Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pengaruh Dosis KNO3 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Tanah Gambut Maulidi, Maulidi; Warganda, Warganda; Bandem, Putu Dupa
Pedontropika: Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Vol 9, No 1 (2023): Februari
Publisher : Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pedontropika.v9i1.73709

Abstract

The production of shallots (Allium ascalonicum L.) needs to be improved. Potassium is an essential nutrient needed by shallots. The research aims to obtain the best dosage of KNO3 for red growth and yield in peat. The research was conducted in Rasau Jaya, Kubu Raya Regency. The study was carried out for 7 months. The design used was a Randomized Block Design (RBD) consisting of 5 settings and 5 blocks, containing 6 plant samples. The five treatments were KNO3 (K) fertilizer dosage consisting of k1 = 0 g / plant, k2 = 3 g / plant, k3 = 6 g / plant, k4 = 9 g / plant and k5 = 12 g / plant. Observation variables were number of leaves per clump, tuber diameter per clump, number of tubers per clump, fresh weight of tubers per clump and tuber dry weight per clump. The analysis of variance showed that tretments of dosage of KNO3 were significantly effected to all observation variables. The doseage of KNO3 of 9 g / plant is the best effect on growth and yield of shallots on peat.
PENGARUH KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL PADA BERBAGAI SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS PADA TANAH GAMBUT DI DESA RASAU JAYA 2 Maulidi, Maulidi; Warganda, Warganda; Darussalam, Darussalam; Pangestu, Abdur Rahman
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3806

Abstract

Sweet corn (Zea mays saccharata L.) is a plant that contains more carbohydrates so that it becomes one of the second most important commodities after rice, both as a source of food and feed. The objectives of this study were to obtain the best Paclobutrazol Concentration on the Growth and Yield of Sweet Corn on Peat Soil in Rasau Jaya 2 and to obtain the best Planting System on the Growth and Yield of Sweet Corn on Peat Soil in Rasau Jaya. The research was conducted on Mr. Sugianto's land located at Patok 28, Rasau Jaya 2 Village, Rasau Jaya District, Kubu Raya Regency. This research took place from July 24, 2023 - September 30, 2023. This study used a Split Plot Design consisting of 2 factors. The first factor is the concentration of Paclobutrazol (P) which consists of 4 treatment levels and the second factor is a modified double row planting system (D) with 3 treatment levels, so that the total treatment combination is 12. Each treatment combination was repeated 3 times and each treatment unit consisted of 5 plant samples.  In the Split Plot Design, Paclobutrazol concentration (P) was used as the main plot, while the modified double row planting system (D) was used as a sub plot. The observed variables were plant height, stem diameter, number of leaves, plant fresh weight, plant dry weight, leaf area, root volume, ear weight per plot, weight of ear, weight of ear without shell, weight per ear without shell, ear with shell and ear without shell. Observation data were statistically analyzed using variance (F test at 5% level). If the F test showed a real effect, then the Honestly Significant Difference (HSD) test was continued at the 5% level. On the basis of the results of the study, it can be concluded that the single application of paclobutrazol can suppress the plant height but has the same effect of reduction of plant height by 3-5 cm. The planting system (15+15) cm x 80 cm with the use of paclobutrazol 1000 ppm can increase the weight of cob per plot better than other planting systems. Keywords: Soil, Sweet Corn, Paclobutrazol, Planting System. INTISARIJagung manis (Zea mays saccharata L.) merupakan tanaman yang mengandung karbohidrat lebih banyak sehingga menjadi salah satu komoditi terpenting kedua setelah padi, baik sebagai sumber pangan maupun pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan Konsentrasi Paclobutrazol terbaik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Tanah Gambut di Rasau Jaya 2 dan untuk mendapatkan Sistem Tanam terbaik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Tanah Gambut di Rasau Jaya. Penelitian dilaksanakan di lahan Bapak Sugianto yang berada di Patok 28, Desa Rasau Jaya 2, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 24 Juli 2023 – 30 September 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi Paclobutrazol (P) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dan faktor kedua adalah modifikasi Sistem Tanam double row (D) dengan 3 taraf perlakuan, sehingga total kombinasi perlakuan sebanyak 12 . Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan masing-masing unit perlakuan terdiri 5 sampel tanaman.  Pada rancangan Split Plot Design konsentrasi Paclobutrazol (P) dijadikan petak utama (main plot), sedangkan modifikasi Sistem Tanam double row (D) dijadikan sebagai anak petak (sub plot). Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, luas daun, volume akar, bobot tongkol per petak, bobot per tongkol berkelobot, bobot per tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan varians (uji F taraf 5%). Apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh nyata, maka dilanjutkn uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian paclobutrazol secara tunggal dapat menekan tinggi tanaman namun memberikan pengaruh yang sama pengurangan tinggi tanaman 3-5 cm. Sistem tanam (15+15)cm x 80 cm dengan penggunaan paclobutrazol 1000 ppm dapat meningkatkan bobot tongkol perpetak lebih baik dibandingkan sistem tanam lainnya. Kata Kunci : Gambut, Jagung Manis, Paclobutrazol, Sistem Tanam.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH TERHADAP PEMBERIAN ARANG SEKAM PADI DAN PUPUK KCl PADA TANAH ALUVIAL Arianta, Sahrul Qori; Warganda, Warganda; Anggorowati, Dini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.91752

Abstract

Pemanfaatan tanah aluvial sebagai media tanam bawang merah dihadapkan pada berbagai kendala yaitu sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis yang tidak mendukung pertumbuhan bawang merah. Penggunaan arang sekam padi diharapkan dapat memperbaiki kendala pada tanah aluvial seperti memperbaiki kondisi tanah keras dan pejal menjadi gembur, sehingga perkembangan akar tanaman menjadi optimal dan pemberian pupuk kalium untuk melengkapi kebutuhan unsur hara pada tanah aluvial. Penelitian ini bertujuan Untuk mendapatkan dosis arang sekam padi dan pupuk kalium yang memberikan pertumbuhan dan hasil bawang merah terbaik pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di Desa Kapur, Mekar Sari, Komplek Feby Land no 49. Penelitian ini dilaksanakan sejak 8 Febuari 2024 sampai 20 April 2024. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang digunakan sebanyak dua faktor, faktorial pertama Arang Sekam Padi (a) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : a1 10 ton/ha setara dengan 50 g/polybag, a2 20 ton/ha setara dengan 100 g/polibag, a3 30 ton/ha setara dengan 150 g/polibag pupuk kalium (k) yang terdiri dari 3 taraf yaitu k1 KCl 200 kg/ha setara dengan 1 g/polibag, k2 KCl 300 kg/ha setara dengan 1,5 g/polibag, k3 KCl 400 kg/ha setara dengan 2 g/polibag setiap kombinasi dilakukan 3 ulangan. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, berat segar tanaman, berat kering angin umbi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis arang sekam padi 30 ton/ha dan pupuk KCl 300 kg/ha menghasilkan berat kering angin umbi yang tertinggi. Dosis efektif terhadap pertumbuhan dan tinggi tanaman adalah 10 ton/ha arang sekam padi.  
PENGARUH TEPUNG CANGKANG TELUR DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI EDAMAME PADA TANAH GAMBUT Suluk, Afif; Warganda, Warganda; Ashari, Asri Mulya
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.95971

Abstract

Kedelai edamame (Glycine max (L) Merill.) termasuk salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Pertumbuhan, perkembangan dan hasil kedelai edamame sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah media tumbuh tanaman. Penggunaan tanah gambut sebagai media tanam tersebut memiliki kendala, diantaranya yaitu sifat kimia tanah. Karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pemberian Tepung Cangkang Telur dan Pupuk NPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dan dosis Tepung Cangkang Telur dan Pupuk NPK terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah gambut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu pemberian Tepung Cangkang Telur dan Pupuk NPK masing-masing dengan 3 taraf perlakuan yang terdiri dari 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, sehingga total keseluruhan ada 108 sampel tanaman. Adapun kombinasi perlakuan yang dimaksud yaitu: a1p1 (tepung cangkang telur 14,4 ton/ha dan pupuk NPK 200 kg/ha); a1p2 (tepung cangkang telur 14,4 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha); a1p3 (tepung cangkang telur 14,4 ton/ha dan pupuk NPK 400 kg/ha); a2p1 (tepung cangkang telur 19,9 ton/ha dan pupuk NPK 200 kg/ha); a2p2 (tepung cangkang telur 19,9 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha); a2p3 (tepung cangkang telur 19,9 ton/ha dan pupuk NPK 400 kg/ha); a3p1 (tepung cangkang telur 22,3 ton/ha dan pupuk NPK 200 kg/ha); a3p2 (tepung cangkang telur 22,3 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha); a3p3 (tepung cangkang telur 22,3 ton/ha dan pupuk NPK 400 kg/ha). Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), umur berbunga (hst), jumlah cabang produktif (polong), jumlah polong isi per tanaman (polong), jumlah polong hampa per tanaman (polong), berat polong segar per tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh interaksi tepung cangkang telur dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh variabel pengamatan. Tepung cangkang telur dosis 14,4 ton/ha merupakan dosis terbaik dalam menghasilkan jumlah daun 2 MST dan jumlah cabang produktif. Dosis pupuk NPK 300 kg/ha merupakan dosis terbaik dalam menghasilkan jumlah daun 2 MST.
Pengaruh Kompos Batang Pisang dan Pupuk Kalium Klorida (KCl) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pada Lahan Podsolik Merah Kuning: Pengaruh Kompos Batang Pisang dan Pupuk Kalium Klorida (KCl) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pada Lahan Podsolik Merah Kuning Anika Dini, Novrianti; Asnawati, Asnawati; Warganda, Warganda
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 3 No. 10 (2025): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v3i10.432

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas penting untuk pangan dan pakan ternak. Namun, produktivitasnya sering terkendala apabila ditanam pada tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) yang memiliki struktur keras, pH rendah, serta ketersediaan hara yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis interaksi terbaik antara kompos batang pisang dan pupuk Kalium Klorida (KCl) dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung pada tanah PMK. Penelitian dilaksanakan di Desa Pak Laheng, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada 24 November 2023 – 07 Maret 2024 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis kompos batang pisang (15, 20, dan 25 ton/ha) dan faktor kedua adalah dosis pupuk KCl (75, 150, dan 225 kg/ha). Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering, volume akar, panjang dan diameter tongkol, jumlah baris biji, berat biji basah per tanaman, berat biji kering per tanaman, serta berat kering 1000 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dosis rendah kompos batang pisang dengan dosis tinggi pupuk KCl (15 ton/ha + 150 kg/ha), atau dosis tinggi kompos batang pisang dengan dosis rendah pupuk KCl (20 ton/ha + 75 kg/ha), memberikan pertumbuhan dan hasil jagung terbaik pada tanah PMK.
Penganekaragaman Produk Olahan Nenas dan Limbahnya Sebagai Alternatif Peningkatan Ekonomi Keluarga di Desa Semelagi Besar Listiawati, Agustina; Asnawati, Asnawati; Warganda, Warganda; Maulidi, Maulidi; Yulise Vitri Indrawati, Urai Suci
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.3095

Abstract

Tanaman nenas merupakan  komoditas yang ditanam secara turun temurun di sela-sela kebun, dan biasanya  hasil panen nenas tersebut dikonsumsi sendiri ataupun dijual sebagai buah segar. Petani nenas, belum mengetahui tentang diversifikasi produk olahan buah nenas menjadi sirup, selai jams, bola-bola nenas, disertai cara pengemasan dan pelabelan, agar produk dapat disimpan lebih lama dan mudah dikenal. Selain itu, petani nenas juga belum memanfaatkan limbah kulit nenas menjadi Pupuk Organik Cair, yang berguna untuk meningkatkan kesuburan lahan nenas. Tujuan PKM ini adalah mentransfer teknologi pembuatan sirup, selai jams, bola-bola nenas, meningkatkan kemampuan petani untuk membuat Pupuk Organik Cair berbasis limbah nenas. Metode pelaksanaan PKM di Desa Semelagi Besar adalah metode sosialisasi dan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi dari kegiatan. Dari hasil kegiatan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Ibu-ibu  PKK yang dilatih sudah dapat mengadopsi teknik pengolahan buah nenas segar menjadi sirop, jams dan bola-bola nenas. Ibu-ibu PKK di Desa Semelagi Besar  sangat berpotensi untuk dilakukan pembinaan menjadi UMKM, mengingat ketersediaan waktu luang yang banyak dan bahan berupa nenas yang merupakan komoditas setempat.
Pengolahan Limbah Ikan Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan Di Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Asnawati, Asnawati; Listiawati, Agustina; Warganda, Warganda; Maulidi, Maulidi; Yulies Vitri Indrawati, Urai Suci
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.3096

Abstract

Desa Malikian memiliki potensi yang cukup besar dalam memproduksi limbah ikan, dimana selama ini hanya dibuang begitu saja, sehingga cenderung mencemari lingkungan. Sementara itu bagi sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai petani khususnya kelompok Tani Desa Malikian yang membudidayakan tanaman hortikultura, pupuk merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Selama ini para petani tergantung pada penggunaan pupuk kimia untuk menunjang hasil pertanian hortikultura mereka. Berdasarkan analisis situasi ini, maka Tim PKM Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura memberikan solusi dengan inseminasi teknologi pengolahan limbah ikan sebagai potensi yang ada di Desa Malikian, menjadi pupuk organik cair maupun padat, serta cara aplikasinya pada tanaman. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan pembuatan produk, serta monitoring dan evaluasi. Setelah  kegiatan PKM  ini diharapkan  kelompok tani desa Malikian sebagai mitra dapat memanfaatkan limbah ikan yang banyak tersedia disekitar daerah Malikian untuk membuat  pupuk organik. Hasil PKM ini yaitu pembuatan POC dan POP dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan ketersediaan hara makro dan mikro, membuat tanaman lebih sehat, dan meningkatkan produksi lebih optimal.  
Pelatihan Budidaya Anggrek Asal Bibit Kultur Jaringan Dengan Metode Semi Hidroponik Di Pontianak Selatan Listiawati, Agustina; Asnawati, Asnawati; Warganda, Warganda; Maulidi, Maulidi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi Mei- Agustus
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i3.3237

Abstract

Kecamatan Pontianak Selatan adalah daerah perkotaan, sehingga luasan halaman sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Beberapa waktu terakhir Dasawisma RW 006 mulai mengenal dan ingin membudidayakan bibit anggrek hasil kultur jaringan yang dapat dibeli dengan harga yang relatif murah dibanding tanaman anggrek remaja apalagi dewasa. Permasalahan dalam mewujudkan keinginan tersebut adalah pengetahuan dan ketrampilan tentang karakteristik dan budidaya anggrek asal bibit kultur jaringan masih terbatas. Solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat adalah melakukan budidaya secara semi hidroponik. Metode ini relatif mudah dan murah untuk dilakukan karena merupakan penyederhanaan dari system hidroponik, Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan mitra tentang karakteristik beberapa jenis anggrek dan ketrampilan budidaya secara semi hidroponik. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi orientasi lapangan, sosialisasi dan pelatihan teknologi yang didesiminasikan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta yang dilatih mampu mengadopsi teknik budidaya anggrek secara semi hidroponik, dengan tolok ukur peserta sudah dapat menggunakan jenis-jenis media dan nutrisi hidroponik dan dapat menggunakan TDS meter digital untuk mengukur konsentrasi larutan nutrisi.
Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Dan SRI Pada Budidaya Tanaman Padi Di Kecamatan Sungai Kakap Maulidi, Maulidi; Warganda, Warganda; Listiawati, Agustina; Asnawati, Asnawati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 3 (2025): Edisi Juli - September
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i3.6456

Abstract

Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Keuntungan penerapan sistem tanam jajar legowo meliputi hasil panen lebih tinggi dibanding sistem tegel melalui peningkatan populasi tanaman, efisiensi pemupukan, pertumbuhan padi lebih merata, mempermudah pemeliharaan, menekan serangan hama (terutama tikus) dan penyakit. Permasalahan yang dihadapi oleh petani tanaman padi di Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap yaitu minimnya pengetahuan dan keterampilan penerapan sistem tanam padi jajar legowo dan SRI. Teknologi yang diperkenalkan dan diinovasikan ini tidaklah rumit sehingga masyarakat petani tersebut diharapkan dapat menerima inovasi baru dan mengaplikasikannya. Kegiatan PKM bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penerapan sistem tanam jajar legowo dan SRI. Metode pelaksanaan PKM dilakukan untuk mengatasi permasalahan petani adalah metode ceramah dan diskusi, peragaan dan pelatihan serta pendampingan atau bimbingan dan evaluasi dari kegiatan. Hasil PKM menunjukkan bahwa peserta baru mengetahui sistem tanam jajar legowo dan SRI, Desa Punggur Kecil sangat berpotensi dalam pengembangan sistem tanam jajar legowo dan SRI dikarenakan sebagian besar mata pencarian masyarakat adalah petani padi serta masyarakat antusiasme terhadap inovasi teknologi penerapan sistem tanam jajar legowo, SRI, cara pembuatan pupuk dan sistem pembukuan usaha tani.
KARAKTERISTIK KIMIA TANAH GAMBUT YANG DIAMELIORASI DENGAN BIOCHAR TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA TUMBUH BAWANG PUTIH Susana, Rini; Anggorowati, Dini; Zulfita, Dwi; Warganda, Warganda; Nurjani, Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3503

Abstract

Biochar added to peat media will affect changes in soil chemical properties such as an increase in pH, organic C, total N, total P, total K, basic cations such as Ca, Mg, Na, CEC and base saturation. These changes will affect nutrient uptake, growth and yield of garlic. Biochar application  with the right dose needs to be known so that it would be efficient and economical in biochar utilization. The aim of the study was to know the chemical characteristics of peat soil ameliorated with corn cob biochar and to find the effective dose of biochar for growth and yield of garlic.This research was conducted at the experimental field of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. The experiment used a completely randomized design, consisting of 5 treatments, each treatment consisting of 4 replications. The treatments were: b1 = without biochar; b1 = 50 g/polybag; b2=100g/poly bag; b3= 150 g/polybag and b4= 200 g/polybag. The observed variables ware chemical characteristics of the peat media including pH, organic C, total N, C/N, available P, Base saturation, CEC, Ca, Mg, K, Na, Pb, Cd. Other observations were plant dry weight, tuber dry weight, N, P, K, Pb and Cd content in garlic plant tissue. The results showed that the application of biochar did not cause significant changes in pH, C-Organic and Total N, but the addition of biochar doses tended to further increase the levels of P in the soil. The application of biochar increased the available K and Na levels and soil base saturation, but the Ca and Mg levels, available Ca and Mg levels tended to decrease with increasing doses of biochar. The dry weight of garlic plants increased with increasing doses of biochar. The dose of 200 g of biochar was the most effective for the growth and yield of garlic bulbs on peat soil. Keywords: Garlic, Corncob Biochar, Peat INTISARI           Biochar yang ditambahkan pada media gambut akan mempengaruhi perubahan sifat  kimia tanah seperti  peningkatan pH, C organik, N total, P total, K total, kation-kation basa seperti Ca, Mg, Na, KTK dan Kejenuhan Basa. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi serapan hara dan pertumbuhan serta hasil bawang putih. Pemberian dengan dosis yang tepat perlu diketahui agar effisien dan ekonomis dalam pemanfaatan biochar. Tujuan penelitian mengkaji karakteristik kimia tanah gambut yang diameliorasi dengan biochar tongkol jagung dan mencari dosis biochar yang effektif untuk pertumbuhan dan hasil bawang putih. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Percobaab menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 5 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan.Perlakuan tersebut: b1= tanpa biochar; b1 = 50 g/polibag; b2=100 g/polibag; b3= 150 g/polibag dan b4= 200 g/polibag. Variabel pengamatan meliputi perubahan karakteristik kimia media gambut meliputi pH, C organik, N total, C/N, P tersedia, KB, KTK, Ca-tersedia, Mg-tersedia, K tersedia, Na-tersedia, Pb total, Cd total. Pengamatan lainnya adalah berat kering tanaman, berat kering umbi, kandungan  N, P, K, Pb dan Cd pada jaringan tanaman bawang putih. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biochar tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada  pH, C-Organik dan N Total, namun penambahan dosis biochar cenderung semakin meningkatkan kadar  P2O5  pada tanah. Pemberian biochar meningkatkan kadar K dan Na tersedia serta  Kejenuhan Basa tanah, namun kadar Ca dan Mg, kadar Ca dan Mg tersedia cenderung menurun dengan meningkatnya dosis biochar. Berat berat kering tanaman bawang putih meningkat dengan meningkatnya dosis biochar. Dosis 200 g biochar adalah yang paling effektif untuk pertumbuhan dan hasil umbi bawang putih di tanah gambut. Kata Kunci: Bawang Putih,Biochar Tongkol jagung, Gambut