Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENENTUAN UMUR EKONOMIS COMPRESSOR PISTON DOUBLE ACTING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA - RATA (Study Kasus Di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam) THE DETERMINATION OF COMPRESSOR PISTON DOUBLE ACTING ECONOMIC LIFE USING ANNUAL COST AVERAGE METHOD Holong P. Simanjuntak; Hery Irwan; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 4, No 2 (2016): ROFISIENSI JOURNAL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.332 KB) | DOI: 10.33373/profis.v4i2.588

Abstract

Seiring kemajuan teknologi yang begitu pesat menimbulkan persaingan yang sangat ketat di dalam dunia bisnis. Salah satu factor utama untuk menjaga kelancaran proses produksi adalah mesin seperti yang terjadi di PT. Ecogreen Oleochemicals yang pada saat ini sedang mengalami ganguan dalam proses produksi hingga mengakibatkan pesanan komsumen tidak tercapai. Jumlah produk fatty alcohol yang dihasilkan terhitung mulai dari  tahun 2015 mencapai 23.000 ton/tahun dari total good product yang seharusnya dicapai berkisaran 43.200 ton/tahun. Hal  diakibat karena mesin compressor yang merupakan salah satu alat utama dalam menaikan tekanan hydrogen untuk mereaksikan Metilester dalam reactor melalui proses hidrogenasi untuk memproduksi produk  fatty alcohol sering mengalami kerusakan. Selain dari pada itu produk fatty alcohol yang sudah di order oleh konsumen sebanyak 40.000 ton setiap tahunnya tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan PT. Ecogreen.Dari rangkuman permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian terhadap mesin compressor untuk menentukan umur ekonomis mesin tersebut. Hal ini bertujuan untuk meninjau kembali waktu penggunaan alat dengan mengumpulkan data-data yang actual dari lapangan dan melakukan perhitungan kembali terhadap produktifitas mesin kompresor dengan menggunakan metode biaya tahunan rata-rata.Total biaya operasioanl tahunan mesin Compressor berdasarkan hasil perhitungan data actual dari lapangan khususnya pada tahun ke-18 yaitu pada tahun 2015 disimpulkan bahwa setiap tahunnya biaya operasional mesin semakin tinggi yaitu sebesar Rp 216.029.355,- dan waktu operasi juga semakin rendah yaitu 1.950 jam/ tahun dari waktu normal 3600 jam/tahun .Kata kunci : Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Manajemen Industri, Manajemen Perawatan Pabrik, Manajemen Technology advances so rapidly leads  intense competition in the business world. One of the main factors to maintain production process is a machine like that happened at PT. Ecogreen Oleochemicals which is currently facing problem about production process then  impact to customer order is not reached. The amount of fatty alcohol products produced starting from the year 2015 to reach 23,000 tons / year of total good-ranging product that should be reached 43,200 tons / year. This is caused because the engine compressor which is one of the key tools in raising the pressure of hydrogen for reacting methylester in the reactor through a hydrogenation process for producing fatty alcohol often damaged. Apart from that fatty alcohol products already in the consumers order by 40,000 tons each year can not be met by the company PT. Ecogreen.Based on above problems, the authors conducted a study of machine compressor to determine the economic life of the machine. It aims to re-review the time  of  tools by collecting actual data from the field and recalculated productivity of compressor machine using the average annual cost.The total annual operational cost of machine compressor  based on calculation of the actual data especially in the 18th year that in 2015 concluded that each year the operating expenses is higher  in the amount of USD 216 029 355, - and also the operating time is lower, that is 1,950 hours / year of normal time 3600 hours / year. Keywords: Engineering Economics Fundamentals, Industrial Management, Maintenance Management, Production and Operations Management
PENGENDALIAN PERSEDIAAN CELL BATERAI LITHIUM POLYMER REVOLECTRIX UNTUK MENGHILANGKAN KEKOSONGAN STOK (OUT OF STOCK) DENGAN METODE MRP (Studi Kasus DI PT. LEO ENERGY) Choirul Anwar; Hery Irwan; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 6, No 2 (2018): PROFISIENSI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.523 KB) | DOI: 10.33373/profis.v6i2.1617

Abstract

Pengendalian bahan baku pada sistem produksi Make To Stock (MTS) untuk memenuhi kebutuhan produksi di PT.Leo Energy masih terjadi kekosongan stok (out of stock) sebanyak 6 kali kekosongan selama tahun 2016 yaitu dibulan April, Mei, Juni, Juli, November dan Desember, yang menyebabkan beberapa customers membatalkan pesanannya sebanyak lebih dari 300 unit dan perusahaan mengalami kerugian karena harus melakukan refund terhadap pesanan yang di cancel. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data histori permintaan 2016. Untuk menentukan demand 2017, dilakukan peramalan kebutuhan untuk menentukan MPS dengan Moving Average, Exponential Smoothing dan Trend dan kemudian dilakukan uji ketelitian menggunakan MAD dan Tracking Signal. Hasil pengujian ketelitian yang memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive error yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol, hasil peramalannya (forcast) akan digunakan sebagai MPS. Perhitungan dengan metode MRP (Material Requerments Planning) teknik Lot For Lot (LFL) dilakukan untuk mendapatkan kuantitas pemesanan. Dari hasil peramalan didapatkan hasil terbaik yaitu Exponential Smoothing dengan α (0,9) karena memiliki nilai RSFE yang paling rendah. Hasil menunjukkan bahwa dengan metode MRP-LFL dalam menentukan kuantitas pemesanan, biaya pemesanan lebih tinggi dibandingkan peramalan perusahaan dengan selisih biaya pemesanan Rp450.000 dan total biaya pembelian selisih Rp52.884.793. Namun peramalan yang dilakukan oleh perusahaan mempunyai biaya penyimpanan lebih tinggi, dengan selisih Rp28.283.904. Berdasarkan data inventory, peramalan perusahaan  mengakibatkan 95 pesanan dibatalkan dan mengakibatkan kerugian sebanyak 380 cell (95 pack baterai cancel order) X harga jual baterai Rp397.911,15 = Rp37.801.559,25. Jadi, peramalan dengan metode MRP-LFL lebih efisien Rp12.750.670,25 dibandingkan peramalan yang dilakukan oleh perusahaan
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PERKANTORAN DI PT. BPR MITRA ARTA MULIA BENGKALIS RIAU Triyono Triyono; Nandar Cundara; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 2, No 2 (2014): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1636.949 KB) | DOI: 10.33373/profis.v2i2.349

Abstract

Permasalahan yang terjadi Pada PT. BPR Mitra Arta Mulia adalah  tata letak fasliltasnya belum tertata secara optimal, Tidak adanya Plan layoutdari perusahaan sehingga mengakibatkan penempatan tata letak fasilitas tidak tertata secara optimal. ditemukan langkah balik yang menyebabkan jarak tempuh menjadi jauh serta, peletakan tata letak fasilitas yang tidak sesuai dengan hubungan antar aktivitas menyebabkan  karyawan  menjadi tidak nyaman dalam bekerja.Penelitian ini bertujuan adalah untuk menentukan tata letak fasilitas antara karyawan atau station kerja yang optimal pada lokasi yang baru dengan menerapkan teori tata letak fasilitas agar pekerjaan lebih efisien karena aktifitas yang lebih sering dilakukan antar karyawan yang satu dengan yang lainnya.Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu ARC (Activity Relationship Chart) atau peta hubungan kerja adalah suatu cara teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau departement berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan cendrung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas atau departement.Berdasarkan hubungan kedekatan, tata letak setelah perbaikan lebih optimal jika di bandingkan dengan tata letak sebelum perbaikan. terjadi penurunan rata-rata jarak fasilitas terutama untuk aktifitas penting yaitu Kabag kredit dengan admin kredit menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 37 meter menjadi 7 meter. Accounting dengan kabag. Operasi menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 22 meter menjadi 6 meter. Marketing dengan Funding officer menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 24 meter menjadi 6 meter.Kata Kunci : tata letak fasilitas, metode ARC, Optimal
ANALISA STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN MESIN CNC BARU DENGAN METODE NPV(NET PRESENT VALUE) DI PT.USDA SEROJA JAYA SHIPYARD BATAM Rumiyanto Rumiyanto; Hery Irwan; Annisa Purbasari
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 3, No 2 (2015): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.614 KB) | DOI: 10.33373/profis.v3i2.336

Abstract

PT.Usda Seroja Jaya Shipyard adalah perusahaan galangan kapal yang bergerak dibidang proyek fabrikasi ships building maupun repair. Dalam proyek fabrikasi tidak semua pemotongan plat dilakukan secara manual. Namun, lebih banyak dipotong menggunakan mesin CNC(Computer Numerical control). PT.Usda Seroja Jaya Shipyard saat ini mempunyai 2 unit jenis mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000 dan CNCHoney Bee Hypertherm. Dengan adanya permintaan produksi untuk pemotongan plat yang semakin meningkatdan untuk menghindari aliran material pemotongan plat atau nesting yang mampet(bottleneck). Maka hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen. Keputusan mengenai investasi proyek adalah memastikan apakah suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan layak secara ekonomis atau tidak. Pada tahap pengumpulan data ini yang dilakukan adalah pencatatan kegiatan, kejadian, dan karakteristik elemen yang diambil untuk data dalam studi kelayakan investasi periode tahun 2013. Untuk analisa keputusan dalam pemilihan mesin CNC yang akan dibeli. Dengan pertimbangan mesin yang lebih memberikan manfaat ekonomis untuk perusahaan antara mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000  dan mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Berdasarkan atas data-data yang telah didapatkan maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dan analisa data dengan metode alternatif NPV, IRR dan PP. Hasil analisa mesin CNCESAB Columbus Ergostar Exa 4000(B)dengannilai NPV=US$40,399.05 0, IRR=15,67% ~ 15,95%, dan PP= 3 Tahun 9 Bulan 10 Tahun, sedangkan mesin CNC Honey Bee Hypertherm(A) nilai NPV= US$5,488.66 0, IRR= 15,75% ~ 15,25%, dan PP= 4 Tahun 5 Tahun.Dari kedua alternatif  yang diuji dengan metode NPV,IRR,dan PP ternyata semua layak, sehingga keduanya dapat dilakukan uji incremental IRR. Maka, dari perhitungan incremental IRR(B-A) didapatkan nilai IRR = 15,02% ~ 15,12%, dan DIRR(B-A) MARR, maka alternatif B(challenger) atau mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000  yang harus dipilih karena, lebih baik dari alternatif A(defender) atau mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Dengan membandingkan nilai investasi dari masing-masing mesin CNC. Maka, hendaknya perusahaan memilih mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000 dalam investasinya.Karena, mesin ini lebih memberikan manfaat ekonomis dan perusahaan akan mendapatkan manfaat atau keuntungan yang lebih besar daripada mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Kata kunci: Investasi mesin CNC, NPV(Net Present Value), IRR(Internal Rate of Return), PP(Payback Period),Incremental IRR.
PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN STEM UNTUK BONNET VALVE HANDWHEEL OPERATION (STUDI KASUS DI PT. AKER SOLUTIONS) Suirman Suirman; Hery Irwan; Annisa Purbasari
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 1, No 1 (2013): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.877 KB) | DOI: 10.33373/profis.v1i1.216

Abstract

dalian persediaan untuk memenuhi kebutuhan produksi. EOQ dan Material Requirement Planning (MRP)adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkanuntuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi.Penelitian bertujuan untuk mempelajari sejauh mana aplikasi metode EOQ dan MaterialRequirementPlanningdapat mengendalikan investasi pengadaan material pada PT. Aker Solutions.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi metode EOQ dan Material Requirement Planningmemberikan nilai cumulative material investment dan overdue investment yang lebih rendah daripada pengeluaranPT. Aker Solutions saat ini. Sehingga perusahan dapat menghemat biaya persediaan sebesar 49,33% per tahunyaatau setara dengan SGD 58.498 per tahun. EOQ dan Material Requirement Planning, investasi pengadaan materialAnalisa perencaan persediaan komponen stem untuk Bonnet Valve Handwheel Operation, bertujuan untukmeminimasi biaya persediaan dan mengendalikan sistem inventoryKata kunci : EOQ dan MRP, investasi pengadaan mateial.
Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri; Hery Irwan; Zaenal Arifin
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 2, No 1 (2014): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1457.393 KB) | DOI: 10.33373/profis.v2i1.313

Abstract

Alya Jaya Motor yang berlokasi di Perawang Pekanbaru merupakan sebuah industri yang bergerak dibidang jasa pencucian motor kendaraan. Kendala yang dialami adalah lahan yang kurang memadai sehingga proses pelayanan sedikit terganggu.Tujuan penelitian ini adalah menganalisa tata letak masing-masing fasilitas, mengetahui jumlah kendaraan yang dapat ditampung pada area sebelum dans sesudah perencanaan perbaikan ulang tata letak fasilitas di area proses pelayanan serta membuat usulan perbaikan tata letak di area pelayanan pos. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah ARC (Activitiy Relationship Chart) atau peta hubungan kerja, ARD (Activity Relation Diagram), worksheet, block template dan block lay out dengan melakukan observasi untuk menganalisa dan mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area pengeringan mobil menjadi 118m2, pengeringan motor digabung dengan area pencucian motor dengan panjang 12.5 m x lebar 3m, sedangkan area parkir mobil serta parkir masuk tidak berubah karena kebutuhan luas lahan masih memadai.Kata kunci: lahan kurang memadai, ARC,ARD, luas area
PERANCANGAN ULANG ALAT POTONG WIRE (AIR NIPPER) UNTUK MENCAPAI PERMINTAAN KONSUMEN DI PT. SUMITOMO WIRING SYSTEM BATAM INDONESIA Crisantus Lawrensius Tongan Sitorus; Vera Methalina Afma; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 3, No 2 (2015): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.184 KB) | DOI: 10.33373/profis.v3i2.331

Abstract

Dewasa ini dunia industri sangatlah berkembang, khususnya industri manufactur, seperti memaksimalkan keuntungan, memaksimalkan kemakmuran, memaksimalkan penjualan, memaksimalkan output. Ditengah meningkatnya permintaan, biaya-biaya yang harus dikeluarkan pengusaha, seperti gaji karyawan (biaya over time yang meningkat), biaya material, biaya produksi danpermitaan konsumen terhadap yang semakin banyak peminatnya (5.400.000 pcs wire dengan ukuran 30 cm). Namun proses pemotongan wire di PT. Sumitomo Wiring System Batam Indonesia, hanya bisa memenuhi permintaan konsumen 96% dari permintaan keseluruhan. Kebutuhan konsumen yang tidak dapat terpenuhi oleh perusahaan sehingga perlu dilakukanperancangan ulang mesin yang sudah ada, untuk mencapai kebutuhan konsumen.Tujuan penelitian ini adalah Merancang alat potong wire di area pemotongan wire.Data yang diambil berupa dailyproduction report, montly production report, data permintaan serta dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan perencanaan kapasitasHasil penelitian menunjukkan bahwa Pada mesin Air Nipper yang aktual (belum dilakukan perancangan), yang berubah pada mesin tersebut (setelah dilakukan perancangan) adalah ukuran cover, penambahan alat pengupas, penambahan plate pengukur wire, penambahan tempat sampah pada cover wire. Dengan desain mesin Air Nipper yang baru ini dapat menghasilkan output 5.832.000 per tahun, dibandingkan sebelum mesin air nipper didesain hanya menghasilkan output 5.190.000 pertahun.  Kata kunci : penjualan, desain mesin Air Nipper, output,kebutuhan konsumen
ANALISA PERCEPATAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUANG AKOMODASI 50PACK AWB (Studi Kasus PT. Trikarya Alam) THE ANALYSIS OF ACCELERATE PROJECT FOR CONSTRUCTION PROJECT OF ACCOMODATION ROOM 50 PACK AWB USING CRITICAL PATH METHODE (Case Study PT. Trikarya Alam) Tarifar Bangun D.; Hery Irwan; Annisa Purabasari
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 4, No 1 (2016): PROFISIENSI JOURNAL EDISI BULAN JUNI 2016
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.653 KB) | DOI: 10.33373/profis.v4i1.552

Abstract

Penjadwalan merupakan suatu langkah menterjemahkan suatu perencanaan ke dalam suatu diagram yang sesuai dengan skala waktu dimana dengan penjadwalan dapat ditentukan kapan aktivitas-aktivitas dapat dimulai, ditunda dan diselesaikan sehingga pembiayaan dan sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Pembangunan ruang akomodasi 50 Pack Accommodation Working Barge yang dibuat di PT. Trikarya Alam dalam pelaksanaan suatu manajemen proyek, seringkali durasi yang direncanakan tidak sesuai, karena mengalami keterlambatan, kemacetan dan inefisiensi lainnya. Hal-hal tersebut timbul karena kurang diperhatikannya aspek penjadwalan yang mencakup sumber daya-sumber daya yang dimiliki. Seperti pada pelaksanaan proyek pembangunan lambung (hull) kapal tunda Bengkalis 1 yang mengalami keterlambatan dari penjadwalan yang seharusnya selesai dalam waktu 16 (enam belas) minggu menjadi 20 (duapuluh) minggu, sehingga perusahaan mengalami denda keterlambatan yang sudah melebihi batas maksimum yang di izinkan sebesar 0.75 persen dari total harga kontrak. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama perkiraan waktu penyelesaian proyek serta mengetahui lintasan jalur kritis pada penjadwalan proyek, untuk mengetahui apakah waktu pelaksanaan perkiraan proyek sama dengan waktu pelaksanaan rencana proyek dan untuk mengetahui waktu kegiatan dipercepat berdasarkan waktu pelaksanaan rencana proyek dengan mengoptimalkan tenaga kerja yang tersedia.Metode yang digunakan adalah Critical Path Method dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada dalam pelaksanaan proyek pembangunan yang diteliti.     Dari hasil penelitian ini didapatkan data bahwa umur perkiraan proyek 110 hari sesuai dengan jalur kritis dan umur rencana proyek sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik proyek 98 hari. Pelaksanaan proyek tersebut dianalisa dengan 2 kondisi usulan yaitu 1). Kondisi usulan pertama dengan melakukan pemerataan tenaga kerja, crash program dengan memaksimalkan sumber daya yang ada serta melakukan overlapping pekerjaan dengan penambahan tenaga kerja, didapatkan waktu penyelesaian proyek adalah 101 hari. 2) Kondisi usulan kedua dengan melakukan crash program dengan memaksimalkan sumber daya yang ada serta melakukan overlapping pekerjaan dengan penambahan tenaga kerja, didapatkan waktu penyelesaian proyek adalah 95 hari. Kata kunci: Penjadwalan, Critical Path Method, sumber daya manusia, crash program, overlapping  Scheduling is a step process translates into a diagram that corresponds to the time scale in which the scheduling can be determined when activities can be started, postponed and completed so that funding and resources will be adjusted according to the needs of the time that has been determined. The construction of accommodation room 50 Pack Accommodation Working Barge made in PT. Natural Trikarya in the implementation of project management, it is often not appropriate duration planned, because of delays, congestion and other inefficiencies. These things arise because of lack of attention to aspects that include resource scheduling-owned resources. As the implementation of development projects hull (hull) tugs Bengkalis 1 delays from scheduling should be completed within 16 (sixteen) weeks to 20 (twenty) weeks, so the company experienced a late fee which already exceeds the maximum limit authorized by 0.75 percent of the total contract price.The aim of this study was to determine how long the expected  time of completion  project and know the path critical path in project scheduling, to determine whether the timing of the project estimate at the time of execution of the project plan and to determine the timing of the activity is accelerated by the time implementation project plan with optimizing the avalilabe labor. The method used is the Critical Path Method using existing human resources in the implementation of construction projects. The result show that the  project estimate age is 110 days in accordance with the critical path and the life of the project plan in accordance with the agreement with the owner of the project 98 days. Implementation of the project proposals were analyzed by two conditions: 1). The first proposal of the condition by performing equalization of labor, a crash program to maximize existing resources as well as doing work overlapping with the addition of labor, then  the project completion time is 101 days. 2) The second proposal to undertake a crash program to maximize existing resources as well as doing work overlapping with the addition of labor, then the project completion time is 95 days. Keywords: Scheduling, Critical Path Method, human resources, crashes program, overlapping
A Study Review of Completion Multi Job on Job Shop Scheduling Technique To Minimize Make Span Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 8, No 1 (2020): PROFISIENSI JULI 2020
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.293 KB) | DOI: 10.33373/profis.v8i1.2554

Abstract

In this paper, the development of flexibility job shop scheduling problem was many discussed before globally. The concept job shop scheduling had discussion like minimize total make span, throughput approaching, lot streaming, no-wait job shop, and many more. Also, into job shop scheduling always consider deadline or due date for job load into machine available with target at the end how to optimize machine capacity and minimum make span.
METODE MINIMASI MAKESPEN DENGAN MENGHILANGKAN WAKTU TUNGGU PADA PENJADWALAN JOB SHOP Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 9, No 1 (2021): PROFISIENSI JULI 2021
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.821 KB) | DOI: 10.33373/profis.v9i1.3350

Abstract

Sejak akhir tahun 1960 telah banyak literatur penjadwalan yang telah membahas pentingnya estimasi waktu penyelesain pekerjaan dalam suatu penjadwalan produksi. Bagi perusahaan yang menggunakan sistem penjadwalan job shop dan tipe produknya adalah MTO (make to order), dimana prioritas pekerjaan dibuat berdasarkan waktu penyelesaian tercepat dengan harapan cepat selesainya suatu pekerjaan maka pengiriman produk ke customer akan lebih cepat atau tepat waktu. Seperti yang umum diketahui dalam penjadwalan jobshop sering terjadi waktu menunggu dikarenakan waktu proses yang tidak sama (unbalance) antar proses, selain itu juga faktor urutan proses yang tidak seragam memumngkinkan terjadi antrian dalam suatu proses. Hal tersebut sangat jarang terjadi pada industri yang mengimplementasikan penjadwalan flowshop dikarenakan waktu tunggu antar proses akan sangat minimum dikarenakan waktu proses yang di standardkan. Paper ini akan membahas bagaimana meminimumkan/menghilangkan waktu tunggu pada mesin produksi yang mengadopsi penjadwalan jobshop. Menghilangkan waktu tunggu dalam proses produksi flowshop bukanlah hal yang susah dikarenakan urutan proses yang sudah pasti, akan tetapi apabila hal itu akan diterapkan ke dalam industri manufaktur yang menerapkan job shop maka permasalahan ini dikategorikan sebagai NP-hard problem.
Co-Authors Achmad Yunus, Achmad Afma, Vera Alsyah Rizal Annisa Purabasari Annisa Purabasari, Annisa Annisa Purbasari Annisa Purbasari, Annisa Anry, Anry S P Sihombing Aritonang, Fauzan Maulana Siddiq Choirul Anwar Choirul Anwar Crisantus Lawrensius Tongan Sitorus Crisantus Lawrensius Tongan Sitorus, Crisantus Lawrensius Tongan Dadang Redantan Dadang Redantan Dadang Redantan, Dadang Danang Parikesit Diah Pitaloka, Aminah Edi Sumarya Edi Syahputra Elsa Berliani Ezra Mahyani Sembiring Fadhil mubaroq, Fadhil Falindo, Agri Fattah, Muhammad Rusydi Fauziyah Nur Jamal Holong P. Simanjuntak Jamal, Fauziyah Nur Lilies Purbandaru Lilies Purbandaru, Lilies Merjani, Abdulah Nandar Cundara Nandar Cundara, Nandar Napitupulu, Michel Frans Sisco Ngadiyono Ngadiyono, Ngadiyono Nizyak, Afrizah Khairul Novavictorianto, Yosef Kurnia Nuris, Muhammad Risky Alida Petra Paulus Tarigan Petra Paulus Tarigan Petra Paulus Tarigan, Petra Paulus Putra, Rahmanda Refdilzon Yasra Refdilzon Yasra, Refdilzon Risthia Eriana Putri Risthia Eriana Putri, Risthia Eriana Rumiyanto Rumiyanto Rumiyanto Rumiyanto, Rumiyanto Setiabudi, Yudi Simanjuntak, Holong P. Sitohang, Sudika Diski Sudika Diski Sitohang Suirman Suirman Suirman Suirman, Suirman Sumarya, Edi Supriyanto Supriyanto Supriyanto Supriyanto Tarifar Bangun D. Tarifar Bangun D., Tarifar Tarigan, Ryan Dana Gidion Tri Yuningsih Tri Yuningsih Triyono Triyono Triyono Triyono Udin Udin Udin, Udin Vera Methalina Vera Methalina Afma Vera Methalina Afma, Vera Methalina Vera Methalina, Vera Yudi Setiabudi Yuniral Yuniral Yuniral Yuniral Yuniral, Yuniral Zaenal Arifin Zaenal Arifin