Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

KAJIAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA AREAL PERTANAMAN PADI DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Susana, Rini; Purwaningsih, Purwaningsih; Zulfita, Dwi; Warganda, Warganda; Nurjani, Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3504

Abstract

   Immobilization of Pb in the form of bonds with inorganic compounds can occur with the availability of large amounts of solubilizing phosphate in the rhizosphere. High solubilizing phosphate in the rhizosphere can be an indication of the presence of phosphate solubilizing bacteria that work effectively in the rhizosphere. Exploration, isolation and characterization of these beneficial bacteria need to be carried out, so that strains that are able to grow well in rice growing areas can be propagated as biofertilizers. The purpose of this study was to examine the content of lead (Pb) and the characterization of phosphate solubilizing bacteria in rice planting areas in Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. This study used a field experiment method. Soil samples from the rice plant rhizosphere and rice plant samples were analyzed in the laboratory according to the variables that had been determined. The results of this study indicate that the available phosphate content in paddy fields in Sungai Kakap District ranges from 0.58 to 13.38 ppm. The paddy field in Sungai Rengas Village has a high available P content, while the paddy field in Sungai Kakap Village has a very low P status. The results of analysis of total Pb in the rice fields of Sungai Kakap District ranged from 11.55 to 18.71 ppm, the status of total Pb content was classified as low. The relationship between the availability of P in the soil and the levels of Pb is very low (r = -0.33), it is suspected that Pb does not affect the state of P in the soil due to the low concentration of Pb. The ability of bacterial isolates to dissolve phosphate in this study varied. Phosphate solubilizing bacterial isolates from rice roots had a greater ability to dissolve phosphate than isolates from paddy soil, both isolates from the rice fields of Sungai Rengas Village and Sungai Kakap Village.Keywords: Phosphate Solubilizing Bacteria, rice, paddy fields, lead.INTISARIImmobilisasi Pb dalam bentuk ikatan dengan senyawa anorganik dapat terjadi dengan tersedianya solubilizing fosfat dalam jumlah besar di rhizosfer. Solubilizing fosfat yang tinggi di rhizosfer dapat menjadi indikasi adanya bakteri pelarut fosfat yang bekerja effektif di rhizosfer. Eksplorasi, isolasi dan karakterisasi bakteri yang menguntungkan ini perlu dilakukan, agar strain-strain yang mampu tumbuh baik di areal pertanaman padi dapat diperbanyak sebagai biofertilizer. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kandungan timbal (Pb) dan karakterisasi bakteri pelarut fosfat pada areal pertanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapang. Sampel tanah dari rhizosfer tanaman padi dan sampel tanaman padi dianalisis di laboratorium sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan fosfat tersedia pada lahan sawah di Kecamatan Sungai Kakap berkisar 0,58 – 13,38 ppm. Lahan   sawah Desa Sungai Rengas memiliki kandungan P tersedia dengan status tinggi, sedangkan lahan sawah di Desa Sungai Kakap status P tersedianya sangat rendah. Hasil analisis Pb total di lahan sawah Kecamatan Sungai Kakap berkisar 11,55- 18,71 ppm, status kandungan Pb total ini tergolong rendah. Hubungan antara ketersediaan P di dalam tanah dengan kadar Pb sangat rendah (r = - 0,33), diduga Pb tidak mempengaruhi keadaan P di dalam tanah karena konsentrasi Pb yang rendah. Kemampuan isolat bakteri dalam melarutkan fosfat pada penelitian ini berbeda-beda. Isolat bakteri pelarut fosfat yang berasal dari  akar padi mempunyai kemampuan melarutkan fosfat yang lebih besar dibandingkan isolat dari tanah sawah, baik isolat yang berasal dari sawah Desa Sungai Rengas maupun Desa Sungai Kakap. Kata Kunci: Bakteri Pelarut Fosfat, padi, sawah, timbal.
EFISIENSI PEMUPUKAN NITROGEN PADA PENGGUNAAN Azospirillum sp. TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS PADA TANAH GAMBUT Warganda, Warganda; Maulidi, Maulidi; Listiawati, Agustina; Surachman, Surachman; Asnawati, Asnawati
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3531

Abstract

        Continuous use of inorganic N fertilizer for a long time in high doses can cause land degradation. Land productivity will decrease if land experiences degradation. The application of Azospirillum sp is an effort to reduce the use of inorganic N fertilizer. The aim of this research is to obtain the best dose of Urea and Azospirillum sp fertilizer as an effort to efficiently use inorganic N fertilizer on the growth and yield of sweet corn on peatlands. This research used a factorial randomized block design. The first factor is Azospirillum sp which consists of 2 levels and the second factor is Urea fertilizer which consists of 5 levels and each treatment combination is repeated 3 times with 5 plant samples. Variables observed included plant height (cm), number of leaves (strands), leaf greenness (spad unit), plant dry weight (g), total leaf area (cm2), N uptake, cob weight per plot (kg), weight cobs with husks (g), weight of cobs without lobs (g), cob length (cm), cob diameter (cm) and other supporting variables. There was no interaction between inoculation of Azospirillum sp. and Urea. Inoculation of Azospirillum sp. needs to be done for the efficiency of nitrogen fertilizers. Inoculation of Azospirillum sp. The treatment dose of urea of  75 kg/ha is an efficient treatment for increasing the growth and yield of sweet corn plants in peat soil. There was no interaction between inoculation of Azospirillum sp. and Urea. Inoculation of Azospirillum sp. needs to be done for efficient use of Nitrogen fertilizer. Inoculation of Azospirillum sp. The treatment dose of urea of 75 kg/ha is an efficient treatment in increasing the growth and yield of sweet corn plants on peat soil.Key words: Azospirillum sp., peat, sweet corn, nitrogenINTISARI Penggunaan pupuk N anorganik  secara terus menerus yang berlangsung lama dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan lahan terdegradasi. Produktivitas lahan akan menurun jika lahan mengalami degradasi.  Aplikasi Azospirillum sp merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk N anorganik. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan  dosis pupuk Urea dan azospirillum sp yang terbaik sebagai upaya efisiensi penggunaan pupuk N an organik pada pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan gambut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama yaitu Azospirillum sp yang terdiri dari 2 taraf dan factor kedua adalah pupuk Urea yang terdiri dari 5 taraf dan setiap kombinasi perlakuan diulang sejumlah 3 kali dengan sampel tanaman berjumlah 5 tanaman.   Variabel yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), kehijauan daun (spad unit), bobot kering tanaman (g), luas daun total (cm2), serapan N, bobot tongkol per petak (kg), bobot tongkol berkelobot (g), bobot tongkol tanpa kelobot (g), panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm) dan variabel penunjang lainnya. Tidak  terdapat interaksi antara inokulasi Azospirillum sp. dan Urea. Inokulasi Azospirillum sp. perlu dilakukan untuk efisiensi pupuk Nitrogen. Inokulasi Azospirillum sp. pada perlakuan dosis urea 75 kg/ha merupakan perlakuan yang efisien untuk meningkatkankan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah gambut. Tidak  terdapat interaksi antara inokulasi Azospirillum sp. dan Urea. Inokulasi Azospirillum sp. perlu dilakukan untuk efisiensi penggunaan pupuk Nitrogen. Inokulasi Azospirillum sp. pada perlakuan dosis urea 75 kg/ha merupakan perlakuan yang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut. Kata kunci : Azospirillum sp., gambut, jagung manis, nitrogen
PENGARUH ABU SABUT KELAPA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN LOBAK PUTIH PADA TANAH GAMBUT Apriani, Resti; Warganda, Warganda; Susana, Rini; Maulidi, Maulidi; Hariyanti, Agus
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3530

Abstract

          Peat soil has low soil pH and less available macro nutrients. Application of coconut coir ash had the purpose of increasing the pH of the soil, whereas NPK fertilizer aimed to increase the availability of macro elements needed for plant growth. This research aims to obtain the best dose of coconut coir ashes and NPK fertilizer on the growth and yield of radish. This research was conducted in the Eastern Pontianak, The city of Pontianak, West Kalimantan, April -May 2023. The design used is completely Random Disign with Factorial Pattern, consists of 2 factors with 3 repetitions.The first factor is the coconut cor ash (A) with dosage treatment, which is, a1 = 109 g / poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/ poybag. The second factor is a NPK fertilizer (P) with dosage treatment is, p1 = 18 g / poybag, p2 = 24 g/polybag, p3 = 30 g/polybag. Variables observation is the number of leaves, weight of fresh plants, weight of fresh bulbs, length of blub, diameter of bulb, and dry weight of plants. The results showed that the application of coconut coir ash dose of 33.33 tons/ha and NPK fertilizer dose of 300 kg/ha gave the best results on the diameter of radish tubers. Keywords: Coconut Coir Ash, NPK Fertilizer, Peat, RadishINTISARI          Tanah gambut mempunyai kendala sebagai media tumbuh lobak yaitu pH tanah yang rendah dan unsur hara makro yang kurang tersedia. Pemberian abu sabut kelapa mempunyai tujuan untuk meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk NPK diberikan untuk menambah ketersediaan unsur hara makro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis abu sabut kelapa dan pupuk NPK yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman lobak putih pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak yang berlangsung pada April - Mei 2023. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial Pola Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah abu sabut kelapa (A) dengan 3 taraf  dosis yaitu, a1 = 109 g/poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/poybag. Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (P) dengan perlakuan dosis yaitu, p1 = 18 g/poybag, p2 = 24 g/poybag, p3 = 30 g/polybag. Variabel Pengamatan yaitu jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar umbi, panjang umbi, diameter umbi, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis abu sabut kelapa 33,33 ton/ha dan dosis pupuk NPK 300 kg/ha memberikan hasil terbaik terhadap diameter umbi tanaman lobak. Kata kunci : Abu Sabut Kelapa, Gambut , Lobak, Pupuk NPK
PENGARUH PEMBERIAN NPK DAN PGPR AKAR PUTRI MALU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Ismail, Aji Sarif; Maulidi, Maulidi; Warganda, Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.77910

Abstract

Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu jenis tanaman Leguminosae yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kendala pemanfaatan tanah PMK sebagai media tanam kacang hijau dihadapkan pada masalah sifat kimia yang kurang baik. Sifat kimia yang kurang baik adalah rendahnya kandungan unsur hara. Upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah PMK dapat yaitu pemberian pupuk NPK, karena mengandung lebih dari 1 unsur hara makro primer yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sehingga pemupukan menjadi efisien. Namun, penggunaan pupuk kimia harus diimbangi dengan penggunaan pupuk ramah lingkungan yaitu pupuk hayati PGPR akar putri malu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh dari NPK terhadap beberapa konsentrasi PGPR dan mendapatkan interaksi NPK dan PGPR akar putri malu pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di lahan yang berlokasi di Jl. Sepakat 2, Gg. Racana Untan. Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 20 Juli hingga 13   Oktober 2023. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) RAL dengan 2 (dua) faktor. Faktor pertama konsentrasi PGPR akar putri malu (a) sebagai main plot yang terdiri 3 perlakuan, sedangkan faktor kedua yaitu dosis NPK (b) sebagai sub plot dengan 3 perlakuan. Setiap unit percobaan diulang sebanyak 3 kali dan tanaman perpetak sebanyak 4 tanaman sehingga jumlah tanaman berjumlah 108 tanaman.   Faktor yang pertama yaitu konsentrasi PGPR sebagai main plot yang terdiri a1 = 15 ml/â„“ air, a2 = 20 ml/â„“ air, a3 = 25 ml/â„“ air. Faktor kedua yaitu dosis NPK sebagai sub plot yang terdiri b1 = 250 kg/ha, b2 = 375 kg/ha, b3 = 500 kg/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah seluruh polong (polong hampa dan bernas), jumlah polong bernas, berat kering biji, berat 100 biji. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dosis NPK 500 kg/ha memberikan pertumbuhan da hasil tanaman kacang hijau terhadap Tinggi Tanaman 2 MST, Berat Kering Tanaman, Volume akar, Berat Kering Biji dan Berat 100 Biji kacang hijau pada tanah PMK. Konsentrasi PGPRakar putri malu 25 ml/l dan dosis NPK 375 kg/ha merupakan interaksi yang terbaik terhadap Tinggi Tanaman kacang hijau umur 4 MST pada tanah PMK dengan peningkatan 29,8%.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH TERHADAP PEMUPUKAN KALIUM DAN KALSIUM PADA TANAH GAMBUT Sari, Rinda; Warganda, Warganda; Listiawati, Agustina
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.70607

Abstract

Respon Pertumbuhan dan hasil bawang merah terhadap pemupukan kalium dan kalsium pada tanah gambut. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sebagai bumbu utama. Usaha untuk meningkatkan produksi agar lebih tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas dapat dilakukan dengan usaha ektensifikasi. Pemanfaatan tanah gambut sebagai media dalam budidaya dihadapkan pada kendala yaitu sifat kimia tanah yang kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah gambut agar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah dengan memberikan pupuk kalium dan kalsium ke dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara pemberian pupuk kalium dan kalsium serta untuk mendapatkan kombinasi dosis terbaik untuk keseimbangan hara terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 30 September sampai dengan 30 November 2021. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor pupuk kalium yaitu a1 = 1,2 g/polybag, a2 = 1,8 g/polybag dan a3 = 2,4 g/polybag dan faktor pupuk kalsium yaitu b1 = 5 g/polybag, b2 = 6 g/polybag dan b3 = 7 g/polybag. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman,   jumlah daun , jumlah umbi, berat segar umbi dan berat kering umbi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi pupuk kalium dan pupuk kalsium belum mampu mempengaruhi pertumbuhan dan hasil bawang merah pada tanah gambut. Pemberian pupuk kalium pada dosis 2,4 g/polybag mampu mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman umur 5 MST dan jumlah daun umur 6 MST. Pemberian pupuk kalsium pada dosis 7 g/polybag memberikan pertumbuhan yang baik pada tinggi tanaman umur 5-6 MST. Pada hasil bawang merah menunjukkan pemberian pupuk kalium dan kalsium belum mampu meningkatkan hasil bawang merah pada tanah gambut.