Pubertas merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan munculnya karakteristik seksual sekunder dan kemampuan reproduksi seksual. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seksual sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya. Berbagai teori dikemukakan tentang awitan pubertas akan tetapi belum ada kesepakatan tentang faktor-faktor yang menginisiasi pubertas. Faktor nutrisi merupakan salah salah satu faktor yang diyakini berperan penting dalam perkembangan seksual sekunder. Nutrisi memainkan peran kritis pada pertemuan dari faktor biologi dan asuhan yang memediasi perkembangan dan pertumbuhan. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini sejumlah 233 siswa SMA sekarisidenan surakarta. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney 2 sampel independen menunjukkan ada perbedaan antara rata-rata usia perkembangan seksualitas sekunder siswa SMA laki-laki maupun perempuan yang hidup di pedesaan dan perkotaan dengan nilai signifikannya masing-masing 0,001 dan 0,000. Perkembangan seksualitas sekunder pada siswa SMA laki-laki dan perempuan di perkotaan lebih dini dibanding dengan yang di pedesaan. Siswa laki-laki yang hidup diperkotaan dengan mengkonsumsi pizza dan soda memiliki pengaruh terhadap perkembangan seksualitas sekunder dengan nilai signifikannya 0,034. Sedangkan siswi perempuan diperkotaan yang mengkonsumsi daging memiliki pengaruh terhadap perkembangan seksualitas sekunder dengan nilai signifikannya 0,000. Dari penelitian disimpulkan ada pengaruh konsumsi makanan terhadap perkembangan seksualitas sekunderKata kunci : pola makanan, perkembangan seksualitas sekunder.