Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERDISKUSI, MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DAN PENDIDIKAN SASTRA INDONESIA FKIP UM SUMBAR Yuhelmi Yuhelmi
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/diklatreview.v6i2.1084

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran diskusi dan meningkatkan keterampilan diskusi Mahasiswa FKIP UM Sumbar melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray. Model pembelajaran Two Stay Two Stray dipilih karena dapat memacu dan mendorong mahasiswa untuk aktif berbicara menyampaikan ide/gagasan dalam kegiatan berdiskusi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FKIP UM Sumbar. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan masih rendahnya keterampilan mahasiswa dalam kegiatan diskusi, mahasiswa cenderung malu dan kurang berani dan percaya diri dalam mengungkapkan gagasan, ide, pikiran, sanggahan, maupun persetujuan pada saat berdiskusi dan kurang bervariasinya penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan diskusi. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan, wawancara, tes keterampilan berdiskusi mahasiswa dan catatan lapangan. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas (demokratik, proses, dialogik, hasil dan reliabilitas) dengan menyajikan data asli berupa catatan lapangan, transkrip wawancara, lembar observasi dan lembar penilaian diskusi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu persentase ketercapaian indikator keterampilan diskusi mengalami peningkatan pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata mahasiswa dalam berdiskusi sebelum adanya implementasi tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama tiga siklus, kemampuan rata-rata mahasiswa dalam berdiskusi menjadi berkategori baik sekali. Hasil penelitian menunjukkan: (1) secara proses, pembelajaran diskusi mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum implementasi tindakan, mahasiswa masih belum aktif melakukan diskusi dan belum mampu bekerjasama dengan baik pada saat berdiskusi. Setelah implementasi tindakan, mahasiswa menjadi aktif dan mampu bekerjasama dengan baik pada saat berdiskusi; (2) secara produk, mahasiswa dalam berdiskusi pada saat pratindakan dengan skor rata-rata 7,31 dan pada akhir pelaksanaan tindakan yakni siklus III menjadi 20,90. Kemampuan mahasiswa dalam berdiskusi mengalami peningkatan sebesar 13,59.