS KEBAKARAN HUTAN TAHUTA R. SOERJO (Studi di Kawasan Rehabilitasi PT. Gudang Garam TBK) Muttaqin, Tatag; Pratiwi, Chyntia Eka
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i1.1078

Abstract

Kebakaran hutan yang terjadi saat puncak kemarau sering merugikan berbagai pihak, seperti kebakaran yang pernah terjadi di salah satu hutan alam di Jawa Timur yaitu pada kawasan Blok Putuk Limas Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo yang mengakibatkan status kawasannya kini menjadi kawasan rehabilitasi. Tutupan lahan pada wilayah tersebut hilang akibat kebakaran hutan sehingga energi kinetik hujan yang mengenai tanah semakin kuat akibat tidak adanya penahan seperti saat sebelum kebakaran terjadi. Akibatnya terjadi aliran permukaan dan erosi pada kawasan tersebut dan memungkinkan adanya dampak pada kawasan dibawahnya yang memiliki ketinggian lebih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga besarnya jumlah erosi serta mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di kawasan rehablitasi lahan kebakaran di Blok Putuk Limas TAHURA R. Soerjo dengan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga Januari 2018 dengan menggunakan metode pengambilan data lapang berupa pengukuran kemiringan lahan, panjang lereng, pengambilan sampel tanah, kemudian pengambilan data laboratorium untuk hasil uji tanah dan pengambilan data primer untuk data curah hujan bulan Desember serta studi literatur yang terkait. Setelah dilakukannya pengukuran dan analisis data, hasil yang didapatkan pada kawasan Blok Putuk Limas ini diduga nilai erosi terkecil pada SUL 8 dengan nilai 1,03913 ton/ha/tahun yang dipengaruhi oleh tutupan lahan berupa padang rumput dalam keadaan bagus, sedangkan nilai erosi terbesar pada SUL 5 dengan nilai 135,992 ton/ha/tahun yang dipengaruhi panjang lereng dan tutupan lahan berupa padang rumput yang jelek. Tingkat bahaya erosi yang ditimbulkan pada Blok Putuk Limas ini terbilang ringan dengan nilai erosi kawasan 54,90175 ton/ha/thn sehingga tetap perlu adanya upaya konservasi tanah yang mampu menurunkan tingkat bahaya erosi pada kawasan.
PENGUATAN KELEMBAGAAN PELAKU MODEL HUTAN RAKYAT DALAM MENYEDIAKAN KAYU BAKAR DI DESA SUMBEROTO KECAMATAN DONOMULYO KABUPATEN MALANG Tatag Muttaqin
Jurnal Dedikasi Vol. 12 (2015): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v12i0.2484

Abstract

PENGUATAN KELEMBAGAAN PELAKU MODEL HUTAN RAKYAT DALAM MENYEDIAKAN KAYU BAKAR DI DESA SUMBEROTO KECAMATAN DONOMULYO KABUPATEN MALANGTatag MuttaqinJurusan kehutanan, Fakultas Pertanian dan Perternakan, Universitas Muhammadiyah MalangEmail: tatag.umm@gmail.comABSTRAKKegiatan pengabdian yang dilaksanakan di Desa Sumberoto Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang pada bulan Maret-Desember 2013 bertujuan untuk menanamkan pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan. Selain itu pengembangan areal tanaman kayu bakar bertujuan untuk penyediaan kayu sebagai kayu bakar untuk pengganti minyak yang semakin mahal dari pengembangan hutan rakyat untuk kayu bakar ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian sumber daya hutan. Berkaitan dengan hal tersebut, selayaknya jika setiap lokalitas diberikan acuan rekomendasi tentang ragam komoditi “ keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif “ baik kayu maupun non kayu. Hasil dari kegiatan pengabdian ini, masyarakat Sumberoto menjadi lebih mengerti terhadap arti pentingnya peningkatan sumberdaya hutan dengan penguatan kelembagaan yang sudah berjalan. Namun demikian perlu pendampingan masyarakat, agar kelestarian hutan dan air tetap terjaga baik saat sekarang dan masa yang akan datang.Kata kunci : Kelembagaan, Hutan Rakyat, Kayu Bakar
KAJIAN POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI CAGAR ALAM PULAU SEMPU KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR Tatag Muttaqin; Ris Hadi Purwanto; Siti Nurul Rufiqo
Jurnal Gamma Vol. 6 No. 2 (2011): Maret
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tatag Muttaqin1, Ris Hadi Purwanto2 & Siti Nurul Rufiqo31Staf Pengajar Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang2 & 3 Staf Pengajar Program Pascasarjana Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah MadaAlamat Korespondensi : Perum GPA Blok SA 3 Ngijo Karang Ploso MalangEmail: tatag.umm@gmail.comABSTRACTSempu Island which is located in the south of the island of Java set as a nature reserve by theGovernor-General of the Dutch East Indies SK 1928. Access into this area through ecotourismBeach Blue Spring Nature Reserve, forming opinions Island Sempu a package tour with Blue SpringBeach. The research was conducted in the Island Nature Reserve Sempu Malang East Java Provincein April 2011 to March 2012. The purpose of this study was to assess the condition Sempu IslandNature Reserve, assessing tourism potential and assess appropriate strategies for the developmentof ecotourism in the area Sempu Island Nature Reserve. The study was conducted by surveymethods, data collection methods include primary and secondary data. Analysis of data to determinethe strategy of the development of ecotourism in the area of Island Nature Reserve Sempu usedSWOT analysis and to determine the best decision in the selection criteria with respect to aspects(economic, environmental and social) to approach analytical hierarchy process (AHP), is to assessthe benefits of "impact positive "and cost" negative impact "tourism development based on stakeholderperceptions.The results based on conditions on the ground shows that Sempu Island Nature Reserve hasbecome a tourist spot with tourists ± 200-300 wiatawan each week and more than doubled eachholiday season with a growth rate of 4.97% of tourists visit each year, an estimated tourists in theyear 2021 reach ± 17 715 tourists. The results of SWOT analysis and AHP referrals generatedtourism development strategy are: to evaluate the function and status of the area, building a commonperception and concept development of ecotourism among stakeholders, development of eco-tourismin the two regions are Sempu Island Nature Reserve as a provider of travel products and naturalattractions such as Blue Spring Beach as a provider of tourist facilities and accessibility, communityempowerment in managing Sempu Island Nature Reserve in the planning, implementation and evaluationin the development of eco-tourism, improving education and improving the quality of products andHRKeywords: Sempu Island Nature Reserve, Ecotourism, Development, SWOT, AHP