Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Setek Daun Nanas etriadi, etriadi; Warganda, Warganda; Listiawati, Agustina
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Salah satu ZPT yang biasa digunakan untuk merangsang pertumbuhan tunas pada setek daun nanas adalah Benzil Adeno Purin (BAP) dari golongan sitokinin. Penelitian ini bertujuan mencari konsentrasi sitokinin untuk pertumbuhan setek daun nanas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 taraf perlakuan Sitokinin dan setiap perlakuan ada 4 ulangan, setiap ulangan ada 5 sampel, sehingga terdapat 6 x 4 x 5 = 120 unit percobaan. Adapun perlakuan sitokinin  tersebut terdiri dari : s0 = tanpa pemberian sitokinin, s1 = 0,2 mg/l, s2 = 0,3 mg/l, s3 = 0,4 mg/l, s4 = 0,5 mg/l, s5 = 0,6 mg/l. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah waktu terbentuknya tunas (hari), persentase terbentuknya tunas (%), tinggi tunas (cm), jumlah tunas (tunas), jumlah daun (helai). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian berbagai konsentrasi sitokinin berpengaruh tidak nyata terhadap waktu terbentuknya tunas, tinggi tunas, jumlah tunas dan jumlah daun.
THE EFFECT OF CITOCININE CONCENTRATION ON THE GROWTH OF PINEAPPLE LEAF CUTTINGS etriadi, etriadi; Warganda, Warganda; Listiawati, Agustina
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plant Growth Regulator (PGR) are non-nutrient organic compounds, which in small amounts can support, inhibit and can change the physiological processes of plants. On the PGR bosa used to stimulate shoot growth in pineapple leaf cutting is benzyl adeno purine (BAP) from the cytokines group. This study aims to find the concentration of cytokines for the growth of pineapple leaf cuttings. The design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with 6 levels of Cytokinin treatment and each treatment had 4 replications, each replication had 5 samples, so there were 6 x 4 x 5 = 120 units of experiment. The treatment of cytokines consists of: s0 = without the administration of cytokines, s1 = 0.2 mg / l, s2 = 0.3 mg / l, s3 = 0.4 mg / l, s4 = 0.5 mg / l, s5 = 0.6 mg / l. The variables observed in this study were the time of formation of shoots (days), the percentage of shoot formation (%), shoot height (cm), number of shoots (shoots), number of leaves (strands). The results showed that the various cytokines concentration had non significant effect on the time of bud formation, shoot height, number of shoots and number of leaves. 
PENGARUH BOKASI LIMBAH NANAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBAS DI TANAH ALLUVIAL AZIMA, RIZMA; Warganda, Warganda; Rohayeti, Yeti
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 2: Agustus 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rizma Azima(1), Warganda(2), Yeti Rohayeti(2) (1)Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis bokasi limbah nanas yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman gambas di tanah alluvial. Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 26 November 2014 sampai dengan 11 Januari 2015 di kebun Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri enam perlakuan dan lima ulangan.Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman sampel.Perlakuan yang diberikan yaitu : (bo) 11% bahan organik tanah, tanpa pemberianbokasi limbah nanas, (b1)15% bahan organik setara dengan 326 gbokasi limbah nanas/polybag, (b2)20% bahan organik setara dengan 853 gbokasi limbahnanas/polybag,(b3)25% bahan organik setara dengan 1379 gbokasi limbah nanas/polybag, (b4) 30% bahan organik setara dengan 1906 gbokasi limbah nanas/polybag dan (b5) 35% bahan organik setara dengan 2432 gbokasi limbah nanas/polybag. Variabel yang diamati dalam penelitian adalahvolume akar (cm3),berat kering tanaman (g), jumlah buah per tanaman (buah), berat buah per tanaman (kg), diameter buah (cm), dan panjang buah (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokasi limbahnanasdengan kandungan20% bahan organik setara dengan 853 g/polybag sudah dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman gambas di tanah alluvial. Kata kunci :bokasi limbah nanas, tanah alluvial, tanaman gambas
PENGARUH KOMPOS SOLID KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING DI PEMBIBITAN AWAL Mustawa, Muhammad Huda; Susana, Rini; warganda, warganda
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1: April 2014
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik pemberian kompos solid kelapa sawit terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tanah Podsolik Merah Kuning di pembibitan awal. Penelitian dilaksanakan di Kota Pontianak, terhitung mulai bulan Juni sampai September 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 4 sampel tanaman, sehingga jumlah seluruhnya 80 tanaman. Perlakuan tersebut adalah 15% bahan organik atau setara dengan 180 g kompos solid kelapa sawit/polibag, 30% bahan organik atau setara dengan 360 g kompos solid kelapa sawit/polibag, 45% bahan organik atau setara dengan 540 g kompos solid kelapa sawit/polibag, dan 60% bahan organik atau setara dengan 710 g kompos solid kelapa sawit/polibag. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah indeks luas daun, laju pertumbuhan relatif, tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman. Pemberian kompos solid kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap indeks luas daun periode pertama (diantara bulan ke-1 dan bulan ke-2) serta laju pertumbuhan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos solid kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap indeks luas daun periode kedua (diantara bulan ke-2 dan bulan ke- 3), tinggi tanaman, volume akar, dan berat kering tanaman. Pemberian kompos solid kelapa sawit pada taraf 45% bahan organik atau setara dengan 540 g kompos solid kelapa sawit/polybag memberikan pertumbuhan yang terbaik pada bibit kelapa sawit. Kata kunci : Bibit kelapa sawit, kompos solid kelapa sawit, pembibitan awal, podsolik merah kuning.
Substitusi Pupuk Anorganik Dengan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Rawit Pada Lahan Aluvial NYANGKO, ALDIANUS; WARGANDA, WARGANDA; ZULFITA, DWI
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Substitusi Pupuk Anorganik Dengan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Rawit Pada Lahan Aluvial Aldianus Nyangko(1), Warganda(2), Dwi Zulfita(3) (1)Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Abstrak Penelitian ini membahas tentang  penggunaan substitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik   terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit pada lahan aluvial. Lokasi penelitian dilaksanakan di kebun BP3K Mandor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana substitusi antara pupuk anorganik dengan pupuk organik pada lahan aluvial. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6 perlakuan substitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik, yaitu p1 = 10kg = 100% pupuk organik, p2 = 8kg+1,25g = 80% pupuk organik + 20% anorganik, p3 = 6kg + 2,5g = 60% pupuk organik + 40% pupuk anorganik, p4 = 4kg+3,75g = 40% pupuk organik  + 60% pupuk anorganik, p5 = 2kg+5g = 20% pupuk organik + 80% pupuk anorganik, p6 = 6,25g = 100% pupuk anorganik. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, dan setiap satuan percobaan terdiri dari 5 sampel tanaman. Variabel pada penelitian ini yaitu volume akar, berat kering tanaman, tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa substitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit dan pada penelitian ini tidak ditemukan perlakuan substitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang terbaik,tetapi perlakuan yang efektif untuk hasil cabai rawit yang ideal dihasilkan oleh tanaman cabai rawit dengan pemberian 60% pupuk kotoran ayam dan 40% NPK mutiara. Kata kunci:  Aluvial, cabai rawit, pupuk organik, substitusi pupuk anorganik
PENGARUH PEMBERIAN BOKASI AMPAS TEBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU PADA TANAH ALUVIAL Hermanus, Hermanus; Warganda, Warganda; Abdurrahman, Tatang
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.636 KB)

Abstract

ABSTRAKPengembangan budidaya tanaman terung di Kalimantan Barat masih belum begitu luas karena tanaman terung umumnya hanya diusahakan sebagai tanaman sampingan dengan cara bercocok tanam yang belum intensif. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah aluvial agar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah dengan memberikan bahan organik bokasi ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bokasi ampas tebu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung  pada tanah aluvial dan dosis  bokasi ampas tebu yang terbaik untuk  pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Parit Haji Husin 2. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari satu faktor yaitu bokasi ampas tebu dengan 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Setiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman sampel, dengan jumlah total keseluruhan sampel 120 tanaman. perlakuan yang digunakan adalah k1 = 10 ton/ha, k2= 15 ton/ha, k3 = 20 ton/ha, k4 = 25 ton/ha, k5= 30 ton/ha, k6= 35 ton/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman 3 MST dan 5 MST (cm), volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), jumlah buah pertanaman (buah), panjang buah pertanaman (cm), berat buah pertanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokasi ampas tebu memberikan pertumbuhan yang baik terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman 3 MST, 5 MST, jumlah buah pertanaman, dan panjang buah tanaman terung ungu pada tanah aluvial. Pemberian bokasi ampas tebu 20 ton/ha memberikan hasil yang efektif pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung unguKata kunci: Bokasi Ampas Tebu, Tanah Aluvial, Terung Ungu 
PENGARUH MEDIA TUMBUH TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN KARET OKULASI STUMP MATA TIDUR Kristoforus, Abdias; Rahayuni, Tri; Warganda, Warganda
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media tumbuh yang baik bagi pertumbuhan bibit karet okulasi stump mata tidur. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kedukul Kec. Mukok Kab.Sanggau. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dari tanggal 13 Maret 2011 sampai dengan 9 Juli 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan media tumbuh dengan 5 kali ulangan dan terdiri dari 3 tanaman sampel, sehingga jumlah seluruhnya 60 tanaman. Perlakuan media tumbuh yang digunakan dalam penelitian ini yaitu m1 = media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi tankos, m2 = media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi sekam padi, m3 = media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi pakis merah dan m4 = media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi keladi. Variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase bibit hidup okulasi karet, tinggi okulasi karet, diameter batang okulasi karet, jumlah anak daun okulasi karet dan jumlah akar lateral okulasi karet Hasil penelitian perlakuan media tumbuh berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan persentase bibit hidup dan diameter tunas okulasi, sedangkan variabel tinggi tunas okulasi, jumlah anak daun dan jumlah akar lateral berpengaruh tidak nyata. Hasil yang terbaik yaitu pada media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi sekam padi untuk variebel pengamatan persentase bibit hidup dan media tumbuh campuran tanah PMK dengan bokashi keladi untuk variebel pengamatan diameter okulasi karet.
KEBERHASILAN SAMBUNG MINI TANAMAN DURIAN PADA BERBAGAI VARIETAS BATANG ATAS Fitriady, Teddy Akbar; Listiawati, Agustina; Warganda, Warganda
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 9, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambung mini merupakan proses perbanyakan tanaman dengan cara sambung pucuk yang dilakukan lebih awal pada batang bawah yang masih sangat muda. Setiap varietas yang digunakan sebagai batang atas tentunya memiliki sifat, karakteristik dan tanggapan yang berbeda karena perbedaan genetik yang dimiliki antar varietas terhadap keberhasilan penyambungan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mencari varietas unggul yang terbaik sebagai batang atas terhadap tingkat keberhasilan sambung mini. Penelitian dilaksanakan di rumah pembibitan milik Rumah Kompos Pendidikan Untan (RKPU), Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Persiapan penelitian dimulai pada Februari 2019 untuk penyediaan batang bawah yang berasal dari biji durian lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019 hingga 5 Juli 2019. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu : v1 = varietas Montong (kontrol), v2 = varietas Sunan, v3 = varietas Raja Mabah, v4 = varietas Aspar dan v5 = varietas Torong. Masing-masing perlakuan diulangsebanyak 5 kali dan setiap ulangan terdapat 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati adalah persentase keberhasilan sambungan (%), pertambahan panjang batang atas (cm), diameter batang atas (cm), jumlah tunas (tunas), panjang tunas (cm) dan jumlah daun (helai). Apabila hasil analisis berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan uji Dunnett, yaitu uji yang sangat cocok untuk pengujian mutu, salah satunya adalah mutu varietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Raja Mabah menghasilkan tingkat keberhasilan sambung mini yang terbaik terhadap persentase keberhasilan sambungan dan diameter batang atas.Kata Kunci : durian, sambung mini, varietas
THE EFFECT OF CHICKEN MANURE AND Potassium chloride ON THE GROWTH AND YIELD Abelmoschus esculentus of ALLUVIAL SRIDEVI, GITA; SURACHMAN, SURACHMAN; warganda, warganda
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to determine the interaction between the use of organic chicken manure and Potassium chloride fertilizer which is better for growth and yield of Abelmoschus esculentus in alluvial soil. This research was conducted on November 20, to 2018 until January 23, to 2018 in Parit Lintang Village, Salatiga District, Sambas. This study used a Factorial experiment with a Randomized Block Design (RBD) which consists of 2 factors. The first factor of the doses used of manure chicken: a1 = gived chicken manure 5 ton / ha equivalent to 2.5 kg / plot, a2 = gived fertilizer chicken manure 10 ton / ha is equivalent to 4.5 kg / plot, a3 = giving chicken manure 15 ton / ha is equivalent to 6.5 kg / plot. The second factor of  the doses Potassium chloride fertilizer:  b1 = 100 kg / plot is equivalent to 87.5 g / plot, b2 = 150 kg / plot equals 131.3 g / plot, b3 = 200 kg / plot equals 333.33 g / plot. There were 9 combinations of treatment  in this study, each treatment was repeated 3 times and each treatment consisted of 3 plant samples so that there were 27 experimental unit. The variables observed in this study include the leaf area (cm2), root volume (cm3), shoot up dry weight (g), root dry weight (g), number of fruit (g), weight of fruit (g), weight of fruit layout (g). The results showed that the treatment of chicken manure application and Potassium chloride fertilizer could increase the growth and yield of Abelmoschus esculentus plants in alluvial soil. Further, there was no interaction between the two treatment of chicken manure and Potassium chloride fertilizer. Chicken manure at 15 ton / ha treatment equivalent to 6.5 kg / plot and Potassium chloride fertilizer at 200 kg / plot treatment equivalent to 333.33 g / plot gave the highest yield.     Keywords: Alluvial, Chicken Manure, Potassium chlorida , Abelmoschus esculentus 
PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI BENZYL AMINO PURIN DAN PANJANG ENTRIS TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN pranita, rizky ananda; Warganda, Warganda; Mustamir, Elly
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK               Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi konsentrasi Benzyl Amino Purin (BAP) dan panjang entris terhadap keberhasilan sambung pucuk durian. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 30 November 2018 – 26 Februari 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan dengan metode Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial. Faktor pertama yaitu konsentrasi BAP  yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu b1 = 100 ppm, b2 = 200 ppm, b3=300 ppm. Faktor kedua yaitu panjang entris yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu p1= 7,5 cm, p2= 10 cm, p3=12,5 cm. setiap perlakuan ada 3 ulangan dan tiap perlakuan terdiri dari 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati adalah: Persentase Sambung Hidup (%), Kecepatan Tumbuh Tunas (hr), Jumlah Tunas (tunas), Pertambahan Diameter Batang Atas (mm), dan Jumlah Daun (helai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara BAP dan panjang entris terhadap semua variabel pengamatan. Perlakuan BAP berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan persentase sambung hidup, kecepatan tumbuh tunas, pertambahan diameter batang atas, dan jumlah daun namun berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pengamatan jumlah tunas. Sedangkan perlakuan  panjang entris berpengaruh nyata terhadap persentase sambung hidup dan berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan tumbuh tunas, jumlah tunas, pertambahan diameter batang atas, dan jumlah daun. Perlakuan BAP (100 ppm) memberikan rerata tertinggi untuk persentase sambung hidup, 63,89 %, kecepatan tumbuh tunas 21,29 hr, dan jumlah daun 7,07 helai, sedangkan perlakuan panjang entris memberikan rerata tertinggi untuk persentase sambung hidup yaitu 52,77 %. Kata Kunci: BAP, durian, panjang entrisÂ